Jadilah Lelaki Perkasa, Seperkasa Kuda Putih

Monday, November 29, 2010

Tante Anna Yang Kesepian

Pembaca
yang
budiman,
perkenalkan
namaku
Bobby …
aku
akan
menceritakan
kisah
nyata
yang
terjadi
pada diriku beberapa waktu
yang lalu. Cerita panas dan
dewasa ini diawali ketika aku
masuk menjadi mahasiswa salah
satu sekolah tinggi komputer
yang ada di Bandung. Pada saat
itu tahun 1994, aku pindah dari
Jakarta Barat yang panas ke kota
dingin Bandung dan tinggal di
daerah perumahan yang dulu
pernah ditinggali kedua orang
tuaku. Dan sekarang ini karena
orang tuaku telah pindah dinas,
aku hanya tinggal bersama
seorang pembantuku.
Beranjak dari kehidupan
dewasaku yang jauh dari kedua
orang tua, aku mulai terbiasa
dengan kehidupan bertetangga.
Salagh satu tetangga dekatku
adalah tante Ana, seorang wanita
sexy beranak satu yang
suaminya jarang di rumah
karena kesibukan bisnis. Usianya
kira-kira 32 tahun, namun
badannya terlihat sangat mulus
dan sexy seperti gadis umur 17
tahunan.
Satu tahun sudah aku tinggal, di
akhir tahun 1995 aku mulai
merasakan gejolak nafsu yang
amat sangat terhadap wanita.
Pada suatu malam aku mulai
merasa ingin sekali bermain/
bertamu ke rumah tante Anna
namun aku selalu tidak berani
dan merasa takut kalau nanti
suaminya akan datang dan aku
akan dikomentari tidak baik.
Bulan itu adalah bulan Januari
1996, usiaku pada saat itu baru
19 tahun dan tepat pada bulan
Januari tanggal 20 aku genap 20
tahun. Di sini aku mengkisahkan
hal sangat nyata yang terjadi
dalam diriku. Malam itu malam
Jum’at, cuaca sangat tidak
mendukung dan tiba-tiba hujan
sangat deras dengan diikuti
angin kencang.
Aku sangat sedih dengan
kesendirianku, karena malam ini
adalah malam kelahiranku. Aku
duduk-duduk seorang diri sambil
menghisap rokok kesukaanku,
namun malam semakin tidak
mendukung karena cuacanya.
Aku berusaha mencari kesibukan
dengan membaca-baca buku
pelajaran, tiba-tiba aku
dikejutkan dengan bunyi pagar
samping yang khas, seorang
wanita menghampiriku yang
ternyata adalah tetangga
sebelahku (Tante Anna).
“Ada apa tante?” aku mulai
bertanya.
“ Bob, (namaku) tolong dong
pasangin lampu kamar saya di
rumah,”
Ternyata lampu kamar tante
Anna putus dan aku disuruh
memasangkannya. Lalu aku
mengikutinya dari belakang
menuju rumahnya melalui pintu
belakang. Di saat aku
mengikutinya aku sempat
terangsang dengan sentuhannya
pada saat memasuki pintu
belakang, karena ternyata dia
tidak menggunakan bra dan aku
sempat gemetar.
Sementara ini aku
berkonsentrasi dengan
permintaanya agar aku
memasangkan lampu di dalam
kamarnya. Setelah selesai
kukerjakan, cepat-cepat aku
keluar kamarnya dan berusaha
tenang, kemudian aku diminta
untuk duduk dulu minum kopi
karena kopinya sudah
disuguhkan. Aku duduk sambil
melihat tayangan TV dan aku
lihat anaknya yang baru satu
sedang tidur pulas di depan TV.
Kemudian tidak berapa lama
baru anaknya dipindahkan ke
kamar. Sekarang tinggal aku dan
tante Anna berdua di ruangan
tengah.
Waktu sudah menunjukkan
pukul 22.30 dan aku minta izin
untuk pulang namun aku
dicegah, ia memintaku
menemaninya ngobrol. Lama
kelamaan aku mulai mengantuk
dan dimintanya aku untuk
rebahan dan diambilkannya
bantal dan aku menurut saja. Ia
bercerita bahwa tadi ada telepon
dari temannya, katanya ia
ditakut-takuti karena sekarang
malam Jum’at ada hantu kalau
sendirian di rumah.
Asyik juga lama-lama acara
mengobrolnya hingga tanpa
kusadari tante Anna mulai
mendekatiku dan meletakkan
kepalanya di paha sebelah kiriku,
karena aku rebahan agak di
belakang dari tante Anna.
Perasaanku mulai tak karuan,
jantungku berdebar sangat keras
serta sekujur tubuhku dingin.
Karena baru pertama kali ini aku
diperlakukan seperti itu (aku
masih perjaka). Tiba-tiba tangan
tante Anna mulai bergerak
menuju selangkanganku, dan
meremasnya kemudian
mengusapnya. Saat itu aku
memakai celana pendek
berbahan lemas.
“Hei, Bob!, ini kamu kok
bangun?” tanya tante Anna.
Saat itu aku sangat malu dan
tidak bisa berkata-kata lagi.
Kemudian Tante mematikan
lampu dan memintaku pindah ke
kamarnya dengan menarikku ke
atas tempat tidur. Pikiranku
sangat kacau dan sangat gugup
saat tiba-tiba aku dipeluk dan
ditindih kemudian diciumi.
Hingga pada saat bibirku
dikulumnya aku mulai panas dan
terangsang amat sangat.
Lama aku dibuatnya terlena
dalam kemelut yang dibuatnya.
Hingga tante itu mulai menuruni
lekuk tubuhku sampai pada
selangkanganku dan membuka
celanaku. Sesaat kemudian
seluruh pakaianku sudah
terlepas dan apa yang terjadi
ternyata penisku dimasukkan ke
mulutnya. Aku merasa sangat
tegang dan memang baru
pertama kali aku mengalami hal
seperti ini. Dengan lembut dan
penuh penghayatan, penisku
dipegangnya, kadang dijilatnya
kadang dihisapnya namun juga
kadang digigitnya hingga
sampai pada buah zakarku juga
di kulumnya.
“Bob, jangan keluar dulu ya?”
ujarnya dengan mulutnya yang
tertutup oleh penisku.
“ Akh.. Mmnyamm”
Aku sudah dapat membaca
bahwa tante sangat haus akan
sex. Seperti orang yang lama
tidak bersetubuh hingga dengan
ganasnya aku mulai ditindihnya
dan aku mulai merespons.
Dengan naluri rangsangan, aku
dorong Tante Anna kemudian
aku buka pakaiannya secara
perlahan sambil menciuminya,
kemudian kulumat teteknya
yang tidak begitu besar namun
masih kencang. Aku hisap dan
kumain-mainkan lidahku di
sekitar puting susunya, Tante
Anna mulai terangsang sambil
menggeliat-geliat dan menekan
kepalaku agar aku lebih keras
lagi menghisapnya.
Lama aku bermain di sekitar
payudaranya sampai akhirnya
aku disuruh menjilat bagian
yang sensitif di antara
selangkangannya. Aku mulai
sedikit mengerti. Dengan dibantu
tangannya, aku mengerti yang
mana yang harus aku jilat dan
kulumat. Hingga pada akhirnya
aku ditariknya kembali ke atas
sampai aku menindihnya dan
dadaku menekan toketnya yang
semakin agak keras. Lalu aku
didorong ke sampingnya dan
aku mulai ditindihnya kembali
namun sekarang tante Anna
memegang penisku yang
semakin keras kemudian dengan
perlahan tante Anna
membimbingnya memasuki liang
kenikmatannya.
Posisi tante Anna berada di atas
seperti orang naik kuda,
menggoyang-goyangkan
pinggulnya dan kadang menaik
turunkan bokongnya. Lama
sekali dia bertahan pada posisi
itu, hingga akhirnya Tante
menjerit kecil menahan sesuatu
namun sambil mencengkeram
bahuku..
“Akhh, Bob, saaya keluar nih,
ahh.. Ahh.. Ohh.. Bob kamu belum
keluar ya?”
Kemudian aku membalikkan
tubuhnya dan sekarang aku
ganti berada di atasnya dengan
penisku masih menancap di liang
kenikmatan itu. Aku mulai
menyerang, dan sekarang aku
mengeluarmasukkan penisku.
Lalu aku mengambil posisi duduk
di antara selangkangannya
sambil mengocoknya. Suara
yang keluar dari mulut Tante
Anna membuatku sangat
terangsang.
“Bob, yang keras dong, lebih
cepat kamu kocoknya,” kata
tante sambil memegang kedua
tanganku. Aku merasa belum
akan sampai, tapi tiba-tiba tante
Anna mulai menggeliat-geliat
sangat kasar hingga aku
dipeluknya.
“ Bob, ah.. Saya mau keluar lagii.
Bob.. Ahh.. Ohh Bob”
Lalu aku disuruhnya mencabut
penisku dan tante Anna keluar
menuju kamar mandi. Tidak
berapa lama dia kembali dan
membawa kain basah lalu
mengusapkannya di penisku
yang mulai lengket. Kemudian,
tante Anna mulai menaiki
tubuhku kembali dan
memasukkan penisku ke
vaginanya yang ternyata sudah
kering. Ia memulai dengan
gerakan lambat dengan
menggoyangkan pinggulnya
maju mundur dan aku kemudian
diminta berposisi di atas.
Sekarang aku yang mencoba
memasukkan penisku ke dalam
vaginanya dan mulai bereaksi
namun sangat seret dan terasa
penisku dijepitnya. Aku mencoba
memasukkannya lebih dalam
dan menekan penisku agar lebih
masuk kemudian aku mencoba
dengan perlahan kugerakkan
maju mundur diiringi goyangan
pinggul Tante Anna, sesekali
kedua pahanya mengapit rapat.
Lama aku mulai merasakan
terangsang. Dengan mengulum
toketnya aku mulai bereaksi dan
aku mulai merasa ingin keluar.
Akhirnya aku keluar dengan
diiringi jeritan kecil tante Anna
yang ternyata juga keluar
bersamaan sampai aku tak bisa
menahan diri. Kemudian aku
langsung dipeluknya erat-erat
dan tidak boleh mencabut
penisku sampai aku tertidur.
Terdengar suara samar-samar
dari kejauhan, orang sudah
ramai di luar seperti tukang roti
dan lainnya. Aku terbangun dan
kulihat tak ada seorangpun di
sampingku dengan pintu kamar
masih tertutup rapat dan
hordeng jendela masih tertutup.
Aku sempat kaget dan kulihat
diriku dalam keadaan tanpa
sehelai benang pun yang
menempel di kulitku. Aku
berusaha mencari pakaianku
yang tadi malam dilempar ke sisi
spring bed Tante Anna. Tak
berapa lama kemudian Tante
Anna membuka pintu dan masuk
kembali ke kamar.
“Bobby! Kamu sudah bangun?”
“Ya..” jawabku sambil melihat
seluruh tubuh Tante Anna yang
ternyata baru selesai mandi
dengan hanya menggunakan
handuk.
Handuk itu hanya menutupi
sebatas toketnya dan pangkal
pahanya yang putih
merangsang. Lalu aku duduk di
pinggir tempat tidur sambil
memandangi pemandangan
yang indah itu. Tiba-tiba saja
penisku yang sudah loyo
bangun kembali, namun
kuurungkan niatku untuk
bermain di pagi hari. Dengan
cepat aku keluar dari kamar
menuju kamar mandi.
Selesai dari kamar mandi aku
masuk kembali ke kamar tidur
untuk minta handuk, tapi
ternyata yang kulihat di dalam
kamar, Tante Anna belum juga
berpakaian sementara handuk
yang melekat di tubuhnya sudah
tidak ada. Aku pandangi terus
tubuh tanpa busana itu, lalu aku
mendekatinya dan sempat
kucium bahunya, namun dengan
gerakan yang cepat sekali aku
didorongnya ke atas tempat
tidur oleh tante Anna dan tanpa
basa basi lagi dikulumnya lagi
penisku hingga basah oleh
liurnya.
Pagi ini ternyata aku sudah mulai
on kembali oleh kuluman,
hisapan, dan belaian tante Anna
pada penisku. Lalu aku
dimintanya berdiri dan melumat
toketnya yang sudah agak
mengeras pada putingnya yang
berwarna agak kemerahan.
Kujilat, kuhisap kadang kuremas
pada toket yang satunya.
Kembali aku didorong dan
ditindihnya lalu.. Bless.. Slepp..
Ternyata penisku sudah
digiringnya masuk kembali ke
liang kenikmatannya. Dengan
agresif dan penuh nafsu,
digoyangkannya maju mundur
pantat Tante Anna hingga aku
pun mengiringinya dari bawah,
sambil kuremas-remas kedua
toketnya dengan kedua
tanganku.
“Ah.. Aah.. Ahh.. Ohh, Booby saya
puaas ssekalii. Bob, saya mau..
Keeluaar.. Ahhohh..”
Lalu Tante Anna mencabut
penisku dari memeknya dan
membersihkannya dengan kain
di sekitar, kemudian aku dengan
ganasnya memasukkan kembali
senjataku lalu kugoyang-
goyangkan lalu kutekan kembali
hingga Tante Anna menjerit
kecil..
“Aahh.. Oohh, Bobb.. Mentok nih?
Terus bob tekan punya kamu, oh
Bob!”
Lama sekali aku memainkan
Tante Anna, kemudian aku
mencoba kembali dengan posisi
Doggy Style. Tante Anna sambil
membungkukkan badannya di
atas kasur kucoba untuk
memasukkan penisku dan Blees..
Slepp..
“Ahh, Bobb.. Terus Bob, Masukin
sampai dalam, oh Bobb.. Yang
kasar Bob”
Lalu dengan cepat aku memaju
mundurkan pantatku hingga aku
sudah tidak tahan lagi. Dan
kemudian aku sudah sampai
pada dimana kenikmatan itu
terasa sampai ujung rambut. Dan
cairan yang kukeluarkan tidak
kubuang keluar.
Setelah selesai, aku mulai merasa
letih dan sangat lapar. Aku
mencoba beristirahat sebentar,
kutatap langit-langit yang ada di
kamar itu. Kuatur nafasku
perlahan dan kupeluk kembali
Tante Anna, kuusap-usap
toketnya lalu aku mencoba
menghisap-hisap pelan hingga
sampai kumain-mainkan dengan
tanganku.
“Bob, udah ah, nanti lagi”.
Lalu aku lepaskan tanganku dan
aku langsung bangun menuju
kamar mandi. Pukul 07.15 aku
sudah rapi, lalu aku minta izin
untuk pulang. Setelah itu aku
mulai dengan pekerjaanku di
rumah. Di dalam rumah aku
sempat berfikir tentang apa
yang telah terjadi semalam
dengan Tante Anna.
Malam pun tiba, aku seperti biasa
ada di rumah sambil
menyaksikan tontonan TV. Tiba-
tiba pintu samping ada yang
mengetuk dan kubuka, ternyata
Tante Anna membawa makanan
buatku. Dengan senyumnya aku
ditawari makan lalu aku
diciumnya, namun tangan tante
Anna kembali menggerayangi
penisku. Aku terangsang tapi
niatku untuk bersetubuh lagi
dengannya tertunda karena aku
ada janji dengan teman.

No comments:

Post a Comment

Sungguh Puaskah Istri Anda ?