Sambungan cerita sebelumnya
Setelah malam itu aku dan Nina saling melepas rindu dengan gairah yang tidak tertahankan akhirnya kami berdua terlelap tidur. Esok harinya Nina membangunkan aku dan berpesan agar aku jangan pulang dulu sebelum Nina pulang.
"Jangan pulang dulu ya Dee, sebelum aku dateng."
"Memang Nina mau kemana ?"
"Aku mau ke bank dulu ada kerjaan yang mau aku urus nanti siang Nina udah pulang kok sayang, kalau mau sarapan minta siapin Nina aja ya."
Nina mencium Bibirku dan pergi meninggalkan kamar. Terdengar suara Nina meminta Nina agar menyiapkan sarapan buatku. Tak lama kemudian terdengar suara mobil Nina meninggalkan rumah, aku kemudian melanjutkan tidurku yang tadi karena badanku masih capek gara-gara tadi malam ya hitung-hitung memulihkan stamina buat nanti.
Ketika aku bangun ternyata hari sudah lumayan siang aku kemudian berjalan keluar kamar dan mencari tau apakah Nina sudah pulang kerumah dan ternyata Nina sedang mandi. Mengetahui hal itu aku kembali berjalan ke ruang tengah dan duduk menonton acara tv. Tak lama kemudian Nina datang dengan rok terusan panjang semata kaki berwarna hitam memetakan bentuk tubuhnya dan rambutnya yang panjang sebatas pinggang dibiarkan tergerai lepas.
"Eh sudah bangun Dee, sudah makan ato blom dah siang nih?"
"Blom.. Laper nih, ada makanan apa ? Habis mandi ya Nin ?" Nina mengangguk, aku berdiri menuju meja makan, sementara kontolku yang berdiri tegang tampak jelas tercetak dibalik celana pendekku karena aku memang sengaja tidak mengenakan celana dalam.
"Tadi sebelom pulang nina beliin dee ayam kfc nih, kamu makan ya."
“Iya sayang”
"Ini minumnya, trus minum juga vitamin ini ya." sambil memberikan vitaminnya kepadaku.
"Makasih ya, Nin. Btw vitamin apa nih??"
"Minum aja deeh.., nanti kalau sudah selesai kamu minum pasti tau haha."
“....?? hahaha” sepertinya aku tau ini apa pikirku.
Kemudian aku melanjutkan makan ku ditemani oleh nina. Aku dan Nina banyak mengobrol, Nina bercerita tentang kehidupannya dan dirinya yang ternyata libido tinggi. Selesai makan Nina dan Aku menuju keruang keluarga untuk menyalakan tv dan memutar film yang ada di rak dvd yang ada disamping tv. Film yang aku putar tergolong kategori X2 sehingga banyak menampilkan adegan adegan panas yang tidak terlalu vulgar seperti dalam film kategori X3. Aku menonton film sambil berbaring disofa dan kontolku yang tegang akibat melihat adegan panas di film mencetak bentuk kontolku di celana bicycle pants yang aku pakai. Nina yang melihat itu tersenyum manis dan tangannya mulai berani mengelus-elus kontolku. Melihat kelakuannya itu akhirnya aku juga memberanikan diri meraba payudaranya dan mengelusnya dari luar pakaiannya.
"Ouuh dee, terus sayang." Nina mendesah menikmatinya. Aku terus memberanikan diri meremas remas kedua payudaranya.
"Ssshh.. Dee.. Mmm.." dia mendesah, aku duduk dan Nina mulai menarik kontolku keluar dari dalam celana sambil terus meremas remas kontolku.
"Nin, jangan diremes gitu dong kan sakit."
"Maaf Dee, abis Nina gemes sih." Nina merubah remasan tangannya menjadi kocokan yang lembut di batang kontolku. Aku mencium Bibirnya dan Nina membalas ciumanku, aku mulai meraba pahanya dan mengangkat roknya.
"Ouuhh.. Dee.. Mmm.. Sss.." desahnya pelan.
Aku meraba celana dalamnya yang sudah basah karena sudah terangsang dan kuselipkan jariku ke dalamnya. Kumasukan jariku ke dalam memeknya dan kukocok memeknya dengan jariku. Aku merebahkan Nina disofa, aku berlutut disampingnya sambil meremas remas payudaranya dan berciuman dengannya.
"Euh.. Euh Dee.. Dee.. Nina.. Nina... mau keluar Dee.. Ah.. Deee... Ahhh..." desahnya panjang, memeknya terasa berdenyut dan kakinya menegang serta tangannya memegang erat tubuhku.
"Nina lega ?" tanyaku sambil terus memainkan jariku didalam memeknya sementara tangan Nina kembali mengelus dan mengocok batang kontolku. Kusodorkan kontolku ke arah mulutnya.
"Isep Nin, jilat kontolku.. Ouh.. Yes.. Euh... Euh..." desahku ketika Nina mulai memasukan batang kontolku ke dalam mulutnya dan lidahnya menjilati batangnya.
"Dee gede amat sih kontolnya, Nina suka hmmpp.." sambil kembali menghisap dan menjilati batang kontolku. Nina menghisap sambil mengocok kontolku dengan tangannya.
"Ouh.. Nina.. terus Nin.. Ahhh. Enak Nin.. Lagi Nina.. Isep.. Kocok Nin.. Enakkk.. Ahhh"
Desahku menikmati hisapan, permainan lidah serta tangannya di batang kontolku. Kepalanya bergoyang tak beraturan kekiri kekanan, rambutnya yang panjang bergoyang tak beraturan.
"Ouh.. Ninahh.. terus Nin.. Enak Nin.. Aaahhh.." desahku panjang dan muncratlah air maniku didalam mulut Nina. Nina membuka mulutnya sehingga air maniku bertumpahan diatas kain penutup sofa.
"Dee koq enggak ngomong sih kalau mau keluar, jadi ketelen sedikit deh pejunya."
"Maaf Nin, aku nggak sengaja, habis Nina enak sih ngisep kontolku."
Nina mengambil tissue diatas meja dan membersihkan sisa air maniku. Aku mencium bibir Nina dan membuka rok terusan yang dipakainya dan selanjutnya bh dan celana dalamnya. Nina sudah telanjang dihadapanku. Payudaranya masih kencang dan putingnya berwarna coklat tua menantang untuk dihisap. Nina duduk disampingku dan mulai mengocok kontolku, kuremas remas payudaranya dan kuhisap putingnya, Nina mendesah tak karuan sementara tangannya terus mengocok kontolku yang sudah tegang kembali. Kutarik kepala Nina agar menghisap lagi kontolku, setelah Nina membuat basah kontolku kurebahkan Nina diatas karpet lalu kurentangkan kedua kakinya dan kugesekan kontolku di memeknya sambil kumainkan klitorisnya dengan ibu jariku.
"Uuuhh.. Dee.. Masukin kontolnya.. Masukin Dee.. Nina sudah nggak tahan nih..." desahnya dan tangannya mencoba menarik kontolku agar dimasukkan ke dalam memeknya tapi tidak kubiarkan dia memegang kontolku. Kubiarkan dirinya memohon dan memintaku agar segera memasukan kontolku ke liang kehangatannya.
"Dee.. Masukin dong.. Ooohh.. Masukin ke memekku dong.. Jangan digesek terus.. Deei..." Nina setengah berteriak ketika aku mendorong masuk kontolku dengan tiba tiba. Aku terus mengocok memeknya dengan kontolku, setelah beberapa lama.
"Ohh.. Dee.. Aahh.. terus Dee.. Nina mau dapet lagi.. Iyaaa.. Ohhh.. Dee kocok yang keras.. Nina mau dapet lagi.. Ahh.. Aahh.. Nina dapet Dee... ahh.." desah Nina dan memeknya terasa lebih basah karena cairan kenikmatannya membanjiri memeknya. Aku terus menggenjot tubuhnya lalu kuputar tubuhnya sehingga posisi tubuh Nina tengkurap dan aku menindih tubuhnya dari belakang.
"Dee.. Ouh ouh.. Enak Dee.. Enakk.. Euh euh.. terus Dee.. Dee.. Mpphh.. Dee... Nina mau dapet lagi.. ahh..." Nina mendesah panjang dan terasa memeknya berdenyut kencang. Hal ini membuat kontolku terasa lebih dijepit, aku terus memompa memek Nina.
"Ouh.. Ouh Dee.. terus Dee.. Enak banget.. Dorong Dee.. Yang dalem Dee.. Ouh.. Deeeeee"
"Ouh Nina.. Aku mau keluar Niin.. Mau keluar..."
"Bareng Dee... Deee.. Bareng Dee... Nina juga sudah mau lagi.."
"Iya Nin.. Kita keluar bareng ya.. Niinaaaaaaaa.. Aahh.. Ouhh.. Ouhh.."
"Tahan Nin.. Nina tahan.. Bentar lagi Nin.. Aku sudah mau keluar.." aku terus memompa tubuhnya sementara Nina mencengkeram kaki meja dengan kencang dan kepala bergoyang tak beraturan.
"Ouhh Dee.. Nina sudah nggak kuat.. ahhh.. Ayo Dee.. keluar bareng Dee..."
"Nin aku mau keluar.. Sekarang Niiiin.."
"Ouh Dee.. Enak Dee.. Bibi enak Dee... Keluarin Dee.. Keluarin pejunya di memek Nina Dee.. Ouh.. Anget Dee.. Peju Dee anget.. Jangan dicabut dulu Dee kontolnya.. Ouh ouh.. Dee.. Enak Dee.."
Lalu kucabut kontolku dan dilapnya kontolku oleh Nina. Nina mencium kontolku dan menghisapnya sebentar dan membiarkanku istirahat.
"Makasih ya Nina, memek Nina enak banget."
Aku kemudian mengecup keningnya.
End apa bersambung ya enaknya???
Ayoo kasih ide ke dee ya :D
ke "deenamaku@yahoo.co.id"
Ayoo kasih ide ke dee ya :D
ke "deenamaku@yahoo.co.id"
No comments:
Post a Comment