Jadilah Lelaki Perkasa, Seperkasa Kuda Putih

Saturday, October 31, 2009

Sensasi Inah dan Mbak Asti...

Chapter 5 : KULUMAN BONUS


Keluar dari kamar mandi, Inah menuju meja rias di dalam kamar Anton, sementara Anton berjalan ke dapur guna memasak air untuk membuat teh manis hangat. Sesekali diliriknya Inah dari dapur ke dalam kamar, Inah duduk membelakangi Anton sembari mengeringkan rambut dengan handuk tanpa sehelai benang pun menutupi tubuh sintalnya.

Melihat pemandangan itu, Anton terpana dari tempatnya membuat teh, gila perfect banget tuh body batin hatinya, orang gak akan nyangka bahwa tukang jamu memiliki body yang aduhai, apalagi barangnya… bisa memijit pula… mungkin karena setiap hari berjalan dan membawa beban di punggung, yang tanpa disadari sudah merupakan olah raga sex… masih dalam pikiran Anton melihat pemandangan Inah dari belakang.

“Mbak… nih teh hangatnya… aku cuman bikin satu buat kita berdua ya… biar tambah mesra… bukannya pelit lho” canda Anton sembari membawa teh hangat yang diletakkan di atas meja rias.

Anton meraih kursi dan duduk di sebelah meja rias yang sedang dipakai Inah untuk mengeringkan rambut, dipandanginya Inah dari sisinya duduk.

“Ah… mas… kok ngeliatin Inah terus sih… Inah kan malu…” celoteh Inah manja sembari mencubit pipi Anton. Anton hanya tersenyum dan mendekati bibir wanita itu serta mengecupnya dengan mesra. Ketika Inah menyisir rambutnya, otomatis siku tangannya terangkat ke atas dan memperlihatkan ketiak Inah yang ditumbuhi bulu tetapi tidak lebat sehingga tidak memberi kesan jorok. Anton meraih ketiak Inah, dielusnya bulu-bulunya,

“Gak pernah dicukur ya mbak”.
“Mana sempet mas… gak ada waktu ngurusin diri” bela Inah.


Anton kembali memperhatikan Inah menyisir rambutnya, begitu pandangan Anton ke bawah, dilihatnya payudara Indah bergoyang ke kiri kanan, menambah pemandangan menjadi panas kembali.

“Mbak… adikku bangkit lagi nih…” bisik Anton sembari memberi kode liwat tatapannya ke arah kemaluannya.
“Ihhhh… tuh kan… baru percaya sama ramuan jamuku…” gemas Inah sembari mencubit dan mengelus kemaluan Anton.
“Gimana kalo mau minta jatah lagi” harap Anton,
“Aduh… khan udah mandi mas, lagian aku capek banget nih sampe berasa copot semua tulangku mas” elak Inah.

Tetapi Inah bangkit dan berjongkok di depan Anton, “Ya deh… ini tanggung jawabku… aku kulum lagi aja ya mas… kasian klo gak bisa tersalur” jawab Inah memberi solusi.

Anton hanya tersenyum sembari melihat lagi Inah mengulum kemaluannya, dielusnya rambut Inah. Inah memang cepat bisa, sedotannya membuat Anton tidak dapat bertahan lama, dan memang ini yang dimaui Anton, karena ia berpikir bila hanya dia yang bermain tidaklah terlalu nyaman.
“Mbak… achhh…” jerit Anton mengiringi orgasmenya kali ini yang seperti tadi langsung ditelan habis Inah.
“Kok cepet keluarnya sekarang mas?” tanya Inah tersenyum.
“Sengaja, habis klo main sendiri gak enak lah rasanya, makanya aku kosentrasi supaya cepet keluar” bela Anton.
“He… he… he… khan masih ada besok lagi mas…” kata Inah sembari membersihkan kemaluan Anton dengan tisu yang berada di atas meja tersebut, sembari mencium mesra pipi Anton.


“Udah… tidur sini aja mbak, aku kelonin deh” rayu Anton melihat Inah mulai memakai bra kain dan kebayanya setelah dia membersihkan diri di kamar mandi sekali lagi.
“Endak ah mas… gak enak sama teman kos saya” jawab Inah mengelak ajakan Anton.
“Tapi besok… kalo saya kangen sama mas.. boleh ya saya main ke sini…” pinta Inah memelas,
“Oke aja… kalo pas saya ada di kosan, biasanya sih suka keluyuran” jawab Anton seenaknya.

“Sekarang saya tinggalin lagi jamunya ya mas, siapa tau ada yang butuh kehangatan mas Anton lagi he… he… he…” canda Inah setelah dia selesai memakai semua pakaiannya sembari mengangkat bakul berisi jamunya.

“Berapa semuanya mbak…?” tanya Anton sembari membuka dompet untuk membayarnya.

“Sudah mas… saya kasih gratis… soalnya saya sudah dapat kepuasan yang selama ini gak saya dapetin” tolak Inah halus,

“Yang bener nih mbak… mosok dah disuruh ngerokin sama ngelonin… kok gak mau di kasih uang sih?” protes Anton.
“Alaaahh… saya tau kantong Mahasiswa… paling juga recehan doang isinya… ha… becanda lho mas… serius kok mas… aku yang terima kasih… mas Anton bisa mengerti perasaan wanita, salam aja ya mas buat temen kencan mas yang lain” goda Inah sembari pamitan keluar kamar.

“Eh… sebentar mbak!” seru Anton setelah memakai kain sarungnya kembali, Inah berhenti, kemudian Anton mendekati Inah memeluk wanita itu dan memberi kecupan lembut di bibir Inah sembari menyelipkan sejumlah uang ke dalam bra Inah dan berkata

“Sekali ini jangan menolak ya mbak… saya bersalah jika tidak memberi ini mohon jangan anggap sebagai imbalan jasa… tetapi rasa sayang saya dan sebagai rasa terima kasih buat embak”.

Inah terpaku dan menatap Anton, tak dinyananya bahwa lelaki ini selain ganteng, pemberi kepuasan dan baik hati terhadap wanita, ah… seandainya…. Inah tidak mampu melanjutkan impiannya yang dianggap mustahil bagi dirinya, tak terasa menetes air mata harunya. Anton mengusap air mata Inah dan mengecup kening Inah,

“Sudah ya sayang… gak usah nangis… semoga besok kita bisa lebih panas lagi” goda Anton menghibur Inah.

“Ma kasih ya mas” pamit Inah meninggalkan kos-kosan Anton.

Anton terpaku melepas kepergian Inah, hujan baru saja berhenti, waktu menunjukkan pukul sepuluh malam, gila dari jam lima sore tadi kita berdua main bathin Anton. Tetapi Anton merasa klo tubuhnya dalam kondisi puncak, dahsyat sekali ramuan mbak jamu tadi ya pikir Anton, besok kalau bertemu, aku akan minta lagi ah, pikir Anton sembari menutup pintu kos-kosan dan kembali ke kamarnya untuk tidur.


Chapter 6 : LAMUNAN MBAK ASTI

No comments:

Post a Comment

Sungguh Puaskah Istri Anda ?