Jadilah Lelaki Perkasa, Seperkasa Kuda Putih

Wednesday, March 31, 2010

Mbah dukun dan Suminem...


Aku sekarang berdiri di depannya, tanganku memegang pundaknya. Suaraku penuh ketegasan tetapi juga bernada kuatir : ”Nduk, Nduk, kamu dalam bahaya besar. Si kasno itu pasti sudah nggendam (menyihir) kamu. Mimpimu itu baru permulaan dari ilmu gendamnya. Setelah ini kamu akan semakin terbayang pada wajahnya, sampai lama-lama kamu tidak akan bisa berpikir lain selain mikirin dia. Lalu, dia tinggal menguasaimu saja..”mataku mendelik : ”mesakake banget (kasihan sekali) kowe Nduk...” si Suminem tampak sekok (shock) berat mendengar ucapanku yang meluncur seperti senapan mesin itu : ”terus bagaimana Mbah, tolong saya Mbah..” katanya seperti orang setengah sadar.

Aku menghela napas panjang, menggeleng-gelengkan kepala : ”berat, Nduk. Aku bisa menolongmu, tetapi itu sangat berbahaya. Bisa-bisa ilmu gendamnya berbalik kepadaku. Bisa mati aku.” Kulihat matanya membelalak penuh kengerian : ”jadi... lalu bagaimana Mbah? Apa yang harus saya lakukan?” tanyanya dengan suara bergetar. Aku sekarang memeluknya (aduh, badannya betul betul bahenol. Kenyal dan hangat) : ”ya sudah Nduk, aku kasihan kepadamu” kataku kebapakan : ”aku akan mencoba menolongmu, dengan sepenuh ilmuku. Pokoknya, kamu harus mau nglakoni (melaksanakan) semua perintahku, ya Nduk. Kamu bersedia ya Nduk?” kurasakan tubuh dalam pelukanku itu bergetar. Kudengar ia terisak pelan : ”matur nuwun sanget Mbah... saya sudah ndak bisa mikir lagi...”

Kulepaskan pelukanku. Sekarang suaraku berubah penuh wibawa : ”sekarang, untuk menghilangkan ilmu hitam itu, kamu harus nglakoni persis sama dengan mimpimu itu” kataku : ”buka bajumu, Nduk”. Ku lihat matanya terbeliak heran, tetapi segera meredup dan dia menghela napas : ”inggih Mbah, sakkerso (terserah) kulo nderek kemawon (saya ikut saja)”. Dan dengan cepat ia membuka kaos T-shirtnya, meletakkan di kursi. Aku menelan ludah. Branya putih, berkembang-kembang. Buah dadanya putih sekali, menggelembung di belakang bra yang tampak agak kekecilan itu.(baru 14 tahun kok sudah besar banget ya? Pikirku. Jangan – jangan anak ini kebanyakan hormon pertumbuhan).

Sekarang ia membuka roknya, melorot di lantai. Ia berdiri di depanku, tetap dengan sangat hormat. Tangannya ngapurancang di depan celana dalamnya. Dia memandang padaku dengan polos : ”Sudah, Mbah” katanya. Aku mendeham : "belum Nduk” kataku : ”Aku bilang semuanya. Buka juga pakaian dalammu. Ilmuku nggak bisa masuk kalau bagian tubuhmu yang diciumi si bangsat itu masih terhalang kain”. Suminem tampak sangat bingung, hampir semenit dia berdiri terpaku dengan berkata apapun. Tetapi akhirnya dia menghela napas, dan mengulangi perkataannya tadi : ”inggih Mbah, kulo nderek” dan dengan cepat ia membuka kaitan branya, dan sebelum kain itu jatuh ke lantai dia melanjutkan membuka celana dalamnya. Sekarang dia benar-benar wudo blejet (telanjang bulat) di depanku.


Haduuh biyuuung... aku terangsang berat. Kukedip-kedipkan mataku, dan berkali – kali aku menarik napas dalam-dalam untuk mengontrol nafsuku. Dengan gerakan ditenang-tenangkan aku mengambil gelas dan mengisinya dengan air kembang dari baskom di mejaku. Aku mendekati dia : ”bagian mana yang diciumi si Kasno dalam mimpimu itu, Nduk?” tanyaku. Ia tampak berpikir sebentar, dan kemudian meunjuk bibirnya : ”ini Mbah, saya di sun di bibir“, katanya. Tanpa ragu-ragu aku mencipratkan air dalam gelas itu ke bibirnya. Aku kemudian menunduk ke bawah, mulutku berkomat-kamit (sebenarnya aku tidak membaca mantera, cuma mengitung satu tambah satu dua, dua taMbah dua empat dan seterusnya dengan cepat). Kemudian aku menghela napas dan berkata : "aku juga harus melakukan yang sama Nduk. Supaya ngelmu hitamnya bisa kesedot keluar”. Dan tanpa minta ijin lagi, kuseruduk mulutnya dan kucium dengan nafsu berat.

Kurasakan si Suminem berdiri kaku seperti kayu, tampak sangat kaget dengan seranganku itu. Mulutnya terkunci rapat sehingga bibirku tidak menyentuh bibirnya sama sekali. Aku jadi kesal : ”buka mulutmu Nduk, terima saja. Jangan takut, memang supaya melawan ilmu hitam ini lakunya harus begitu“, ia tersengal sengal : "Ing..inggih Mbah...” Katanya. Dan dengan canggung dia membuka mulutnya. Sekarang aku menciumnya lagi, kini dengan lembut. Tidak ada perlawanan. Kulumat bibirnya, dan kusedot ke luar. Lidahku masuk ke dalam rongga mulutnya, bergerak ke kiri kanan tetapi tidak mendapat respons dari lidahnya. Tampaknya ia masih sangat kaget dan bingung dengan tindakanku ini.

Akhirnya, setengah kecewa, kulepaskan ciumanku. Harus ada cara supaya dia terangsang, pikirku. Aku bertanya : ”mana lagi Nduk, yang dicium si Kasno?“, Suminem sekarang menunjuk belakang telinganya, dan jarinya turun menyelusur leher : ”di sini Mbah..” katanya. Sekali lagi aku memercikkan air bunga dari gelas ke bagian yang ditunjuknya, dan mendekatkan mulutku ke belakang telinganya. Kucium pelan-pelan, dan kupermainkan dengan lidahku. Tenang, jangan terburu nafsu, pikirku. Kalihkan ciuman dan gesekan lidahku ke lehernya yang mulus. Kukecup kecup halus. Aku merasakan napasnya mulai naik. Nah, ini dia. Dia mulai terangsang.

“Bagaimana rasanya, Nduk?” bisikku. Dia tidak menjawab, tetapi napasnya semakin menaik : ”hegh...eemmh...” erangnya. Dan tiba-tiba dia menjauh dariku. Wajahnya menunduk ke bawah : ”kenapa?” tanyaku : ”kamu rasa sakit ya Nduk? pusing?” tanyaku penuh kebapakan. Dia menggeleng : ”a..anu Mbah... rasanya keri (geli) sekali...”. Aku pura pura tertawa lega : ”naah, kalau kamu nggak rasa sakit, cuma geli saja, artinya ilmunya memang belum masuk terlalu dalam. Syukurlah. Sekarang Mbah teruskan ya. Mana lagi yang di cium si kasno?” sekarang dia menunjuk buah dadanya : “di susuku ini Mbah, dicium bergantian, kiri kanan...” Nah, ini dia. Kupicratkan air kembang ke buah dadanya, dan dengan lagak sok yakin kupegang kedua bukit indah itu. Sekali lagi aku menunduk ke bawah, mulai komat-kamit membaca mantera matematikaku. Aku tampak sangat serius, meskipun sebenarnya aku sekuat tenaga berusaha mengendalikan nafsuku yang sudah tidak ketulungan berkobarnya.

Akhirnya aku menundukkan kepalaku : ”harus kusedot,Nduk. Di sini manteranya kuat sekali. Si Kasno bangsat itu sudah masuk dalam sekali ke tubuhmu.” Kulihat ia mengangguk, mekipun tampak masih sangat ragu. Pertama kukecup buah dada kirinya, merasakan kelembutan kulitnya yang sangat halus. Kecupanku berputar melingkar, hingga bagian bawah susu yang mengkal itupun tak luput dari kecupanku. Akhirnya aku berhenti di putingnya, kupermainkan sedikit dengan lidahku dan akhirnya kukulum dengan lembut. Mulutku menyedot-nyedot barang indah itu dengan bernafsu, dan lidahku menari-nari di putingnya. Kurasakan putting itu semakin membesar dan mengeras. Sedangkan jari tangan kananku terus meremas – remas dada kanannya, mempermainkan putingnya secara berirama sama dengan irama gerakan lidahku di puting kirinya.

Nah, akhirnya pertahanan si genduk Suminem bobol juga. Tubuhnya yang tadinya kaku seperti kayu, sekarang terasa melemah. Tangannya memegang kepalaku, tanpa sadar mengelus – elus rambutku yang gondorong. Mulutnya mendesis-desis dan menceracau pelan : ”Mbah..aduuh Mbah... jangan... geliii sekali... aduuhh...” tetapi aku tidak perduli lagi. Tubuh Suminem terasa bergoyang- goyang, semakin lama semakin keras. Kupindahkan kulumanku ke puting kanannya. Aku melihat ke atas, kulihat kepala Suminem menunduk dalam-dalam sementara tangannya tetap memegang kepalaku. Matanya tertutup rapat dan mulutnya juga terkatup rapat. Ekspresinya seperti dia sedang mengejan atau menahan sesuatu yang sangat nikmat.

Horee, aku berhasil! teriakku dalam hati. Jelas dia kini juga terangsang berat. Semakin asyik saja nih, pikirku. Kini kulepaskan hisapanku di susunya dan bertanya (pasti suaranya sudah tidak tampak berwibawa lagi, tapi penuh nafsu) : ”terus, habis cium susumu, dia cium lagi di sini ya?” tanyaku, sambil menunjuk pada kemaluannya : ”i... iya Mbah...” katanya bergetar : ”di pipis saya... dicium terus dijilatin”.

Aku mengangguk pura pura maklum, dan menghela napas seperti sedih dan terpaksa : ”ya sudah Nduk, karena begitu ya supaya pengaruh setannya hilang, Mbah juga terpaksa harus melakukan yang sama. Coba kamu duduk di meja ini”. Kataku sambil membimbingnya duduk di meja praktekku. Dengan canggung dia menurut : ”buka lebar-lebar kakimu Nduk” kataku. Dia tampak bingung sehingga harus kubantu. Kubentangkan paha kiri dan kanannya sehingga dia duduk mengangkang di mejaku. Kini tampaklah kemaluannya dengan jelas, kemaluan anak ABG yang baru ditumbuhi sedikit rambut. Warnanya kemerahan dan sangat merangsang. Jelas ini tempik (istilah khas daerahku) yang belum pernah dijamah laki-laki. Mataku berkunang-kunang karena nafsu.

Sekarang aku mengambil kursi, meletakkan tepat di depannya. Aku duduk di kursi itu dan mencondongkan tubuhku ke depan, sehingga wajahku sekarang berhadapan langsung dengan kemaluannya, hanya berjarak sekitar sepuluh sentimeter. Bau khas kemaluan perempuan menyebar dan tercium hidungku. Aku menelan ludah : ”agak naikkan bokong (pantat)mu Nduk, supaya Mbah gampang nyiumnya” perintahku. Kini dia menuruti dengan patuh, mengangkat pantatnya sehingga kemaluannya semakin lebar terbuka di depan wajahku. Dengan lembut kugosok-gosok mahkota wanita itu dengan tanganku, ke atas ke bawah dan sebaliknya. Kuremas-remas halus bulu-bulunya yang jarang, dan akhirnya kukecup kelentitnya dengan bibirku.

“Aaggh...” Suminem mengerang (mana ada sih cewek yang kuat kalau dibegituin?). aku semakin menggila. Kukecup-kecup kemaluannya dengan gemas, dari bagian atas hingga bawah, lidahku menyelusuri belahan kemaluannya dan menerobos bagian dalamnya yang berwarna merah muda dan basah. Tubuhnya semakin menggelinjang. Napasnya terdengar semakin memburu. Akhirnya kecupan dan jilatan lidahku berhenti di kelentitnya. Kukecup-kecup terus kelentit yang tampak semakin membesar itu, dan akhirnya kuhisap dengan kuat. Sambil menghisap, lidahku tetap dengan aktif menjilati kelentit itu sementara tanganku terus mengelus elus daerah bawah kemaluannya, kadang-kadang jariku menyelusup ke lobang kemaluannya yang terasa semakin lama semakin basah.

Suminem sama sekali sudah lepas kontrol. Erangannya semakin keras (untung saja suara TV di luar sangat keras dengan lagu dangdut, moga-moga erangannya tidak ada yang mendengar). tubuhnya berkelojotan ke kiri ke kanan, tangan kanannya menumpu ke meja sedangkan tangan kirinya memegang kepalaku. Di remas-remasnya rambutku dan setiap kali kepalaku agak merenggang, ditekannya lagi ke kemaluannya.

Jangkrik, pikirku. Aku hampir tidak bisa bernapas. Tetapi bagaimanapun suasananya sangat asyik. Aku semakin tenggelam dalam permainan yang penuh nafsu ini. Kusungkupkan kepalaku semakin dalam di selangkangannya. Tidak kupedulikan lagi bahwa kursi dan meja reyot yang kami gunakan semakin kuat bergoyang dan berderak-derak. Sampai akhirnya : “aakhh... ad..uuh... mbaah... aku...aaa...” jeritan yang entah apa artinya itu meluncur keluar dari mulut si bahenol, diikuti dengan semprotan cairan dari lobang kemaluannya. Basah dan hangat, sebagian menempel di dagu dan jenggotku.

Akhirnya kuangkat kepalaku dari kemaluannya, dan kucium dahinya yang menunduk dengan napas tersengal-sengal. Aku berbisik : ”piye, Nduk? Kamu sudah merasa enakan sekarang?” dia mengangguk : ”i..iya Mbah... enakan sekarang...” aku hampir ketawa. Goblok juga anak ini, sudah sekian jauh belum juga sadar kalau aku kerjain. Sekarang sampailah pada tahap selanjutnya, pikirku.

Tanpa basa basi aku melepaskan jubahku dan celana dalamku. Kulihat wajahnya yang tadinya menunduk sayu sekarang terangkat, matanya membeliak melihat aku sudah telanjang bulat di depannya. Aku harus akui kalau badanku cukup atletis (wajahku juga nggak jelek-jelek amat lho, terutama kalau janggut professionalku ini dicukur). Batang kemaluanku (istilah di daerahku : kontol) lumayan besar, dan selalu jadi kekaguman cewek-cewek yang pernah main seks denganku.

Mbah melihat dari pipismu tadi, ternyata ilmu gendamnya si Kasno sudah masuk dalam sekali ke dalamnya. Mbah sudah coba sedot sedot tadi, tidak mau keluar juga. Berbahaya sekali Nduk, nanti kalau dibiarkan jadi ngabar (menguap) masuk ke pembuluh darahmu, bisa mati kowe. Mbah harus mencoba cara yang lebih kuat. Agak sakit mungkin Nduk, nggak apa-apa ya?” kataku penuh rasa sayang dan kasihan. Kuelus rambutnya yang sekarang tampak awut-awutan. Dia mengangguk, mengulang lagi kata-katanya yang bego tadi : “inggih Mbah, kulo nderek kemawon..”. Aku mengangguk-angguk : ”anak baik. Kasihan sekali kowe Nduk“.

Sekarang aku mengangkat tubuhnya yang sudah lemas dari atas meja, dan dengan lembut membimbingnya ke dipan yang ada di sudut. Kubaringkan tubuh bugil yang sudah lemas itu, dan dengan hati-hati kulebarkan kakinya. Kini dia terbaring mengangkang, kemaluannya terbuka lebar seakan siap menerima segala kenikmatan duniawi. Aku duduk berlutut, kemaluanku sudah tegang betul dan kini terarah ke lobang kemaluannya. Kugesek-gesek kepala jagoanku ke kelentitnya. Dia mengerang pelan, matanya tertutup rapat. Kurendahkan tubuhku, kini aku telungkup di atas badannya. Kukecup bibirnya dengan lembut : “sudah siap, ya Nduk. Agak sakit, ditahan saja. Pokoknya Mbah usahakan kamu jadi sembuh betul”. Dia mengangguk, tidak membuka matanya : ”inggih Mbah” desisnya lirih.

Kini aku memegang batang kemaluanku, dengan sangat hati-hati menusukkannya ke kemaluan si Suminem yang masih basah kuyup bekas hisapanku tadi. Satu senti..dua senti... tiga senti... sempit sekali. Suminem mengerang : "sss... sakit Mbah..” tampak wajahnya mengernyit kesakitan. Tangannya memegang dan meremas lenganku. “Tenang Nduk..tenang... tahan sedikit... nanti lama-lama sakitnya hilang, berganti rasa enak”.

Aku harus mengakui, inilah lobang kemaluan ternikmat yang pernah kurasakan. Sebelumnya aku hanya bisa bermain dengan pelacur-pelacur, atau paling banter dengan si Jaetun janda muda yang gatel di desa sebelah. Semuanya sudah melongo lubangnya, sama sekali tidak enak. Tetapi yang ini, sungguh lezat, legit dan super sempit. Dasar perawan... kutekan agak keras kemaluanku, diikuti dengan teriakan Suminem : ”aauuww... saakiit Mbah..” aku cepat-cepat melumat bibirnya, agar teriakannya tidak berkembang menjadi raungan..

Sekarang dengan cepat dan akhli aku menekan kemaluanku, sekalian saja sakitnya pikirku. Dan..bless...masuklah seluruh kemaluanku ke dalam lobang memeknya. Tubuh Suminem terlonjak di bawahku, tangannya meremas lenganku sangat keras. Matanya terbeliak, tetapi mulutnya tidak bisa memekik karena tersumpal bibirku. Aku diam sejenak, menunggu lonjakannya hilang.

Akhirnya dia diam, hanya napasnya masih tersengal-sengal. Sekarang, setelah semua tenang, kulepaskan ciumanku : ”masih sakit,Nduk?” dia mengangguk : ”tapi lama-lama nggak perih kan?” dia mengangguk lagi. Lugu betul anak ini: “Mbah terusin ya? tidak lama lagi kok”. Sekali lagi dia mengangguk. Kugoyangkan pantatku lagi pelan-pelan, tidak ada respon penolakan darinya. Kogoyangkan lagi semakin kuat, dan tanganku mulai menggerayang memainkan puting susunya. Dia mengeluh. Dia merengek. Jelas si Suminem ini mulai menikmati permainan ini. Pinggulnya mulai ikut bergoyang, meskipun agak kaku.

Aku tidak berani merubah posisiku ini, takut kalau dia kesakitan lagi. Goyanganku juga kuusahakan seteratur mungkin, tidak terlalu cepat juga tidak terlalu lambat. Malah goyongannya yang semakin lama semakin tidak teratur. Kepalanya bergoyang ke kiri dan ke kanan, mulutnya mendesis-desis dan tangannya mencengkeram erat lenganku. Matanya terpejam dan raut wajahnya menampakkan campuran kesakitan dan kenikmatan yang sangat.



Dipan bobrok ini mulai terdengar berkeriet-keriet. Akhirnya terdengar proklamasi si Suminem, persis seperti tadi : “aakhh... ad..uuh... mbaah... aku... aaa...” dan kurasakan cairan menyemprot di lobang kemaluannya. Akhirnya kepalanya terkulai lemas ke kiri (sejak kami mulai main tadi, matanya terus terpejam). Aku mengutuk dalam hati. Jangkrik, aku sendiri belum keluar nih. Kuperkuat genjotanku, kufokuskan pikiranku pada kenikmatan yang kualami sekarang ini. Kuremas-remas susunya semakin kencang. Dan akhirnya kurasakan desakan dalam kemaluanku, desakan yang sudah sangat kukenal. Aku sudah mau orgasme.

Tetapi aku tidak ingin mengakhiri permainan ini begitu saja. Kukeluarkan tembakan terkhirku : ”Nduk, Nduk, Mbah rasa ajiannya si Kasno sudah berhasil Mbah hilangkan. Tetapi kau harus meminum ajian dari tubuh Mbah ya? supaya kamu kebal terhadap segala ngelmu hitam macam ini“. kataku tersengal-sengal. Suminem hanya mengangguk saja, matanya tetap terpejam. Melihat tanda persetujuan itu, aku segera mencopot kemaluanku dari memeknya, begitu cepat sehingga terdengar suara, “plop”. Aku segera mengangkang di atas tubuhnya, batang kemaluanku kuarahkan ke mulutnya : “ini Nduk” kataku. Tangan kananku mengangkat kepalanya yang terkulai, sedangkan tangan kiriku terus mengocok batanganku.

Mata si Suminem membuka malas, melihat senjataku bergelantung di depan wajahnya. Aneh, Dia tidak tampak kaget lagi (mungkin lama-lama dia sudah biasa?) dia menggumam malas : ”mana obatnya Mbah? sini biar aku minum.” Aku mendesah penuh nafsu : ”ini Nduk, obatnya ada dalam burung Mbah ini. Minumlah” kataku. Suminem menjawab dengan malas, seperti orang setengah sadar : ”dihisep dulu Mbah? Sini gih. Biar cepet selesai”. Dan tanpa bertanya lagi, dia memegang kontolku dan memasukkan ke mulutnya. Waduh, hebat banget si geNduk ini.

Meskipun tetap dengan gaya malas, seperti setengah sadar, dia mulai menyedot nyedot kemaluanku dan lidahnya secara reflek juga bergerak-gerak menyelusuri batang kontolku. Aku bergetar hebat. Kutelungkupkan tubuhku di atas tubuhnya, dan kugoyangkan pinggulku sehingga kemaluanku bergerak keluar masuk mulutnya. Rasanya bahkan lebih nikmat daripada bersetubuh biasa. Beberapa kali tanpa sengaja gigi Suminem bergesekan dengan kemaluanku, membuat kenikmatan yang kurasakan semakin melambung.

Kupercepat goyanganku, tetapi tetap menjaga agar dia tidak sampai tersedak. Akhirnya tekanan dalam kemaluanku tidak dapat kutahan lagi : ”Nduk, ini Nduk..” erangku : ”telan semua ya” dan crooot... muncratlah air maniku ke dalam mulutnya. Kurasakan hisapan dan jilatannya berhenti. Dua kali lagi aku menyemprotkan maniku di mulutnya, semuanya tampak tertelan (karena posisinya terlentang, jadi tidak ada yang terbuang keluar).

Kudiamkan posisi ini agak lama, sampai kurasakan kemaluanku mulai mengecil dan akhirnya lepas sendiri dari mulutnya. Aku berguling ke samping, kulihat Suminem tetap telentang dengan mata tertutup. Bibirnya yang seksi kini tampak berlepotan air mani, tampaknya masih ada maniku yang tertahan di mulutnya dan belum tertelan. Aku bangun dan mengambil gelas berisi air kembang tadi, dan menyodorkan kemulutnya dengan lembut : ”minum Nduk, minum. Biar semua obat Mbah masuk ke badanmu. Ini air kembang juga berkhasiat kok.” Dia menurut dan meneguk habis air itu. Akhirnya kubimbing dia berdiri, dan kubantu dia memakai bajunya. Aku juga memakai bajuku. Kami sama sekali tidak bicara saat itu.

“Bagaimana Nduk? Apakah kamu sudah merasa enakan?” dia diam saja. Tangannya menyisir rambutnya, dan membetulkan bajunya yang awut-awutan. Kuelus rambutnya.
“Mbah, apakah pasti saya sudah sembuh?” tanyanya dengan suara bergetar. Aku mengangguk : ”pokoknya, semua sudah beres. Tadi Mbah itu mempertaruhkan nyawa Mbah lho. Kalau gagal tadi pasti ilmu hitamnya si Kasno berbalik menghantam Mbah. Untunglah semua sudah berakhir.”
Dia mengangguk, wajahnya tetap menunduk : ”matur nuwun, Mbah.” Katanya : ”Berapa saya harus bayar Mbah?” aku tergelak : ”wis, wis, bocah ayu, Mbah nggak minta bayaran kok. Bisa menyembuhkan kamu saja Mbah sudah bersyukur banget.” Kulihat bibir si Suminem tersenyum halus, mengangguk dan meminta ijin pulang. Kubuka pintu kamarku dan aku memanggil salah satu tukang ojek yang mangkal untuk mengantarkannya pulang. Dalam beberapa detik, tubuh bahenol Suminem hilang tertelan kegelapan malam.

Aku menghela napas dan masuk kembali ke kamar. Tiba-tiba aku tertegun. Lha, kok aku sampai tidak menanyakan si Suminem itu tadi siapa ya? karena sudah terbelit nafsu aku sampai tidak menanyakan pertanyaan – pertanyaan standar seorang dukun : rumahmu dimana, bapakmu siapa...

Tuesday, March 30, 2010

"Dahsyat" Behind the scene

Syuting acara Dahsyat baru saja selesai, ketiga presenternya, si catik Luna Maya, si playboy cap tikus Rafi Ahmad, dan si ngga jelas Olga Saputra sedang bercanda di ruang ganti, mereka tidak merasa risih untuk berada dalam satu ruangan saling bercanda yang menjurus, bahkan tanpa segan mereka saling membuka pakaian.
Olga berkata pada Luna, ‘Eh bo, bagus amat si tete lu? sekel.’ Kata Olga sambil meremas payudara Luna.
‘Ya iya lah.’ kata Luna sambil meminkan mimik wajahnya dengan lucu, ‘kan biar tetep laku, bo.’ guraunya lagi
‘Gua nenen, ya.’ kata Olga sambil menarik lepas bra Luna, dan langsung melumat payudara sekal milik sang dara.

Luna kaget dan coba berontak, ‘anjrit, ga… sadar lo’
Tangan Luna yang ingin mendorong Olga, tiba-tiba dicekal dari belakang dan di tekan ke arah pahanya dengan kuat.
Rafi Ahmad yang melakukannya, sambil dengan rakus menciumi dan menjilat leher jenjang Luna
‘Biar aja, May, si Olga kan masih dalam masa pertumbuhan,’ gumam Rafi ngga jelas sambil tetap dengan rakus melumat leher Luna, juga cuping telinga dan rahangnya.
‘Anjrit lu pada,’ maki Luna, yang menggeliat-geliat antara geli, nikmat dan ingin melepaskan diri
‘Anjrit sih anjrit, neng,’ dengus Olga yang berpindah ke payudara sebelah kiri, ‘tapi pentil elu ngaceng tuh,’
Wajah luna memerah karena memang puting payudara sebelah kirinya mencuat tegang setelah di jilat, dihisap dan digigiti oleh Olga, dan sekarang dengan rangsangan dari Rafi dan serbuan mulut Olga, seluruh tubuhnya menegang.
Ketika keduanya bergerak turun, desahan Luna makin terdengar jelas, lidah Olga yang menjalar ke perut ratanya, dan bermain dipinggulnya, lalu lidah Rafi yang menjelajah punggung dan ke bukit pantanya.
Luna tak menyadari kalau G-stringnya sudah tercampak entah ke mana. Hanya saja suara desah tertahan keluar dari mulut sensualnya ketika vagina dan anusnya diserbu lidah nakal Olga dan Rafi.
Tangan gadis itu kini meremasi dadanya, sambil tubuhnya menegang dan menyentak-nyentak merasakan lidah kedua rekan presnternya merayapi dua lubang yang memberikan sensasi hebat pada tubuhnya.
‘Enak kan, may?’ ejek Rafi yang merasakan pinggul luna bergerak-gerak mengejar lidahnya dan Olga.



‘Anjrit lu Raf, enak banget gila.’ ceracau Luna tak kauruan, tangannya kini menekan kepala Olga dan Rafi ke selangkangan dan buah pantatnya meminta lidah mereka untuk makin liar. Tubuh Luna menggeletar hebat ketika orgasmenya tiba, tubuhnya dibiarkan menggelosor oleh kedua rekannya.
Keduanya cengengesan melihat tubuh Luna, melihat dadanya yang naik-turun seirama dengan nafasnya yang masih memburu.
‘Sekarang elo, yang puasin kita dong May,’ kata Olaga dengan nafas memburu. Luna menatapnya dengan pandangan jahil dan berkata sambil merangkak mendekati Olga.
‘Emang lu punya kontol?’ ejeknya, dan Olga dengan menurunkan celana dalamnya.
‘Ouw,’ seru Luna kagum, ‘kontol lu boleh juga’ sambungnya sambil kemudian mengocok lembut penis Olga, menjilati pangkal sampai ke buah zakarnya, Olga mendesis karena perlakuan Luna, dan desisannya maknin menjadi ketika dengan santai Luna memerinya deeptroath.
‘Eh, May, kontol gua juga dong’ gerutu Rafi yang memang tidak sabaran, ia langsung menjambak rambut Luna dan menggiringnya ke arah penisnya yang sudah mengacung dan mengeluarkan cairan pelumas.
‘Auch, Rafi, rese luh, ya, sabar dikit dong,’ gerutu Luna sambil meringis karena mjambakan Rafi, namun tanpa pikir panjang langsung mend deeptroath penis Rafi, sementara tangannya mengocok penis Olga.
Secara bergantian mulut sensual Luna mengoral penis Rafi dan Olga, namun dasar orang, sudah dikasih jantung malah minta rempela. Dengan sedikit paksa, mereka menjejalkan penis mereka bersamaan dalam mulut Luna.
Gadis itu tentu saja gelagapan dan berusaha meronta, namun tentu saja kalah tenaga, terutama karena Rafi dan olga tidak tinggal diam dan mencoba merangsang Luna agar perlawanannya mengendur, dan benar saja, tak lama Luna sudah bisa menerima dua penis dalam mulutnya, bahkan tangannya kini memainkan payudara dan vaginanya sendiri, hingga ia mendapat orgasmenya yang kedua.
Lalu Rafi terlentang dan meminta Luna untk mengangkanginya, melakukan Woman on Top. Tanpa pikir panjang Luna yang sudah terbakar birahi segera mengangkangi Rafi dan masuklah penis playboy cap tikus kita dalam vagina Luna maya yang mendesah kenikmatan. Sedang asyik Luna menggenjot Rafi, punggungya didorong Olga hingga payudaranya lekat dengan dada kurus Rafi, lalu dengan santai Olga menyodomi Luna, yang mengerang,
‘Ancur, lu Olga. Sakit tau, pantat gua masih perawan, monyet! main sodok aja.’
Rafi ikut nimbrung, ‘Yah tau ‘ndiri, May, Olga, gitu loh, doyan pantat.’
Tapi Olga tak perduli dan dengan tempo yang teratur menggenjot anus Luna yang kini justru mendesah kenikmatan merasakan dua lubang kenikmatannya disodok dengan penuh gairah, ia bisa merasakan duua penis yang terhalang leh batas tipis antara anus dan vaginanya bergerak berirama, bergerinjal-gerinjal dalam kedua lubangya.
Dan tak lama hingga Luna kembali mendapat multiple orgasme, terlebih ketika keduanya salung bergantian menembus vagina dan anusnya.
Luna sampai minta-minta ampun pada kedua rekannya yang ternyata punya stamina sangat hebat, mereka kembali cengengesan, lalu membiarkan Luna beristirahat sebentar, sambil saling berbisik dan keduanya tertawa bersama. Rafi kemabali terlentang, meminta luna kambali berwoman on top . Luna yang terpauskan habis-habisan menurut tanpa pikir panjang dan melakukan permintaan Rafi, ia tak sadar kalau posisinya dimanfaatkan Olga untuk mengujam penis Luna dari belakang.
Mulut Luna membentuk huruf O namun tak bisa mengeluarkan suara, ia merasakan vaginanya dipaksa berekspansi habis-habisan menerima serbuan dua penis rekannya. Dan mulutnya menganga dan mendesah hebat ketika penis keduanya bergerak liar dalam vaginanya. Kegialaan ketiganya menyatu dalam posisi satu lubang dua batang ini.
Dan lolongan ketiganya menandai puncak orgasme terhebat yang terjadi di ruangan itu, semburan-demi semburan sperma masuk menerjang ke fdalam rahim Luna membuat gadis itu kembali melejang-lejang dilanda multiple orgasme sementara Olaga dan Rafi serasa berada di awang-awang ketika melepaskan hajat mereka yang tertahan begitu lama.
Ketiganya kemudian terkulai lemas, saling berpelukan. setelah seengah jam baru ketiganya mampu bergerak dengan lemah untuk kemudian berpakaian. Ketiganya melihat jam, tiga jam mereka bersetubuh dengan liar, ketiganya berpandangan dan tertawa.
Sejak saat itu ketiganya sering melakukan threesome bila ada kesempatan, bahkan mereka saling menyesuaikan jadwal agar bisa off bersamaan dan melakukan wild sex bersama...

Sumber : Krucil

Monday, March 29, 2010

Nikmatnya-ngeseks-dengan-pembantu

Namaku sebut saja Ryan, seorang mahasiswa sebuah PTS di kota S yang bertampang lumayan tampan dan suka dengan petualangan cinta dan seks. Aku punya pengalaman seks menarik yg ingin aku ceritakan. Waktu itu bulan juni-juli 2002 adalah saat liburan kuliah akupun yg selama kuliah indekost di kota S akhirnya pulang liburan di kota kelahiranku sekaligus kota kediaman kedua orang tuaku yaitu kota J. Oh ya aku adalah anak tunggal sebuah keluarga berada Ayahku seorang pengusaha sibuk sedangkan ibuku juga seorang wanita karier yg sibuk.
Waktu pulang itu ternyata di rumahku ada seorang pembantu baru, namanya Lastri usianya 18 th ia rupanya mengantikan posisi pembantu sebelumnya yaitu mbok ijah 40 th yang diberhentikan oleh ibuku gara-gara kerjanya yg tidak benar. Lastri adalah gadis dari kampung, Ia hanya lulusan SD dan kerja menjadi pembantu di Kota untuk mencari nafkah dan membantu ekonomi keluarganya di kampung. Awalnya aku tidak terlalu memperdulikannya namun lama-lama aku perhatikan kalau Lastri lumayan cantik dan manis, kulitnya cukup bersih meski tidak semulus gadis-gadis cantik mahasiswi di kampusku.
Tinggi lastri kira-kira 1,65 m, rambut lurus hitam hingga ke punggung, bodynya lumayan dan yang paling aku suka adalah ukuran buah dadanya yg kuperhatikan lumayan besar dan montok. Karena mulai sering memperhatikannya dan mulai tertarik denganya aku yang sudah terbiasa dengan gaya hidup free seks dengan pacar-pacarku sebelumnya jadi punya rencana untuk bisa meniduri pembantuku itu.
Dan hari itu rencanaku akhirnya kesampaian juga. Hari itu kedua ortuku keluar kota mengurusi bisnis mereka masing-masing. Artinya saat itu rumah dalam keadan sepi karena hanya ada aku dan lastri yang ada di rumah. Siang itu setelah membuatkan aku minuman juss buah, aku mengajak ngobrol Lastri diruang keluarga, kebetulan saat itu pekerjaan lastri sudah tidak ada. Kami ngobrol sambil duduk melihat TV di atas hamparan karpet yg empuk. Aku menanyainya banyak hal mulai dari keadaan keluarganya di kampung dan lain sebagainya. Sambil ngobrol, aku yang sudah pengalaman menaklukkan hati cewek-cewek sejak SMU, terus menatap mata Lastri sewaktu ngobrol dan sesekali memuji kecantikan Lastri dan berkata mengapa gadis secantik dia mau menjadi pembantu.
Lama-lama lastri mulai masuk dalam perangkapku, Ia tersipu malu saat aku puji dan salah tingkah bila aku menatap tajam matanya. Aku berhasil mengakrabkan diri dengannya dan obrolan mengalir lancar lastri tidak sungkan lagi dan bisa aku ajak bercanda. Akupun mulai mengajaknya ngobrol soal pacar, menanyakan apakah ia pernah punya pacar atau apakah dia punya pacar di kampungnya. Saat dia berkata kalau di pernah sekali pacaran dan putus gara-gara pacarnya pergi ke malaysia sebagai TKI, aku menanyakan apa dia pernah ciuman dengan pacarnya itu apa belum. Dengan malu-malu dia mengaku pernah tapi cuma sekali dan itupun cuma cium pipi.
Lalu dengan kepercayaan diri yang tinggi aku mengeser dudukku hingga lebih dekat dengannya. Aku terus menatapnya dan kulihat Lastri salah tingkah. Lalu aku meraih dan menarik dagunya dan kudekatkan bibirku kebibirnya sambil membisikkan pujian tentang kecantikannya. saat itu seharusnya Lastri menyadari gelagat bahwa aku hendak menciumnya tapi dia diam saja membiarkan aku melakukannya. Akhirnya aku berhasil mengecup lembut bibir ranum pembantuku yg muda dan cantik itu. lastri diam saja tidak bereaksi saat aku mulai menggulum bibirnya. Namun saat tanganku mulai menjamah tubuhnya dan mulai meremas buah dadanya dia mulai mulai berusaha menepisnya. “Jangan Mas Ryan..” katanya sambil berusaha meneepis tanganku yang mulai nakal menjamah dadanya. “Ayolah lastri, Ijinkan aku melakukannya aku sangat menyukaimu. bukankan kau juga suka padaku” bisikku sambil berusaha mencoba menciumi lehernya. “Mas Ryan jangan mas, nanti ketahuan nyonya saya bisa di pecat” katanya sambil mencoba mendorongku tapi tidak dengan sepenuh hati.

“Kamu tidak perlu takut, Ibuku pergi keluar kota dan baru pulang besok sedang Ayahku juga, Ayolah Lastri ini kesempatan kita” rayuku sambil terus berusaha mendaratkan ciumanku ke lehernya. Akhirnya lastri terbui rayuan dan ajakkanku. Aku memeluknya erat dan kulumat bibir ramunnya. Lastri yang semula pasif akhirnya mulai bereaksi membalas lumatan bibirku. puas melumat bibirnya ciumanku kualihkan ke lehernya dan terus turun. Dengan cekatan aku membuka bajunya dan BH-nya juga aku lepas. Kini bibir dan lidahku mulai bermain di dadanya. Hmm Payudara lastri ternyata benar-benar indah dan montok ukuran BH-nya kuperkirakan 36B dan punting susunya yang merah kecoklatan langsung aku lumat dan sesekali aku mainkan dengan lidahku yang basah. Lastri melenguh dan mengelinjang. Birahinya berhasil aku rangsang dan kini ia benar-benar ada dalam penguasaanku.
Tubuhnya lalu aku rebahkan diatas hamparan karpet hingga aku makin leluasa menikmati gunung kembar di dadanya. Tangan kananku tidak tinggal diam menyimkap roknya dan mengerayangi paha mulusnya hingga hingaplah di selangkangannya yg masih terbungkus celana dalam. Aku juga mulai melucuti pakaianku sendiri dengan tangan kiriku. Saat itu aku tidak mau mengulur-ulur waktu, aku langsung menarik celana dalamnya sementara roknya tidak aku lucuti hanya aku singkap keatas. saat itu akupun sudah telanjang bulat dan torpedo kebanggaanku sudah siap mendongak dengan gagahnya. Aku segra mengambil posisi diatas tubuh lastri yang telah aku telentangkan dengan kedua telapak kaiknya bertumpu di lantai karpet.
Aku membimbing kepala penisku dan mengarahkannya ke liang surga milik Lastri. “Mas saya takut…” rintih lastri saat kepala torpedoku telah ku tempelkan di bibir kewanitaanya yang berbulu halus itu. “Ngak usah takut ngak sakit kok ” bisikku mesra sambil mengecupnya. Selanjutnya aku mulai mendorong pelorku agar memasuki liang kewanitaan lastri yang masih liat dan kencang. Kulihat Lastri mengigit bibirnya sambil mengerang. Setelah bersusah payah akhirnya torpedoku berhasil menerobos masuk liang surga lastri. saat itu rasanya nikmat sekali lalu aku mulai menarik dan mendorong kejantannanku menjelajahi memeknya lastri. Lastri mengelinjang, mengerang dan sesekali merintih kesakitan. Aku telah memerawaninya aku lihat ada percikan darah membasahi batang torpedoku dan di sekitar liang kewanitaannya.

“Ohhh…aduh mas ryan sakit oh.. sakit mas” rintih lastri saat aku makin bersemangat mengoyang pantatku maju mundur. Aku tahu kalau torpedoku yang ukuranya lumayan besar itu telah menyakiti kewanitaan lastri yang masih kencang dan sempit itu. “Tidak apa-apa nanti juga hilang sakitnya” bisikku sambil merem melek menikmati memeknya lastri yang serasa memijit dan meremas batang kejantananku. Sementara lastri merus merintih dan mengerang, Ia mengeleng kekanan dan ke kiri. Makin lama gerakan torpedoku makin lancar maju mundur menjelajahi liang surga lastri. Sementara rintihan Lastri mulai berubah menjadi lenguhan dan desahan, tanda kalau Dia mulai merasakan kenikmatan.
Lastri terus mengerang, Ia mengoyangkan pinggulnya menyambut sodokan torpedoku yang terus menghunjam kewanitaanya. Kami sama-sama berpacu mengumbah birahi yg semakin membuncah. Beberapa saat kemudian desahan dan erangan Lastri semakin menjadi-jadi, tubuhnya mengelinjang dan bergetar hebat lalu mengejang. Saat itu aku merasakan liang vaginanya jadi makin basah. Rupanya Lastri telah mencapai puncak.
Karena Lastri sudah orgasme Aku lalu menghentikan permainan. Ku cabut torpedoku dari liang kewanitaannya. Lalu aku memintaanya untuk melakukan oral seks. Awalnya Ia tidak tahu apa itu oral Seks. Setelah aku jelaskan barulah Dia tahu. Kemudian aku duduk di sofa sementara Lastri duduk dilantai dan berada tepat di depan selangkanganku. Rudalku yang masih gagah di pegangnya. Awalnya ia ragu-ragu untuk mengoral rudalku.
Akhirnya ia mau juga dan mulai menciumi pelorku dan akhirnya menjilatinya. Ahhh..rasanya nikmat sekali. Selanjutnya lastri memasukkan batang kemaluanku yg besar dan melengkung itu kedalam mulutnya. Ohh…kurasakan kehangatan lidah dalam mulutnya. namun karena dia Ini adalah pengalaman pertamanya giginya beberapa kali mengenai kepala penisku. “Aduh Lastri.., jangan kena gigi dong..nanti lecet” Kuperhatikan wajahnya, lidahnya sibuk menjilati kepala kemaluanku, melingkar kekiri dan kekanan. Aku mengerang dan kujambak rambutnya. Kemudian Ia mengocok Pelorku dengan mulutnya hingga kemaluanku maju mundur dalam mulutnya.
Tak berapa lama aku merasakan kalau rudalku terasa berdenyut-denyut dan makin menegang. Lastri kuminta mengocok pelorku lebih cepat. Aku mengelinjang, mengerang dan tubuhku seperti mengejang. Akhirnya air mani muncrat di dalam mulutnya hingga Lastri hampir tersedak. Air maniku yang lumayan banyak tumpah dari mulutnya dan sebagian membasahi wajahnya. “Mas Ryan kok di tumpahin di mulut Lastri maninya” tanya lastri setelah nyaris tersedak. “maaf lastri, habis aku ngak tahan lagi sih” kataku. Lastri lalu menjilati dan mengulum torpedoku yang berangsur-angur mengecil. Sementara aku membersihkan mani di wajahnya. Lastri lalu kucium mesra sebagai tanda terima kasih karena ia telah memuaskanku waktu itu.
Setelah istirahat sebentar aku mengajak Lastri kekamarku dan kami mengulanginya lagi. Kami kembali bercinta berulang kali sampai puas hingga kami sama-sama terkapar karena kehabisan tenaga

Sunday, March 28, 2010

Kuperkosa Kakak Iparku

Kejadian ini berlangsung kira-kira 2 tahun yang lalu, waktu itu gua diminta oleh ibu mertua untuk mengambil suatu barang di rumah kakak ipar perempuan gua sekalian nengok dia karena sudah lama nggak ketemu. Kakak ipar gua ini (sebut saja namanya Ina) memang tinggal sendirian, walaupun sudah kawin tetapi belum punya anak dan saat sudah pisah ranjang dengan suaminya yang kerja di kota lain.





Gua sampai dirumahnya sekitar jam 19:00 dan langsung mengetuk pintu pagarnya yang sudah terkunci. Tak lama kemudian Ina muncul dari dalam dan sudah tahu gua bakalan datang malam itu.
"Ayo Yan, masuk. Langsung dari kantor ? Sory pintunya sudah digembok, soalnya Ina tinggal sendiri jadi harus hati-hati" Sambutnya.
Ina malam itu sudah pakai daster tidur karena toh yang bakalan datang juga masih terhitung adiknya, daster yang dia pakai punya potongan leher yang lebar dengan model tangan 'you can see'.
Kami kemudian ngobrol dan nonton TV sambil duduk bersebelahan di sofa ruang tengah. Selama ngobrol, Ina sering bolak-balik ngambil minuman dan snack buat kita berdua. Setiap dia menyajikan makanan atau minuman di meja, secara nggak sengaja gua dapat kesempatan melihat kedalam dasternya yang menampilkan kedua toketnya secara utuh karena Ina tidak memakai BH lagi dibalik dasternya. Ina memang lebih cantik dari bini gua, tubuhnya mungil dengan kulit yang putih dan rambut yang panjang tergerai. Walaupun sudah kawin cukup lama tapi karena tidak punya anak tubuhnya masih terlihat langsing dan ramping. Toketnya yang kelihatan ama gua, walaupun tidak terlalu besar tetapi tetap padat dan membulat. Melihat pemandangan begini terus menerus gua mulai nggak bisa berpikir jernih lagi dan puncaknya tiba-tiba gua sergap dan tindih Ina di sofa sambil berusaha menciumi bibirnya dan meremas-remas toketnya.
Ina kaget dan menjerit : "Yan, apa-apaan kamu ini !"

Dengan sekuat tenaga dia mencoba berontak; menampar, mencakar dan menendang-nendang. Tapi perlawanan dia membuat berahi gua semakin tinggi apalagi akibat gerakannya itu pakaiannya menjadi makin nggak karuan dan semakin merangsang.
"Breeeettt............" daster bagian atas gua robek kebawah sehingga sekarang kedua toketnya terpampang dengan jelas. Putingnya yang berwarna coklat tua terlihat kontras dengan kulitnya yang putih bersih.
Ina terlihat shock dengan kekasaran gua, perlawanan dia melemah dan kedua tangannya berusaha menutup dadanya yang terbuka.
"Yan ... inget, kamu itu adik saya ..." rintihnya memelas.
Gua nggak pedulikan rintihannya dan terus gua tarik daster yang sudah robek itu kebawah sekaligus dengan celana dalamnya yang sudah gua nggak inget lagi warnanya. Sekarang dengan jelas dapat gua lihat vaginanya yang ditumbuhi dengan bulu-bulu hitam yang terawat baik.
Setelah berhasil menelanjangi Ina, gua lepaskan pegangan pada dia dan berdiri disampingnya sambil mulai melepaskan baju gua satu persatu dengan tenang. Ina mulai menangis sambil meringkuk diatas sofa sambil sebisa mungkin mencoba menutupi badannya dengan kedua tangannya. Saat itu pikiran gua mulai jernih kembali menyadari apa yang telah gua lakukan tapi pada titik itu, gua ngerasa tidak bisa mundur lagi dan gua putusin untuk berlaku lebih halus.
Setelah gua sendiri telanjang, gua bopong tubuh mungil Ina ke kamarnya dan gua letakkan dengan lembut diatas ranjang. Dengan halus gua
tepiskan tangannya yang masih menutupi toket dan vaginanya kemudian gua mulai tindih badannya. Ina tidak melawan .....
Ina memalingkan muka dengan mata terpejam dan berurai air mata setiap kali gua mencoba mencium bibirnya. Gagal mencium bibirnya, gua teruskan menciumi kuping, leher dada dan berhenti untuk mengulum puting dan meremas-remas toket satunya lagi.Ina tidak bereaksi ......

Gua lanjutkan petualangan bibir gua lebih kebawah, perut dan vaginanya sambil merentangkan pahanya lebar-lebar terlebih dahulu. Gua mulai dengan menjilati dan menghisap clit-nya yang cukup kecil karena sudah disunat (sama dengan bini gua).Ina mulai bereaksi ....
Setiap gua hisap clit-nya Ina mulai mengangkat pantatnya mengikuti arah hisapan. Kemudian dengan lidah gua coba membuka labia minoranya dan memainkan lidah gua pada bagian dalam liang senggamanya.
Tangan Ina mulai meremas-remas kain sprei sambil menggigit bibir ... Ketika vaginanya mulai basah gua masukkan jari menggantikan lidah yang kembali berpindah ke puting toketnya. Mula-mula hanya satu jari kemudian disusul dua jari yang bergerak keluar masuk liang senggamanya.
Ina mulai berdesah dan memalingkan mukanya kekiri dan kekanan ... Sekitar dua atau tiga menit kemudian gua tarik tangan gua dari vaginanya. Merasakan ini, Ina membuka matanya (yg selama ini selalu tertutup) dan menatap gua dengan pandangan penuh harap seakan ingin diberi sesuatu yang sangat berharga tapi nggak berani ngomong. Gua segera merubah posisi badan gua untuk segera menyetubuhinya. Melihat posisi 'tempur' seperti itu, pandangan matanya berubah menjadi tenang dan kembali menutup matanya. Gua arahkan penis gua ke bibir vaginanya yang sudah berwarna merah matang dan sangat becek itu. Secara perlahan penis gua masukin ke liang senggamanya dan Ina hanya mengigit bibirnya. Tiba-tiba tangan Ina bergerak memegang sisa batang penis gua yang belum sempat masuk, sehingga penetrasi gua tertahan.
"Yan, kita nggak boleh melakukan hal ini ..." Kata Ina setengah berbisik sambil memandang gua.
Tapi waktu gua lihat matanya, sama sekali tidak ada penolakkan bahkan lebih terlihat adanya berahi yang tertahan. Gua tahu dia berkata begitu untuk berusaha memperoleh pembenaran atas perbuatan yang sekarang jadi sangat diinginkannya.
"Nggak apa-apa 'Na, kita kan bukan saudara kandung, jadi ini bukan incest" Jawab gua "Nikmati saja dan lupakan yang lainnya"
Mendengar perkataan gua itu, Ina melepaskan pegangannya pada pensi gua yang sekaligus gua tangkap sebagai instruksi untuk melanjutkan 'perkosaannya'.
Dalam 'posisi standard' itu gua mulai memompa Ina dengan gerakan perlahan, setiap kali penis gua masukkan gua ambil sisi liang senggama yang berbeda sambil mengamati reaksinya Ina. Dari eksperimen awal ini gua tahu bahwa bagian paling sensitif dia ada di dinding dalam bagian atas yang kemudian menjadi titik sasaran penis gua selanjutnya.
Strategi ini ternyata cukup efektif karena belum sampai dua menit Ina sudah orgasme, tangan dia yang asalnya hanya meremas-remas sprei tiba-tiba berpindah ke pantat gua. Ina dengan kedua tanggannya berusaha menekan pantat gua supaya penis gua masuk semakin dalam, sedangkan dia sendiri mengankat dan menggoyangkan pantatnya untuk membantu semakin membenamnya penis gua itu. Untuk sementara gua biarkan dia mengambil alih.
"SSSShhhhhhhhh.......aaaahhhhh" rintihnya berulang-ulang setiap kali penis gua terbenam.
Setelah Ina mulai reda, inisiatif gua ambil kembali dengan merubah posisi badan gua untuk stype 'pumping flesh' untuk mulai memanaskan kembali birahinya yang dilanjutkan dengan style 'stand hard' (kedua kaki Ina dirapatkan, kaki gua terbuka dan dikaitkan kebetisnya). Style ini gua ambil karena cocok dengan cewek yang bagian sensitifnya seperti Ina dimana vagina Ina tertarik keatas oleh gerakan penis yang cenderung vertikal.
Ina mengalami dua kali orgasme dalam posisi ini.....
Ketika gerakan Ina semakin liar dan juga gua mulai merasa akan ejakulasi gua rubah stylenya lagi menjadi 'frogwalk' (kedua kaki Ina tetap rapat dan gua setengah berlutut/berjongkok). Dalam posisi ini setiap kali gua tusukan penis gua otomatis vagina sampai pantat Ina akan terangkat sedikit dari permukaan kasur menimbulkan sensasi yang luar biasa sampai pupil mata Ina hanya terlihat setengahnya dan mulutnya mengeluarkan erangan bukan rintihan lagi.


"Na, saya sudah mau ke luar. Di mana keluarinnya ?" Kata gua sambil terus memompa secara pelan tapi dalam.
"Ddddi dalam saja.... di dalam saja, aaahhhh ..... jangan pedulikan"
Ina mejawab ditengah erangan kenikmatannya.
Saya keluar sekarrrraaaaang ......." Teriak gua.
Gua tekan vaginanya keras-keras sampai terangkat sekitar 10 cm dari kasurnya dan cairan kenikmatan tersemprot dengan kerasnya yang menyebabkan untuk sesaat gua lupa akan dunia.
"Jangan di cabut dulu Yan ... " Bisik Ina.
Sambil mengatur napas lagi, gua rentangkan kembali kedua paha Ina dan gua pompa penis gua pelan-pelan dengan menekan permukaan bawah vagina pada waktu ditarik. Dengan cara ini sebagian sperma yang tadi disemprotkan bisa dikeluarkan lagi sambil tetap dapat menikmati sisa-sisa birahi. Ina menjawabnya dengan hisapan-hisapan kecil pada penis gua dari vaginanya
"Yan, kenapa kamu lakukan ini ke Ina ?" Tanyanya sambil memeluk pinggang gua.
"Kamu sendiri rasanya gimana?" Gua balik bertanya
"Mulanya kaget dan takut, tapi setelah kamu berubah memperlakukan Ina dengan lembut tiba-tiba berahi Ina terpancing dan akhirnya turut menikmati apa yang belum pernah Ina rasakan selama ini termasuk dari suami Ina" Jawabnya
Kita kemudian mengobrol seolah-olah tidak ada kejadian apa-apa dan sebelum pulang gua setubuhi Ina sekali lagi, kali ini dengan sukarela. Sejak malam itu, gua 'memelihara' kakak ipar gua dengan memberinya nafkah lahir dan batin menggantikan suaminya yang sudah tidak memperdulikannya lagi. Ina tidak pernah nuntut lebih karena bini gua adalah adiknya dan gua membalasnya dengan menjadikan 'pendamping tetap' setiap gua pergi ke luar kota atau ke luar negeri.

Saturday, March 27, 2010

Huff 2 Kali Hari Ini


halo namaku Andre umurku 20 tahun,kejadian ini masih fresh 2 jam yang lalu jadi saya masih benar-benar ingat kejadian saya ML dengan tante saya sebut aja namanya Tetty. Tetty umurnya sudah 43 tahun dan anak 1 namun masih bohay.
Tingginya 160 dan beratnya 48 aku ingat sekali karena minggu lalu aku yang mengukur sendiri. Bisa dikatakan dia punya Toket yang besar. Aku sendiri tidak tahu berapa ukuranya mungkin 38D

Tadi pagi aku lagi iseng aja mau kerumahnya. Kostku ke rumah Tetty kira-kira 30 menit naik motor jam 7 pagi tadi aku pergi kerumahnya untuk minta makan. Begitu aku sampai ternyata suami dan anak Tetty baru pergi ke Lembang. Jadilah kita hanya ngobrol berdua. Dari aku datang aku sudah kaget hari ini dia memakai kemeja yang sampai paha namun ngepas dibagian toketnya. Aku perhatikan kancing pertama ada di belahan toketnya dan ga dikancing plus ga pake BH karena langsung keellihatan Toketnya.

"Eh ndre, kamu kemaren ulang tahun kan?"tanya Tetty
"hehehe iya tet ke 20 nih"Sahutku
"Oh selamet yah ini ada spaghetti"
"wah,thanks banget yah tet aku lagi laper banget,Si om mana?"
"Oh baru tadi pagi ke lembang sama Naya"
"Enak banget coba aku diajak"
"Jangan dong andre temenin tante aja disini"

Kita ngobrolin tentang anaknya yang mau masuk SMA sambil aku ngelirikke belahan dada dan paha mulus Tetty. Aku ga tau dia sadar ato engga aku liatin. Pertamanya memang selalu ditutupin. Tapi lama-lama dibiarkan aja bajunya kebuka.

"Tet,si adek mau masuk mana?"
"kayanya mau masuk sini lagi"
"Baguslah tet jangan masukin ke negri deh"
"Emang kenapa ndre?"
"Bahaya kalo cewek masuk negri entar jadi ga bener"
"ga bener gimana?"
"yah gitulah pergaulanya kurang bagus"
"Kenapa,suka narkoba,porno gitu2 yah?"
"iya, porno sih biasanya"
"kamu pasti udah nonton film porno yah ndre?"
"hehehehehe"tawaku
"Udah jujur aja ga bakal tante bilangin kok"
"hehehe u...udah tante sekali doang"
"wah,bandel yah udah pernah gituan juga?"
"ya belom lah tante" padahal udah pernah sama Rissa itu
dan saat itu gw bengong ngeliatin toket si tante yang bener-bener keliatan

"Ndre!Ndre!"
"Eh,kenapa tante?"
"Kok bengong ngeliatin ini tante"
"hah!"aku sangat kaget
"engga kok tante"jawabku
"ga papa kok ndre kan kamu cowok asal ada batesanya aja"
"i...i...iya tan"
"Tapi kamu boleh pegang ini tante asal kamu juga mau tante pegang itunya"sambil membusungkan dada dan memegang pahaku
"tante tau dari tadi kamu ngeliatin dada tante"

Tanpa aku pikir panjang langsung aku pegang toket tante yang sudah kudambakan dari SMP.
"ih ndre,bandel kamu yah"
memang enak sekali toket tanteku ini langsung kuremas-remas toket yang masih dibalut kemeja. Pelan-pelan kuselipkan tanganku ke kemeja longgarnya. Kupelintir-pelintir dan kukulum pentil kananya dari luar kemeja

"hmmph...hmmph"desah tante sambil menggigit bibirnya
"hmpph... ka...katanya belom pernah gituan kamu ndre"
"tapi kan nonton di film tet"jawabku
"udah ndre udah!"Tetty bilang

Aku berhenti karena permintaan tadi. Aku jujur sangat kentang banget gara-gara berhenti ditengah. Aku pikir aku disuruh pulang namun ternyata

"Gantian ndre,sekarang tante bukain celana kamu"
setelah dibuka dan dielus kontolku dia hanya berkata
"Ndre,dari 2 Cowok yang tante pernah liat kontol punya kamu yang paling gede"
"ya,jelaslah tante"
"ayo dong tet dielus-elus"
"tapi inget ndre aku ini tantemu loh"
"iya tet"

Setelah dielus-elus aku membangunkan tante aku pengen sekali mencium bibirnya. Aku segera memasukkan lidahku ke rongga mulut tante dan mencari lidah tante.“Hhhmmmm….Mmmmmhhhh” desahan kami berdua. Lidah kami saling bertarung di dalam mulutku maupun di dalam mulutnya.
ciuman ku berpindah ketelinganya. “Aaaahhhhh…… ndreee…..” desah tante sambil memegang kepalaku. Aku merasakan ada yang meraba Andre Jr.
ciumanku pindah ke leher serta tengkuknya ”Aaaaaahhhh….. ndree….. geli bangett ndree….”. Tangan kananku mulai meraba dan memelintir lembut toket tante.

Aku mulai membuka kemejanya. Akhirnya aku lihat dengan jelas tanpa halangan toket indah tanteku ini “Aaaaahhh…… ndreee…… Terus yanggg…. Ooouuuhhhhh….. yeah…. Emut pentil tante…….Oooooohhhh…..”

Sekarang gantian dia yang mengulum kontolku
"Ndreee........Tante mau nyeponging kamu Ndreeee...."
Aku langsung berdiri di dekat kulkas dan tante jongkok didepanku
"Ough..., Tante..., nikmat Tante..., ough...", desahku sambil bersandar memegangi ujung kulkas, kali ini tante memasukkan burungku ke bibirnya yang kecil,
“Aaaaahhh…. Tante…… Enak banget…… Tante pro banget..... Aaaahhhh.” Erangku merasakan sepongan di kepala kontolku. Awalnya memang hanya kepalanya saja yang diemut
lama-lama disedot kontolku sampai pangkalnya
“Ooooouuuuhhhh…… Tann…… Enak banget sayang. Terusin sayang. Aaaaaahhhhh…….. ” Aku pun benar-benar terbang
Kadang kedua bola zakar juga disedot sampai kempot pipi si tante. Benar-benar pro pikirku.

Aku mulai membuka CD warna pink tante dan membuangnya. Di sisi vaginanya hanya terdapat sedikit bulu halus aku langsung saja mejilat vaginanya
"wangi banget tante abis mandi yah?"
"i......iyaa ndree ahhh...."aku mainkan lidahku di clitorisnya, sesekali aku masukkan lidahku ke lubang vaginanya. Waktu aku mainkan clitorisnya aku ingat sebuah film bokep langsung aku praktekkan. Kumainkan clitorisnya dan memasukkan jari tengahku ke vaginanya.
"Ndree....a....aku ini tantemu....Ahhhhh"
"aihhhh....hhhhh.ndreee"sa mbil memainkan toketnya sendiri
"AHHHHH!'
Setelah beberapa kali tusukan BINGO!! Orgasme pertama tante

Cairan ini enak sekali pikirku
"ndreee....hebat kamu ndree....baru sebentar aku sudah keluar....terusss ndree"
Kemudian Tetty membalikkan badannya telentang di atas meja dengan kedua paha ditekuk ke atas.
"masukin Ndre...."mintanya
"tapi tantee"
"Udah gapapa lupakan sebentar kalau aku ini tantemu"

"Ayo Ndreee..., Tante sudah tidak tahan..., mana kontolmu ndreee..."
"Aughh...", teriak tante.
"Maaf tante ini baru setengah"
"..., teruskan..., teruskan...", aku masukkan kepala kontolku di memeknya, sempit sekali.
"udah lama yah tante ga ML"
"Augh..., sayaangggg..., ouh...,ndre..., nikmatt..., terus ndree..., oughh..".
"fuck me... Fuckk"
"kamu sudah mau keluar..?"
"belum tante Ahhh...ahhh.ahhh"

Sekarang aku berubah posisi
"tante diatas dong tan"
aku hanya mengikuti pinggul tante sementara tante bergoyang naik turun

"Oughh..., ough..., luar biasa..., oughh...,ough...", katanya sambil merem-melek. Kali ini aku benar-benar merasakan dinding vagina tante dan pijatan yang kuat
"..aachh.. tan.. putaar..habiisiin kontoolku.. eennakk.. sekaallii..!!"teriakku
"yeess..!! ...sshh.. ...oohh..!!" erangku.

sekarang aku merubah lagi dengan MOT
aku percepat gerakanku sampai tante berkeringat banyak
"Oughh Mas..., aku mau keluar lagi...", kemudian dari vaginanya aku rasakan semakin licin tapi denyutannya semakin terasa Ach rasanya aku sudah mau keluar, sambil terus goyang kutanya tante.

"tann....di dalem boleh nggaa?"
"booooleh ndree tante juga udah mau keluuuaaarrr"
Makin kupercepat lagi gerakanya
"OUGHHH....OUGHHH...OUGHH"desa h tante sambil toketnya berputar-putar
Kontolku makin berdenyut aku dan tante sedang posisi berciuman namun kontolku masih terus memompa
"tanteee....sebentar lagi "
"Tante juga ndreee..."

"AHHHHHHHHHH"desah kami berdua masih kontolku tertancap di dalam vagina tante mungkin selama 20 detik kontolku di dalam sana. Kami juga masih berciuman dengan nafsu.

Diraba kontolku dan dihisap habis lagi sisa-sisa sperma yang ada di batangku
"Hebat kamu ndreee" kita berdua masih telanjang bulat dan aku menuju kamar mandi

di kamar mandi ternyata tante masih kepengen lagi
"Ndreee...Tante masih mau lagi"
"kamu masih kuat kan?"
"yakin tante? aku masih kuat kok"

Ku kulum putingnya dengan lembut sementara tangannya mengusap kepalaku dengan penuh nafsu
"aarrghh.. gila ndree! enak banget!"
"ooouughh... "

Tiba-tiba tante menjauhkan kepalakudari toketnya
Tante mendekati kontolku dan mulai membangunkan kontolku yang masih terkullai lemas
dengan sabar dia mengelus dan menjilati batangku


Tantelangsung melahap kontolku, disepongnya penuh nafsu, kontolku jadi basah keluar masuk dari mulutnya.
Kulihat dengan cepat kepala tante maju mundur sesekali dihentikan gerakanya dengan kontolku menyentuh tenggorokan

Setelah 20menit disepong tante
"Croot..croot....croott.." spermaku keluar di dalam mulut tante
"Crooot"sekali lagi aku tidak menyangka dan mengenai mata tante

"Stok spermanya udah abis yah ndre?2 kali tante buat keluar"
"masih ada dikit tante"
Lega bener,badanku sangat lemas...

"Ndre,2 hari lagi kamu kesini yah bakal ada temen tante yang seksi banget pasti kamu suka deh"mintanya
"wah,aku jadi kaya gigolo nih tan"
"yaudah 2 hari lagi kamu liat aja dulu kali kita bisa 3some"

Akhirnya aku pulang dengan foto seksi,semi telanjang dan full telanjang tante di kameraku
Benar-benar hari yang beruntung hari ini..

Sumber : krucil

Tiyah dan Yanti

Kisah ini terjadi antara tahun 2002 sampai tahun 2004 ketika aku masih bekerja di kota S yang terkenal dengan Bandeng Prestonya…..
Aku bekerja sebagai Marketing Manager di sebuah Perusahaan BUMN terkenal, pada saat itu aku kontrak rumah di kawasan atas yang jelas bebas banjir bukan seperti iklan perumahan sekarang..”Bebas Banjir” maksudnya banjir bisa bebas kemana-mana, ke dapur, ke kamar, ke ruang tamu dll….
Oke, di rumahan kontrakanku aku tinggal sendirian karena istri dan anakku masih tinggal di Jakarta dan dekat dengan rumah mertua. Saat pertama pindah ke rumah itu ada tetangga yang menawari pembantu yang mungkin bisa bekerja dirumahku, kebetulan dia juga sudah ada pembantu (yang aku ketahui kemudian bernama Yati..). Ternyata Yati pembantu tetanggaku punya teman di kampung yang butuh pekerjaan sehingga dia bilang ke majikannya agar bisa bilang ke aku….



Singkat cerita akhirnya aku terima teman si Yati yang bernama Tiyah umur 16 tahun, untuk bekerja dirumahku, yah sekedar buat jaga rumah, masak, bersih-bersih dan mencuci pakaian. Tiyah orangnya lugu dan wajahnya biasa saja tapi memiliki kulit yang bersih, bila dibandingkan dengan yati jelas tiyah kalah segalanya, kalah cantik dan kurang berani bicara… Yati yang memiliki tatapan mata yang nakal dan jelas lebih berani, karena yati merasa lebih cantik…
Hari-hari berlalu tanpa terasa sudah satu bulan aku bekerja di kota S ini, semua berjalan wajar-wajar saja, tiap minggu aku PP Jakarta ke kota S, tiap hari aku berangkat kerja jam 7 pagi pulang jam 5 sore tanpa ada kemacetan seperti di Jakarta. Memang kalo pas kunjungan marketing di siang hari aku sering nyempatin pulang buat melihat rumah. Ternyata kalo siang si tiyah sudah tidak ada kerjaan dia ngobrol sama yati di rumahku, sambil baca-baca koran dan majalah yang ada di ruang tamu.
Pada suatu hari aku ada acara undangan dikantor Gubernur sampai siang, setelah acara selesai aku merasa sedikit pusing sehingga kuputuskan buat langsung pulang kerumah saja istirahat dirumah… Sampai dirumah aku minta dibuatkan teh panas ke Tiyah, dia masih setrika pakaian….”pak teh nya saya taruh dimana?…” tiyah bertanya,
“dimeja kamar saja”..jawabku. Kemudian tiyah masuk dan meletakan teh panas di meja kamarku, pada saat meletakkan teh itu tanpa sengaja aku melihat kaos yang dipakai tiyah kedodoran sehingga kerahnya melorot dan membuat teteknya (buah dada, red) yang mungil nongol, meski kecil (mungkin ukuran 32 an) tapi bisa membuatku greng juga apalagi udara di luar mendung dan kita dirumah cuma berdua…
Aku yang bermaksud istirahat siang jadi gelisah membayangkan teteknya tiyah tadi….aku jadi terangsang dan membayangkan bagaimana kalo tetek tiyah yang masih pentil itu bisa aku pegang dan aku kulum….? setan mulai menguasai otaku, pusing yang tadi kurasakan menjadi hilang karena otaku telah dikuasai napsu buat mengulum tetek yang mungil milik gadis lugu yang jadi pembantuku…. Kemudian aku merasa dapat akal, aku datangi tiyah yang lagi nyetrika baju.. aku pura-pura nanya..”tiyah dulu sekolah sampai lulus SD saja yah”…..”iya, pak ” dia jawab tanpa melihat ke arahku, memang di desa2 masih banyak anak-anak yang hanya sekolah sampai lulus SD dan bahkan masih ada yang belum pernah merasakan bangku sekolah…..aku terus bertanya tentang Yati teman sekampungnya yang juga hanya sekolah sampai lulus SD.. aku bingung mau nanya apalagi… ah, “Tiyah sekarang sudah punya pacar belum…?”, ” bb.. belum pak” …..”pasti bohong kamu” aku mendesak dia….”betul pak, dulu memang saya mau dinikahkan sama duda dikampung saya, tapi saya ndak mau…lha wong dia sudah tua dan anaknya saja seumur saya pak…” Tiba-tiba hujan turun, waktu itu jam 14.45 WIB, aku keruang tamu cari akal lagi, ternyata Tiyah sudah selesai nyetrika.. aku masuk kamar tidur dan mengganti celana panjangku dengan celana kolor tanpa celana dalam…aku stel tv di ruang tengah, karena setelah nyetrika tiyah selalu nonton tv, dia suka acara sinetron sore dan juga cerita gosip artis yang sangat tidak mutu….aku berbaring dikarpet depan tv sementara tiyah duduk dibelakang…aku nanya lagi ke dia..”Jadi selama ini kamu belum pernah pacaran donk..” …”belum pak”..”trus membayangkan orang lagi pacaran juga belum pernah?”…”ya belum pak, tapi kalo liat di tv pernah pak..” mendengar keluguan dia aku menjadi semakin terangsang, aku pura-pura tidak melihat dia, pelan-pelan aku pegang burungku, aku usap-usap sehingga berdiri tegak kemudian aku biarkan menonjol di celana kolorku, aku lihat tiyah masih asik menonton tv sambil sesekali melihat apa yang aku lakukan….aku yakin dia juga penasaran melihat celana kolorku yang menonjol…sesekali aku keluarkan burungku dengan harapan tiyah melihatnya,….hujan semakin deras diluar, “pintu sudah ditutup semua khan..?” aku bertanya, dan saat yang bersamaan tiyah memang lagi asik melihat burungku yang tegak berdiri…sehingga dia kaget..”su..sudah pak,..” dia berdiri karena malu dan menuju kamarnya… sial, gerutuku, dia sudah masuk kamar padahal aku sudah ngebet banget…..kemudian aku susul dia ke kamarnya aku pengin lihat apa dia mau tidur…seampai didepan kamarnya aku kaget mendengar tiyah sedang melenguh sendiri…”Uhg.Ugh..Ughhhh…” aduh, apa dia sakit, pikirku…jangan-jangan lagi menggigil kedinginan karena hujan…aku berusaha mengintip dari lubang angin pintu kamarnya…sementara nafsuku sedikit mereda…ternyata setelah aku lihat didalam tiyah sedang asyik memasukan jari tangan ke lubang memeknya, aku yakin dia terangsang hebat kaena lihat burungku tadi…he.he.he ini kesempatan sangat baik, setan kembali menggelitik otakku….aku perhatikan terus apa yang dilakukan tiyah dari atas…dia melenguh menahan nikmat masturbasi….”uhhh…uhhh, ” semakin keras sebelum dia orgasme sendiri aku berusaha membuka pintu kamarnya, ternyata tidak dikunci….dia kaget melihat aku membuka pintu kamar dan dia langsung menutup memeknya dengan celana dalam dan roknya yang berantakan…. ” tiyah kenapa…?” aku pura-pura bego,..”tadi bapak pikir kamu sakit menggigil….” dia kebingungan dan malu setengah mati…”mmm.maaf pak..”…”sudah, tiyah nggak usah malu, bapak sudah lihat semua kok…”.. “i.i.iya pak”..dia berusaha memakai celana dalam dan rok nya lagi, “udah biarkan saja nggak usah dipakai lagi,dilanjutkan saja yok…?” …dia sudah tidak berkutik antara malu dan nafsu yang tertahan, sekarang tiyah bisa lihat burung bapak dan coba pegang…”..jangan pak saya nggak berani…..”…”tiyah, dirumah ini khan cuma kita berdua, bapak janji nggak dimasukin kok…?’ rayuanku buat menenangkan dia cukup berhasil, kemudian aku menuntun dia memegang burungku, aku cium keningnya, turun ke bibirnya dia malu kemudian aku buka kaos dan BH nya dia mulai berani pegang burungku dengan tangan gemetar…



mungkin pikirannya sudah penuh dengan nafsu yang tadi tertahan…dia mengocok-ocok burungku pelan-pelan…dia melihat aku yang kelojotan, aku langsung rebahkan dia dikasur langsung kubuka kakinya dan aku mulai mencium betisnya, pahanya…”p.p.ppak, bapak janggann pakk..?’ ketika aku mulai mencium liang kenikmatannya yang ternyata wangi juga brur…biar pembantu tapi bisa ngrawat jjuga pikirku…aku terus melancarkan aksiku menjilatin memeknya kusibakkan bibir kemaluannya dan terlihat jelas clitoris yang belum terjamah..meski agak asin-asin sedikit tapi lidahku terus menyapunya sampai licin…”ugh.ugh.ughhhhh…p.p.pakkkk……aghh.hh h” sambil meracau tidak karuan kurasakan dia mulai reflek mencium dan memasukan burungku ke mulutnya…”ahgghhhh” dia rakus terlihat rakus sekali sehingga tanpa sengaja burungku kena gigi nya, agak sakit memang tapi aku lebih konsentrasi menjilatin memeknya yang licin….
“aghhh..hhhhhh..agghhhhgghh pakkkk!!!!!…” dia teriak dan aku merasakan dia sudah orgasme karena dari clitorisnya keluar cairan putih bening dan rasanya asin-asin asem….aku mengendorkan serangan dan tiyah terlihat tegang seluruh badanya seperti kaku…aku berbaring memberi kesempatan dia buat rileks sejenak….”kenapa tiyah cape..?” aku memecah kebisuan dengan bertanya….”iya pak,”…dia masih tersenggal-senggal ” tapi tadi tidak maksimal khan..? bapak belum dapat nih…” aku melihat burungku masih tegak berdiri sempurna….” kemudian tanpa ba bi bu aku cium lagi teteknya yang mungil, dia berusaha menghindar…aku pegang kedua tangannya lidahku langsung menjilati teteknya satu-satu…ketika dia mulai on lagi aku gigit pelan-pelan puting susunya, dia menggelinjang hebat dan terangsang lagi, dia mulai berani menggigit bahuku, dia juga mencengkeram punggungku kuat-kuat…pada saat itu aku langsung membuka kedua kakinya dengan kaki ku, sehingga selangkangannya terbuka, kelihatan memeknya yang masih berdenyut karena orgasme panjang tadi…”p.p.ppak..jjjangannn pakkk..” dia meminta aku tidak memasukkan burungku ke memeknya….”tiyah, kalo dimasukin sedikit boleh ya?”..”nanti cuma kepalanya saja kok..”…tiyah sudah tidak bisa berpikir normal lagi dia hanya melenguh dan melenguh…..antara takut dan ingin….aku kemudian menuntun burungku ke liang memeknya yang mulai terbuka…aku dorong pelan-pelan, kepala burungku sudah menyibak bibir memeknya…”pppp.pakkk je.j.jangan pppakkk…”…dia bilang jangan tapi tangan dan tubuhnya tidak menolakku, sehingga kepala burungku sudah berhasil masuk..tapi tidak langsung aku dorong..aku tarik keluar sedikit dan kudorong lagi berulang-ulang….sehingga memek tiyah semakin licin, dan sampai akhirnya…blessssss masuk semua burungku sampai ke pangkal kedalam lubang kenikmatan milik tiyah

pembantuku…”aghhhhhhhhhhhh….se.sssakit pak..” aku rasakan ada darah keluar dari memek tiyah…ternyata memang dia masih perawan..dia menahan sakit aku hentikan gerakanku sementara burungku masih bersarang di memeknya, aku terus memberi rangsangan dengan menggigit puting susunya pelan-pelan..”agh.agh.agh, hhhh, ppakk pelan-pelan pppakk?..”dia mulai kehilangan rasa sakitnya dan bisa mengimbangi gerakan pelanku yang naik turun diatas tubuhnya…..”ughhhh, tiyah punyamu sudah nggak sakit khan..?”….”Nnndak pppak.kkk, enak..p.p.pakkk….” memang saat itu aku mulai merasakan memek tiyah mulai berdenyut memberikan pijatan,sehingga burungku semakin beringas keluar masuk…”t.t.tiyyahhh, agh.agh.hh.aghhh”…”Pppakkk, tiyah ndakk kuattttttt, ppaakkkk……”…” tahan tiyah, bapak juga sudah hampir dapat…tahannn…”….aku semakin meningkatkan dorongan ke memek tiyah..akhirnya…”ppppakkkkkkk tiyah kelluarrrrrrr…” belum brenti dia bicara tiba-tiba crut..crut.cruuttttttttt aku mengeluarkan air maniku di dalam memeknya…tiyah semakin menggelinjang “aghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh…” teriakannya keras sekali karena dia orgasme panjanggg………agh!….aku peluk dia dan terus ke kamar mandi mencuci burungku yang mulai melemas…tiyah masih merapikan kasurnya yang berantakan….dia berpikir bagimana caranya menghilangkan noda darah di spreinya??…yah noda darah perawan yang seharusnya dia berikan ke suaminya……
Selesai mandi saat itu sudah jam. 16.55 WIB, tiyah juga sudah mandi dan membuatkan aku secangkir kopi….”tiyah duduk sini sbentar, bapak mau nanya…” dia menurut duduk di kursi ruang makan tanpa berani melihatku…”nggih pak..”…” kamu nyesel dengan kejadian tadi?..” aku bertanya sambil ingin melihat reaksi dia….”ssaya ndak tahu pak…, bapak mau dibuatkan nasi goreng?” tiba-tiba dia berani bertanya….”yo..buatkan nasi goreng tapi jangan terlalu pedes ya….”…aku yakin dia juga kelaparan karena mendapatkan multy orgasme yang pertama…..setelah suasana cair sambil makan dia menjelaskan kalo dulu dia juga pernah melihat kakaknya melakukan hubungan badan alias ML dengan pamanya di kamar, tapi dia simpan rahasia itu sampai sekarang. Saat ini kakaknya sudah menikah dengan pegawai pabrik di dekat rumahnya…
“Pak, saya ndak menyesal, tapi saya takut kalo saya hamil bagaimana?…” dia bertanya…”jangan takut tiyah ambil sprite kaleng di kulkas nanti diminum kata orang kalo kita ML terus spermanya dikeluarin didalam bisa netral kalo minum soda…” ..”nggih pak…
Ternyata seminggu kemudian tiyah datang bulan sehingga dia kembali ceria seperti biasa dan aku kembali bekerja seperti biasa juga, seolah tidak terjadi apa-apa……
Sejak kejadian persetubuhan pertamaku dengan tiyah pembantuku aku memang kadang merasa bersalah dengan istriku, apalagi tiyah masih perawan dan semua spermaku masuk diliang rahimnya bersamaan dengan dia dapat orgasme panjangnya….
Tapi setelah seminggu dia dapat haid aku sedikit lega…ternyata bukan hanya aku yang ketagihan, tapi tiyah juga sering memancing- mancing aku untuk menyetubuhinya, jadi setiap hari aku selalu meniduri tiyah dan dia seperti tidak ada capainya….dia pernah minta aku mengeluarkan air maniku di mulutnya karena mendapat cerita dari yati kalo air mani bisa membuat wanita awet muda…

Keperjakaan ku di ambil Tante Susi


Cerita ini berawal ketika gw masih dudk di bangku SMA nama gw Ari (Samaran Sob....),singkat nya dulu nyokap gw sering senam di deket rumah,dan setelah habis latihan senam pasti rumah gw di penuhin ibu-ibu yang pada habis senam. Diantara sekian banyak nya teman senam nyokap gw,ada satu ibu-ibu yang menarik perhatian gw,selain cantik umur nya jauh dibawah nyokap gw,kalo ngga salahmasih sekitar 32 thn,dan untuk anak seumuran gw waktu itu udah sangat tua banget alias dah tante-tante. Nama teman nyokap gw ini Susi (Samaran juga sob....),tante Susi ini sebenar nya kalo di lihat penampilan nya biasa saja,ngga suka berpakaian seksi kecuali pakaian senam nya saja. Gw juga ngga tau kenapa,mungkin karena kecantikan nya atau tubuh nya sehingga tante Susi ini sering jadi objek onani gw.

Lalu pada suatu hari disaat rumah gw lagi sepi-sepi nya,tante Susi datang kerumah gw “Spada....!!” trus gw jawab “Iya....!! Eh..tante Susi..ada apa Tan..??” tanya gw “Mama kamu mana Ri...?? Kok tadi pagi ngga ikut senam bareng?? Kamu ngga sekolah ya...??” trus gw jawab “Lho emang nya tante ngga tau ya...kan mama lagi ke Bandung sekeluarga ada acara pernikahan sepupu nya mama..kalo Ari emang lagi libur tan,kan abis ujian Ebtanas..” lalu tante Susi menjawab “Mmm..pantes aja tadi pagi ngga keliatan..” dan kemudian gw sedikit berbasa basi “Mampir dulu tan...??” trus tante Susi menjawab “Iya deh...numpang sebentar ya Ri....!!” gw jawab “Iya tan..silah kan aja,mau minum apa tan..??” “Udah ngga usah repot-repot..tante cuma bentar kok..” lalu gw tinggalin tante Susi sendiri dan mengambil kan air putih,soal nya gw pada waktu itu gw sama sekali ngga tau gimana caranya bikin Teh atau Kopi,jadi kalo ada tamu datang gw langsung aja kasih Air putih hehehe..... Trus pas gw bawain air langsung tante Susi bilang “Aduh...Ri,tante jadi ngerepotin kamu nih” trus gw jawab “Cuma air putih aja nih tan..Ari ngga tau cara nya bikin minuman yang lain hehe...!” kata gw sedikit ramah tamah,trus ngga lama kemudian gw liat tante dengan agak sedikit berbeda dandanan nya,ngga seperti biasa nya,tiap hari selalu pakai rok panjang dan kemeja lengan pendek,tapi kali ini Tante Susi pakai rok panjang tapi bengan belahan yang hapir terlihat bongkahan pantat nya,dan baju nya agak sedikit transparan,sehingga terlihat sekilas BH nya. Lalu Tante Susi membuyarkan lamunan gw “Ri..jadi kamu hari ini sendirian dong di rumah..??” “Iya nih..sepi ngga ada siapa-siapa tan...” trus tante susi memulai perbincangan dengan gw “Sama dong kaya tante,tante juga lagi sepi di rumah,suami tante lagi belayar selama 3 bulan..tapi kira-kira mama kamu pulang kapan??” lalu gw jawab “Lusa tan...itu pun juga kalo ngga sekalian arisan mingguan keluarga..” trus akhir nya gw langsung tinggalin tante Susi dan pergi nonton tv,sebetul nya sih takut ketahuan tante Susi kalo ular Anaconda gw dah berontak terus waktu gw liat belahan rok panjang nya tante Susi tadi.

Lalu tante Susi berkata sama gw “Ri..tante numpang tiduran bentar ya...badan tante masih pegel-pegel sejak senam tadi..” trus gw jawab “Oh..silah kan tan..Ari nonton tv disini...”. Setelah hampir setengah jam,gw berniat mau ambil makan karena dah saat nya gw makan siang,tapi tanpa di sengaja gw liat tante Susi tidur,dan tau apa yang terjadi,rok panjang tante Susi tersingkap,otomatis gw liat bongkahan pantat nya plus celana dalam berbahan sutra bewarna merah. Pada saat itu,tiba-tiba jantung berdegup kenceng dan badan gw agak gemeter sedikit,pikira gw agak kacau antara mo gw liat lebih deket atau jangan. Lalu gw ambil inisiatif kalo gw harus bisa liat lebih dekat lagi. Dengan perasaan agak takut,gw tiarap seperti seekor kadal mendekati mangsa nya,pelan-pelan gw merayap,sampai pada akhir nya wajah gw berdekatan dengan pantat nya,dan gw bisa melihat jelas pantat nya dalam hati gw berkata Oohh...tante Susi pantat mu indah bangettttt.......!! Lalu dengan perasaan agak was-was gw coba beraniin diri gw untuk mencium aroma pantat nya Srrruuupppp........bener-bener harum banget pantat nya,wanginya khas selangkangan wanita banget...

Trus gw coba untuk lebih berani lagi,gw mau mencoba menggesekan anaconda gw ke pantat nya yang masih tertutup celana dalam nya,agak takut sih,takut nanti tante Susi bangun dan melihat gw lagi dalam keadaan anaconda gw terbuka dan menggesekan pantat nya,awal nya gw pelan-pelan banget hingga akhir nya gw merasa nikmat banget walaupun cuma gw gesekin anaconda gw. Lalu tanpa gw sadari anaconda gw seperti ada yang menggenggam,dan gw langsung terkejut,ternyata tangan tante Susi yang mencengkram Anaconda gw,dan di saat itu juga gw langsung duduk dan berusaha secepat mungkin menutup anaconda gw,dan tante Susi langsung duduk di hadapan gw sambil bicara “Dah berapa lama kamu meleceh kan tante..?? dan gw pun menjawab “Sudah cukup lama tante...” sambil gw tundukin wajah gw karena malu dan takut di marahin tante Susi,tapi aneh nya tante Susi ngga marah sama sekali,malah dia tersenyum dan bilang “Tante maklumin kalo anak seumur kamu itu lagi tinggi libido nya,tapi kamu harus bisa tahan nafsu kamu,masa kamu mau permainkan orang tua kaya tante ini,apalagi tante ini teman ibu kamu...” trus gw jawab “Iya tan..Ari minta maaf tan..” lalu setelah panjang lebar tante Susi memberi nasehat,tanpa gw duga tante menghampiri gw dan berkata “Sudah sejak kapan kamu mulai tertarik sama tante,sebetul nya tante juga merasakan keras nya kelamin kamu kok,tapi tante udah ngga tahan mau pegang punya kamu...” Mendengar perkataan yang keluar dari mulut tante Susi,kontan gw kaget,apa lagi tante Susi tanpa basa-basi n permisi langsung mengusap daerah selangkangan gw,mau ngga mau anaconda gw yang tadi nya loyo jadi bangun dan berontak lagi. “Terus terang sih..kalo kamu dari kemarin mau cicipin tubuh tante sih..tante ngga keberatan,kebetulan tante udah lama ngga berhubungan sama suami tante..” Dalam hati gw berpikir gila juga nih tante,tampang nya aja yang kalem,ngga tau nya di balik kelembutan wajah nya ada kebinalan yang luar biasa,dan gw yang masih di selimuti kebingungan langsung kaget karena tante Susi langsung mengulum bibir gw sluuup...srrruuupp....muach....sluuup...!! “Ari...kamu jangan tegang kaya gitu dong..yang rileks aja,jadi bibir kamu ngga kaku...” trus gw bilang “I..i..iya tan...” lalu tante Susi tersenyum dan menutup matap nya sambil mendekat kan wajah nya ke wajah gw. Pada saat itu entah dari mana tiba-tiba gw jadi jago ciuman,padahal gw kalo sama cewe gw belum pernah ciuman (Pada saat itu gw sudah punya cewe). Lalu tangan tante mengambil kedua tangan gw dan mengarah kan tangan kanan gw ke buah dadanya yang masih terbungkus oleh bra hitam berbentuk seperti bra bikini dengan tali di leher,dantangan kiri gw diarahkan ke bongkahan pantat nya yang mungil yang sejak dari tadi ingin gw remas pantat nya itu,ternyata dugaan gw benar,pantatnya bener-bener menggemas kan dan dengan sengaja gw remas pantat tante Susi sehingga tante Susi melepas kan ciuman dari bibir gw dan teriak “Aaaaoooouuuhhhh......nakal ya kamu Ari...!! Mendingan kamu lampiaskan kegemesan kamu sama tubuh tante yang lain aja...” lalu “Iya maaf tante,abis nya pantat tante gemesin sih....”

Setelah itu tante berdiri dan hendak membuka baju nya,tapi gw tahan “Biar Ari aja yang buka tan...” Tante Susi hanya tersenyum saja,dan gw melepas kan kancing baju tante Susi satu persatu sehingga gw melihat gundukan bundar yang menantang dengan punting susu nya yang sudah mengeras di BH nya,pada saat itu gw ngga tau berapa ukuran payudara tante Susi,tapi yang pasti pada saat gw meremas-remas payudara nya terasa agak sedikit kenyal-kenyal keras dan mencubit pelan punting nya,sehingga tante Susi hanya mendesah “Terus Ri...remas susu tante...emmmhhhhhh......ee..eeennnakkk bangetttt....mpppphhhhhh.....” Karena gw dah ngga tahan lagi ingin liat payudara tante Susi,langsung aja gw buka ikatan bra nya yang ada di leher nya itu Breeettttt......terpampang sudah payudara yang menggiurkan di depan muka gw,terus terang masih teringat jelas sampai sekarang kalo payudara tante Susi bener-bener ciamik banget,bundar,putih dan sedikit besar dengan punting yang kecil dan berwarna coklat muda. Dan kalo gw ingat-ingat,semua cewe yang pernah gw eksekusi kalah indah nya di banding payudara nya tante Susi,dan langsung tanpa basa-basi gw sedot payudara nya sambil gw mainin punting nya “Ooouuucchhh.....Ri.....terus sayang.......hisaaaappp yang kuat saayyaaaangggggg.....mppphhhhhh.....” Dan tangan tante menekan kepala gw lebih dalem lagi di dada nya dan yang satu nya langsung merayap mencari anaconda gw lalu “Wow...Ari...punya kamu udah keras banget ya....” dengan wajah heran nya,dia langsung menurunkan celana pendek gw yang tanpa sempak sehingga anaconda gw seakan-akan ingin meloncat dari sangkar nya “Yaaa.....ampun Ari....punya kamu sebesar ini..??? Anak muda jaman sekarang makan nya apaan sih..?? Ck..ck..ck..Punya suami tante aja ngga sebesar ini..” Emang sih untuk ukuran anak seumuran gw waktu itu,kelamin gw agak besar,wajar aja klo punya gw rada big size,gw ini masih keturunan belanda dari bokap gw,otomatis anaconda gw made in netherland donk...hehehe....

Saat tante Susi melihat anaconda gw,dia langsung membelai barang wasiat gw wuiiiihhhhh.....bener-bener halus banget saat dia sentuh anaconda gw dengan kelembutan tangan nya,dan tiba-tiba bibir tante mendekat ke anaconda gw wuuuiiiiiihh......dahsyat banget rasa nya bener-bener lembut setiap gesekan bibir nya di kelamin gw,hingga gw udah ngga tahan dan crooottzz...crooottzz...crooottzz... gw ngga tau dah berapa banyak sperma yang gw keluarin di dalam mulut nya “Ih...Ari..kok ngga bilang-bilang kalo kamu mau keluar...jadi ketelen semua nya nih...” lalu “Maaf tan..Ari udah ngga tahan banget” trus “Dasar ABG,baru kaya gini aja udah keluar,tapi...kok punya kamu ngga loyo yah...??” Dan tanpa di komando lagi,gw dorong tubuh tante dan langsung gw cium dari leher hingga payudara nya sambil tangan gw sibuk menurunkan celana dalam nya tanpa membuka rok nya. Dari situ gw coba mengusap-usap M***k nya hingga basah dan licin,lalu tante Susi menarik anaconda gw dan menuntun ke sarang nya “Ri...tante udah ngga tahan,kita langsung aja ya...??” lalu gw menganggukan kepala gw tanda gw setuju. Setelah anaconda di arahkan ke M***K nya,awal nya agak berasa sedikit sakit,seperti di jepit sesuatu yang agak lunak tapi agak hangat,dan tante Susi pun meringis sambil menggigit bibir bawah nya mmppphhh......aahhhh......hhhssssss......!!! Danakhir nya anaconda gw masuk seluruhnya kedalam lubang persembunyiannya,dengan pelan-pelan gw maju mundurkan pinggul gw,kedua kaki tante melingkar di pinggang gw “Ri...dooorrroonngggg....yang kuat laaaagiiiiii......mmpppphhhhhh.....hhssssss.....!! ” “Iya tan...” lalu tiba-tiba tante Susi berkata “Jangan panggil aku tante,panggil aku Susi yaa..sayang...??” lalu gw jawab “Iya tan...eh..Susi..” tante Susi pun tersenyum dengan mata sayu karena merasa nikmat setiap gesekan yang gw beri sampai pada akhir nya tanpa terasa sudah 10 menit gw bermain tante Susi memeluk tubuh gw dengan erat sambil mengejang dan mencakar kedua pantat gw,saat itu gw merasa ada cairan hangat yang membasahi anaconda gw dan setiap jengkal batang gw serasa ada yang memijit-mijit dengan lembut,dengan lemah nya tante Susi berkata “Ooouuuuuhhhhhh....Ri...a..a..aakuu....dah keeeluarrr.....” Langsung pada saat itu tante Susi lemah tak berdaya dengan mengeluarkan banyak cairan diantara M***k nya

Disaat tante Susi terbaring lemah,gw agak sedikit kecewa jg,tapi rupanya tante Susi menyadari hal ini “Dasar kuda jantan...masih belum keluar kamu...??” “Belum Sus...” Tante Susi melihat anaconda gw yang masih menancap keras di kelamin nya,sambil mencabut batang gw,tante Susi berdiri dan pergi ke dapur mengambil air dingin dari lemari es “Bentar lagi kamu akan aku buat ngga bisa melupakan pengalaman ini” kata nya,lalu kemudian dia menghampiri gw lagi,masih dalam posisi berdiri dia menyodor kan pantat nya “Sekarang kamu tusuk aku dari belakang yaa...??” terus “Hah...gimana caranya Sus...?? Itu tempatt......” belum sempat gw lanjutin tante Susi langsung menjawab “Ihh...siapa juga yang mau di tempat itu,aku juga ngga mau...sakit tau....!!” Bener-bener polos dan lugu gw saat itu,lalu gw hampiri tante Susi dari belakang,sambil membuka rok panjang nya tante Susi mengarah kan anaconda gw ke M***K nya dan....sangat luarrrr....biasaaa......gw merasakan kenikmatan yang susah gw ungkapkan,lalu gw maju mundurkan pinggul gw dengan keras hingga terdengar kplok....kplok....kplok....kplok....!!
Aaauuhhh.....lebih dalem lagii...Riii....!!” Dengan sekuat tenaga gw hentakan setiap tusukan yang gw buat,sambil gw pegang payudara nya dan gw cium tengkuk nya “Sus...kelamin kamu enak bangettt...hangat serasa di pijit-pijit punya ku...” Ngga terasa hampir setengah jam gw bermain dalam posisi berdiri hingga akhir nya tante Susi seperti mau orgasme untuk yang kedua kali nya dan gw pun juga merasakan ingin keluar juga “Ri..aku udahhh....ngga taaahaannn lagiiii.....mauu..keelluarrr....” “Sama Sus...a..aakuu...jugaaa....” lalu tante Susi bilang “Kita keluaarr..barengg ajaaa....kamu keluarin di dalam ajaaa....” Tadi gw berpikir kalo gw buang di dalam nanti tante Susi bisa hamil,tapi karena pikiran bersih danpikiran setan gw lebih kuatan pikiran setan,akhir nya gw dan tante Susi sama-sama melepaskan klimaks nya secara berbarengan “Oouuhhhhh...Sus...aku mauuu...keeeeeluarrrrrrr......” “Aku juga sayaaanngggggggg.....” crooottzz...crooottzz...crooottzz...!! Walaupun ngga sebanyak yang pertama,tapi gw merasa sekujur tulang persendian gw seperti hilang sum-sum nya,hingga kita berdua berlutut dan sama-sama tergeletak di lantai. Sedangkan anaconda gw di biarkan didalam hingga mengecil sendiri namun disaat itu ada cairan cinta gw keluar dari kelamin tante Susi. Dan disaat itu wajah gw bukan terlihat merdeka,tapi terlihat seperti muka bersalah “Kamu kenapa sayang...??” Kata tante Susi berbisik “Mmm...tadi kan Ari masukin sperma Ari ke dalam,apa kamu ngga takut Sus...??” Tanya gw yang udah seperti sepasang suami istri “Haha.....haha....” Tante Susi tertawa “Kok malah ketawa sih....???” Kata gw yang jengkel liat sikap nya “Jadi dari tadi kamu pikirin itu yaaa...??? Tenang aja aku dah di spiral,jadi kamu tenang aja,ngga usah takut kalo aku hamil..” Mendengar penjelasan tante Susi,lega perasaan gw jadi nya.

Dan akhir nya ngga terasa langit dah terlihat sore,kita pun masih bercanda seperti orang yang baru pertama kali pacaran “Ri...maafin aku ya...yang telah mengambil keperjakaan kamu..! Kamu menyesal dengan kejadian ini??” Lalu dengan senyum kecil gw berkata “Ari ngga merasa nyesel kok,malah Ari berterima kasih karena Susi udah memberi pengalaman yang ngga akan terlupakan buat Ari...” Dan setelah itu kita masih terus berhubungan,tapi tidak dirumah melainkan di hotel,itu pun di saat habis gw pulang sekolah atau hari libur,dan akhir nya kita berpisah karena suami nya harus pindah tugas di daerah Bali,hingga sekarang gw ngga tau gimana kabar nya,karena pada jaman gw Hp belum ada,sedangkan pager gw masih belum mampu beli. Gw pun dan keluarga telah berpindah-pindah tempat walaupun masih di kota yang sama.

Sumber : DS

Friday, March 26, 2010

Kekasihku diperkosa p*l*s*



Saya pertama kenal Vira ketika melihatnya menjadi model cover di sebuah majalah di Jakarta, kemudian ia juga menjadi bintang sinetron Abad 21. Vira berumur 17 tahun, cantik, kulitnya putih mulus, ramah dan yang paling menarik perhatian orang-orang adalah buah dadanya yang bundar dan padat berisi. Semua orang yang menatap Vira pandangannya akan langsung tertarik ke arah buah dadanya yang membusung. Tidak terlalu besar memang, tapi sangat proporsional dengan tubuh dan wajah Vira. Saya berkenalan dengannya, pertama melalui surat kemudian bertemu, sesekali menelepon dirinya. Lama-kelamaan kita semakin sering bertemu dan percakapan yang ada semakin menjurus ke hal-hal yang pribadi. Akhirnya saya memberanikan diri untuk mengajaknya keluar makan malam.

Suatu hari saya memberanikan diri untuk mengajaknya dan ternyata Vira senang sekali mendengar ajakan saya, dan langsung setuju. Saya gelisah sekali menunggu pada saat menjemput Vira di rumahnya.

Setelah pulang kerja dan berganti pakaian saya menjemput Vira, untuk kemudian makan malam di sebuah restoran. Di sana kami bercakap-cakap panjang lebar, setelah itu dilanjutkan sebuah diskotik untuk sedikit menggoyangkan tubuh dan minum. Di tengah-tengah percakapan di diskotik, Vira mengajak saya untuk kembali ke rumahnya dan melanjutkan sisa malam itu di rumahnya. Bagaimana saya bisa menolak tawaran itu?

Sepanjang perjalanan pulang Vira berkata bahwa ia belum pernah mengalami hari yang menyenangkan seperti yang baru ia alami malam itu, dan ia juga berkata, di rumah nanti giliran dirinya yang akan membuat diri saya tidak akan melupakan malam ini.

Saya begitu bergairah dan berhasrat untuk lekas-lekas sampai ke rumah Vira, ketika tanpa sadar saya mengendarai mobil melebihi batas maksimal kecepatan di jalan. Tiba-tiba saya tersadar ketika di sebelah kanan sudah ada mobil Polantas yang berusaha menghentikan mobil saya. Saya meminggirkan mobil di tempat parkir sebuah toko dan menunggu Polantas tadi mendekati mobil kami. Ia bertanya hendak ke mana kami sampai-sampai kami membawa mobil itu melebihi batas kecepatan. Rupanya alasan saya tidak masuk akal sehingga Polantas tadi meminta STNK dan SIM saya.

Setelah melihat surat-surat itu Polantas itu menjengukkan kepalanya ke dalam mobil kami dan lama sekali mengamati Vira yang duduk terdiam. "Anda harus meninggalkan mobil Anda di sini dan ikut saya ke kantor", perintah Polantas tadi. Akhirnya sepuluh menit kemudian kami sampai ke sebuah kantor p*l*s* yang terpencil di pinggir kota.

Waktu itu sudah lewat pukul 11 malam, dan dalam kantor p*l*s* itu tidak terdapat siapa pun kecuali seorang Sersan yang bertugas jaga dan Polantas yang membawa kami. Ketika kami masuk, Sersan itu memandangi tubuh Vira dari bawah hingga ke atas, kelihatan sekali ia menyukai Vira. Kami dimasukkan ke dalam sel terpisah, saling berseberangan.

Sepuluh menit kemudian, Polantas yang berumur sekitar 40-an dan berbadan gemuk dan Sersan yang tinggi besar berbadan hitam, dan umurnya kira-kira 45 tahun kembali ke ruang tahanan. Polantas tadi berkata, "Kalian seharusnya jangan mengemudi sampai melebihi batas kecepatan yang ada. Tapi kita semua bener-benar kagum, soalnya dari semua yang kami tangkap baru kali ini kita dapat orang yang cantik seperti kamu." Sersan tadi menimpali, "Betul sekali, dia bener-bener kualitas nomer satu!" Saya sangat takut mendengar nada bicara mereka, begitu juga Vira yang terus-menerus ditatap oleh mereka berdua.

Mereka lalu membuka sel Vira dan masuk ke dalam. "Sekarang denger gadis manis, kalau kamu berkelakuan baik, kita akan lepasin kamu dan pacar kamu itu. Mengerti!" Sersan tadi langsung memegangi kedua tangan Vira sementara Polantas menarik kaos yang dikenakan Vira ke atas. Dalam sekejap seluruh pakaian Vira berhasil dilucuti tanpa perlawanan berarti dari Vira yang terus dipegangi oleh Sersan. "Wow, lihat dadanya." Vira terus meronta-ronta tanpa hasil, sementara Sersan yang tampaknya sudah bosan dengan perlawanan Vira, melemparkan tubuh Vira hingga jatuh telentang ke atas ranjang besi yang ada di sel Vira. Dan dengan cepat diambilnya borgol dan diborgolnya tangan Vira ke rangka di atas kepala Vira.

Kemudian mereka dengan leluasa menggerayangi tubuh Vira. Mereka meremas-remas dan menarik buah dada Vira, kemudian memilin-milin puting susunya sehingga sekarang buah dada Vira mengeras dan puting susunya mengacung ke atas. Kadang mereka mengigit puting susu Vira, sedangkan Vira hanya bisa meronta dan menjerit tak berdaya.

Saya berdiri di dalam sel di seberang Vira tak berdaya untuk menolong Vira yang sedang dikerubuti oleh dua orang itu. Kedua p*l*s* itu lalu melepaskan pakaian mereka dan terlihat jelas kedua batang kemaluan mereka sudah keras dan tegang dan siap untuk memperkosa Vira. Polantas mempunyai batang kemaluan paling tidak sekitar 25 senti, dan Sersan mempunyai batang kemaluan yang lebih besar dan panjang. Vira menjerit-jerit minta agar mereka berhenti, tapi kedua p*l*s* itu tetap mendekatinya.

"Lebih baik kamu tutup mulut kamu atau kita berdua bisa bikin ini lebih menyakitkan daripada yang kamu kira." kata Polantas.
"Sekarang mendingan kamu siap-siap buat muasin kita dengan badan kamu yang bagus itu!"
"Dia pasti sempit sekali", kata Sersan sambil memasukan jari-jarinya ke lubang kemaluan Vira.
Ia menggerakkan jarinya keluar masuk, membuat Vira menggelinjang kesakitan dan berusaha melepaskan diri.
"Betul kan, masih sempit sekali."

Kemudian Polantas tadi naik ke atas ranjang di antara kedua kaki Vira. Kemudian mereka membuka kaki Vira lebar-lebar dan Polantas memasukkan batang kemaluannya ke dalam lubang senggama Vira. Vira mengeluarkan jeritan yang keras sekali, ketika perlahan batang kemaluan Polantas membuka bibir kemaluan, dan masuk senti demi senti tanpa berhenti. Kadang ia menarik sedikit batang kemaluannya untuk kemudian didorongnya lebih dalam lagi ke lubang kemaluan Vira.

Sementara itu, Sersan naik dan mendekati wajah Vira, mengelus-elus wajah Vira dengan batang kemaluannya. Mulai dari dahi, pipi kemudian turun ke bibir. Vira menggeleng-gelengkan kepalanya agar tidak bersentuhan dengan batang kemaluan Sersan yang hitam.
"Ayo dong manis, buka mulut kamu", kata Sersan sambil meletakkan batang kemaluannya di bibir Vira.
"Kamu belum pernah ngerasain punya p*l*s* kan?" Vira tak bergeming.
"Buka!" bentak Sersan.
"Buka mulut kamu, brengsek!" Perlahan mulut Vira terbuka sedikit, dan Sersan langsung memasukkan batang kemaluannya ke dalam mulut Vira.

Mulut Vira terbuka hingga sekitar 6 senti agar semua batang kemaluan Sersan bisa masuk ke dalam mulutnya. Batang kemaluan Sersan mulai bergerak keluar masuk di mulut Vira, saya melihat tidak semua batang kemaluan Sersan dapat masuk ke mulut Vira, batang kemaluan Sersan terlalu panjang dan besar untuk bisa masuk seluruhnya dalam mulut Vira. Ketika Sersan menarik batang kemaluannya terlihat ada cairan yang keluar dari batang kemaluannya. Julurin lidah kamu!" Vira membuka mulutnya dan mengeluarkan lidahnya. Sersan kemudian memegang batang kemaluannya dan mengusapkan kepala batang kemaluannya ke lidah Vira, membuat cairan kental yang keluar tadi menempel ke lidah Vira.

"San, dia nggak mungkin bisa masukin punya Sersan ke mulutnya, biar saya coba. Gantian!" Mereka kemudian bertukar tempat, Sersan sekarang ada di antara kaki Vira dan Polantas berjongkok di dekat wajah Vira. Sersan mulai mendorong batang kemaluannya masuk ke liang senggama Vira. Terlihat sekali dengan susah payah batang kemaluan Sersan yang besar itu membuka bibir kemaluan Vira yang masih sempit. Polantas, mengacungkan batang kemaluannya ke mulut Vira. "Kamu mungkin nggak bisa masukin punya Sersan ke mulut kamu, tapi kamu musti ngerasain punya saya ini, seluruhnya." Dengan kasar ia mendorong batang kemaluannya masuk ke mulut Vira, sampai akhirnya batang kemaluan itu masuk seluruhnya hingga sekarang testis Polantas berada di wajah Vira. Ia kemudian menarik batang kemaluannya sebentar untuk kemudian didorongnya kembali masuk ke tenggorokan Vira. Setelah lima kali, keluar masuk, Polantas sudah tidak bisa lagi menahan orgasmenya.

"Saya keluuarrhh. Aaahhh!" Ia tidak menarik batang kemaluannya keluar dari mulut Vira, batang kemaluannya tampak bergetar berejakulasi di tenggorokan Vira, menyemprotkan sperma masuk ke tenggorokannya. Saya mendengar Vira berusaha menjerit, ketika sperma Sersan mengalir masuk ke perutnya. Terlihat sekali Sersan yang sedang mencapai puncak kenikmatan tidak menyadari Vira meronta-ronta berusaha mencari udara.

"Iyya... yaah! Telleeen semuaa! Aaahhh... aahhh... nikhmaattt!"
Ketika selesai ia menarik keluar batang kemaluannya dan Vira langsung megap-megap menghirup udara, dan terbatuk-batuk mengeluarkan sperma yang lengket dan berwarna putih. Vira berusaha meludahkan sperma yang masih ada di mulutnya. Polantas tertawa melihat Vira terbatuk-batuk, "Kenapa? Nggak suka rasanya? Tenang aja, besok pagi, kamu pasti sudah terbiasa sama itu!"

Sementara Sersan yang masih mengerjai kemaluan Vira sekarang malah memegang pinggul Vira dan membalik tubuh Vira. Vira dengan tubuh berkeringat dan sperma yang menempel di wajahnya tersadar apa yang akan dilakukan Sersan pada dirinya, ketika dirasanya batang kemaluan Sersan mulai menempel di lubang anusnya.
"Jangan Pak, jangan! Ampun Pak, ampun, jangan..."
"Aaahkk! Jangaaan!"
Vira menjerit-jerit ketika kepala batang kemaluan Sersan berhasil memaksa masuk ke liang anusnya. Wajah Vira pucat merasakan sakit yang amat sangat ketika batang kemaluan Sersan mendorong masuk ke liang anusnya yang kecil. Sersan mendengus-dengus berusaha memasukkan batang kemaluannya ke dalam anus Vira. Perlahan, senti demi senti batang kemaluan itu tenggelam masuk ke anus Vira. Vira terus menjerit-jerit minta ampun ketika perlahan batang kemaluan Sersan masuk seluruhnya ke anusnya. Akhirnya ketika seluruh batang kemaluan Sersan masuk, Vira hanya bisa merintih dan mengerang kesakitan merasakan benda besar yang sekarang masuk ke dalam anusnya.

Sersan beristirahat sejenak, sebelum mulai bergerak keluar masuk. Kembali Vira menjerit-jerit. Sersan terus bergerak tanpa belas kasihan. Batang kemaluannya bergerak keluar masuk dengan cepat, membuat testisnya menampar-nampar pantat Vira. Sersan tidak peduli mendengar Vira berteriak kesakitan dan menjerit minta ampun ketika sodomi itu berlangsung. Saya melihat berulang kali batang kemaluan Sersan keluar masuk anus Vira tanpa henti. Akhirnya Sersan mencapai orgasme ia menarik batang kemaluannya dan sperma menyemprot keluar menyembur ke punggung Vira, kemudian menyembur ke pantat Vira dan mengalir turun ke pahanya, dan terakhir Sersan kembali memasukkan batang kemaluannya ke anus Vira lagi dan menyemprotkan sisa-sisa spermanya ke dalam anus Vira. Sersan kemudian melepaskan pegangannya dari pinggul Vira dan berdua dengan Polantas mereka keluar dari sel dan menguncinya. Saya masih dapat mendengar Sersan berkata pada Polantas, "Pantat paling hebat yang pernah ada. Dia bener-bener sempit!"

Dini hari, ketika Vira kelelahan menangis dan merintih, mereka berdua dengan langkah sempoyongan dan dengan botol bir di tangan masuk kembali ke dalam sel Vira. Mereka menendang tubuh Vira agar terbangun dan mereka mulai memperkosanya lagi. Sekarang Polantas menyodomi Vira sementara Sersan berbaring di bawah Vira dan memasukkan batang kemaluannya ke dalam kemaluan Vira. Kemudian mereka berganti posisi. Mereka juga menyiksa Vira dengan memasukkan botol bir ke dalam liang kemaluan dan anusnya sementara batang kemaluan mereka dimasukkan ke mulut Vira. Mereka terus berganti posisi dan Vira terus menerus menjerit dan menjerit hingga akhirnya ia kelelahan dan tak sadarkan diri. Melihat itu p*l*s*-p*l*s* tersebut hanya tertawa terbahak-bahak meninggalkan tubuh Vira yang memar-memar dan belepotan sperma dan bir.

Keesokan paginya, Sersan masuk dan membuka sel kami.
"Kalian boleh pergi."
Saya membantu Vira mengenakan pakaiannya. Tubuhnya lemah lunglai berbau bir dan sperma-sperma kering masih menempel di tubuhnya. Kami pergi dari kantor p*l*s* itu dan akhirnya sampai ke rumah Vira. Kemudian saya membersihkan tubuh Vira dan menidurkannya. Ketika saya tinggal, saya mendengar ia merintih, "Jangan Pak, ampun Pak, sakit... ampuunn... sakiiit...".


TAMAT
Sungguh Puaskah Istri Anda ?