
Walaupun Inah tidak melihat kehadiran Asti, lambat laun secar naluri Inah merasa ada sepasang mata asing sedang memperhatikannya, setengah sadar dibukanya mata Inah. Bagai petir di siang bolong. Inah terkejut… melompat dari tubuh Anton dan langsung meraih apa saja di sekitarnya, guna menutupi tubuh bugilnya, kemudian Inah beringsut ke sebelah Anton sembari melotot ke arah Asti, dilihatnya Anton hanya tersenyum, sementara pandangan dialihkannya kearah Asti, Asti juga tersenyum manis ke arahnya.
“Hai mbak Inah…” sapa Asti “Kenapa gak ngajak-ngajak aku sih…”.
Inah bingung serta mencoba meminta penjelasan kepada Anton dengan memandanginya.
“Kenapa sayang…” jawab Anton sembari merengkuh kepala dan mengelus rambut Inah, “Mbak Asti mau gabung dengan permainan kita… kamu setuju nggak…?”
Inah terdiam takut, bibirnya rapat, matanya nanar menatap keduanya bergantian, selimut selain menutup tubuh bugilnya, sebagian untuk menutup mulutnya. tubuhnya meringkuk di sudut kasur, tangan satunya sibuk menutup bagian tubuhnya jangan sampai terlihat polos.
“Ayo mbak… kita gabung dalam permainan ini…”
Semula Inah ragu… tetapi tak lama dia pun mulai bergerak, lamban dia merangkak ke arah Anton dan memandangi Asti yang dibalas dengan senyuman. Perlahan Inah mendekati Anton. Anton merengkuh tubuh Inah, kemudian ditariknya pantat Inah dan didekati ke arah wajahnya, dibukanya lebar selankangan Inah dan Anton mulai menjilati vagina Inah. Asti meraih payudara Inah yang tentu saja satu nomer di bawah Asti besarnya, sementara tangan Inah masih memegangi selimut tadi. Inah merasakan sensasi lagi di daerah vaginanya akibat jilatan Anton, Asti masih sibuk menaik-turunkan vaginanya di batang penis Anton sembari tangannya meremas buah dada Inah. Setelah sensasinya kembali, Inah tidak malu-malu lagi, segera tanggannya juga meraih payudara Asti dan meremasnya, akhirnya keduanya berlomba mendesis keenakan. Tak berapa lama Asti melenguh panjang sembari memegang pundak Inah, orgasemnya tercapai.
“Aacchhh… ssshhh… mmeemggghhh… auuccchh… aku sampeee tonnn… hegghhh…” Inahpun menyusul Asti, segera dibenamkannya vaginanya ke muka Anton, Anton mengalami sedikit kesesakkan, tetapi diapun tau kalau wanita ini akan mengalami orgasmenya,
“Aachhh… masss… Inaaahhh.. jugaaa.. mmmmgghh… aaucchhh…” erang Inah kemudian. sssrrt… sssrttt.. ssrttt… cairan nikmat Inah jatuh kedalam mulut dan hidung Anton. Kedua wanita itu terkapar. Anton bangkit dan mengangkang di antar kedua wanita tersebut, dikocoknya penisnya, sebentar kemudian,
“Hheggghh…" crooottt… crooottt… crooottt… keluarlah sperma Anton diantara wajah dua wanita tadi yang disambut dengan mulut terbuka dan menelannya hingga habis.
Mereka bertiga berpacu dengan deru nafas di atas kasur kelelahan, sementara hujan di luar masih deras. Anton diantara kedua wanita tersebut, tangan kirinya membelai wajah Asti, sementara tangan kanannya membelai rambut Inah. Sementara kedua wanita di sisi Anton saling menghadap ke tengah, tangan kiri Asti membelai dada Anton dan tangan kanan Inah mengusap penis Anton yang mulai terkulai lemas.
“Nakal kamu ya Ton…” jawab Asti sembari memencet mesra hidung Anton.
“Kalo kamu gimana mbak rasanya…?” tanya Anton kepada Inah, Inah tidak menjawab, wajahnya merona merah, sembari tersenyum dibenamkannya wajahnya ke leher Anton sembari mengecupnya. Asti bangkit dari pelukan Anton sembari bertanya kepada Anton.
“Dik… punya sesuatu untuk di makan nggak…?” “Ada mbak…” jawab Anton “cuma harus di masak dulu… itu di bawah lemari dapur… masih ada beberapa bungkus Indomie”.
“Mari mbak… saya bantu masaknya ya…” ujar Inah sembari bangkit dan menyusul Asti ke dapur. Anton tersenyum geli melihat kedua wanita bugil kompak itu di dapur. Anton pun bangkit berdiri menyusul keduanya di dapur, di buatnya lagi teh hangat untuk mereka bertiga. Di dapur terlihat pemandangan menggelikan di mana tiga mahluk bugil berlainan jenis sedang sibuk.
Mereka bertiga duduk kembali di dalam kamar dengan kondisi yang masih tetap bugil, sembari menikmati Indomie rebus mereka bercengkerama.
“mbak Inah… sudah berapa kali main dengan dik Anton?" tanya Asti memulai pembicaran. Inah terpengarah kaget wajahnya tersipu malu, sembari melirik ke arah Anton,
“Baru dua kali ini kok mbak Asti” jawab Inah Polos.
“Ohhh… lumayan juga ya… aku aja baru malam ini merasakannya” balas Asti. “Aku juga… baru sekali ini main dengan dua wanita sekaligus…” canda Anton mencairkan rasa malu kedua wanita itu.
“Huuu… dasar laki-laki…” jerit Asti sembari mengacak-acak rambut Anton.
“Tapi kalian puas semuanya khan…” bela Anton.
“Hi hi hi… lucu juga ya kita bertiga ini… udah gede-gede masih bugil… inget waktu masih kecil mandi di kali sama temen-temen dulu…” tawa Inah geli. Mereka bertiga tertawa bersamaan.
Selanjutnya, Chapter 12 : SATU RANJANG TIGA INSAN
No comments:
Post a Comment