Jadilah Lelaki Perkasa, Seperkasa Kuda Putih

Monday, November 29, 2010

cinta mama

“Mah, kemana
saja sih kok sudah sebulan ini
baru datang ” ? tanyaku sengit
ketika Mama ku datang
mengunjungiku di Bandung.
“ Mama sudah dapat pacar baru
ya ? sampe enggak sempet
datang ? Pokoknya aku enggak
mau kalo Mama dapat Papa
baru ”.
Mama ku terlihat kaget ketika
aku marah, padahal beliau baru
saja datang dari Jakarta hari
Jum ’at sore itu. Tetapi ketika
kepalaku di elus-elus nya dan
mama mengatakan minta maaf
karena terlalu sibuk dengan
pekerjaannya dan sekaligus juga
mengatakan kalau mama tetap
sayang dengan ku, perasaan
marahku pun jadi luluh.
“ Masak sih Mas (padahal namaku
sebenarnya sih Pur…. Tapi mama
selalu memangggilku Mas sejak
aku masih kecil), kamu enggak
percaya sama mama ” ? “Mama
terlalu sayang padamu, jadi
kamu jangan curiga kalau mama
pacaran lagi ”, katanya ter isak
sambil menciumi pipiku dan
akhirnya kami berpelukan.
Oh iya, sebelum aku melanjutkan
ceritaku ini, ingin sebaiknya
kuceritakan sedikit background
keluargaku.
Aku sekarang ini sedang kuliah
di salah satu universitas di
Bandung dan sudah semester 6,
sedangkan Mama ku masih kerja
di salah satu departemen di
Jakarta dan usianya sekitar 40
tahunan. Sebetulnya, mamaku ini
bukanlah ibu kandungku, tetapi
dia adalah adik dari Ibuku. Hal
inipun baru aku ketahui sejak
aku mulai duduk di bangku SLTA.
Cerita yang kutahu sih, aku di
minta dan diasuh oleh adik
Ibuku sejak masih bayi. Waktu
itu, katanya untuk memancing
agar bisa hamil, karena adik
Ibuku sudah menikah selama 5
tahun tetapi belum punya anak.
Tetapi beberapa tahun yang lalu,
adik Ibuku dan yang sekarang
kupanggil Mama itu bercerai
dengan suaminya, entah kenapa.
Jadi sekarang ini, aku sepertinya
lebih sayang dengan mama ku di
banding dengan Ibu kandungku
sendiri. Maklum saja karena dari
bayi aku sudah di asuhnya.
Setelah makan malam, lalu kami
berdua ngobrol di ruang tamu
sambil melihat acara TV.
“Mas, rambutmu itu sudah mulai
banyak lagi yang putih…sini
mama cabutin”, kata mama yang
biasanya selalu mencabuti
ubanku bila datang ke Bandung.
Segera saja aku bergegas ke
kamar untuk mengambil cabutan
rambut lalu duduk menghadap
kearah TV di lantai sambil
sandaran di sofa yang diduduki
mama.
Terus terang, aku paling senang
kalau mama sudah mulai
mencabuti ubanku, soalnya bisa
sampai ngantuk.
“Banyak betul sih Mas ubanmu
ini ?” komentar mama sambil
mulai mencabuti ubanku.
“ Habis sih…..mama sudah lama
enggak kesini…cumin ngurusin
kerjaan melulu. ”
“Ya sudah, sekarang deh mama
cabutin ubanmu sampai habis ”
Kami lalu diam tanpa berkata
kata.
“ Mas……ngomong2 kamu sudah
punya pacar apa belum ? ” tanya
mama tiba2, sambil masih tetap
mencabuti ubanku di kepala
bagian belakang.
“ Belum kok Ma…..masih dalam
penjajakan”, sahutku.
“Tuh…..kan. Kamu ngelarang
mama cari pacar, tapi kamu
sendiri malah mau pacaran ”
sahut mama dengan nada agak
kesal.
“ Pokoknya, mama enggak mau
lho kalau kamu mulai pacaran,
apalagi masih sekolah bisa2
pelajaranmu jadi ketinggalan dan
berarti kamu juga sudah enggak
sayang lagu sama mama ”,
tambahnya
“ Enggak kok Ma….aku masih
sayang kok sama mama ”
“Sudah selesai mas yang
belakang, sekarang yang bagian
depan ” perintahnya. Lalu ku
putar duduk ku menghadap ke
arah Mama dan tetap duduk
dilantai diantara kedua paha
mamaku serta Mamapun
langsung saja meneruskan
mencabuti uban2 ku.
“Mas….., kamu kan sekarang
sudah tambah dewasa, apa
enggak pingin punya pacar atau
pingin meluk atau dipeluk
seorang perempuan ? kata
mama tiba2. “Atau kamu sudah
jadi laki2 yang enggak normal
barangkali ya, Sayang ?“ lanjut
Mama.
“ Ah, mama ini kok nanyanya
yang enggak2 sih “? sambil
kucubit paha mama yang mulus
dan putih bersih.
“ Habis nya selama ini kan kamu
enggak pernah cerita soal temen
wanita kamu, Mas, sahut mama.
“ Aku ini masih laki2 tulen Mah….
Kalau mama enggak percaya,
boleh deh dibuktiin atau di test
ke dokter “ tambahku sambil
kuelus elus paha mama. Kata
Mama, aku enggak boleh acaran
dulu, tambahku.
“ Naaah….gitu dong mas……
pacarannya nanti nanti saja deh
Mas, kalau kamu sudah lulus “.
“Tapi, kamu kan sudah dewasa,
apa enggak kepingin meluk dan
mencium lawan jenis kamu “,
tanyanya lagi.
“ Kadang2 sih kepingin juga sih
Ma, apalagi banyak teman2 ku
yang sudah punya pasangan
masing2 ….tapi….ngapain sih Ma,
kok nanya2 gituan ? “
“Ya….enggak apa apa sih, mama
cuman pingin tahu saja “ sahut
mama sambil tetap mencari
ubanku.
Karena aku duduk menghadap
mama dan jaraknya sangat
dekat, tanpa kusadari mata ku
tertuju kebagian dada mama dan
karena Mama ku hanya memakai
baju tidur putih yang tipis sekali,
maka tetek dan puting susu nya
secara transparan terlihat
dengan jelas.
“ Mah…….. ngapain sih Mama pake
baju tidur ini “?
“Lho….. memangnya kenapa mas
dengan baju tidur mama ini ?
emangnya kamu enggak suka ya
Mas ?” tanya mamaku, tanpa
menghentikan kerjanya
mencabuti ubanku.
“ Emangnya Mama enggak malu ?
…….. tuh kelihatan ? ” sambil
kututul puting tetek mama yang
terlihat menonjol keluar dari
balik baju tidurnya dengan
ujung jariku.
“ Huuuusss”, teriak mama kaget.
“Mama kirain kenapa ? wong
enggak ada orang lain saja
kecuali kamu dan bibi dirumah
ini. Lagipula mama kan enggak
keluar rumah. Memangnya kamu
enggak suka ya Mas ? ” sahut
mama menghentikan kerjanya
dan memandang mataku.
“ Wah…..ya suka bangeet dong
Mah…. Apalagi kalau boleh
megang ? ” senyumku.
“Huussss….. ” sambil menjundul
dahi ku. “wong kamu ini masih
kecil saja ” tambahnya.
“Mah…. Aku ini sudah mahasiswa
lho….. bukan anak TK lagi, masak
sih aku masih kecil ? kalo ngeliat
sedikitkan enggak apa apa kan
mah ? ….. boleh kan Mah ? ”
rengekku.
Mama tidak segera menjawab
dan tetap saja meneruskan
mencabuti ubanku seolah olah
enggak ada apa-apa.
Setelah kutunggu sebentar dan
mama tidak menjawab atau
melarangku, akhirnya
kuberanikan untuk menjulurkan
tanganku kearah kancing baju
tidurnya didekat dadanya.
“ Sebentar aja lho Mas
ngelihatnya ” ujarnya tanpa
menghalangi tanganku yang
sudah melepas 3 buah kancing
bajunya.
“ Aduh Mah…..putih betul sih tetek
mama” komentarku sambil
membuka baju tidurnya
sehingga tetek mamaku
tersembul keluar. Aku enggak
tahu ukurannya, tetapi yang
pasti tidak terlalu besar sehingga
kelihatan tegang menantang
serta berwarna merah gelap di
sekitar puting nya.
“ Sudah ah Mas, tutup lagi
sekarang ” katanya sambil tetap
mencabuti ubanku.
“ Lho…. Kok malah bengong,
tutup dong Mas ? ” katanya lagi
ketika kata kata mama enggak
aku ikutin dan tetap memandang
kedua tetek mama yang
kupandang begitu indah.
“ Bentar dong Mah….. aku belum
puas nih Mah, melihat tetek
mama yang begitu indah ini.
Boleh ya Mah pegang dikit ?”
“Tuh kan….. Mas ini sudah
ngelunjak. Katanya tadi cuman
mau ngelihat sebentar, eeeh
sekarang pingin pegang. ” sahut
Mama sambil tetap melanjutkan
mencabut ubanku. “Sebentar aja
lho ” sahutnya tiba2 ketika
melihatku hanya bengong aja
mengagumi tetek mama.
Setelah Mama mengizinkan dan
dengan penuh keraguan serta
tanpa berani melihat wajah
Mama, segera saja kuremas pelan
kedua tetek mama dengan kedua
telapak tanganku.
Aahh ….sungguh terasa halus dan
kenyal tetek mama, gumanku
dalam hati. Lalu kedua tetek
mama ku elus2 dan ku remas2
dengan kedua tanganku.
Karena asyiknya meremasi tetek
mama, baru aku sadar kalau
tangan mama sudah tidak lagi
mencabuti ubanku lagi di
kepalaku dan setelah kulirik,
ternyata mama telah bersandar
di sofa dengan mata tertutup
rapat, mungkin sedang
menikmati nikmatnya remasan
tangan ku di tetek nya.
Melihat mamaku hanya diam saja
dan memejamkan matanya, lalu
timbul keberanianku dan segera
saja kumajukan wajahku
mendekati tetek kirinya dan
mulai kujilat puting teteknya
dengan ujung lidahku.
Setelah beberapa kali teteknya
kuremas dan tetek satunya
kujilati, kudengar desahan mama
sangat pelan
ssshhh ….ssssshhhh….aaaahh…..ma
aaass….suuuu…daaaahh.
Desahan ini walaupun hampir
tidak terdengar membuat ku
semakin berani dan jilatan di
puting teteknya dan kuselingi
dengan hisapan halus serta
remasan di tetek mama sebelah
kanan pun kuselingi dengan
elusan elusan lembut.
Tiba2 saja terdengar bunyi
“ kling” di lantai dan itu mungkin
cabutan ubanku yang sudah
terlepas dari tangan mama,
karena bersamaan dengan itu,
terasa kedua tangan mama
sudah meremas remas rambutku
dan kepalaku di tekannya kearah
badannya sehingga kepalaku
sudah menempel rapat di tetek
mama dan nafasku pun sedikit
tersengal. Desahan dari mulut
mamaku pun semakin keras
ssssshhh ….. ooooohh… aaaaahhh
…….. maaaaaassss….
Desahan yang keluar dari mulut
mamaku ini menjadikan ku
semakin bersemangat dan
kugeser kepalaku yang sedang
dipegangi mama kearah tetek
yang satunya dan tangan
kananku kuremaskan lembut di
tetek kiri mama dan tak henti2
nya desahan mama terdengar
semakin kuat dengan nafas
cepat.
Maaasss …..aaaaahhh….maaaaass……
sssshh…..…
aaaaahhh….ooooohh…
Maaaaaas…., desah mama
dengan keras dan tubuhnya
meliuk liuk, seraya mendekap
kepalaku sangat kuat sehingga
wajahku tenggelam kedalam
teteknya.
Aaaaaaaaaaaaaaaaaahhhh ……
teriak nya dan diakhiri dengan
nafasnya yang cepat dan ter
sengal sengal.
“ Maaas, mama lemes sekali ”,
kata mama dengan suara yang
hampir tidak terdengar dengan
nafasnya yang masih tersengal
sengal. “Maass… tooloong bawa
mama ke kamar”, tambahnya
dengan nafasnya yang masih
cepat.
“ Ayoooo Maas….cepat bawa
mama ke kamar ” katanya lagi
dan tanpa berfikir panjang
akhirnya kubopong mama dan
kuangkat ke tempat tidurnya
dan dengan hati2 ku tidurkan
terlentang di tempat tidurnya
dan mata mama masih tetap
merem tapi nafasnya yang cepat
sudah sedikit mereda.
Aku enggak tahu harus berbuat
apa, jadi aku hanya tiduran saja
disamping mama sambil ku elus
elus dahi yang berkeringat dan
rambutnya serta pandanganku
tidak pernah lepas dari wajah
mama karena takut terjadi apa2,
tapi sering juga mataku tertuju
ke tetek mama yang menyembul
keluar dari baju tidurnya yang
terbuka. Nafas mama makin lama
semakin teratur.
Tak lama kemudian mata mama
mulai terbuka pelan2 dan ketika
melihatku ada disampingnya,
mama tersenyum manis sambil
tangannya dieluskan ke
wajahku.
“ Kenapa Mah……. Aku sampai
takut ” kataku sambil kuciumi
tangan yang sedang memegang
wajahku.
“ Mama lemes sekali sayang…..
kaki mama gemetaran, tolong
kamu pijitin mama ” perintahnya
dengan suara yang hampir tidak
terdengar.
Tanpa membantah, segera saja
aku berpindah ke dekat kaki
mama dan ketika kedua kakinya
di geser kearah berlawanan, lalu
kutempatkan dudukku diantara
kedua paha mama yang sudah
terbuka lebar. Kulihat mama
sudah menutup matanya
kembali.
Penisku yang tadi sudah tidur
karena rasa takut, kembali mulai
bangun ketika baju tidur mama
yang tersingkap dan cd nya
terlihat jelas. Benar-benar
merupakan pemandangan yang
sangat indah, pahanya yang
putih mulus serta padat berisi itu
membuat jantungku serasa mau
copot.
Karena enggak pernah tahu
bagaimana caranya memijat,
akhirnya kedua tanganku
kuletakkan di kedua paha mama
dan ku pijit2 dari bawah ke atas.
Aku enggak tahu, apakah
pijitanku itu enak apa tidak,
tetapi kelihatannya mama tetap
memejamkan matanya tanpa ada
protes. Demikian juga ketika
kedua tanganku kosodokan di cd
nya beberapa kali, mama pun
tetap diam saja.
Memang godaan syahwat bisa
mengalahkan segalanya. Penisku
pun sudah begitu tegang
sehingga kugunakan salah satu
tanganku untuk membetulkan
arahnya keatas agar tidak terasa
sakit.
“ Mah…..celana mama
mengganggu nih…. aku buka
saja ya mah ? ” tanyaku minta
izin sambil memandang ke arah
nya.
Mama enggak segera menjawab,
tapi kuperhatikan mama
mengangguk sedikit.
Tanpa berlama lama walaupun
aku masih ragu, segera kutarik
turun cd nya dan ketika bagian
bawah pantat mama sulit kutarik,
mama malah membantunya
dengan mengangkat badannya
sedikit sehingga cd nya dengan
mudah kupelas dari kedua
kakinya. Lalu sekalian saja
kulepas beberapa kancing baju
tidur nya yang tersisa dengan
salah satu tanganku dan dengan
cepat, kupelas juga kaos dan
celana yang melekat di tubuhku.
Sambil kembali kupijati paha
mama, mataku enggak lepas
memandang mem*k mama yang
baru pertama kali ini kulihat. Bulu
jembutnya terlihat hanya
beberapa lembar sehingga
bentuk mem*knya terlihat
dengan jelas dan dari celah
bibirnya kulihat sudah ber air.
Detak jantungku menjadi kian
kencang terpacu melihat bagian-
bagian indah milik mamaku.
Karena enggak tahan cuma
memelototi lubang kenikmatan
mama, lalu ku selonjorkan
badanku kebelakang sehingga
wajahku pun sudah berada tepat
diatas mem*k mama tapi
tanganku pun masih memijati
pahanya walaupun itu hanya
berupa elusan elusan barangkali.
Awalnya sih aku hanya mencoba
membaui mem*k mama dengan
hidungku. Ah, ada bau yang
meruap asing di hidungku, segar
dan membuatku tambah
terangsang. Eeeh …. Kuperhatikan
mama tetap tenang saja,
walaupun nafas nya sudah lebih
cepat dari biasanya.
Ketika lidahku mulai kumainkan
dengan menjilat di seputar
belahan bibir mem*k nya yang
sudah terlihat basah dari tadi
dan terasa asin tapi enak,
pinggul mama tergelinjang keras
sehingga hidungku basah
terkena cairan mama.
“ Aduuuuh…Mas…” teriak mama
tiba2 dengan suara serak dan
tersendat sendat diantara
nafasnya yang sudah memburu.
Mama kembali diam dan aku
artikan mama setuju saja dengan
apa yang aku lakukan dan
walaupun kedua tangannya
memegangi kepalaku.
Tanpa minta izin, segera saja jari-
jariku kugunakan untuk
membuka bibir vagina dan
memainkan bibir vagina serta
daging kecil yang sudah
menyembul dari sela-sela bibir
vaginanya.
“ Aduuuuuh…….aaaaaah…..aaahhh ..maaaaas…”,
kudengar desahan mama agak
keras.
Dapat kurasakan cairan
lendirnya yang sudah semakin
membasahi vagina mama yang
indah itu. Betapa nikmat rasanya,
apalagi dengan desahan mama
yang semakin lama semakin
keras, membuatku semakin
bersemangat dan mulai kujilati,
kuendus dan kumasukkan
hidungku kedalam vaginanya
serta kumainkan lidahku di
lobang mem*k mama.
Mungkin karena keenakan,
desahan mama sudah menjadi
erangan yang keras dan rambut
kepalaku pun sudah diremas
remas mama seraya di tekan
tekannya kepalaku dan
pantatnya pun digoyangnya
naik turun sehingga seluruh
wajahku terasa basah semua
terkena cairan yang keluar dari
mem*k mama. Aku terus saja
memainkan lidahku tetapi tidak
berapa lama kemudian bisa
kurasakan goyangan tubuh
mama semakin cepat dan
nafasnya pun sudah terdengar
cepat dan keras sekali. Tubuh
mama mengejang dan akhirnya
dia mendesah keras
maaaas …..addduuuuh….aaaaaah…..
maaas…sssssssh….
teee..ruuuuusss..maaas, sambil
kepalaku ditekannya dalam
dalam kearah mem*knya. Lalu
mama terkapar melepas tangan
nya dari kepalaku dengan nafas
ngos2an yang cepat dan aku
yakin sekali kalau mama sudah
mencapai orgasmenya lagi.
Tanpa disuruh aku segera naik
dan tiduran miring
menghadapnya disamping
mama yang terlentang dengan
nafasnya yang masih cepat.
“ Aduuuh…maaas, kamu nakal
sekali ya ? kamu bikin mama jadi
keenakan sampe lemes sekali ”
katanya setelah nafasnya agak
normal sambil memencet
hidungku.
“ Mah….. booo leeeh enggak aaaa
kuuuu ? ” tanyaku tapi enggak
berani meneruskan kalimatnya,
sambil ku usap2 dahi mama
yang masih berkerigat.
Mudah2an saja mama mengerti
maksudku itu, soalnya penisku
sudah tegang sekali.
“jangan ya sayang…..” jawab
mama seraya mengecup pipiku
dan jawaban itu tentu saja
membuatku menjadi sedikit
kecewa.
Mungkin mama melihat
perubahan wajahku dan karena
merasa kasihan, lalu katanya…..
“Mas, boleh deh….tapi hanya
digesek gesekin saja ya di
luar ?”. Mendengar jawaban itu,
membuat hatiku agak lega,
yah ….dari pada enggak boleh
sama sekali, padahal rasa
kepinginku sudah sampe
diujung.
“ Sini sayang……naiklah”, lanjut
nya sambil meraih tubuhku
untuk naik di atas tubuh mama
dan dari rasa sentuhan dikakiku,
terasa mama juga sudah
membuka ke dua pahanya, tapi
tidak terlalu lebar.
Tanpa berkata kata, lalu kunaiki
tubuh mama dengan penisku
yang sudah siap tempur dengan
kepalanya yang mengkilap
tegang. Tangan mama sudah
memegangi penisku dan
mengarahkan batang
kemaluanku ke mem*knya. Lalu,
penisku yang sedang
dipegangnya di gesek2an keatas
dan kebawah secara perlahan
lahan di mem*knya yang
memang sudah licin dan
kupergunakan kesempatan ini
untuk menjilati leher mama.
Aku pun harus bersabar sedikit
dan menunggu agar nafsu
mama naik kembali karena
sentuhan penisku dimem*knya
dan jilatan2 ku di lehernya.
Sesekali kuperhatikan wajah
mama dan kulihat mama sedang
memejamkan kedua matanya
yang mungkin sedang
menikmati gesekan2 penisku di
mem*knya.
Suatu ketika, mama
menghentikan gerakan
tangannya dan melepaskan
pegangan tangannya di penisku.
Kedua tangan mama lalu
memegangi kepalaku dan
melepaskanku dari dadanya
yang sedang kujilati serta
memandangku dengan mata
sayu.
“Gimana….. sayang….? Enak
enggak ?” tanyanya.
“Ya enak dong maaaah……
tapiiiiiiii…..” jawabku di
telinganya tanpa berani
meneruskan.
“ Tapi…..kenapa Maaas ?’ Tanya
mama pura2 enggak mengerti
kata2ku tadi.
“ Boo….. leh ya maaaah
dimasukin ”? jawabku agak
gugup didekat telinganya lagi.
Belum sampai kata2 yang aku
ucapkan itu selesai, terasa ibu
telah berusaha merenggangkan
ke dua kakinya pelan2 lebih
lebar lagi dan kulihat ibu tidak
berusaha menjawab, tapi malah
terus menutup matanya.
Dengan tanpa melihat, karena
aku sibuk menjilati telinga dan
leher mama dan kedua tangan
mama hanya dipelukannya di
punggungku, kutekan pantatku
sedikit dan mama lalu
menggeser pantatnya sedikit
saat penisku sudah menempel di
mem*knya, sepertinya mama
yang memang sudah lebih
berpengalaman, sedang
berusaha menempatkan lobang
mem*knya agar penisku mudah
memasukinya.
Ketika mama sudah tidak
menggerakkan tubuhnya lagi,
pelan2 kutekan penisku ke
mem*k mama, tetapi sepertinya
kepala penisku terganjal dan
tidak mudah masuk atau
mungkin salah tempat, walau
aku tahu mem*k ibu sudah
basah sekali dari tadi.
Tetapi ketika kuperhatikan wajah
mama yang lagi merem itu,
sepertinya mama agak
menyeringai, mungkin sedang
menahan rasa sakit sewaktu
penislku kutekan ke mem*knya..
“ peel.. laaan.. pelaaan…
sayyyy….aaang, saaa…kiiitt,
mama sudah lama enggak
pernah lagi ”, kudengar bisik
mama didekat telingaku. Karena
kasihan mendengar suara mama
yang kesakitan, segera saja
kuangkat pelan2 penisku tetapi
tangan mama yang dari tadi ada
di punggungku sepertinya
berusaha menahannya.
“ Nggggak…aaapp….paa
aapa….Maaas” terdengar bisik
mama lagi. Aku nggak menjawab
apa2, tetapi kemudian terasa
tangan mama sepertinya
menekan pantatku, mungkin
menyuruhku untuk mencoba
memasukan penisku, lalu
kutusukkan lagi saja penisku
pelan2 ke mem*k mama dan
… ..ssssrreeeeeeeet….,., terasa
kepala penisku seperti menguak
sesuatu yang tadinya tertutup
rapat dan langsung saja
kuhentikan tusukan penisku ke
mem*k mama, karena terlihat
mama menyeringai menahan
sakit dan terdengar lagi mama
merintih
“… .Aduuuuhh…….maaaaas…..”
sambil kedua tangannya
menahan punggungku sedikit
dan kembali tekanan pantatku
kebawah segera kuhentikan. Aku
jadi kasihan melihat wajah mama
selalu menyeringai seperti
kesakitan.
Tetapi beberapa saat kemudian,
“ teken lagi maas….tapi pelan
pelan ya… “ sambil kedua tangan
mama menekan pantatku pelan2,
langsung saja aku mengikuti
tekanan tangan dipantatku
menekan pelan2 dan tiba2 …..
sssrrrrreeett….bleesss….., terasa
kepala penisku masuk ke mem*k
mama. “…Maaaaasss….” teriak
mama pelan bersamaan dengan
masuknya kepala penisku.
“ Sudah…
maaass…..suuuuukk….saaa….
yaang…”, lanjutnya sambil
melepas nafas panjang tapi
tangan mama malah menahan
tekanan pantatku.
Aku diamkan sebentar
pergerakan penisku sambil
menunggu reaksi mama, tetapi
dalam keadaan diam seperti ini,
aku merasa penisku sedang
terhisap kuat di dalam mem*k
mama dan tanpa kusadari
terucap dari
mulutku …..”Maaah……maaah……
terr… .uuusss….Maaah…enaaaaak.
Saking enaknya, aku sudah
nggak memperhatikan tangan
atau wajah mama lagi, lalu
kegerakkan pantatku naik turun
pelan2 dan mamapun
mengimbanginya dengan
mengerakkan pantatnya seperti
berputar-putar. Maaasss..teer ……
ruuus.
maaas..enaaakk..aduuuhhh…
enakk k..maaaas.., kudengar
kata2 mama terbata-bata dan
kubungkam bibir mama dengan
mulutku sambil lidahku kuputar
didalam mulutnya, serta kedua
tanganku kucengkeram kuat
diwajah mama..
Sedang kan kedua tangan mama
masih tetap di posisi pantatku
dan menekan pantatku apabila
pantatku lagi naik. Goyangan
dan gerakan aku dan mama
semakin cepat dan kudengar
bunyi.crreeettt …creeettt..cree
etttt.secara teratur sesuai
dengan gerakan naik-turunnya
pantatku serta bunyi suara
mama ….hhmmm…aaaahhhh..
aaahhh….yang nggak keluar
karena bibirnya tertutup bibirku.
Tiba2 saja mama menghentikan
gerakan tubuhnya dan
mengatakan “berhenti sebenar
sayaaaang ”.
“Kenapa Ma ? ”
“Maasss…toloong cabut
punyamu. duluuu, mama mau
mengelap punya mama supaya
agak kering sedikit, biar kita
sama sama enak nantinya ”,
katanya.
Bener juga kata Mama, kataku
dalam hati, tadi mem*k Mama
terasa sangat basah sekali. Lalu
pelan2 kont*lku kucabut keluar
dari mem*k Mama dan kuambil
handuk kecil yang ada di tempat
tidur sambil kukatakan “Maaam,
biar aku saja deh yang
ngelap..boleeehkan … Maaam ” ?
“Terserah ….kamuuu…..deh…
maasss”, jawab Mama pendek
sambil membuka kedua kakinya
lebar2 dan aku merangkak
mendekati mem*k Mama dan
setelah dekat dengan mem*k
Mama, lalu kukatakan … “aku.
bersihkan.
sekarang.yaaaa..maaaaa” ? dan
kedengar Mama hanya
menjawab pendek ….
“boleeeh.sayaaaang ”. Lalu
kupegang dan kubuka bibir
mem*k Mama dan..kutundukkan
kepalaku ke mem*knya lalu ku
jilat jilat itil dan belahan mem*k
mama dan pantat Mama
tergelinjang keras mungkin
karena kaget sambil berseru..
“ Maaas ….. kamuuu.. nakaaaal . …
yaaaaa”. Tanpa menjawab, aku
teruskan isapan dan jilatan di
semua bagian mem*k Mama dan
membuat Mama menggerak
gerakkan terus pantatnya dan
kedua tangannya kembali
menekan kepalaku. Beberapa
saat kemudian, terasa kepalaku
seperti ditarik Mama sambil
berkata, “Maas…
sudaaaah..sayaaaaang…mam a
nggak tahaaaaaan…. Kalau kamu
gituin terus…..sini..yaaaang”. Lalu
kuikuti tarikan tangan Mama dan
aku langsung naik diatas badan
Mama dan setelah itu kudengar
mama seperti berbisik di
telngaku …. “mas,…
masukiiiin..lagi..
punyamu..sayaaang…
mama.sudah.n
ggaaak.tahaaaaan..yaaang” dan
tanpa membuang-buang waktu,
kuangkat kedua kaki Mami dan
kutaruh diatas pundakku sambil
ingin mempraktekkan seperti
apa yang kulihat di blue film
yang sering kulihat dan sambil
kupegang batang kont*lku,
kuarahkan ke mem*k Mama
yang bibirnya terbuka lebar lalu
kutusukkan pelan2, sedangkan
mama dengan menutup matanya
seperti pasrah saja dengan apa
yang kuperbuat. Karena mem*k
Mama masih tetap basah dan
apalagi baru ku jilat dan kuisap-
isap, membuat mem*k mama
semakin basah sehingga
sodokan kont*lku dapat dengan
mudah memasuki lobang mem*k
Mama.
Mama mulai meggerakkan
pantatnya naik turun mengikuti
gerakan kont*lku yang keluar
masuk mem*knya.
“Mas….terus teken yang kuat ”
desah mama dan tanpa perintah
kedua kalinya, akupun
menggenjot mem*knya lebih
kuat sehingga terdengar bunyi …
crroooooot…..crroooottt…
croooott, mungkin akibat mem*k
mamaku yang sudah basah
sekali. “Ayyooo….maaasss ”
serunya lagi dengan nafasnya
yang sudah tersengal sengal.
“ Maas…turunkan kaki mama ”
mintanya dan sambil kont*lku
masih kusodok sodokkan
kedalam mem*k mama, satu
persatu kakinya ku turunkan
dari bahuku dan akupun sudah
menempel tubuh mama serta
mama mulai menciumi seluruh
wajahku sampai basah semua..
Nggak lama kemudian gerakan
pantat mama yang berputar itu
semakin cepat dan kedua
tangannya mencengkeram kuat2
di pantatku dan…tiba2 mama
melepas ciumanku serta berkata
tersendat sendat agak keras …..
Maaaaassss….. mama….. haam..
piirr…..maaaas… aa…
yyoooo ..maass….cepppaaaat..,
moment ini nggak kusia siakan,
karena aku sudah nggak kuat
menahan desakan pejuku yang
akan keluar …. Ayyooo…
maaaah……aduuuh..maaah…,
sambil kutekan kont*lku kuat2
kedalam mem*k mama dan
kurasakan cengkeraman kuat
kedua tangan mama di pantatku
makin keras dan agak sakit
seakan ada kukunya yang
menusuk pantatku.
Kuperhatikan mama dengan
nafas yang masih ter engah2
terdiam lemas seperti tanpa
tenaga dan kedua tangannya
walau terkulai tapi masih dalam
posisi memelukku, sedangkan
posisiku yang masih diatas
tubuh mama dengan kont*lku
masih menancap semuanya
didalam mem*knya.
Karena mama hanya diam saja
tapi nafasnya mulai agar teratur,
aku berpikir mama mau istirahat
atau langsung tidur, lalu
kuangkat pantatku pelan2 untuk
mencabut kont*lku yang masih
ada di dalam mem*k mama,
eeehh…nggak tahunya mama
dengan kedua tangannya yang
mash tetap di punggungku dan
memiringkan badannya
sehingga aku tergeletak
disampingnya lalu dengan
matanya masih terpejam dia
berguman pelan…Maaas…
bii.aarkan..mas….b iarkan
punyamu itu dida..laaamm…
sebentar. rasanya..enak.ada yang
mengganjel didalam …sambil
mencium bibirku mesra sekali
dan …kami terus ketiduran sambil
berpelukan.
Entah berapa lama aku sudah
tertidur dan akhirnya aku
terbangun karena aku
merasakan ada sesuatu yang
menghisap hisap kont*lku. Ketika
kulihat jam diding, kulihat sudah
jam 5 pagi dan kulihat pula
mamaku sudah berada di bagian
bawah lagi asyik mengulum dan
mengocok ngocok kont*lku. Aku
pura2 masih tidur sambil
menikmati kuluman mulut mama
di kont*lku. Mama mengulum
kont*lku dan memainkan
dengan lidahnya, aku terasa geli.
Sambil mengulum, terasa
kelembutan jari jemari mama
mengusap dan membelai batang
kont*lku. Diusap dan diurutnya
keatas dan kebawah. Terasa mau
tercabut batang kont*lku
diperlakukan seperti itu. Aku
hanya mendesis geli sambil
mendongakkan kepala menahan
nikmat yang luar biasa.
Setelah itu, giliran pangkal paha
kananku diselusurinya. Lidah
mama mengusap-usap pangkal
pahaku, terus menyusur ke paha
dan terus naik lagi ke buah
zakar, ke batang kont*lku, ke
kepala kont*lku, enuaaaknyaa.
Tetapi lama lama tidak tahan
juga sehingga mau tak mau
pantanku pun mulai kugerakkan
naik turun dan yang membuat
mama nengok kearahku dan
melepas kuluman di kont*lku
tapi tetap masih memeganginya.
“ Sudah bangun saayaaang. ”
katanya dengan suara lembut.
“ Teruuus…maaah…enaaaaakk…
”, kataku dan kembali mamaku
mengulum kont*lku sehingga
terlihat kont*lku keluar masuk
mulut mama. Setelah beberapa
lama kont*lku dikulumn dan
mengurut batang kont*lku, tiba
tiba saja mama lalu melepas
kont*lku. Kini, lidah mama sudah
naik menyusuri perutku,
menjilat-jilat pusarku, terus naik
lagi ke dada kanan, melumuri
puting susu kananku dengan air
liur yang hangat, lalu ke leher,
dan akhirnya ke mulutku.
Lidah mama ketika memasuki
mulutku, kugigit sedikit dengan
gemasssss … Tiba-tiba,
aduuhhhh…aku merasa batang
kemaluanku memasuki jepitan
daging hangat, kenyal dan
berlendir ….mem*k mama.
Rupanya saat mulutku asyik
menikmati lidahnya, mama
menyodokkan vaginanya ke
kont*lku yang memang sudah
tegang sekali. Tanpa
mengeluarkan lidahnya dari
mulutku, mama mulai menekan
pantatnya ke bawah. Blesssss ….
kont*lku menerobos masuk
kedalam mem*k mama. Hangat
rasanya.
Mama terus melakukan gerakan
memompa …. aduhhhhh batang
kont*lku merasakan elusan dan
remasan dinding mem*k mama..
Akupun menggelepar sehingga
lidah mama keluar dari mulutku.
Tapi lidah mama terus mengejar
mulutku, sehingga bisa kembali
masuk ke dalam mulutku.
Sementara pantatnya tetap
memompa dan tedengar bunyia
… .crooot..croott….croott.
“Aduhhhh …….enaaaknya ”
Seruku tanpa sadar.
“ Enaaak….sayaaaaang ”, Tanya
mama.
“ Teee…rruuuuss…maaaaah ……
enaak sekali”
Tiba-tiba saja mama melepaskan
mulutnya dari mulutku. Lalu
tangan mama diletakkan dan
bertumpu di dadaku, serta mulai
naik turun memmompa dan
memutar-mutar pantatnya.
Serrrr…..serrr….seeeeerr…. batang
kont*lkupun serasa ikut terputar
seirama dengan putaran pantat
mama. “Addduuuuuuhhhh….
maaaaah, aku nggak tahaannn
nih …. ” desisku.
Mama kelihatannya tidak ambil
pusing dengan rintihanku, dia
tetap memutar, memompa,
memutar, memompa pantatnya,
tapi nafasnya pun sudah begitu
cepat.
Tetek mama yang ada
dihadapanku pun juga ikut
tergoyang-goyang seirama
dengan gerakkan tubuhnya dan
kuremas remas keduanya
dengan tanganku.
Sekitar beberapa menit aku
terombang-ambing dalam
kenikmatan yang luar biasa,
sampai akhirnya ketika ibu mulai
mengubah posisi dengan
membalik tubuhku sehingga aku
sekarang sudah berada diatas
tubuh mama dan nafas mama
kuperhatikan sudah begitu
cepat.
“ Maaaas….ceeepaaaat….teken
yang ku…aaaaat maaass…”,
perintahnya sambil memeluk
punggungku erat erat serta
menggerakkan pinggulnya naik
turun dengan cepat sehingga
membuat kont*lku terasa sedikit
ngilu.
“Ceee….paaaat….maaaas ”
serunya lagi dengan nada suara
yang cukup keras seraya
tangannya mendekap
punggungku kuat2. Mingkin
mama sudah mendekati orgasme
nya barangkali, padahal akupun
sudah hampir tidak kuat
menahan air maniku agar tidak
keluar.
“ Ini…maaaah….ini…tahan yaaa
maaah ”sahutku seraya kugenjot
mem*k mama kuat2 beberapa
kali.
“ Ter..rrruss..saaa…yang…terruu
uus. ”katanya lagi dengan
gerakan pinggulnya semakin liar
saja.
“ Maaah…maaaaaaah….aku
gaaaaak…tahaaaaan lagiiiiiii….
”teriakku kuat2 dan kutekan
kont*lku lebih kuat lagi kedalam
mem*k mama dan crreeet ……
creeet….creeet…….air maniku
akhirnya jebol dan menyemprot
kuat kedalam mem*k mama dan
mungkin setelah menerima
semprotan air maniku akhir nya
mama pun berteriak
“ Maaaaassss………mama……
juuuu…gaaa aaaaa”, teriaknya
sambil merangkulkan kedua
kakinya kuat2 dipunggungku
dan cengkeraman tangannya
pun membuat punggungku
terasa sakit.
Akupun akhirnya menjatuhkan
tubuh ku disamping mama dan
sama2 terengah engah
kecapaian.
Setelah nafas kami mulai teratur,
sambil memelukku mama
berkata serasa berbisik dekat
telingaku.
“ Enaaak..maaaaaasss ?”
“Enaaak sekali maaaah… ”.
“Maasss….jangan sampai ada
yang tahu soal ini yaaaa ? Kamu
kan bisa jaga rahasia kita ya
” kata mama.
“Iya maaah…. ”
“Dan satu lagi….. ”, kata mama
sambil memandangku tajam.
“ Apa itu Maaah…. ”
“Yang ini punya mama……jangan
kamu kasihkan orang lain ya ?
” katanya seraya mencengkeram
kont*lku yang lagi tidur
kecapean dan mengelus elusnya.
“ Janji ya.. saaaa…yang….
”Tambahnya lagi.
“Asal ini semua juga buat saya
ya Maaah. ”sahutku sambil
kuremas mem*k mama dan
kueluskan jariku dibelahan
mem*k mama yang masih terasa
basah oleh air maniku.
Akhir nya kami tertawa
berbarengan dan tiba2 saja ada
ketukan di pintu kamar
“ Buuuu……sudah siang… ”.
Rupanya ketukan dari pembantu
karena saat itu sudah jam 9.00
pagi.
Setelah itu, mama selalu tidak
pernah absen mengunjungiku di
Bandung atau kalau mama
berhalangan, maka akulah yang
datang ke Jakarta

No comments:

Post a Comment

Sungguh Puaskah Istri Anda ?