Jadilah Lelaki Perkasa, Seperkasa Kuda Putih

Saturday, October 31, 2009

Sensasi Inah dan Mbak Asti...

Chapter 7 : ERANGAN MBAK ASTI



Asti menerawang jauh pandangannya ke arah depan ruang tamunya, Anton melirik dari sebelah halaman koran yang dibacanya sambil diangkat, sehingga Asti tidak melihat arah pandangan mata Anton, Anton tersenyum melihat Asti melamun.

“Mbak… mas Ary dah berapa lama enggak dateng…?” tanya Anton memecah lamunan Asti. Ditariknya nafas dalam-dalam,
“Tau dik… katanya dinas keluar negeri sampai 3 bulan… keluh Asti.
“Waduh… gimana urusan ranjang didalam kelambu tuh mbak” goda Anton.
“Mbak selama ini pake alat kok dik…” jawab Asti enteng.
“Apa enaknya pake benda mati kayak gitu” ledek Anton,
“Eh mbak beli yang pake vibrate lho dik, jadi bisa gerak-gerak” bela Asti.
“Tetep aja monoton gerakannya… jawab Anton meledek Asti lagi.

“Mbak… buat Anton aja deh jamunya si Inah… daripada gak diminum…”pinta Anton,
“Trus entar sama siapa musuhnya dik?” pancing Asti.
“Siapa aja yang mau… soalnya lagi jomblo nih”jawab Anton seakan tau pancingan Asti.

Asti bangkit berjalan menuju lemari es, membuka handle sembari setengan membungkuk mencari jamu tersebut. Anton disuguhkan pemandangan indah pinggang dan pantat Asti yang terkena imbas sinar dari dalam lemari Es, dan hanya bisa menelan ludahnya saja. Kemudian Asti memberikan gelas berisi jamu dan langsung dihabiskan Anton tanpa menunggu lama lagi, Asti hanya tersenyum melihat kelakuan Anton sembari berkata dalam hati bahwa anak muda ini memang urakan, tetapi baik hati dan yang lebih gemes lagi adalah gonta ganti pasangan tidurnya, sembari melirik kain sarung tepat di tengah selangkangan Anton dan membayangkan isi yang terkukung di dalamnya, tiba-tiba Asti merasa ada sesuatu yang basah keluaar dari kemaluannya… ups.

“Gimana rasanya dik…?” tanya Asti,

“Pahit lah mbak.." jawab Anton sembari menyruput sisa teh manisnya tadi untuk menghilangkan rasa pahit jamu itu. Asti bangkit dari duduknya, memandang ke arah Anton sembari tersenyum penuh arti, dibalikannya badannya kemudian menuju kamar tidurnya sembari memegang kedua bongkah pantatnya yang seksi. Anton mengikuti dengan pandangan kedua bola matanya, wah mancing lagi nih cewek. tetapi Anton tidak terbawa oleh pancingan Asti sementara dibiarkannya Asti dengan pikirannya sendiri, sementara Anton kembali membaca koran sembari menunggu reaksi jamu yang telah tandas diminumnya.

“Dik… dik Anton…” terdengar suara dari kamar Asti,
“Ya mbak… jawab Anton tetap tidak beranjak dari duduknya.
“Kesini sebentar dong…” suara Asti agak manja,
“Ya…” jawab Anton masih diam membaca.
“Diiikkkk…” terdengar lagi suara Asti dari dalam kamarnya. Dengan malas Anton bangkit dan berjalan ke arah kamar Asti,

“Ada apa sih mbak…” tanya Anton sembari melihat Asti tiduran membelakanginya.
“Tolong tutup dong pintu depan dik… nanti setelah itu kemari lagi ya…” jawab Asti tanpa merubah poisi tidurnya. Anto berjalan menuju ruang tamu kemudian menutup serta mengunci pintu utama, setelah itu Anton kembali ke kamar Asti, didekatinya wanita itu dan duduk di pinggir tempat tidurnya,

“Udah saya tutup mbak… pintunya” jawab Anton sembari meraih pundak Asti yang kemudian dipijitnya.
“Ssshhh… enakkk dik Atooon… ssshhh…” desah Asti menggelinjang,
“Kemarin main ujan-ujanan sih… masuk angin deh” kata Anton menganalisa sendiri. “Mmmhhh… ssshhh…” erang Asti tanpa menjawab komentar Anton.

“Aku buka dasternya ya mbak ya… biar langsung kerasa di kulit pijitanku…” pinta Anton,

“Terserahlaaahhh…” jawab Asti malas.

Kemudian Aton menarik tali daster dipundak kanan-kiri Asti serta menurunkannya, sementara Asti agak terangkat sedikit tubuhnya memberi keleluasaan Anton untuk menurunkan dasternya, Anton menurunkan sebatas pinggangnya, kemudian mulai memijat lagi. Benar dugaan Anton sebelumnya tadi bahwa Asti tidak mengenakan bra, tampak kulit coklat manis punggung Asti yang masih kencang di usianya ke 29 tahun tanpa anak. Anton memijat dari atas punggung hingga sekitar pinggang, pijatannya membuat Asti mendesis keenakan,

“ssshhh… ennaakkk Toonnn… ssshhh”.

Anton yang ahli dalam memanjakan wanita-wanitanya, ia mengerti sedikit masalah pijat memijat, ilmunya didapat ketika dia mengikuti kursus sebagai pecinta alam di kampusnya. Sedikit demi sedikit urat-urat Asti yang dirasa mengganjal atau menggrenjel di pijatnya sehingga menjadi lemas dan normal kembalidengan tak lupa sedikit sentuhan pada tonjolan daging payudara Asti. Perlahan ditariknya sisa daster yang tersisa di pantat Asti, Wanita itu membantu melancarkan aksi Anton dengan menaikkan pantatnya ke atas.
Tanpa melepas G-string wanita itu, Anton kembali memijat bongkahan pantat Asti yang bulat, segar dan indah. Perlahan diusap dan dipijitnya bongkahan itu sehingga menimbulkan reaksi yang besar buat Asti, erangan wanita itu semakin sering diselingi deru nafas yang memburu,

“Ssshhh… toonnn… jangan siksa mbaaakk dooonggg…” Anton memijit dengan kedua jempolnya tepat ditengah masing-masing bongkahan pantat kiri dan kanan, diyakini akan membangkitkan gairah sex wanita, terbukti semakin liar gerakan Asti diselingi erangan-erangan serta rintihannya.
Perlahan pijitan Anton turun ke paha, naik lagi ke pangkal paha, membuat Asti semakin menggelinjang tak berdaya.
Kemudian Anton membalikkan tubuh Asti, pandangan mata mereka beradu, Anton melihat pandangan Asti yang pasrah dengan mata hanya setengah terpejam menahan sesuatu yang akan meledak.

“Kamu hebat Ton, bikin mbak terbuai dan penasaran".

Anton memijat kening wanita itu, gerakannya menurun hingga keleher terus menurun hingga kebukit kembar wanita itu, Asti meraih tangan Anton dan menekan tangannya bila mendarat di kedua payudaranya seakan ingin mengatakan agar Anton meremasnya. Anton tanggap dengan reaksi Asti, perlahan diremasnya kedua payudara Asti, kedua mata wanita itu terpejam merasakan kenikmatan. Anton mendekatkan wajahnya ke puting serta mengulumnya.

“Aahhh… hisssaaap yang kuaaat diiikkk…” pinta Asti kesetanan sembari menjambak rambut Anton. Anton memainkan pilinan lidahnya di puting serta seskali menghisap serta menggigit lembut puting tersebut.
Perlahan jilatan Anton turun ke pusar, tangan kirinya menyingkap penutup tengah G-string kemudian jilatan Anton mendarat pada bukit berbulu lebat milik Asti. Tanpa melihat dapat dipastikan lidah Anton menemukan tonjolan daging bulat sebesar kelereng di tengah-tengah lebatnya hutan Asti. proses ini membuat Asti menggelinjang disertai rintihan tertahan,

“Tekan yang kuat tooonnn… hisaapp… mmmhhhgghh…" erangnya. Anton memainkan lidahnya di tonjolan daging kecil tersebut dengan sesekali digigitnya seperti tadi ia mempermainkan puting wanita tersebut.
Tak lama berselang Asti mengalami puncak orgasme yang diidamkannya beberapa hari terakhir ini, dengan menjambak dan menekan keras kepala Anton ke vaginanya ia berteriak

“Aagghhh… ssshhh… aku sampeee tooonn… agghhh…” erangnya. Asti mencapai klimaksnya, sementara Anton menjilat habis tuntas cairan kenikmatan Asti tanpa bersisa sedikitpun, sungguh nikmat rasanya, pikir Anton.


Ntar lanjutannya Chapter 8 : PERMAINAN DILDO

No comments:

Post a Comment

Sungguh Puaskah Istri Anda ?