Uring-uringan istriku semakin
memuncak karena aku tak dapat
menjemput istriku mengajar,
karena jadual perkuliahan istriku
mengajar mundur sehingga
istriku pulang sekitar pukul
setengah sepuluh malam bahkan
sampai pukul sepuluh dimana
perumahan yang kutempati
sudah sangat sepi.
Ketika hati kedua aku akan
menjemput, aku lewat pintu
dapur di samping rumah yang
cukup rimbun. Baru pintu
kubuka sedikit, kulihat istriku
yang mengenakan blouse merah
dan rok klok hitam turun dari
boncengan sepeda penjaga
malam yang kukenal bernama
Pak Deran , lelaki tua berumur 65
tahunan, tapi masih tegap itu.
“Terima kasih, Pak Deran….!!! ”
kata istriku pelan “Aah, nggak
papa, saya senang, kok tolongin,
ibu….!!!!! ,” kata Pak Deran sambil
cengar cengir dan tak kunyana
tangan kiri Pak Deran memegang
tangan istriku dan mengarahkan
ke selangkangan nya yang
menyembul, sedang tangan
kanan Pak Deran langsung
meremas remas payudara kanan
istriku.
Akupun teringat omongan Pak
Deran saat awal-awal aku
berkenalan. dimana Pak Deran
pernah bercerita sering wanita
yang sudah bersuami di desanya
dibuatnya kelenger oleh batang
kemaluan, dan nama Deran
adalah nama olok-oloknya
kepanjangan dari Gedi sak Jaran,
sebesar punya kuda, dan Pak
Deran tak punya tempat tinggal
tetap sehingga tidurnya
berpindah-pindah di rumah
teman-teman se desa nya yang
ada di kotaku dan ia juga pernah
bercerita padaku, istri temannya
sering dia setubuhi saat
suaminya tidur pulas.
Esok malamnya aku
bersembunyi beberapa meter
sebelum jalan masuk
perumahanku dan beberapa saat
kemudian dari kejauhan kulihat
Pak Deran tengah membonceng
istriku dengan sepeda bututnya
dan aku mengambil posisi yang
terlindung tapi dapat melihat
dari dekat. Hatikupun berdegup
kencang saat kulihat istriku
bergayut menempelkan
payudara kanannya ke pinggang
Pak Deran dan kakiku hampir tak
dapat berdiri saat kulihat kedua
tangan istriku sedang mengocok
dan mengelus-elus batang
kemaluan Pak Deran yang
sebesar batang kemaluan kuda
itu sehingga aku sempat melihat
jari-jari tangan istriku tak dapat
menggenggam batang kemaluan
Pak Deran.
Beberapa saat Pak Deran dan
istriku berlalu, aku sedikit berlari
agar aku sampai di rumah
sebelum istriku dan Pak Deran
sampai dengan mengambil jalan
pintas, tetapi karena kurang hati-
hati aku terperosok dan
kurasakan kakiku terkilir,
sehingga aku tak dapat berjalan
cepat. Akupun berusaha berjalan
dengan menyeret kakiku, dan
akhirnya dengan susah payah
aku sampai di rumah. Aku lewat
pintu dapur dan kulihat sepeda
Pak Deran ada di balik
rerimbunan pintu samping.
Dengan perlahan aku masuk dan
menuju ruang tamu dengan hati-
hati dan kudengar suara “croop
croop” dari ruang tamu, akupun
membuka sedikit selambu yang
menutup ruang tamu dan ruang
tengah, matakupun seakan
terlepas dari tempatnya saat
kulihat istriku sedang
berjongkok di depan Pak Deran
dan tengah mengulum batang
kemaluan Pak Deran yang besar
panjang dan berurat-urat
sebesar cacing tanah sehingga
mulut istriku kesulitan
mengukum batang kemaluannya
yang amat besar itu, sedangkan
tangan kanan Pak Deran
menyusup di blouse kuning
istriku sedang meremas-remas
payudara kiri istriku dan tangan
kanan Pak Deran membelaibelai
rambut pendek istriku.
Punggung kaki kanan Pak Deran
tengah menggosok-ngosok
selangkangan istriku yang
duduk jongkok terkangkang dan
di atas meja tamu kulihat BH tipis
cream dan celana dalam merah
istriku tergeletak di dekat tas
kerja istriku.
“Oooooohhhhh. …eeuuunaak Bu
Yatii ?!!!!!” kudengar Pak Deran
mendesis, akupun benar-benar
tak kuat menopang tubuhku
dengan satu kaki melihat istriku
tengah “membayar” kebaikan
Pak Deran untuk menjemputnya
dari jalan raya, sehingga akupun
jatuh tersungkur dan membuat
istriku dan Pak Deran kaget.
“Bu Yati, mungkin suami
ibu ..????” kudengar bisikan Pak
Deran. Merekapun berlari
mendapatiku tersungkur.
“Kenapa, mas? tanya istriku. Aku
tak menjawab dan merekapun
tahu kakiku terkilir karena
celanaku berlepotan tanah.
Akhirnya akupun dipijat oleh Pak
Deran dan memang agak
berkurang sakitnya. Akupun
disuruh Pak Deran beristirahat
dan Pak Deran akan kembali esok
pagi. Pak Deran pun berpamitan
dan Kudengar istriku mendesis
pelan sebelum pintu depan
ditutup.
Setelah pak Deran pergi, istriku
menanyakanku darimana dan
kujawab aku akan menjemput
nya tadi, tapi ditengah jalan
terjatuh.
Keesokkan paginya Pak Deran
datang dan memijitku lagi dan
terakhir aku tak mengerti kenapa
Pak Deran menusuk-nusuk
batang kemaluanku dengan
sarung kerisnya dan Pak Deran
memberiku ramuan untuk
diminumkan kepadaku oleh
istriku.
Pagi itu istriku memakai daster
dari kaos yang agak ketat, daster
ini kesukaanku karena
mempunyai resleting di depan
sampai ke perut dan aku tahu
pagi itu istriku tak mengenakan
BH karena kedua puting susu
istriku yang besar menonjol dari
daster kaos ketatnya dan istriku
merias diri seperti akan
berangkat kerja.
Istriku dan Pak Deran keluar dari
kamar, sambil menarik pintu
kamar, akan tetapi tidak tertutup
rapat dan masih sedikit terbuka,
setelah aku berpura-pura tidur
sehingga aku masih dapat
mendengar pembicaraan
mereka. “Sudah, Jeng Yati…..!!! ”
terdengar kata Pak Deran
menyebut istriku “Jeng”. “Aku
masih takut, Pak ……!!!!” bisik
istriku “Ayo dicoba saja, Jeng
Yati…..!!! ,” bisik lagi Pak Deran.
Kemudian Istriku masuk kamar
kembali dan aku sedikit kaget
saat istriku mengelus elus batang
kemaluanku dan aku pura-pura
terbangun, sementara batang
kemaluanku langsung bangun,
kemudian istriku melepas celana
dalam nya. “Eeeeehhh… Diikkk,
apa… Pak Deran sudah pulang….?
tanyaku “Sudah…!!! ” istriku
menjawab singkat dan kini
mengocok batang kemaluan ku,
sambil naik keatas tempat tidur
dan mengkangkangkan kedua
kaki di atas tubuhku, sementara
selangkangannya mendekati
batang kemaluanku dan….. “Crot
crot crot” tak tahan aku, air
maniku lansung keluar saat
menempel bulu-bulu kemaluan
istriku. “Aaaaahhhhhh.
….maaasssss. …..!!!! !,” bisik
istriku yang terus mengocok
batang kemaluan ku dan tak
lama kemudian bisa berdiri lagi
dan untuk kedua kalinya
airmaniku tersenbur kembali
saat masih menempel di bulu-
bulu kemaluan istriku . “Mas kok,
begini terus. Sudah berapa bulan,
mas. Aku sudah pingin sekali,
mas. Aku pingin penyaluran.. !!”
kata istriku sambil melap air
maniku di bulu-bulu kemaluan
nya. Kemudian Istriku keluar
kamar dan kudengar bisikan Pak
Deran “nanti malam…,yaaa. . ,
Jeng Yati…!!!”
Siangnya aku menahan sakit di
batang kemaluan dan utamanya
di lubang kencingku sebelum
istriku berangkat mengajar, aku
tak mengatakan pada istriku dan
akupun terkulai dan tertidur
hingga kudengar pintu depan
terbuka saat istriku pulang. “Pak
Deran saya masih takut,
aahhhh…..! !” terdengar bisikan
istriku “Ayo, cepat, Jeng Yati,….”
suara mendesak Pak Deran
berbisik.
Aku menutup wajahku berpura
pura tidur saat istriku masuk
kamar dan kulihat istriku merias
diri dan melepas semua yang
menempel tubuh sintal istriku tak
terkecuali celana dalam dan
BHnya pun tak lagi di tempatnya
dan mengambil kaim panjang
dan melilitkan ketubuh sintalnya
sehingga lekuk tubuh istriku
dimana kedua payudara dan
kedua puting nya menonjol di
bagian dada dan pantat bahenol
nya. “Mas mas ..!!!” istriku
membangunkanku. “Eeeh ? ada
apa, dik….?” tanyaku “Eee ? aku
eeee ?. Pak Deran mau mijit aku
mas?!!!” kata istriku terbata-bata.
“Lho, kamu sakit atau
terjatuh…. ?? tanyaku. “Eehh
enggak mas, ee katanya dia bisa
mengurangi nafsuku ..!!!!” kata
istriku mengagetkanku. Tapi
lidahku kelu, tak dapat berbicara.
“Maass kan tak bisa
memuaskanku, sedangkan aku
pingin sekali, Pak Deran bisa
mengurangi nafsuku, mas,
bolehkan…. ????” aku hanya
diam dan diam, istriku pun
menganggapku setuju.
“Paaakk…Pak Deran, ayoo…
masuk siniii…, pak..!!!” istriku
memanggil Pak Deran. Pak Deran
yang mengenakan sarung
membawa tas plastik itupun
masuk kamarku. Kemudian
istriku tidur tengkurap diatas
tempat tidur disampingku
dengan posisinya berlawanan
denganku sehingga kaki istriku
di dekat kepalaku dan Pak Deran
duduk dipinggir ranjang, serta
mulai memijat betis istriku,
telapak kaki dan kemudian
kedua tangan istriku. Kelihatan
pijatan Pak Deran wajar-wajar
saja, sampai akhirnya Pak Deran
memijat tengkuk istriku dan
kulihat mulutnya komat kamit
seperti membaca sesuatu,
kemudian Pak Deran meniup
tengkuk istriku dan…..terdengar
istriku mendesis “Eccch ?
eeeeccchhhhh. …!!” 2 kali dan ke
3 kalinya istriku semakin
mendesis. “Dibalik badannya,
Jeng….!!!! !!” perintah Pak Deran
pada istriku dan Pak Deran
memijat kedua tangan istriku
dan kemudian kaki istriku.
Pak Deran akhirnya memijit
punggung dan telapak kaki
istriku dan istriku semakin
mendesis-desis dan tubuhnya
mulai meregang. “Ini mulai, Jeng
Yati,…!!!” kata Pak Deran semakin
intensif memijit telapak kaki
istriku dan istriku makin lama
makin meregangkan kedua
kakinya dan kedua lututnya
semakin tertekuk. Begitu Pak
Deran memijat kedua
pergelangan kaki istriku, istriku
langsung mengkangkangkan
kedua kakinya sehingga terlihat
olehku selangkangan istriku
yang ditumbuhi bulu-bulu
lebat…. “Wuuh Jeng Yati sangat
tinggi ini..!!!” kata Pak Deran dan
tangan kanannya meraih tas
plastiknya dan kuingat Mbah
Muklis, dan Pak Deran membuka
bungkusan yang berisi sarung
keris sebesar batang kemaluan
orang dewasa tapi tanpa keris
dan diletakkan diantara kedua
kaki istriku yang terkangkang
tanpa sepengetahuan istriku.
Pak Deran berdiri dan
mendudukkan istriku dan Pak
Deran kemudian duduk bersila di
belakang istriku, Pak Deran
memijat tengku istriku kembali
dan meniup niup tengkuk istriku
dan kulihat kedua tangan istriku
lunglai dan istriku mendesis
desis sedangkan sarung keris itu
merayap mendekato
selangkangan istriku dimana
istriku semakin
mengkangkangkan kedua
kakinya. Istriku semakin lunglai
dan tubuh istriku rebah ke dada
Pak Deran yang sudah
mengkangkangkan kedua kaki di
samping tubuh istriku “Paak apa
ituuuu…paaakkkk? !!!!” istriku
mendesis saat sarung keris
sebesar batang kemaluan
dewasa menempel di
selangkangannya dan pantat
bahenolnya pun bergetar.
“Paaak apaaa
oooooooccccchhhhh
… .paaakkkk ?!!!!!!!” istriku
merintih panjang. “Biar nafsumu
keluar, Jeng…..!!! !” kata Pak
Deran dan kulihat sarung keris
sebesar batang kemaluan
dewasa bergetar dan kudengar
bunyi “kecepak di selangkangan
istriku, sambil pantat bahenol
bergetar.
Aku hanya bisa melotot melihat
sarung keris sebesar batang
kemaluan dewasa mulai
menguak bibir vagina istriku dan
membuat istriku
mengkangkangkan kedua kaki
nya lebih lebar-lebar lagi.
“Paaaaak Deraaan
ooooohhhhh.. ..kookkkk
masuuuk?..paaakkkk. …!!!!!”
istriku merintih dan kulihat
sarung keris sebesar batang
kemaluan dewasa itu mulai
menembus masuk liang vagina
istriku. “Apanya yang masuk,
Jeng …..???? tanya Pak Deran
berpura pura. “Nggak tahu
paaak..iiiii. ..oooooggggghhhh
hhh…… paaakkkk. ….!!!!” istriku
mendesis “Lho, masuk
kemana…..? ” tanya lagi Pak
Deran “EEEcccgggghhhhh. .. ke…
keeee.. . amuuukuuuu?
paaaakkkk ?!!!!” istriku merintih
dan mulai menceracau
menandakan nafsu nya sudah
mulai naik. “Anu, apa Jeng
Yati….? “OOcch anuu….kuuu. …
paaaak,….! !!!” istriku merintih-
rintih dan kedua tangan Pak
Deran mulai turun ke kedua
lengan istriku dan…..
“Paaaak….jaaaa. …
jaaangaannnn. ..paaaakkkkk. …
aaaa.. ..aaaaaddaaa. .. ….ssuuuu..
suu…..
uuuamikuuuu. .paaaakkkkkkk.
….!!!!! ” istriku mendesis panjang
terputus-putus saat kedua
tangan keriput Pak Deran mulai
meremas-remas kedua
payudaranya, “Anu apa, Jeng
Yati…..? bisik Pak Deran di telinga
kanan istriku dimana kepalanya
terkulai dibahu kiri Pak Deran.
Sementara itu, ujung tumpul
sarung keris sebesar batang
kemaluan dewasa itu berputar
menggetarkan pantat bahenol
istriku dan “Toroookkuuuuuu
paaaaak adaa yang….maaaaa. ..
maaaasuuk toroookkuuuu? !!”
istriku meracau dan
“Hhhhuuuuuaaaaggggg
hhhhhh… .aaaaaaaddduuuuu
uhhhhh… …beee.. beeesaaa
arrrrr…… aaaammmmmaaaatttttt
….paaaakkkkkk ?..!!!!” rintih
istriku dan sarung keris sebesar
batang kemaluan dewasa
menembus makin dalam liang
vagina nya. “Ayo….jeeengg.
sambil… dilihat.. ..!!!!,” kata Pak
Deran enteng sambil
menyungkapkan kain panjang
istriku hingga selangkangan
istriku terlihat dan Pak Deran
menundukkan kepala istriku
yang lunglai ke selangkangan
nya, yang mulai dijejali sarung
keris sebesar batang kemaluan
dewasa itu. “Iiiiihhhhhhh. …
aaaaappaaa iiiiniii….
paaaaaakkkkkk ?!!!!!” rintih
istriku, kemudian…
“Beeeuuuuzzzaaarrrr ..aaaaammaaaaatt
tt….paaaakkkkk? .ooooo hhhh…
paaakkkk. …!!!!!” istriku merintih
saat dia melihat sarung keris
sebesar batang kemaluan
dewasa itu menembus masuk ke
liang vaginanya dan kulihat bibir
vagina istriku menggelembung
seolah-olah ditiup, karena
desakan sarung keris besar itu di
dalam liang vagina nya sehingga
dia semakin mengkangkangkan
kedua kaki nya lebar-lebar.
Istriku mengerang-erang keras
seirama dengan meluncur keluar
masuknya sarung keris tersebut
menembus liang vaginanya…
“Nngngngaaaaaaaccch hhh ??
beeezzaaaaaarrr
hghghghghghhh ??!!!!!” sambil
kepala nya lunglai bersandar di
bahu kiri Pak Deran dan kedua
tangan keriput Pak Deran
menyusup ke kain panjang
bagian atas istriku dan dengan
gemasnya Pak Deran meremas-
remas payudara istriku yang
menggelinjang- gelinjang,
sementara mulut istriku
merintih-rintih, mengerang dan
menggeram, dan bahkan
badannya kemudian mengejan-
ngejan dengan keras karena
sarung keris besar tersebut
mulai menghujam makin dalam
keluar masuk di liang vagina
nya.
Sementara itu, Pak Deran berhasil
melepas ikatan kain panjang
istriku dan terkuaklah kedua
payudara montok istriku, lalu
kedua tangan keriput Pak Deran
mulai meremas remas lagi
dengan ganas kedua payudara
istriku dan jari-jari tangan Pak
Deran memelintir sambil
menarik-narik kedua puting susu
istriku secara bergantian seolah
Pak Deran sedang merempon
sapi betina yang sudah
waktunya mengeluarkan air
susunya. “Paaaaaak ??
oooooooohhhhh.
… ..paaaakkkk. ..!!!” rintih istriku
saat mulut Pak Deran mencaplok
payudara kanannya dan tak
lama setelah itu bunyi “sreep
sreep” terdengar menandakan
air susu istriku telah keluar
akibat jilatan lidah Pak Deran di
puting susu kanan istriku. Pak
Deran membentangkan tangan
kanan istriku yang lunglai agar
Pak Deran mudah mengempot
payudara istriku dan kulihat
istriku benar- benar menikmati
perlakuan Pak Deran, penjaga
malam itu, sementara pantat
bahenolnya bergoyang, berputar
maju mundur akibat sarung keris
yang keluar masuk di liang
vagina nya dan tubuhnya terus
bergetar hebat, nafas istriku
mendengus-dengus oleh
perbuatan Pak Deran di
payudara nya dan sarung keris
sebesar batang kemaluan
dewasa yang menghujam keluar
masuk semakin cepat di liang
vagina istriku membuat ia mandi
keringat dan….. “Paaaak…
paaaaakkk k
Deraaaaaan.. .aaaaa… .aaaaaakuuu.
…..oooccccchhh hh…paaaaaak
….aaa aa….aaaakuuu nggaaaaaak
taahaaaan ? aaaa…
aaakuuuu. ..keee… .keeeluaaaar ?
paaaaakkkkk. …..!!!! ” istriku
mengerang keras dan pantat
bahenol istriku tersentak sentak
dengan kuat ketika dia
mengalami orgasme yang
dasyaattt malam itu.
Rupanya sarung keris sebesar
batang kemaluan dewasa di
liang vagina nya tak berhenti
juga keluar masuk di liang
vagina nya dan bahkan semakin
cepat membuat nafas istriku
semakin mendengus-dengus
seperti kuda betina yang
digenjot tuannya untuk berlari
kencang, dimana pantat bahenol
nya tersentak-sentak dan
terangkat angkat tak karuan dan
Pak Deran yang sudah
menghabiskan air susu
payudara kanan istriku,
langsung mencaplok dan
mengempot dan menyedot
nyedot payudara kiri istriku
sementara jari-jari tangan kanan
Pak Deran tak henti-hentinya
mremelintir sambil menarik-narik
puting susu kanan istriku dan
istrikupun mengangkat
pinggulnya ke atas dannnn
“Paaaaak…ooohhhhh
……… .aaaa…aaakuuuu u keluar
lagiiiiiiiiii ??.paaakkkkk.. .. !!!!!”
istriku mengerang mencapai
orgasme keduanya. Pak Deran
rupanya sudah tak sabar lagi
dan dia menidurkan istriku yang
sudah mengkangkangkan kedua
kaki dan mulutnya komat kamit.
Selanjutnya, sarung keris sebesar
batang kemaluan dewasa itu pun
muncul dan keluar dari liang
vagina istriku dan seolah
mengerti perintah, sarung keris
itu masuk ke tempatnya semula
dan Pak Deran menutupkan
sarungnya di kedua kaki istriku
yang sudah kegatalan ingin
disetubuhi Pak Deran, penjaga
malam perumahanku dan
“Hgggggggggghhhhhh ??..aaaaaaagggghhhhhh
hh……! !!!!!” kudengar suara
istriku menggeram saat kulihat
pantat Pak Deran mulai turun
naik diantara kedua kaki istriku
yang terkangkang lebar seolah
punggung istriku digebuk keras.
“ppppfffaaaak ?.
amppffuuuuunnnn ?.beeezzzzzaaaaaarrr
seeekaliiiiiii kontooolmuuu
paaaaak ?
hhhgggggggggghhhhhh
h ?..rooobeeeeek naaatniiii
liaaaangkuuuu paaaaaak
hhhgggggggggghhhhhh ?.!!!!!”
Kulihat kedua jari-jari tangan
istriku yang lunglai itu
mencengkeram lengan Pak Deran
yang menopang tubuhnya saat
menggenjot batang kemaluan
nya ke liang vagina istriku dan
entah karena kebesaran kedua
kaki istriku terkangkang lebar,
sehingga sarung Pak Deran pun
tersingkap dan betapa kagetnya
aku saat kulihat batang
kemaluan Pak Deran sebesar
kuda itu sudah separuh menjejali
liang vagina istriku, dimana bibir
vagina istriku seolah-olah ditiup
menggelembung besar karena
desakan batang kemaluan
sebesar kuda Pak Deran itu.
Pak Deran berhenti
menghujamkan batang
kemaluan sebesar kuda nya saat
istriku melenguh keras dan
pingsan. Aku mengira Pak Deran
akan melepas batang
kemaluannya yang sebesar kuda
dari liang vagina istriku yang
pingsan, tapi mulut Pak Deran
komat kamit dan begitu wajah
istriku ditiup oleh Pak Deran,
istriku pun tersadar kembali dan
Pak Deran menjejalkan kembali
batang kemaluan sebesar kuda
nya ke liang vagina istriku
sehingga kudengar gemeletuk
gigi istriku merasakan liang
vagina seolah robek. Pak Deran
kini mempermainkan kelentit
istriku dan istriku mulai
mengerang kembali
mendapatkan kenikmatan hasrat
seksualnya, sehingga bunyi “cek
cek” lendir vagina istriku
terdengar kembali menandakan
nafsu istriku mulai naik dan
suara lendir vagina istriku
semakin keras dan seperti tak
percaya kulihat batang kemaluan
sebesar kuda Pak Deran mulai
masuk ke dalam liang vagina
istriku perlahan namun pasti.
“kontolmu besaaar ? kontolmu
besaaar paaak eeeccch aku
nggak pernaaaah merasakan
uuummpppfff paaaakk akuuuu
oooocccch paaaaaaakk
engngngngngngngng ??.”istriku
mengejan keras saat mencapai
orgasme ketiganya malam itu
dan hal itu memudahkan batang
kemaluan sebesar kuda Pak
Deran semakin masuk ke liang
vagina istriku yang berlendir
karena orgasmenya sehingga
tak kusangka batang kemaluan
sebesar kuda Pak Deran amblas
keseluruhan ke liang vagina
istriku dan Pak Deran menindih
tubuh istriku
Kulihat kedua tangan Pak Deran
meremas remas kedua payudara
istriku kembali, mulutnya
mengulum bibir merah istriku
dan istriku meladeni kuluman
Pak Deran dan kulihat lidah Pak
Deran menyusup ke rongga
mulut istriku dan menjilati dalam
rongga istriku yang kian
terangsang kembali dimana jari-
jari tangan istriku meremas
remas punggung Pak Deran dan
Pak Deran mulai
menggoyangkan pantatnya dan
istriku mencengkeram
punggung Pak Deran disertai
nafas istriku mendengus-
dengus dan tak lama kemudian
pantat bahenol tersentak sentak
mencapai orgasmenya ke empat.
Malam itu, Pak Deran
menyetubuhi istriku tanpa henti
dan aku hanya dapat
menghitung pantat bahenol
istriku tersentak sentak lebih dari
enam kali dan akhirnya Pak
Deran menggenjot pantatnya
naik turun semakin lama
semakin cepat dan menghujam
kan batang kemaluan sebesar
kuda diserati erangan panjang
dan bunyi “preet
preeet”berulang ulang dari liang
vagina istriku saat Pak Deran
menumpahkan airmaninya di
rahim istriku.
Keesokkan paginya Pak Deran
baru pulang meninggalkan
istriku yang hampir pingsan dan
seharian istriku tak dapat turun
dari tempat tidur karena liang
vagina dan bibir vagina istriku
membengkak.
Hari-hari berikutnya, istriku
menolak dengan halus saat Pak
Deran mengajak istriku
bersetubuh dan sebagai
gantinya sering kulihat istriku
mengulum batang kemaluan
sebesar kuda Pak Deran dan
istriku selalu berusaha menelan
air mani Pak Deran saat Pak
Deran ejakulasi di mulut istriku .
Rupanya istriku hampir tiap hari
mengulum batang kemaluan
sebesar kuda Pak Deran dan
bahkan sering kulihat dua kali
sehari dan hal ini merontokkan
kesehatan Pak Deran yang
akhirnya jatuh sakit dan pulang
ke desanya.
No comments:
Post a Comment