Namaku budi, pria 23 tahun. Aku
punya pengalaman yang dapat
saya bagikan kepada seluruh
pembaca situs 17tahun ini,
sebenarnya saya sedikit malu,
namun untuk pembaca sekalian
akan saya ceritakan namun
dengan nama-nama samaran.
Awal kejadiannya adalah bulan
desember 2001 kemaren. Saya
adalah mahasiswa pts di kota
Yogya, karena terdesak dengan
banyaknya kebutuhan hidup
maka setiap sore sampai malam
saya bekerja sebagai tukang
ojek di daerah terminal. Seperti
biasanya-hari itu adalah senin
malam- sekitar jam 19.00 wib
saya masih nongkrong di pos
ojek menunggu penumpang.
Malam itu sepi karena banyak
teman yang tidak berangkat
mungkin disebabkab sejak jam 5
sore tadi hujan mengguyur kota
ini. Hanya kami bertiga yang
masih bertengger di pos ojek
sambil main kartu untuk
membunuh waktu.
Saat itu aku sudah jenuh, dan
aku kalah mainnya, aturannya
yang menang akan menarik
penumpang duluan. Setelah
kelewat sepuluh menit kami
main kartu, dari arah magelang
datang sebuah bus malam yang
menurunkan banyak
penumpang. Ada dua orang
yang datang ke arah kami dan
tentulah mereka adalah
penumpang. Sejurus kemudian
kedua temanku sudah
meninggalkan aku sendirian di
pos. Yaah aku tidak dapat duit
nih hari ini. Kemudian aku
putuskan untuk pulang saja
karena memang hujan tidak
bersahabat, tentu para
penumpang lebih suka naik taksi
yang lebih nyaman. Saat aku
starter motor aku lihat seorang
perempuan muda 30-an tahun
mungkin tengah menunggu taksi
ataupun hujan reda. Kemudian
saat aku lewat didepannya aku
menawarkan tumpangan.
"ojek mbak?"
perempuan itu tampak ragu2.
lantas melihat ke arahku.
"ke jetis berapa?"
"tujuh ribu mbak!" tak kusangka
Mbak itu mau juga aku tawarin.
"mm baiklah, ada jas hujannya
tho?"
"iya mbak, tapi cuma satu, nanti
dibelakang khan nggak kena
hujan" kataku meyakinkannya,
padahal dia sudah basah kuyup
oleh hujan. tubuhnya yang
aduhai cukup terlihat dengan
seksi, wah aku yang beruntung
nih dibandingkan teman-
temanku tadi.
Dibawah hujan rintik,
perempuan ini ada dibelakangku,
aku sempat berpikir bila dia
bukan penumpangku, wah pasti
udah kugoda nih, tiba-tiba dia
merapatkan dadanya
dipunggungku.
"siapa namamu?"
"budi" jawabku sambil bertanya
juga siapa namanya, dan
ternyata dia bernama dewi. tak
terasa ternyata sudah sampai
didepan rumahnya.
"kamu mampir dulu, Bud, ntar
Mbak buatkan kopi penghangat
tubuh, sambil nunggu hujan
reda" kata dewi
"makasih mbak, baiklah!" kataku
sambil berpikir betapa
beruntungnya aku. aku masuk
rumah mengikuti dewi dan
duduk di bangku kayu.
"nih handuknya, dan diminum
kopinya yaa" dewi melirik
kearahku yang basah kuyup.
kulihat tubuhnya hanya dibalut
baju piyama dan rambutnya
masih diikat dengan handuk.
dadanya terlihat menonjol besar
sekali, wah pasti enak nih, aku
meliriknya. beberapa manit
kemudian muncul seorang
perempuan lagi sambil
menggendong seorang anak
yang katanya berumur 13 bulan,
dan mengenalkan diri sebagai
Ina, adik dewi. bayi dalam
gendongannya sudah tertidur,
dan Ina pamitan menidurkan
anaknya.
"Kamu nginap disini saja, Bud,
hujan malah tambah deras" kata
dewi lagi.
Wah, tawaran yang aku tunggu
nih, aku segera memasukkan
motorku ke garasi dan bergegas
kembali kedalam sambil
mengeringkan tubuhku. Aku
menuju ruang TV tempat dewi
menikmati secangkir kopinya.
setelah tahu aku datang, dia
memberikan baju piyama
kepadaku.
"aku ganti dimana nih?" aku
bertanya.
"tuh dikamarku saja" jawab dewi
sambil menunjuk pintu kamar.
aku bergegas masuk kamar,
kemudian melucuti semua baju
basahku dan memakai piyama
itu. tanpa kusadari ternyata dewi
sudah berada di belakangku
sambil memeluk aku. aku
berbalik, dadaku bergetar
melihat dia membuka tali
piyamanya.
"kenapa Bud, takut yaa?"katanya
sambil mendekat kearahku terus
berjongkok didepanku. kulihat
dadanya lumayan besar. dan
membuat big penisku tegak
berdiri.
"woow, gedhe banget!!" kata
dewi manja sambil mengusap
zakarku pelan-pelan.
Dan dikulumnya penisku masuk
kedalam mulutnya yang mungil.
kurasakan sensasi yang luar
biasa. terus dikocoknya
kemaluanku, pelan-pelan penuh
perasaan, kayaknya dewi sudah
mahir sekali. kutarik bajunya
hingga kami benar-benar
telanjang. kugendong tubuh
dewi ke ranjang dan kuletakkan
di sudutnya. kukulum bibirnya,
dia membalas dengan napas
memburu. kuremas dadanya,
payudara yang besar, halus dan
kuning itu segera kulumat.
"Mmmhh,..nikmat sekali Wi,.."
"Teruuss,..Buudd"
Tanganku terus mengeranyangi
kemaluan dewi yang sudah
basah. terus kujilati kelentitnya
yang hangat, aku jambak rambut
kemaluannya, dewi menjerit
sambil mengeluarkan cairan
bening ke mulutku, dia
menggelinjang, orgasme. Terus
kujilati cairan itu sampai habis,
sesekali kusentil kelentitnya
dengan lidahku.
"Bud,..masukkan penismu,
pleasee" kata dewi sambil merem
melek.
Langsung saja aku dekatkan
batang kemaluanku ke arah
lubang senggamanya,
kumasukkan kepalanya sedikit,
dewi tidak tahan lantas
menaikkan pinggulnya dan
tanpa terhalang-halangi penisku
masuk ke dalam vaginanya. aku
tusukkan pelan-pelan penisku
karena ukurannya terlalu besar
bagi vagina dewi.
"teruuss yang kencangg Buud"
"ahh ahh uuhh" kutusuk lebih
keras, hingga berbunyi "sluugg,
sluugg". sambil kuremas
payudaranya yang sudah
mengeras putingnya.
gerakkanku semakin kesetanan,
melihat dewi merem melek
sambil mendesah. lebih dari
setengah jam aku dalam posisi
tradisional seperti itu, kulihat
dewi sudah lemas sekali, dia
sudah berkali-kali orgasme.
"wi, aku masukkan dalam yaa"
kataku sambil mengocok penisku
terus di dalam vaginanya
"mmhh, terrserahh" kata dewi
sudah tidak jelas lagi dan croot
croott, aku semburkan lahar
panas ke dalam vaginanya, dewi
lemas dan mungkin malah
setengah pingsan. kemudian
kucabut penisku dan berbaring
disampingnya.
Kupeluk dewi yang kecapaian,
karena perjalanan siang tadi,
ditambah harus melawan
penisku yang sudah cukup
terkenal dikalangan cewek
teman-temanku. "Aku tidur dulu
Bud, capek!, besok pagi
bangunkan aku yaa" kata dewi
lagi.
Aku bangun, sambil mengenakan
piyama lagi dan menuju keruang
TV, aku baru tidak ingin tidur
cepat nih, karena masih pukul
23.30 wib. kulihat Ina masih
duduk didepan TV dan
memelototinya.
"Acaranya bagus In?" tanyaku
berbasa-basi
"Wah jelek nih, pusing
jadinya.."katanya sekenanya
"Tolong dong Bud, ganti VCD
saja, tuh didepan banyak VCD"
kata Ina lagi.
Dengan malas aku meraih VCD
dan menghidupkan playernya,
kusetel saja sebuah VCD tanpa
gambar sampul disitu. Setelah
hidup akupun berbalik kearah
Ina sambil duduk di sofa,
disampingnya. Aku kaget ketika
kulihat dilayar sebuah aksi yang
sangat mendebarkan, seorang
laki-laki yang bersenggama
dengan empat cewek! wah?!
"Kamu suka kayak gitu ya In?"
kataku menggoda. Ina hanya
tersenyum sambil berbisik
kearahku.
"Ayo puaskan aku seperti
kakakku tadi, aku tahu apa yang
kau lakukan" Ina melucuti
pakaiannya, dan menarik tali tali
piyamaku. burungku yang dari
tadi sudah tegak dapat dilihat
langsung oleh Ina. Langsung saja
Ina meraup mulutku dan kami
berciuman diatas sofa. bibir Ina
melumat bibirku. Keliatan sekali
dia sangat bernafsu, mungkin
dia sudah lama tidak pernah
melakukannya. kuangkat
tubuhnya hingga dadanya ada
didepan hidungku, kumasukkan
putingnya kemulutku, kukulum,
dan mmnnhh ternyata keluar air
susunya.
"wah, kamu ada susunya
yaa?"kataku sambil terus
meneguk susu tawar itu, maklum
aku kehausan karena sudah
'bermain' dengan kakaknya.
"iya, kamu habisin juga gak apa-
apa, toh anakku sudah bobo
sekarang!!?" aku semakin
bersemangat.
Kuhirup susu segar itu langsung
dari pabriknya, belum pernah
lagi aku merasakan hal ini, wah
asyik sekali. Ina terus
menggelinjang sambil
menggosok-gosokkan
vaginanya ke penisku yang
sudah tegak penuh.
Vaginanya memang sudah
sangat basah, aku maklum saja.
"Bud, aku ingin langsung saja,
kamu diam disitu, biar Ina saja
yang,.." ina terus berceloteh
sambil memutar tubuhnya
membelakangiku dan
menghadap TV, didudukinya
kemaluanku yang tegak berdiri
keatas.
"Ahh, aauu" bless tanpa
hambatan burungku segera
bersarang ke vaginanya.
Dengan brutal, seperti orang
kelaparan, Ina menggenjot
tubuhnya, hingga penisku keluar
masuk dan mengesek dinding
vaginanya. dari pantulan kaca
kulihat buah dada Ina naik turun
dengan cepat. terus kuraih saja
dan kupilin-pilin, tiba-tiba
tanganku sudah basah dengan
air susu yang banyak keluar dari
toketnya,..
"Mmhh,..terus, Inn" desisku
Ina terus menggoyang sambil
sesekali mendongak keatas
hingga rambutnya menyabet
wajahku.
"ahh,..teruss" aku kenikmatan.
sambil meremas-remas
payudaranya. Setelah lima belas
menit kemudian aku tak kuat
lagi, kusemprotkan air maniku
keatas, membasahi dinding
vaginanya yang hangat,..
"Ahh.." Ina berhenti kecapaian,
aku juga sangat kecapaian.
"Maafkan aku In, aku mungkin
belum bisa memuaskan kamu,
tapi besok lagi, pasti kamu
kubuat pingsan" kataku cepat
sambil memeluknya
"Aduh Bud, jangan salah, walau
kamu diam tadi, aku malah dapat
orgasme berkali-kali, kamu
hebat!" kata Ina.
Dia memelukku sambil
mengusap-usap alat kelaminku
yang masih basah oleh mani,
kemudian dia mendekatkan
wajahnya dan menjilati mani
yang tersisa di batang penisku
sampai habis.
Begitulah cerita singkatku,
sebagai tukang ojek yang sangat
beruntung malam itu. kejadian
itu berulang terus seminggu dua
kali, tiap kali Ina ataupun Dewi
membutuhkan kehangatanku,
aku segera datang
memenuhinya, hingga saat ini.
bahkan sejak satu setengah
bulan yang lalu, aku tinggal
dirumah itu sambil menggarap
skripsi disana. Dan tentunya
menjadi teman ranjang mereka
berdua. Namun yang membuat
aku gundah sekarang, Dewi
yang berusia 31 tahun hamil 4
bulan sejak mei 2002 kemaren,
dan aku tahu pasti itu karena
ulahku. Aku berencana menikahi
keduanya, karena mereka sudah
sangat baik padaku dan
membiayai kuliah dan hidupku.
No comments:
Post a Comment