Jadilah Lelaki Perkasa, Seperkasa Kuda Putih

Tuesday, November 30, 2010

Pengalaman Sexs Dengan Ibu Dosenku Dan Pembantunya

pada waktu ujian
tengah semester di warnai
rintikan hujan disepanjang jalan
menemaniku menuju ketempat
itu, saya dipanggil ke rumah
dosen wanita yang masih agak
muda, sekitar 26 tahun. body
asyik di pandang mata,lurus
sebahu rambutnya. Ia juga
lulusan dari perguruan tinggi
tersebut. Dipanggil ke rumahnya
karena saya diminta untuk
mengurus keperluan dia, karena
dia akan ke luar kota. Malam
harinya saya pun ke rumahnya
sekitar jam 7 malam. Saat itu
rumahnya hanya ada pembantu
(yang juga masih muda dan
cantik). Suaminya ketika itu
belum pulang dari rapat di
puncak.Otomatis kondisi rumah
lagi sepi,hanya wanita-wanita
tok penghuninya.
Saat saya membuka pintu
rumahnya, saya agak terbelalak
karena dia memakai gaun tidur
yang tipis, sehingga terlihat
payudara yang menyumbul
keluar. Saat saya perhatikan, dia
ternyata tidak memakai BH.
Terlihat saat itu buah dadanya
yang masih tegar berdiri, tidak
turun. Putingnya juga terlihat
besar dan kemerahan,
sepertinya memiliki ukuran
sekitar 36B.
Sewaktu saya sedang
memperhatikan Dosen saya itu,
saya kepergok oleh
pembantunya yang ternyata dari
tadi memperhatikan saya. Sesaat
saya jadi gugup, tetapi kemudian
pembantu itu malah
mengedipkan matanya pada
saya, dan selanjutnya ia
memberikan minuman pada
saya. Saat ia memberi minum,
belahan dadanya jadi terlihat
(karena pakaiannya agak
pendek), dan sama seperti dosen
saya ukurannya juga besar.
Kemudian dosen saya yang
sudah duduk di depan saya
berkata, (mungkin karena saya
melihat belahan dada pembantu
itu) “Kamu pingin ya “nyusu”
sama buah dada yang sintal..?”
Saya pun tergagap dan
menjawab, “Ah… enggak kok
Bu..!”
Lalu dia bilang, “Nggak papa kok
kalo kamu pingin.., Ibu juga
bersedia nyusuin kamu.”
Mungkin karena ia saya anggap
bercanda, saya bilang saja, “Oh..,
boleh juga tuh Bu..!”
Tanpa diduga, ia pun mengajak
saya masuk ke ruang kerjanya.
Saat kami masuk, ia berkata,
“Andre, tolong liatin ada apaan
sih nih di punggung Ibu..!”
Kemudian saya menurut saja,
saya lihat punggungnya. Karena
tidak ada apa-apa, saya bilang,
“Nggak ada apa-apa kok Bu..!”
Tetapi tanpa disangka, ia malah
membuka semua gaun tidurnya,
dengan tetap membelakangiku.
Saya lihat punggungnya yang
begitu mulus dan putih.
Kemudian ia menarik tangan
saya ke payudaranya, oh
sungguh kenyal dan besar.
Kemudian saya merayap ke
putingnya, dan benar perkiraan
saya, putingnya besar dam
masih keras.
Kemudian ia membalikkan
tubuhnya, ia tersenyum sambil
membuka celana dalamnya.
Terlihat di sekitar kemaluannya
banyak ditumbuhi bulu yang
lebat.
Kemudian saya berkata, “Kenapa
Ibu membuka baju..?”
Ia malah berkata, “Sudah..,
tenang saja! Pokoknya puaskan
aku malam ini, kalau perlu
hingga pagi.”
Karena saya ingin juga
merasakan tubuhnya, saya pun
tanpa basa-basi terus
menciuminya dan juga buah
dadanya. Saya hisap hingga ia
merasa kegelian. Kemudian ia
membuka pakaian saya, ia pun
terbelalak saat ia melihat batang
kejantanan saya.
“ Oh, sangat besar dan panjang..!
(karena ukuran penis saya
memang besar, sekitar 17 cm
dan berdiameter 3 cm)”
Dosen saya pun sudah mulai
terlihat atraktif, ia mengulum
penis saya hingga biji kemaluan
saya.
“ Ah.. ahh Bu… enak sekali, terus
Bu, aku belum pernah dihisap
seperti ini..!” desah saya.
Karena dipuji, ia pun terus
semangat memaju-mundurkan
mulutnya. Saya juga meremas-
remas terus buah dadanya,
nikmat sekali kata dosen saya.
Kemudian ia mengajak saya
untuk merubah posisi dan
membentuk posisi 69.
Saya terus menjilati vaginanya
dan terus memasukkan jari saya.
“ Ah.. Andre, aku sudah nggak
kuat nih..! Cepat masukkan
penismu..!” katanya.
“Baik Bu..!” jawab saya sambil
mencoba memasukkan batang
kemaluan saya ke liang
senggamanya.
“ Ah.., ternyata sempit juga ya
Bu..! Jarang dimasukin ya Bu..?”
tanya saya.
“ Iya Andre, suami Ibu jarang
bercinta dengan Ibu, karena itu
Ibu belum punya anak, ia pun
juga sebentar permainannya.”
jawabnya.
Kemudian ia terus
menggelinjang-gelinjang saat
dimasukkannya penis saya
sambil berkata, “Ohh… ohhh…
besar sekali penismu, tidak
masuk ke vaginaku, ya Ndre..?”
“Ah nggak kok Bu..” jawab saya
sambil terus berusaha
memasukkan batang
keperkasaan saya.
Kemudian, untuk melonggarkan
lubang vaginanya, saya pun
memutar-mutar batang
kemaluan saya dan juga
mengocok-ngocoknya dengan
harapan melonggarkan liangnya.
Dan betul, lubang senggamanya
mulai membuka dan batang
kejantanan saya sudah masuk
setengahnya.
“Ohhh… ohhh… Terus Ndre,
masukkan terus, jangan ragu..!”
katanya memohon.
Setelah memutar dan mengocok
batang kejantanan saya,
akhirnya masuk juga rudal saya
semua ke dalam liang
kewanitaannya.
“ Oohh pssfff… aha hhah.. ah…”
desahnya yang diikuti dengan
teriakannya, “Oh my good..!
Ohhh..!”
Saya pun mulai mengocok
batang kemaluan saya keluar
masuk. Tidak sampai semenit
kemudian, dosen saya sudah
mengeluarkan cairan vaginanya.
“ Oh Andre, Ibu keluar…” terasa
hangat dan kental sekali cairan
itu.
Cairan itu juga memudahkan
saya untuk terus memaju-
mundurkan batang keperkasaan
saya. Karena cairan yang
dikeluarkan terlalu banyak,
terdengar bunyi, “Crep.. crep..
sleppp.. slepp..” sangat keras.
Karena saya melakukannya
sambil menghadap ke arah pintu,
sehingga terdengar sampai ke
luar ruang kerjanya.
Saat itu saya sempat melihat
pembantunya mengintip
permainan kami. Ternyata
pembantu itu sedang meremas-
remas payudaranya sendiri
(mungkin karena bernafsu
melihat permainan kami). Oh,
betapa bahagianya saya sambil
terus mengocok batang
keperkasaan saya maju mundur
di liang vagina dosen saya. Saya
juga melihat tontonan gratis ulah
pembantunya yang masturbasi
sendiri, dan saya baru kali ini
melihat wanita masturbasi.
Setelah 15 menit bermain
dengan posisi saya berada di
atasnya, kemudian saya
menyuruh dosen saya pindah ke
atas saya sekarang. Ia pun
terlihat agresif dengan posisi
seperti itu.
“ Aha.. ha.. ha…” ia berkata seperti
sedang bermain rodeo di atas
tubuh saya.
15 menit kemudian ia ternyata
orgasme yang kedua kalinya.
“ Oh, cepat sekali dia orgasme,
padahal aku belum sekalipun
orgasme.” batin saya.
Kemudian setelah orgasmenya
yang kedua, kami berganti posisi
kembali. Ia di atas meja,
sedangkan saya berdiri di
depannya. Saya terus bermain
lagi sampai merasakan batas
dinding rahimnya.
“ Oh.. oh.. Andre, pelan-pelan
Ndre..!” katanya.
Kelihatannya ia memang belum
pernah dimasukan batang
kemaluan suaminya hingga
sedalam ini. 15 menit kemudian
ia ternyata mengalami orgasme
yang ketiga kalinya.
“ Ah Andre, aku keluar, ah… ah…
ahhh… nikmat..!” desahnya
sambil memuncratkan kembali
cairan kemaluannya yang
banyak itu.
Setelah itu ia mengajak saya ke
bath-tub di kamar mandinya. Ia
berharap agar di bath-tub itu
saya dapat orgasme, karena ia
kelihatannya tidak sanggup lagi
membalas permainan yang saya
berikan. Di bath-tub yang diisi
setengah itu, kami mulai
menggunakan sabun mandi
untuk mengusap-usap badan
kami. Karena dosen saya sangat
senang diusap buah dadanya, ia
terlihat terus-terusan
bergelinjang. Ia membalasnya
dengan meremas-remas buah
kemaluan saya menggunakan
sabun (bisa pembaca rasakan
nikmatnya bila buah zakar
diremas-remas dengan sabun).
Setelah 15 menit kami bermain di
bath-tub, kami akhirnya berdua
mencapai klimaks yang keempat
bagi dosen saya dan yang
pertama bagi saya.
“ Oh Andre, aku mau keluar
lagi..!” katanya.
Setelah terasa penuh di ujung
kepala penis saya, kemudian
saya keluarkan batang
kejantanan saya dan kemudian
mengeluarkan cairan lahar panas
itu di atas buah dadanya sambil
mengusap-usap lembut.
“Oh Andre, engkau sungguh kuat
dan partner bercinta yang
dahsyat, engkau tidak cepat
orgasme, sehingga aku dapat
orgasme berkali-kali. ini pertama
kalinya bagiku Andre. Suamiku
biasanya hanya dapat
membuatku orgasme sekali saja,
kadang-kadang tidak sama
sekali.” ujar dosen saya.
Kemudian karena kekelalahan, ia
terkulai lemas di bath-tub
tersebut, dan saya keluar ruang
kerjanya masih dalam keadaan
bugil mencoba mengambil
pakaian saya yang berserakan di
sana.
Di luar ruang kerjanya, saya lihat
pembantu dosen saya tergeletak
di lantai depan pintu ruangan itu
sambil memasukkan jari-jarinya
ke dalam vaginanya. Karena
melihat tubuh pembantu itu
yang juga montok dan putih
bersih, saya mulai
membayangkan bila saya dapat
bersetubuh dengannya. Yang
menarik dari tubuhnya adalah
karena buah dadanya yang
besar, sekitar 36D. Akhirnya saya
pikir, biarlah saya main lagi di
ronde kedua bersama
pembantunya. Pembantu itu pun
juga tampaknya bergairah
setelah melihat permainan saya
dengan majikannya.
Saya langsung menindih
tubuhnya yang montok itu
dengan sangat bernafsu. Saya
mencoba melakukan
perangsangan terlebih dulu ke
bagian sensitifnya. Saya
mencium dan menjilat seluruh
permukaan buah dadanya dan
turun hingga ke bibir
kemaluannya yang ditumbuhi
hutan lebat itu. Tidak berapa
lama kemudian, kami pun sudah
mulai saling memasukkan alat
kelamin kami. Kami bermain
sekitar 30 menit, dan tampaknya
pembantu ini lebih kuat dari
majikannya. Terbukti saat kami
sudah 30 menit bermain, kami
baru mengeluarkan cairan
kemaluan kami masing-masing.
Oh, ternyata saya sudah bermain
seks dengan dua wanita
bernafsu ini selama satu
setengah jam. Saya pun akhirnya
pulang dengan rasa lelah yang
luar biasa, karena ini adalah
pertama kalinya saya merasakan
bercinta dengan wanita.
TAMAT

No comments:

Post a Comment

Sungguh Puaskah Istri Anda ?