Jadilah Lelaki Perkasa, Seperkasa Kuda Putih

Tuesday, November 30, 2010

Bercinta Dengan Tante Sendiri

Aku adalah salah satu fans dari
ceritasekspanasdewasa.blogspot.com aku terilhami
untuk menulis pengalamanku ini
karena ini adalah pengalamanku
yang luar biasa (bagiku).
Sebelum aku menulis isi dari
cerita ini, aku akan memberikan
gambaran sekilas tentang
tanteku ini. Tingginya sekitar
167-an, lingkar dadanya sekitar
34-an, pinggulnya 32-an, aku
menambahkan "an" karena aku
kurang tahu pasti besar masing-
masing bagian tubuhnya itu.
Kejadian itu terjadi di Denpasar
Bali, tahun 1998, aku waktu itu
kelas 3 SMU di salah satu SMU di
Denpasar. Tapi sekarang aku
kuliah di Jakarta di salah satu
kampus yang tidak begitu
terkenal di Jakarta. Aku memang
sudah lama sekali sangat
menginginkan tubuh tanteku itu,
tapi butuh penantian yang lama,
kira-kira sejak aku SMP. Mulailah
kuceritakan isinya. Waktu itu
sekitar jam 12.30 WITA, matahari
benar-benar panasnya minta
ampun, terus motorku endut-
endutan. Wahh! benar-benar
reseh dah. Tapi akhirnya aku
sampai di kost-kostan, langsung
saja aku ganti baju, terus sambil
minum air Aqua, wuahh, segar
tenan rek. Lalu tiba-tiba belum
kurebahkan badan untuk
istirahat handphone-ku bunyi,
ternyata dari tanteku, lalu
kujawab,
"Halo Tan, ada apa?"
"Kamu cepet dateng ya!" ucap
tanteku.
"Sekarang?" tanyaku lagi.
"La iya-ya, masa besok, cepet
yah!" ujar tanteku.
Lalu aku bergegas datang ke
rumah tanteku itu.
Sesampainya di sana, kulihat
rumahnya kok sepi, tidak seperti
biasanya (biasanya ramai sekali),
lalu kugedor pintu rumah
tanteku. Tiba-tiba tanteku
langsung teriak dari dalam.
"Masuk aja Wa!" teriak tanteku.
Oh ya, namaku Dewa. Lalu aku
masuk langsung ke ruang TV.
Terus aku tanya,
"Tante dimana sih?" tanyaku
dengan nada agak keras.
"Lagi di kamar mandi, bentar ya
Wa!" sahut tanteku.
Sambil menunggu tanteku mandi
aku langsung menghidupkan
VCD yang ada di bawah TV, dan
menonton film yang ada di situ.
Tidak lama kemudian tanteku
selesai mandi lalu menghampiri
aku di ruang TV. Oh my god!
Tanteku memakai daster tipis
tapi tidak transparan sih, tapi
cetakan tubuhnya itu loh,
wuiihh! Tapi perlu pembaca
ketahui di keluargaku terutama
tante-tanteku kalau lagi di rumah
pakaiannya seksi-seksi.
Aku lanjutkan, lalu dia
menegurku.
"Sorry ya Wa, Tante lama."
"Oh, nggak papa Tante!" ujarku
rada menahan birahi yang mulai
naik.
"Oom kemana Tante?" tanyaku.
"Loh Oom kamu kan lagi ke
Singaraja (salah satu kota di
Bali)," jawab tanteku.
"Memangnya kamu nggak di
kasih tau kalo di Singaraja ada
orang nikah?" tanya tanteku lagi.
"Wah nggak tau Tante, Dewa
sibuk sih," jawabku.
"Eh Wa, kamu nggak usah tidur
di kos-an yah, temenin Tante di
sini, soalnya Tante takut kalo
sendiri, ya Wa?" tanya tanteku
sedikit merayu.
Wow, mimpi apa aku semalam
kok tanteku mengajak tidur di
rumahnya, tidak biasanya,
pikirku.
"Tante kok nggak ikut?" tanyaku
memancing.
"Males Wa," jawab tanteku
enteng.
"Ooo, ya udah, terus Dewa tidur
dimana Tan?" tanyaku lagi.
"Mmm.. di kamar Tante aja, biar
kita bisa ngobrol sambil nonton
film, di kamar Tante ada film
baru tuh!" ujar tanteku.
Oh god! what a miracle it this.
Gila aku tidak menyangka aku
bisa tidur sekamar, satu tempat
tidur lagi, pikirku.
"Oke deh!" sahutku dengan
girang.
Singkat cerita, waktu sudah
menunjukkan pukul enam sore.
"Waa..! Dewaa..! udah mandi
belum?" teriak tanteku
memanggil.
"Bentar Tan!" jawabku.
Memang saat itu aku sedang
membersihkan motor, melap
motor adalah kebiasaanku,
karena aku berprinsip kalau
motor bersih terawat harga
jualnya pasti tinggi. Pada saat itu
pikiran kotorku dalam sekejap
hilang. Setelah melap motor, aku
bergegas mandi. Di kamar mandi
tiba-tiba pikiran kotorku muncul
lagi, aku berpikir dan
mengkhayalkan kemaluan
tanteku, "Gimana rasanya ya?"
khayalku. Terus aku berusaha
menghilangkan lagi pikiran itu,
tapi kok tidak bisa-bisa. Akhirnya
aku mengambil keputusan dari
pada nafsuku kupendam terus
entar aku macam-macam, wah
pokoknya bisa gawat. Akhirnya
aku onani di kamar mandi. Pas
waktu di puncak-puncaknya aku
onani, tiba-tiba pintu kamar
mandi ada yang mengetuk.
Kontan saja aku kaget, ternyata
yang masuk itu adalah tanteku.
Mana pas bugil, sedang tegang
lagi kemaluanku, wah gawat!
"Sibuk ya Wa?" tanya tanteku
sambil senyum manja.
"Eh.. mm.. so.. so.. sorry Tan, lupa
ngunci," jawabku gugup.
Tapi sebenarnya aku bangga,
bisa menunjukkan batang
kemaluanku pada tanteku.
Panjang batang kemaluanku pas
keadaan puncak bisa mencapai
15 cm, pokoknya "international
size" deh.
"Oh nggak papa, cepetan deh
mandinya, terus langsung ke
kamar ya, ada yang pengen
Tante omongin."
"Oh my god, marah deh Tante,
wah gawat nih," pikirku.
Lalu aku cepat-cepat mandi, terus
berpakaian di dalam kamar
mandi juga, tidak sempat deh
melanjutkan onani, padahal
sudah di puncak.
Setibanya di kamar tanteku, aku
melihat tante memakai celana
pendek, sangat pendek, ketat,
pokoknya seksi sekali, terus aku
bertanya,
"Ada apa Tan, kayaknya gawat
banget sih?" tanyaku takut-takut
sambil duduk di atas tempat
tidur.
"Enggak, Tante pengen cerita,
tentang Oom-mu itu lho," ujar
tanteku.
"Emangnya Oom kenapa Tan?"
tanyaku lagi.
Dalam hatiku sebenarnya aku
sudah tahu oom itu orangnya
agak lemah, jadi aku berharap
tante menawarkan kemaluannya
padaku. Dengan seksama aku
medengarkan cerita tanteku itu.
"Sebenernya Tante nggak begitu
bahagia sama Oom-mu itu, tapi
dibilang nggak bahagia nggak
juga, sebabnya Oom-mu itu
orangnya setia, tanggung jawab,
dan pengertian, yang bikin Tante
ngomong bahwa Tante nggak
bahagia itu adalah masalah
urusan ranjang," ujar tanteku
panjang lebar.
"Maksud Tante?" tanyaku lagi.
"Ya ampun, masih nggak ngerti
juga, maksud Tante, Oom-mu itu
kalo diajak begituan suka cepet
nge-down, nah ngertikan?"
tanya tanteku meyakinkan aku.
"Ooo.." ucapku pura-pura tidak
mengerti.
"Mmm.. Wa, mau nggak nolongin
Tante?" tanya tanteku dengan
nada memelas.
"Bantu apa Tan?" tanyaku lagi.
"Kan hari ini sepi, terus Oom-mu
kan nggak ada, juga sekarang
Tante lagi terangsang nih, mau
nggak kamu main sama Tante?"
tanya tanteku sembari
mendekatkan tubuhnya
kepadaku.
Gila! Ternyata benar juga yang
aku khayalkan, Tanteku minta!
Cihui! ups tapi jangan sampai
aku terlihat nafsu juga, pikirku
dalam-dalam.
"Tapi Dewa takut Tante, nanti
ada yang ngeliat gimana?"
ucapku polos.
"Loh..! kan kamu ngeliat sendiri,
emang di sini ada siapa? kan
nggak ada siapa-siapa," jawab
tanteku meyakinkan.
"Ya udah deh," ujar tanteku
sambil memulai dengan
menempelkan tangannya ke
kemaluanku yang sebenarnya
sudah menegang dari tadi.
"Wow.. gede juga ya! Buka dong
celanamu Wa!" ujar tanteku
mesra.
Lalu kubuka celanaku dengan
cepat-cepat, dengan cepat pula
tanteku memegang kemaluanku
yang sudah over size itu. Sambil
mengocok batang kemaluanku
dengan tangan kirinya, tangan
kanan tanteku memegang
payudaranya dan mengeluarkan
bunyi-bunyi yang merangsang.
"Emf.. ehm.. mm.. gede banget
kemaluanmu Wa!" ujar tanteku.
Aku tidak terlalu mendengarkan
omongan tanteku, soalnya aku
sudah "over" sekali. Lalu tanteku
mulai menempelkan kemaluanku
ke mulutnya, dan dengan
seketika sudah dilumatnya
batang kemaluanku itu.
"Oh God! Eh.. eh.. ehm.. e.. nak..
Tante.. terus Tan..!" ujarku
merasakan nikmatnya kuluman
tanteku itu. Tanteku lalu
merebahkan tubuhku di atas
ranjangnya, lalu dengan ganas ia
menyedot batang kemaluanku
itu, lalu ia memutar tubuhnya
dan meletakkan liang
kemaluannya di atas mukaku
tanpa melepaskan kemaluanku
dari mulutnya. Dengan sigap aku
langsung menjilat liang kemaluan
tanteku. Merasakan itu tanteku
mengerang keenakan. "Aaah..
Wa.. enak.. terus Wa.. terus jilat..!"
erang tanteku keras-keras.
Mendengar itu, nafsuku makin
bertambah, dengan nafsu yang
menggebu jilatan ke
kemaluannya kutingkatkan lagi,
dan akibatnya tanteku
mengalami orgasme yang
dahsyat, sampai-sampai mukaku
kena semprotan cairan
kewanitaannya. "Oh Dewa.. Tante
sayang kamu.. uh.. ka.. ka.. mu
ponakan Tante paling.. hee.. bat..
aah," puji tanteku sambil
mengerang merasakan nikmat.
Aku merasa bangga karena aku
masih bertahan, lalu aku
membalikkan tubuh tanteku
sehingga ia terlentang. Kuangkat
kedua kakinya sehingga
terpampanglah liang
kemaluannya berwarna pink
merekah. Sebelum aku mulai
menu utamanya, pertama aku
melucuti pakaiannya terlebih
dahulu, setelah terbuka, aku
mulai memainkan mulutku di
puting payudaranya, dan
kemaluanku yang telah "over"
tadi kuletakkan di atas perutnya
sambil menggesek-gesekkannya.
Perlahan aku menciumi tubuh
tanteku dengan arah menurun,
mulai dari puting terus ke perut
lalu ke paha sampai akhirnya
tiba di bibir kemaluannya.
Dengan penuh nafsu aku
menjilat, menyedot, sampai
menggigit saking gemasnya, dan
rupanya tanteku akan
mengalami orgasmenya lagi.
"Ooohh.. Waa.. Tante mau kee..
luu.. aar! Aaah..!" erang tanteku
lagi sambil menjambak rambut
kepalaku sehingga wajahku
terbenam di kemaluannya. "Wa,
udah ah, Tante nggak kuat lagi,
Oom-mu mana bisa kayak gini,
udah deh Wa, lansung aja tante
pengen langsung ngerasain itu-
mu."
Tubuhnya kutopang dengan
tangan kiri, sementara tangan
kiri membimbing batang
kemaluanku mencari sarangnya.
Melihatku kesulitan mencari liang
kemaluan tanteku, akhirnya
tanteku yang membimbing
untuk memasukkan batang
kemaluaku ke liang
kemaluannya. Setelah menempel
di lubangnya, perlahan
kudorong masuk batang
kemaluanku, dorongan itu
diiringi dengan desahan tanteku.
"Egghmm.. terus Waa.. pelan tapi
terus Wa.. egghhmm..!" desahan
tanteku begitu merangsang. Aku
sebenarnya tidak senang
dengan permainan yang
perlahan. Akhirnya dengan tiba-
tiba dorongan batang
kemaluanku, kukeraskan
sehingga tanteku teriak
kesakitan. "Aaahh.. Waa.. saakitt..
pelan-pelan.. aargghh.." teriak
tanteku menahan sakitnya itu.
Dan tidak percuma, batang
kemaluanku langsung terbenam
di dalam liang kehormatannya
itu. Setelah itu batang
kemaluanku, aku maju-
mundurkan perlahan, untuk
mencari kenikmatan.
Dengan gerakan perlahan itu
akhirnya tanteku menikmati
kembali permainan itu. "Ah.. uh..
terus Wa.. enak sekali.. itu-mu
gede sekali.. egghh.. lebih enak
dari Oom-mu itu.. terus Waa.."
erang tanteku keenakan. Lalu
lama-lama aku mulai
mempercepat gerakan maju-
mundur, dan itu mendapat reaksi
yang dahsyat dari tanteku, ia
juga mulai memainkan
pinggulnya, hingga terasa
batang kemaluanku mulai
berdenyut,
"Tan.. saya mauu.. kelu.. arr..
nih..!"
"Di dalam aja Waa.. Tante..
juugaa.. mauu keeluaarr..
aarrgghh..!"
Akhirnya kami keluar bersama-
sama, kira-kira enam kali
semprotan aku mengeluarkan
sperma. Aaahh.. begitu
nikmatnya.
Setelah itu kucabut batang
kemaluanku dari liang kemaluan
tanteku, terus kuberikan ke
mulut tanteku untuk dibersihkan.
Dengan ganas tanteku menjilati
spermaku yang masih ada di
kepala kemaluanku hingga
bersih. Setelah itu tanteku pergi
ke kamar mandi untuk
membersihkan diri, dan aku
tetap berada di kamar, tiduran
melepas lelah. Setelah tanteku
selesai membersihkan diri, ia
kembali ke kamar dan segera
mencium bibirku, lalu ia bilang
bahwa selama oom-ku di
Singaraja, aku diharuskan tinggal
di rumah tanteku dan aku jelas
mengiyakan. Lalu tante juga
bertanya apakah keadaan kostku
bebas, maka kujawab iya. Lalu
tante bilang bahwa kalau
misalnya oom-ku ada di rumah,
terus tanteku ingin main
denganku, tanteku akan
mencariku ke kost, aku hanya
manggut-manggut senang saja.
Demikianlah pengalamanku
dengan tante sendiri. Dan apabila
ada tante-tante kesepian atau
wanita-wanita kesepian yang
butuh seks, silakan hubungi aku
lewat e-mail.

No comments:

Post a Comment

Sungguh Puaskah Istri Anda ?