Jadilah Lelaki Perkasa, Seperkasa Kuda Putih

Tuesday, November 30, 2010

Priority Car Care Experts Give Tire Tips

FOCUS-GLOBAL,-Car Care Experts give Tire Tips that save money and promote safer driving. And aren't car safety and saving money something we are all interested in?(NAPSI)-Car care experts urge vehicle owners to pay special attention to four of the most important features on their car or truck-their tires. Regular tire maintenance saves money and promotes safer driving."We know many drivers may be

Top Car Insurance Savings Tips

FOCUS-GLOBAL,-Looking for car insurance savings tips? Find out how to save money on your car insurance policy.(NC)—If you're looking for ways to save money on your car insurance, the following useful tips will help.Drive carefullyDrivers with no accidents, tickets or insurance claims almost always pay less for their auto insurance coverage. With a less than perfect driving record, you can find

Tips Kontrol Emosi Saat Berselisih dengan Pasangan

FOCUS-GLOBAL - Memuncaknya emosi sering membuat seseorang lepas kontrol. Tak jarang hal ini membuat orang tersebut berteriak saat berselisih paham dengan pasangannya.Perselisihan merupakan bumbu dalam sebuah hubungan. Anda bisa bayangkan bagaimana membosankannya suatu hubungan jika tidak ada perselisihan atau beda pendapat. Meskipun begitu, semestinya perselisihan tidak berakhir dengan teriakan.

Tanda-tanda Kehilangan Hasrat bercinta Pada Pasangan

FOCUS-GLOBAL - Kadang dalam sebuah hubungan, ada kalanya Anda kehilangan perasaan dengan pasangan. Sayangnya, untuk menyadari ini membutuhkan waktu.Ada perubahan dalam diri saat perasaan terhadap pasangan mulai menghilang. Berikut ini tanda-tandanya, seperti yang dikutip dari savvymiss.Bagai hubungan jarak jauhMeskipun Anda duduk di sampingnya, namun rasanya pasangan ada ratusan kilometer dari

Lima Hal Penting Persiapan Untuk Perjalanan Dinas

FOCUS-GLOBAL,-Perjalanan dinas bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan. Apalagi, jika Anda mulai bosan dengan rutinitas kerja di kantor, ke luar kota atau ke luar negeri dapat menyegarkan kembali pikiran Anda.Tapi, bukan hanya sekedar bersenang-senang saja, manfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam perjalanan dinas untuk mengembangkan karir Anda dan kemajuan perusahaan. Seperti dikutip dari ehow,

Kiat-kiat Mencegah Keriput Dengan Buah Pepaya

FOCUS-GLOBAL- Tidak perlu menggunakan krim-krim mahal untuk mencegah penuaan dini. Ternyata buah pepaya dapat diamnfaatkan untuk mencegah keriput dan garis halus.Pepaya mengandung unsur-unsur penting yang dapat membantu memerangi radikal bebas dalam tubuh. Salah satu kandungannya adalah betakaroten yang berperan untuk menghindari penuaan dini.Tanda-tanda penuaan dini seperti garis halus, keriput

Log Zhelebour - Rock Never Die - Promotor Spesialis Rock

FOCUS-GLOBAL - Setiapkali menyebut nama Log Zhelebour, orang selalu mengkaitkan dirinya dengan rock, baik dalam kapasitasnya sebagai promotor maupun produser rekaman. Sebagai promotor musik yang sudah digeluti sejak tahun 1980-an, nama Log Zhelebour sudah terpatri dengan predikat promotor spesialis rock. Sementara sebagai produser rekaman yang diterjuni sejak tahun 1989, Log secara konsisiten

Seputar Penyakit HIV/AIDS

FOCUS-GLOBAL- Dari waktu ke waktu, kesalahpahaman tentang penyakit HIV/AIDS masih saja terjadi. Banyak mitos seputar HIV/AIDS yang tidak kunjung hilang dan masih saja melekat di benak masyarakat.Padahal, mitos menyesatkan ini kerap merugikan, bukan hanya bagi individu atau pasien, melainkan juga masyarakat secara umum. Berikut ini adalah 9 mitos paling sering ditemukan seputar penyakit HIV/AIDS:1

Zhu Songhua China's Sexiest Female Teacher

Her name is Zhu Songhua, she's a 30 year-old language elementary school teacher for the No. 1 Primary School Attached to Jiangsu Nantong (yes that's the name of the school). Over the last several days, Zhu has become an overnight phenomenon after being named the sexiest teacher in China. She claims to be an ordinary girl who was not seeking attention in any way.Galery Photos Zhu Songhua China's

Maraknya Pelaku Aborsi

Diperkirakan setiap tahun jumlah aborsi di Indonesia mencapai 2,4 juta jiwa. Parahnya, 800 ribu di antaranya terjadi di kalangan remaja.Demikian data yang dikeluarkan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2010 ini. Ini mengiringi data lain yang tak kalah mencengangkan. Disebutkan, sekitar 51 persen remaja di Jabodetabek telah melakukan hubungan seks pranikah."Artinya dari 100

Pantai-pantai Terindah di Indonesia

FOCUS-GLOBAL,- Anda pencinta pantai, tentu akan senang merebahkan tubuh di pinggir pantai Indonesia, di atas pasir putih yang indah, ditaburi pemandangan alam yang sangat eksotis, serta dihujani cahaya mentari yang menghangatkan tubuh.Maka tak salah jika Anda menyempatkan diri berekreasi dan berwisata di pantai Indonesia yang menarik, dengan deburan ombak yang memikat, dan pemandangan alam

Kim Kardashian Top Search Engine Microsoft Bing

FOCUS-GLOBAL - Aktris Amerika Serikat (AS), Kim Kardashian menduduki tempat teratas untuk topik pencarian di mesin pencari Microsoft Bing sepanjang tahun 2010.Aktris kelahiran 21 Oktober 1980 tersebut mengalahkan sejumlah aktris dan juga perusahaan-perusahaan ternama yang dicari di Bing.Microsoft Bing melansir 10 besar topik yang paling dicari selama tahun macan ini. Di urutan paling buncit, kata

RIM Akan Gelar Developer Conference 2011 di Bali

FOCUS-GLOBAL - Research in Motion (RIM) mengumumkan akan menyelenggarakan Developer Conference pertama di Asia. Konferensi pengembang itu rencananya akan diselenggarakan di Bali International Convention Center, Indonesia, 13 sampai dengan 14 Januari 2011 mendatang.Konferensi ini akan dihadiri oleh 40 pembicara yang berkompeten di bidangnya yang akan menujukkan kepada pengembang bagaimana

Aplikasi-aplikasi Pintar Jigsaw

FOCUS-GLOBAL- Sebuah apliksi ponsel pinter bernama Jigsaw bisa memantau semua pergerakan dari pengguna. Aplikasi ini bekerja dengan memantau mikropon ponsel pengguna, GPS, dan akselerometer untuk pola karakter dari aktifitas rutin pengguna. Aplikasi tersebut juga bisa di-set untuk mengirimkan hasil pantauan tersebut ke situs jejaring sosial."Aplikasi Jigsaw dapat memberitahu seberapa sibuknya

iPad Magazine dari Virgin Group Project

FOCUS-GLOBAL - iPad magazine dari Virgin Group Project, diluncurkan hari ini, lebih cepat 10 jam dari event peluncuran resminya yang akan baru digelar besok di New York.Sebelumnya orang-orang banyak berspekulasi bahwa iPad magazine dari Virgin Group ini tidak lebih dari sebuah e-magazine yang dirancang untuk bisa dibaca di iPad, akan tetapi pada video promonya, disebutkan bahwa bidang-bidang

F1 World Championship 2010

Kaspersky Lab yang selama ini dikenal sebagai pengembang solusi keamanan mengumumkan rencananya untuk bermitra dengan tim Scuderia Ferrari Formula One di tahun 2011 dan 2012. Pada akhir musim F1 Grand Prix 2010 di Abu Dhabi, Kaspersky Lab akan mengumumkan secara resmi pemberian sponsor kepada tim balap terkenal dunia untuk dua tahun mendatang.Selain menentukan klasemen akhir dari F1 World

Konsep BlackBerry Empathy,Konsep BlackBerry Masa Depan

Desain BlackBerry yang kita tahu selama ini cukup khas. Layar lebar, dilengkapi navigasi trackpad atau trackball, dan rata-rata hadir dengan keypad Qwerty. Tapi, konsep satu ini mungkin akan membuat Anda tercengang dan sama sekali tidak disangka sebelumnya.Konsep BlackBerry Empathy yang diusung Kiki Tang dan Daniel Yoon dari Art Center College of Design jauh berbeda dari konsep desain BlackBerry

Sengketa Informasi Rekening Gendut Segera Digelar

Komisi Informasi Pusat (KIP) menggelar sidang ajudikasi sengketa informasi antara masyarakat dengan badan publik. Sidang ajudikasi ini terkait isu rekening gendut perwira Polri.Sidang akan digelar di ruang serba guna Gedung Kemkominfo, Jakarta, Rabu 1 Desember 2010. Sebagai termohon informasi adalah Markas Besar Kepolisian RI, sedang pemohon adalah Indonesia Corruption Watch.Sebelumnya,

Penyanyi Cantik Mulan Jameela

FOCUS-GLOBAL --- Pendiri Republik Cinta Manajemen, Ahmad Dhani mengaku menyembunyikan Mulan Jameela di suatu tempat. Namun, ayah dari Al, El, dan Dul, ini memastikan Mulan tidak sedang hamil sebagaimana yang digosipkan selama ini."Saya tahulah Mulan dimana, memang menghilang dan disimpen sampai pada launching bulan April 2011. Kan kalo sudah keluar, nanti wartawan ngejar semua kan (hehehe)," ujar

Bu Guru ballet Sarah Pirie dari Dundee, Skotlandia

Bu guru ballet Sarah Pirie dari Dundee, Skotlandia dituduh melakukan seks dengan pria bawah umur. Pirie si cantik jelita itu telah menculik dan membawa pria (15) yang tak disebutkan namanya itu untuk dibawa menginap di hotel selama 3 bulan. Selama di hotel, bu guru balet itu melakukan seks dengan remaja tersebut.Namun Sarah Pirie (27) menyangkal tuduhan tersebut melalui pengacaranya. Kasus yang

Pesta perpisahan sekolah

Akhirnya sampailah pada batas bahwa kita mesti mengakhiri suatu hal dan memulai dengan yang baru. Demikian aku dalam sekolah, SMU kulalui dan segera kumasuki Universitas. Meski demikian selalu ada yang membuat kita tak bisa meninggalkan kenangan yang pernah kita goreskan tak peduli dimana, seperti juga disekolahku, teman-temanku, dsb. dsb. Melankolis banget, tapi itu fakta, tak bisa dipungkiri

Sabtu yang melelahkan

Namaku Cynthia. Ini baru pertama kali aku coba buat ngirim cerita seksku. Sudah sejak 3 tahun lalu, aku selalu "haus seks". Entah itu karena keperawananku yang diambil oleh mantan cowokku ato itu karena libidoku yang besar. Sejak saat itu, aku selalu mencari cowok yang bisa aku ajak nge-seks. Aku tidak peduli itu cowok apa, yang penting dia punya barang yang bisa memuasin aku. Banyak sekali teman

Rasanya rame

Mungkin memang harus kuakhiri petualanganku ini, mengingat sudah 16 wanita yang pernah tidur denganku walaupun tidak semuanya kulalui dengan ML. Tetapi paling tidak aku melakukan oral atau petting dengan mereka. Boleh percaya boleh tidak, aku bercinta dengan mereka tanpa harus mengeluarkan uang sepeserpun karena atas dasar suka sama, having seks just for fun. Tetapi siapa tau akan ada yang ke-17

Regina

Saya akan menceritakan pengalaman saya sendiri saat dulu kehilangan keperawanan saya empat tahun lalu. Saat itu ujian negara tinggal seminggu lagi. Saya bersama lima orang teman kuliah saya bersepakat membentuk grup belajar. Wita, Susi, Lilo, Albert, dan Aria (semua bukan nama sebenarnya)."Gin, nanti malam kita belajar di rumah gue ya. Bilangin Wita sama Susi", kata Aria menghampiri saya ketika

Saya seorang istri yang dirayu - 1

Nama saya Diana. Saya sedang bingung sekali saat ini. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Karenanya saya akan mencoba menceritakan sedikit pengalaman hidup saya yang baru saya hadapi baru-baru ini.Saya berumur 27 tahun. Saya sudah berkeluarga dan sudah mempunyai anak satu. Saya menikah dengan seorang pria bernama Niko. Niko adalah suami yang baik. Kami hidup berkecukupan. Niko adalah seorang

Sensation of my campus - 3

"Iyaann..! Ouuggffhh..! Irene dapet Yan.. Irene dapeett.. Hggffhh..!" Tidak tahu kenapa, aku sangat bernafsu ingin merasakan lendir kewanitaan Irene. "Hmm sedap juga.." kuhisap vaginanya. Irene hanya merintih manja sambil meliukkan tubuhnya. Aku tidak dapat berpikir, cepat sekali cewek ini jadi basah seperti ini. Irene malah makin merapatkan kepalaku ke arah vagina basahnya yang lagi berdenyut

Sensation of my campus - 2

Sambil membuang keringatnya si 'kecil' (baca: pipis) di toilet karena merasa tenggorokanku agak gatal, aku sampai tersedak batuk kencang sekali. Huuii..! Lega deh habis pipis jadi enteng banget deh. Sesampainya di luar toilet, "Yan..! Hihihi, aku tahu kalo kamu batuk kamu kenceng banget, sakit yah..?" Yiihhaa..! si 'Allien' ada di depan toilet cewek sebelah. Senang sekali deh dapat melihat dia

Sensation of my campus - 1

Ini ceritaku tahun 1999 kemarin, bulan dan tanggalnya lupa. 'Introduce my self', panggil saja aku Iyan, waktu itu umurku 19 tahun, 179 cm/68 kg, Sunda-Jepang, aku anak band (yang hobby pergi ke cafe/nite club pasti tahu bandku deh..) di kota 'S' (SUPERMAN) sampai sekarang. Makasih yang sudah kerim email buat ceritaku yang pertama (Sensation of Car-Park), I'll try to reply you all.Nama dan tempat

Saya seorang istri yang dirayu - 2

Sejak saat itu, oral seks merupakan hal yang harus saya lakukan kepadanya terlebih dahulu sebelum dia melakukan apa-apa terhadap saya. Saya mulai khawatir apakah menelan sperma tidak memberi efek samping apa-apa kepada saya. Dia bilang tidak, malah menyehatkan. Karena sperma pada dasarnya protein. Saya percaya bahwa tidak ada efek samping, tetapi saya tidak percaya bagian yang 'menyehatkan'.

Sensation of my campus - 4

Di dalam kelas, Irene kelihatan pucat sekali wajahnya. "Kenapa..?" tanyaku sambil mengelus rambut Irene. "Ngak pa-pa, cape aja. Kamu sih bikin aku kaya gini.. nggak bisa jalan jadinya.." "Pulang yuk..? Kalo capek kugendong yah sampe parkiran.." "Hihi.. kamu gilanya bener-bener deh. Malu dong Yan..?" "Nggak pa-pa, biar semua tahu kalo kamu tuh punyaku.." "Emang kalo kamu gendong aku mereka semua

Sensation of my campus - 5

Kuraih tubuh Irene dalam gendonganku, kusandarkan dia di white board. Tangan Irene memeluk leherku sambil aktif mengulum mulut dan lidahku di dalam. Setelah kusingkapkan semua kaos ketat biru lepas dari tubuhnya, sambil menyangga pantat Irene dengan tangan kiriku mulai kuurut pelan bentuk 'cute' penisku. Kuselipkan di antara pangkal paha Irene, setelah tepat, mulai kudorong pelan masuk ke dalam

Kecanduan Memek BabbySister

Malam telah larut dan jam telah menunjukan pukul 9 malam. Sedari siang tadi kakakku bersama suaminya menghadiri pertemuan sebuah Network Marketing dan diteruskan dengan pertemuan khusus para leaders. Untuk menghilangkan suntuk, aku connect ke internet dan berbagai macam situs aku buka, seperti biasa pasti terdapat banyak situs porno yang asal nyerobot. Biasanya aku langsung close karena aku enggak enak dengan kakakku, tetapi malam ini mereka tidak ada dirumah, hanya bersama dengan seorang baby siters keponakanku, Namanya Imah baru berumur 18Tahun dan berasal dari Wonosobo. Memang agak kolotan dan dusun sekali, tetapi kalau aku perhatikan lagi Imah memiliki body yang lumayan bagus dengan wajah yang tidak terlalu jelek. Kami biasa mengobrolkan acara tivi atau terkadang Imah aku ajari internet meskipun hasilnya sangat buruk. Entah kenapa malam ini keinginanku untuk melihat situs porno sangat besar dan libidoku naik saat aku lihat foto-foto telanjang di internet, tanpa aku sadari Im-im keluar dari kamar dan berjalan ke arahku entah sudah berapa lama dia berdiri disampingku ikut memperhatikan foto-foto telanjang yang ada di monitor komputer. "Apa enggak malu ya..?" tanya Imah yang membuatku kaget dan segera aku ganti situsnya dengan yang "normal". Dengan berusaha tenang, aku minta Imah mengulangi pertanyaannya. "Itu lho tadi, gambar cewek telanjang yang Mas buat, emangnya nggak malu kalau dilihat orang?" Memang Imah sangat lugu dan ndusun kalau soal beginian. Dengan santai aku jawab sembari menyuruhnya duduk disebelahku. "Begini Im, ini foto bukan aku yang buat, orang yang buat ini (sambil aku perlihatkan lagi situs yang memuat foto telanjang tadi), merekakan model yang dibayar jadi ngapain malu kalau dapat duit." Kemudian Imah melihat lebih seksama satu per satu foto telanjang itu dengan posisi badan agak membungkuk sehingga terlihat jelas bulatan kenyal payudaranya, sudah sejak lama aku menikmati pemandangan ini dan aku sangat terobsesi untuk tidur dengan Imah. Aku tersentak kaget saat Imah bertanya soal poto dimana seorang cowol sedang menjilati vagina cewek. "Apa nggak geli ceweknya dijilati kayak gitu terus lagian mau-maunya cowok itu jilatin punya ceweknya padahalkan tempat pipis?". Dengan otak yang sudah kotor aku mulai berfikir bagaimana aku memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. "Gini Im, vaginanya cewek kalau dijilatin oleh cowok malah enak, memang awalnya geli tapi lama-lama ketagihan ceweknya. Kamu belum pernah coba kan?" tanyaku pada Im-im sambil tanganku membuka foto-foto yang lebih hot lagi. "Belum pernah sama sekali, tapi kalau ciuman bibir dan susuku diremes sudah pernah, aku takut kalau nanti hamil". (memang Imah sangat terbuka tentang pacarnya yang di Bogor dan pernah suatu hari cerita kalau pacarnya ngajak tidur di hotel tapi Imah nggak mau). "Kalau Cuma kayak gitu nggak bakal bikin hamil, gemana kalau kamu coba, nanti kalau kamu hamil aku mau tanggungjawab dan nggak perlu bingung soal uang, terus kalau ternyata kamu eggak hamil, kamu nanti aku ajari gaya-gaya yang ada difoto ini. Gimana?" Dan Imah cuma diam sambil lihatin wajahku, sebenarnya aku tahu dia naksir aku sudah lama tapi karena posisi dia hanya babysiters yang membuatnya nggak PD. "Benar ya.., janji lho?" pintanya dengan sedikit ragu. Dan dengan wajah penuh semangat aku bersumpah untuk menepati janjiku, meskipun aku enggak ada niat untuk menepati janjiku. Aku putuskan sambungan internet dan mulai "melatih" Im-im dengan diawali teknik berciuman yang sudah pernah dia rasakan dengan pacarnya, sentuhan halus bibirnya yang lembut membuatku membalas dengan ganas hingga tanpa terasa tanganku telah meremas payudara Imah yang memang masih kencang. Desahan halus mulai muncul saat bibirku menelusuri lehernya yang agak berbulu seolah Im-im menikmati semua pelatihan yang aku berikan. Aku merasa cumbuan ini kurang nyaman, aku dan Imah pindah ke dalam kamar Imah, perlahan aku rebahkan tubuhnya dan bibirku bergantian menjelajah bibir dan lehernya sedangkan tanganku berusaha membuka kaos dan BH-nya dan kini separoh tubuh Imah telah bugil membuat libidoku tidak karuan. Tanpa ada keluhan apapun Imah terus mendesah nikmat dan tangannya membimbing tangan kiriku meremas teteknya yang bulat sedangkan payudara kanannya aku lumat dengan bibirku hingga terdengar jeritan kecil Imah.Entah berapa lama aku mencumbu bagian atas tubuhnya dan sebenarnya keinginanku untuk bercinta sudah sangat besar tetapi aku tahu ini bukan saat yang tepat. Perlahan aku turunkan celana pendek dan celana dalamnya bersama hingga Imah sepenuhnya bugil dan ini yang membuat dia malu. Untuk membuat Imah tidak merasa canggung aku mencumbunya lebih ganas lagi sehingga kini Imah mendesah lebih keras lagi dan tangan kanannya meremas kaosku untuk menyalurkan gairahnya yang mulai memuncak. Bibirku kini mulai menjalar kebawah menuju vaginanya yang tertutup kumpulan bulu hitam, perlahan aku angkat kedua pahanya hingga posisi selakangannya terlihat jelas. Samar-samar terlihat lipatan berwarna merah di vaginanya dan aku tahu baru aku yang melihat surga dunia milik Imah. Kini bibirku mulai menjilati vaginanya yang mulai banjir dengan halus agar Im-im tidak merasa geli dan ternyata rencanaku berjalan lancar, desahan yang tadi menghiasi cumbuanku dengan Imah kini mulai diselingi lenguhan dan jeritan kecil yang menandakan kenikmatan luar biasa yang sedang dirasakan babysiters keponakanku. Semakin lama semakin banyak lendir yang keluar dari kemaluannya yang membuatku lebih bergairah lagi, tiba-tiba seluruh tubuh Imah kejang dan suara lenguhannya menjadi gagap sedangkan kedua tangannya meremas kuat kasurnya. Dengan diiringi lenguhan panjang Imah mencapai klimak, tubuhnya bergerak tidak beraturan dan aku lihat sepasang teteknya mengeras sehingga membuatku ingin meremasnya dengan kuat. Setelah kenikmatannya perlahan turun seiring tenaganya yang habis terkuras membuat tubuhnya yang bugil menjadi lunglai, dengan kepasrahannya aku menjadi sangat ingin segera menembus vaginanya dengan penisku yang sedari tadi sudah tegang. "Imah merasa sangat aneh, bingung aku jelasin rasanya" katanya dengan perlahan. "Belum pernah aku merasakan hal ini sebelumnya, aku takut kalau terjadi apa-apa," sambil memelukku erat. Sambil kukecup keningnya, aku jawab kekhawatiranya. "Ini yang disebut kenikmatan surga dunia dan kamu baru merasakan sebagian. Imah nggak perlu takut atau khawatir soal ini, kan aku mau tanggungjawab kalau kamu hamil," sambil kubalas pelukannya. Sekilas aku lupa libidoku dan berganti dengan perasaan ingin melindungi seorang cewek, kemudian tanpa disengaja tangan Im-im menyentuh penisku sehingga membuat penisku kembali menegang. Wajah Imah tersipu malu saat aku lihat wajahnya yang memerah, kucium bibirnya dan tanpa menunggu komandoku Imah membalasnya dengan lebih panas lagi dan kini Imah terlihat lebih PD dalam mengimbangi cumbuanku. Teteknya aku remas dengan keras sehingga Imah mengerang kecil. Kini bajuku dibuka oleh sepasang tangan yang sedari tadi hanya mampu meremas keras kasur yang kini sudah acak-acakan spreinya dan aku imbangi dengan melepas celana pendekku dan segera terlihat penis yang sudah tegang karena aku terbiasa tidak memakai CD saat dirumah. Melihat pemandangan itu, Imah malu dan menjadi sangat kikuk saat tangannya aku bimbing memegang penisku dan setelah terbiasa dengan pemandangan ini aku membuat gaya 69 dengan Imah berada diatas yang membuatnya lebih leluasa menelusuri penisku. Setelah beberapa lama aku bujuk untuk mengulumnya, akhirnya Imah mau melakukan dan menjadi sangat menikmati, sedangkan aku terus menghujani vaginanya dengan jilatan lidahku yang memburunya dengan ganas. Karena tidak kuat menahan rasa nikmat yang menyerang seluruh tubuhnya, Im-im tak mampu meneruskan kulumannya dan lebih memilih menikmati jilatan lidahku di vaginanya dan aku tahu Imah menginginkan kenikmatan yang lebih lagi sehingga tubuh bugilnya aku rebahkan sedangkan kini tubuhku menindihnya sembari aku teruskan bibirku menjelajahi bibirnya yang memerah. Perlahan tanganku menuntun tangan kanan Im-im untuk memegang penisku hingga berada tepat di depan mulut vaginanya, aku gosok-gosok penisku di lipatan vaginanya dan mengakibatkan sensasi yang menyenangkan, erat sekali tangannya memelukku sambil terus mengerang nikmat tanpa memperdulikan lagi suaranya yang mulai parau. Vaginanya semakin basah dan perlahan penisku yang tidak terlalu besar mendesak masuk ke dalam vaginanya dan usahaku tidak begitu berhasil karena hanya bisa memasukkan kepala penisku. Perlahan aku mencoba lagi dan dengan inisiatif Imah yang mengangkat kedua kakinya hingga selakangannya lebih terbuka lebar yang membuatku lebih leluasa menerobos masuk vaginanya dan ternyata usahaku tidak sia-sia. Dengan sedikit menjerit Imah mengeluh, "Aduh.., sakit. Pelan-pelan dong" dengan terbata-bata dan lemah kata-kata yang keluar dari mulutnya. Saat seluruh penisku telah masuk semua, aku diam sejenak untuk merasakan hangatnya lubang vaginanya. Perlahan aku gerakkan penisku keluar-masuk liang vaginanya hingga menjadi lebih lancar lagi, semakin lama semakin kencang aku gerakkan penisku hingga memasuki liang paling dalam. Berbagai rancauan yang aku dan Imah keluarkan untuk mengekspresikan kenikmatan yang kami alami sudah tidak terkendali lagi, hampir 15 menit aku menggenjot vaginanya yang baru pertama kali dimasuki penis hingga aku merasa seluruh syaraf kenikmatanku tegang.Rasa nikmat yang aku rasakan saat spermaku keluar dan memasuki lubang vaginanya membuat seluruh tubuhku menegang, aku lumat habis bibirnya yang memerah hingga Imah dan kedua tanganku meremas teteknya yang mengeras. Akhirnya aku bisa merasakan tubuh Imah yang lama ada dianganku. Kami berdua tergolek lemah seolah tubuhku tak bertulang, kupeluk tubuh Imah dengan erat agar dia tidak galau dan setelah tenagaku pulih aku berusaha memakaikan baju padanya karena Imah tidak mampu berdiri lagi. Saat aku hendak mengenakan CD aku lihat sedikit bercak merah dipahanya dan aku bersihkan dengan CD ku agar Imah tidak tahu kalau perawannya sudah aku renggut tanpa dia sadari. Kami berdua melakukan hal itu berulangkali dan Imah semakin pintar memuaskanku dan selama ini dia tidak hamil yang membuatnya sangat PD. Tanpa disadari 2 tahun aku menikmati tubuhnya gratis meskipun kini Imah tidak menjadi babysiters keponakanku sebab kakakku telah pindah rumah mengikuti suaminya yang dipindah tugaskan ke daerah lain. Sekarang Imah menjadi penjaga rumahku dan sekaligus pemuas nafsuku saat pacar-pacarku tidak mau aku ajak bercinta. Saat lebaran seperti biasa Imah pulang kampung selama 2 minggu dan yang membuatku kaget dia membawa seorang cewek sebaya dengan Imah dan bernama nina yang merupakan sepupunya. Memang lebih cantik dan lebih seksi dari Imah yang membuatku berpikir kotor saat melihat tubuh yang dimiliki Dina yang lugu seperti Imah 2 tahun yalu. Pada malam harinya, setelah kami melepas rasa kangen dengan bercinta hampir 2 jam, Imah tiba-tiba menjadi serius saat dia mengutarakan maksudnya. "Mas, aku sudah 2 tahun melayani Mas untuk membereskan urusah rumah dan juga memberikan kepuasan diranjang seperti yang aku berikan saat ini," Imah terdiam sejenak. "Aku ingin tahu, apakah ada keinginan Mas untuk menikahiku meskipun sampai saat ini aku tidak hamil. Apa Mas mau menikahiku?" Aku terhenyak dan diam saat disodori pertanyaan yang tidak pernah terlintas sedikitpun selama 2 tahun ini. Lama aku terdiam dan tidak tahu mau berkata apa dan akhirnya Imah meneruskan perkataannya. "Imah tahu kalau Mas nggak ada keinginan untuk menikahiku dan aku nggak menuntut untuk menjadi suamiku, 2 tahun ini aku merasa sangat bahagia dan sebelum itu aku telah mencintai Mas dan menjadi semakin besar saat aku tahu Mas sangat perhatian denganku." Imah terdiam lagi dan aku memeluknya erat penuh rasa sayang dan Imah pun membalas pelukanku. "Tapi.., aku ingin lebih dari ini. Aku ingin bisa menikmati cinta dan kasih sayang seorang suami dan itu yang membuatku menerima pinangan seorang pria yang rumahnya tidak jauh dari desaku." Aku terhenyak dan menjadi lebih bingung lagi dan belum bisa menerima kabar yang benar-benar mengagetkanku. Kami berdua hanya bisa diam dan tanpa terasa meleleh air mataku dan aku baru merasa bahwa aku ternyata benar-benar menginginkannya, namun ternyata sudah terlambat. Keesokan harinya aku mengantar Imah ke terminal untuk kembali pulang ke desanya dan menikah dengan seorang duda tanpa anak, menurutnya calon suaminya akan menerimanya meskipun dia sudah tidak perawan. Dengan langkah gontai aku kembali ke mobilku dan kini kontolku melalui hari-hariku tanpa Imah.

Tante Linda Mengandung Anak DariKu

Disini saya akan mengulas sedikit mengenai pengalaman pribadi saya sendiri, dan hal ini masih menghantui saya sampai cerita ini saya muat. Okey deh, saya perkenalkan diri dulu. Nama saya Bojach, atau biasa dipanggil Jach, tinggi badan 180 cm dengan kulit putih bersih, maklum peranakan atau istilahnya indo. Latar belakang keluarga saya adalah dari keluarga miskin, Sebenarnya ayah saya asli orang indonesia dan ibu juga, tapi dari cerita yang saya dapatkan dari kelurga, bahwa Ibu saya pernah kerja di USA sebagai PRT Waktu itu ada pamilik yang tinggal di Huston memerlukan seorang pembantu untuk mengurusi anaknya. Pendek cerita ibu saya sudah 2tahun di Huston mendapat masalah, dimana dia pernah diperkosa sama orang Bule disana, dan karena sudah trauma dengan kejadian yang menimpanya, maka dia minta pulang ke Indonesia. Sesampainya di Indonesia dia langsung mendapatkan jodoh, yaitu ayah saya sekarang, & ternyata ibu saya telah hamil dengan orang Bule yang pernah memperkosanya. Itulah pendek cerita mengenai latar belakang saya, kenapa saya jadi keturunan indo. Okey sorry terlalu panjang pendahuluannya, kita langsung saja ke ceritanya. Kejadian ini bermula dimana saya memiliki pacar yang sangat cemburu dan sayang sama saya, maka saya dianjurkan mengontrak rumah dirumah tantenya yang tentunya berdekatan dengan rumahnya. Saya bekerja di salah satu perusahaan Asing yang berkecimpung di Akuntan Public yang terkenal dan ternama, maka saya mendapatkan uang yang secukupnya untuk membiayai adik saya 5 orang yang sedang kuliah di Jakarta. Dan untung saja 3 orang masuk UI dan 2 orang masuk IPB, makan dengan mudah saya bayar uang semesterannya. Sedangkan saya sendiri hanya membutuhkan uang makan dan ongkos, dimana saya tinggal di kawasan Bogor yang terkenal dengan hujannya. Setelah dua tahun saya mengontrak dirumah yang sampai sekarang juga masih saya tempati, terjadilah kejadian ini. Dimana waktu itu kelima adil saya pulang kampung karena liburan panjang ke Kalimantan, sedangkan saya yang kerja tidak dapat pulang kampung dengan mereka, maka tinggallah saya seorang diri di Jakarta. Waktu itu tepat hari Sabtu, dimana Om Boyke atau suami Tante Linda ini biasanya kerja pada hari Sabtu, maklum dia adalah pegawai swasta dan sering juga ke lapangan dimana dia bekerja diperminyakan di lepas pantai. Jadi waktu itu Om Boyke ke lapangan dan tinggallah Tante Linda sendirian di rumah.

Tante Linda telah menikah, tetapi sudah lama tidak mendapatkan anak hampir sudah 8 tahun, dan hal itu menjadi pertanyaan siapa yang salah, Tante Linda apa Om Boyke. Okey waktu itu tepatnya malam Sabtu hujan di Bogor begitu derasnya yang dapat menggoda diri untuk bermalas-malas. Secara otomatis saya langsung masuk kamar tidur & langsung tergeletak. Tiba-tiba Tante Linda memanggil "Jach, Jach, Jach, tolong dong..!"saya menyahut panggilannya "Ada apaan Tante..?" "Ini lho, rumah Tante bocor, tolong dong diperbaiki!" lalu saya ambil inisiatif mencarikan plastik untuk dipakai sementara supaya hujannya tidak terlalu deras masuk rumah. 10 menitan saya mengerjakannya, setelah itu telah teratasi kebocoran rumah Tante Linda.Kemudian saya merapikan pakaian saya & sambil duduk di kursi ruang makan.
Terus Tante Linda menawarkan saya minum kopi, "Nih, biar hangat!" karena saya basah kuyup semua waktu memperbaiki atap rumahnya yang bocor. Saya jawab, "Okelah boleh juga, tapi saya ganti baju dulu kerumah.." sambil saya melangkah kerumah samping. Saya mengontrak rumah petak Tante Linda persis di samping rumahnya. Tidak berapa lama saya kembali kerumah Tante Linda dengan mengenakan celana pendek tanpa celana dalam.

Sejenak saya terhenyak menyaksikan pemandangan di depan mata, rupanya disaat saya pergi mandi dan ganti baju tadi, Tante Linda juga rupanya mandi dan telah ganti baju tidur yang seksi dan sangat menggiurkan. Tapi saya berusaha membuang pikiran kotor dari otak saya. Tante Linda menawarkan saya duduk sambil melangkah ke dapur mengambilkan kopi kesenangan saya. Selang beberapa lama,Tante Linda sudah kembali dengan secangkir kopi ditangannya. Sewaktu Tante Linda meletakkan gelas ke meja persis di depan saya, tidak sengaja terlihat belahan buah dada yang begitu sangat menggiurkan, dan dapat merangsang saya seketika. Entah setan apa yang telah hinggap pada diri saya. Untuk menghindarkan yang tidak-tidak, maka dengan cepat saya berusaha secepat mungkin membuang jauh-jauh pikiran kotor yang sedang melanda diri saya. Tante Linda memulai pembicaraan, "Giman Jach? Udah hilang dinginnya, sorry ya kamu udah saya reporin beresin genteng Tante." "Ah. gak apa-apa lagi Tante, namanya juga tetangga, apalagi saya kan ngontrak di rumah Tante, dan kebetulan Om tidak ada jadi apa salahnya menolong orang yang memerlukan pertolongan kita." kata saya mencoba memberikan penjelasan. "Omong-omong Jach, adik-adik kamu pada kemana semua..? Biasanya kan udah pada pulang kuliah jam segini" "Rupanya Tante Linda tidak tau ya, kan tadi siang khan udah pada berangkat keKalimantan berlibur 2 bulan disana." "Oh. jadi kamu sendiri dong dirumah..?" Iya Tante.." jawab saya dengan santai. Terus saya tanya, "Tante juga sendiri ya..? Biasanya ada siMbok.., dimana Tante?" "Itu dia Jach, dia tadi sore minta pulang ke Bandung lihat cucunya baru lahir, jadi dia minta ijin1 minggu. Kebetulan Om kamu tidak di rumah, jadi tidak terlalu repot. Saya kasih aja dia pulang kerumah anaknya di Bandung." jelasnya. Saya lihat jam dinding menunjukkan sudah jam 23.00wib malam, tapi rasa ngantuk belum juga ada. Saya lihat Tante Linda sudah mulai menguap, tapi saya tidak hiraukan karena kebetulan Film di televisi pada saat itu lagi seru, dan tumben-tumbennya malam Sabtu enak siarannya, biasanya juga tidak. Tante Linda tidak kedengaran lagi suaranya, dan rupanya dia sudah ketiduran di sofa dengan kondisi pada saat itu dia tepat satu sofa dengan saya persis di samping saya. Sudah setengah jam lebih kurang Tante Linda ketiduran, waktu itu sudah menunjukkan pukul 23.35. "Aduh gimana ini, saya mau pulang tapi Tante Linda sedang ketiduran, mau pamitan gimana ya..?" kata saya dalam hati. Tiba-tiba saya melihat pemandangan yang tidak pernah saya lihat. Dimana Tante Linda dengan posisi mengangkat kaki ke sofa sebelah dan agak selonjoran sedang ketiduran, dengan otomatis dasternya tersikap dan terlihat warna celananya yang krem dengan godaan yang ada di depan mata. Hal ini membuat iman saya sedikit goyang, tapi biar begitu saya tetap berusaha menenangkan pikiran saya. Akhirnya, dari pada saya semakin lama disini semakin tidak terkendali, lebih baik saya bangunkan Tante Linda biar saya permisi pulang. Akhirnya saya beranikan diri untuk membangunkan Tante Linda untuk pulang. Dengan sedikit grogi saya pegang pundaknya. "Tan... Tan..." engan bermalas-malas mulai terbangun. Karena saya dengan posisi duduk persis disampingnya, otomatis Tante Linda menyandar ke bahu saya. Dengan perasaan yang sangat kikuk, tidak ada lagi yang dapat saya lakukan. Dengan usaha sekali lagi saya bangunkan Tante Linda. "Tan... Tan..." walaupun sudah dengan mengelus tangannya, Tante Linda bukannya bangun, bahkan sekarang tangannya tepat di atas paha saya. "Aduh gimana ini..?" gumam saya dalam hati, "Gimana nantinya ini..?" entah setan apa yang telah hinggap, akhirnya tanpa disadari saya sudah berani membelai rambutnya dan mengelus bahunya. Belum puas dengan bahunya, dengan sedikit hati-hati saya elus badannya dari belakang dengan sedikit menyenggol buah dadanya. Aduh.., adik saya langsung lancang depan. Dengan tegangan tinggi, nafsu sudah kepalang naik, dan dengan sedikit keberanian yang tinggi, saya dekatkan bibir saya ke bibirnya. Tercium sejenak bau harum mulutnya. Pelan-pelan saya tempelkan dengan gemetaran bibir saya, tapi anehnya Tante Linda tidak bereaksi apa-apa, entah menolak atau menerima. Dengan sedikit keberanian lagi, saya julurkan lidah ke dalam mulutnya. Dengan sedikit mendesah, Tante Linda mengagetkan saya. Dia terbangun, tapi entah kenapa bukannya saya ketakutan malah keluar pujian. "Tante Linda cantik udah ngantuk ya..? Mmuahhh..!" saya kecup bibirnya dengan lembut. Tanpa saya sadari, saya sudah memegang buah dadanya pada ciuman ketiga. Tante Linda membalas ciuman caya dengan lembut. Dia sudah pakar soal bagaimana cara ciuman yang nikmat, yaitu dengan merangkul leher saya dis menciumi langit-langit mulut saya. 10 menit kami saling berciuman, dan sekarang saya sudah mengelus-elus buah dadanya yang sekal. "Ahk... ahk..!" dengan sedikit tergesa-gesa Tante Linda sudah menarik celana saya yang tanpa celana dalam, dan dengan cepat dia menciumi kepala penis saya. "Ahkk... ah..!" nikmatnya tidak tergambarkan, "Ahkkk..!" Saya pun tidak mau kalah, saya singkapkan dasternya yang tipis ke atas. Alangkah terkejutnya saya, rupanya Tante Linda sudah tidak mengenakan apa-apa lagi di balik dasternya. Dengan agak agresif saya ciumi gunung vaginanya, terus mencari klistorisnya. "Akh... akh... hus..!" desahnya. Tante Linda sudah terangsang, terlihat dari vaginanya yang membasah. Saya harud membangkitkan nafsu saya lebih tinggi lagi. 30 menit sudah kami pemanasan, dan sekarang kami sudah berbugil ria tanpa sehelai benang pun yang lengket di badan kami. Tanpa saya perintah, Tante Linda merenggangkan pahanya lebar-lebar, dan langsung saya ambil posisi berjongkok tepat dekat kemaluannya.

Dengan sedikit gemetaran, saya arahkan batang kemaluan saya dengan mengelus-elus di bibir vaginanya. "Akh... husss... ahk..!" sedikit demi sedikit sudah masuk kepala penis saya. "Akh... akh..!" dengan sedikit dorongan, "Bless... sss..!" masuk semuanya batang kejantanan saya. Setelah saya diamkan semenit, secara langsung Tante Linda menggoyang-goyang pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Tanpa diperintah lagi, saya maju-mundurkan batang kemaluan saya. "Akh... uh... terus Sayang.., kenapa tidak dari dulu kamu puasin Tante..? Akh... blesset... plup...kcok... ckock... plup.. blesset.. akh.. Aduh Tante mau keluar nih..!" "Tunggu Tante, saya juga udah mau datang..!" dengan sedikit hentakan, saya maju-mundurkan kembali batang kemaluan saya. Sudah 15 menit kami saling berlomba ke bukit kenikmatan, kepala penis saya sudah mulai terasa gatal, dan Tante Linda teriak, "Akh..!" bersamaan kami meledak, "Crot...crot... crot..!" begitu banyak mani saya muncrat di dalam kandungannya. Badan saya langsung lemas, kami terkulai di karpet ruang tamu. Tante Linda kemudian mengajak saya ke kamar tamu. Sesampainya disana Tante Linda langsung mengemut batang kemaluan saya, entah kenapa penis saya belum mati dari tegangnya sehabis mencapai klimaks tadi. Langsung Tante linda mengakanginya, mengarahkan kepala penis saya ke bibir vaginanya. "Akh... husss..!" seperti kepedasan Tante Linda dengan liarnya menggoyang-goyangkan pinggulnya. "Blesset... crup... crup... Clup.. cloppp..!" suara kemaluannya ketika dimasuki berulang-ulang dengan penis saya. 30 menit kami saling mengadu, entah sudah berapa kali Tante Linda orgasme. Tiba saatnya lahar panas mau keluar. "Crot.., crot..!" meskipun sudah memuncratkan lahar panas, tidak lepas-lepasnya Tante Linda masih menggoyang pantatnya dengan teriakan kencang "Akh..!" Kemudian Tante tertidur di dada saya, kami menikmati sisa-sisa kenikmatan dengan batang kejantanan saya masih berada di dalam vaginanya dengan posisi miring karena pegal. Dengan posisi dia di atas, seakan-akan Tante Linda tidak mau melepaskan penis saya dari dalam vaginanya. Begitulah malam itu kami habiskan sampai 3 kali bersetubuh. Jam 5 pagi saya ngumpat-umpat masuk ke rumah saya di sebelah, dan tertidur akibat kelelahan satu malam kerja berat. Begitulah kami melakukan hampir setiap malam sampai Om itu pulang dari kerjanya. Dan sepulangnya adik saya dari Kalimantan, kami tidak dapat lagi dengan leluasa bercinta. Begitulah kami hanya melakukan satu kali. Dalam dua hari itu pun kami lakukan dengan menyelinap kedapurnya. Kebetulan dapurnya yang ada jendela itu berketepatan dengan kamar mandi kami di rumah sebelahnya. 3 bulan kemudian Tante Linda hamil dan sangat senang. Semua keluarganya memestakan anak yang mereka tunggu-tunggu 8 1/2 tahun. Tapi entah kenapa, Tante Linda tidak pernah mengatakan apa-apa mengenai kadungannya, dan kami masih melakukan kebutuhan kami.

Nikmatnya Itil Mama TemanKu

Saya adalah seorang siswa SMU swasta di sebuah kota X, nama saya adalah Endy dan saya saat ini berumur 18 tahun. Saya mempunyai suatu kebiasaan untuk melakukan onani, yah mungkin satu kali untuk satu hari. Saya mempunyai seorang teman, bisa dikatakan dia merupakan teman saya yang terbaik, karena hampir setiap hari kami selalu bersama. Saya memang sering main kerumahnya dan tentu saja, saya sering berjumpa dengan mamanya. Dapat dikatakan mamanya saat ini kira-kira berusia 36 tahun, tetapi tubuhnya terlihat bagaikan seorang gadis yang berusia 20 tahunan. Yah montok dan padat sekali dan saya memanggil mamanya Tante Nita. Tentu saja saya sering melakukan onani dengan menghayalkan mama kawanku ini. Suatu hari, kami bersama teman-teman sekolah lainnya akan melaksanakan pesta barbeque dan tempat kami berkumpul merupakan rumah dari kawanku ini. Karena masih menunggu teman kami yang belum hadir, maka saya bermain di rumah kawanku ini dengan permainan dadu dengan yang lainnya. Mungkin karena kebetulan saya melempar dadunya terlalu kuat, maka dadu itu jatuh ke arah kamar mama temanku. Lalu dengan malas dan ogah-ogahan, saya bangkit untuk mengambil dadunya. Tetapi saat akan mengambil dadunya, saya melihat suatu pemandangan yang membuat saya sangat terangsang dan sangek. Saya melihat Tante Nita tidak memakai apa-apa di tubuhnya,langsung saja kemaluan saya terbangun dan saya segera berjalan keluar sambil berusaha menenangkan diri. Sambil bermain dadu kembali, saya menghayalkan bentuk tubuh Tante Nita yang membuatku sangat terangsang. Tetapi sesaat kemudian, Tante Nita keluar dari kamarnya. Dengan serempak, kami memanggilnya dengan panggilan Tante, tetapi saya tidak berani untuk menatapnya, yah mungkin karena saya malu dan agak sedikit takut mengingat kejadian tadi. Karena temanku sudah memanggil, maka kami menyudahi permainan dadu kami dan kami mulai bergerak keluar rumah. Sesaat sampai di luar rumah, saya melihat Tante Nita sedang berdiri sambil memandang ke arahku, lalu dia menyuruhku untuk menemaninya ke rumahnya yang lain untuk sekedar mengambil barang bekas. Bengan gugup saya menjawab dengan jawaban “Ya”, lalu Tante Nita mengambil kunci rumahnya dan kami pun berangkat. Sambil mengikutinya dari belakang, saya memperhatikan goyangan pinggulnya dan tentu saja saat ini saya sudah sangat ingin melakukan masturbasi, tetapi karena balum memiliki kesempatan, maka saya diam saja sambil menghayalkan sedang bersetubuh dengan Tante Nita. Sesampainya di rumah tersebut, saya melihat rumah tersebut sudah lama tidak dihuni, mungkin saja karena Tante Nita baru saja pindah ke rumah baru. Kemudian kami pun masuk kedalam. Dengan hati-hati saya memperhatikan sekeliling rumah tersebut. Memang agak berdebu tetapi masih terlihat kalau rumah tersebut rapi. Sesampainya di ruang tengah rumah tersebut, Tante Nita bertanya kepadaku, “Apa yang kamu lihat waktu kamu mengambil dadu yang terjatuh itu tadi.. ?" Dengan terkejut saya menjawab, "Saya tidak melihat apa-apa, Tante…" Lalu Tante Nita berkata, “Kamu jangan bohong, nanti saya laporkan bahwa kamu berbuat yang tidak senonoh pada Tante.." Dengan terbata-bata, saya menjawab bahwa saya melihat Tante sedang ganti baju, tetapi saya tidak melihatnya dengan jelas. Lalu Tante Nita bertanya lagi, "Apakah kamu ingin melihatnya sekali lagi..?" Seperti mendapat durian runtuh, maka saya menjawab, “Kalo Tante Nita mengijinkan, saya mau Tante." Sesaat Tante Nita diam, lalu dia menyuruh saya untuk mendekat. Dengan hati-hati, maka saya mendekat padanya, lalu Tante Nita menarik tangan saya dan mencium bibir saya. Tentu saja saya balas dengan ciuman kembali, sedangkan kedua tangan saya diam saja karena sesungguhnya saya dalam keadaan yang sangat tegang. Berbeda dengan tangan Tante Nita, tangannya mulai memegang kejantanan saya dan satunya lagi mulai meremax pantat saya. Kemudian Tante Nita mulai membuka resluiting celana saya dan mulai mengocok kemaluan saya.Saya merasakan kenikmatan karena tangan Tanta Nita sangat lembut dan sangat berpengalaman. Karena terbawa perasaan nikmatnya, mata saya mulai tertutup dan mulai menikmati permainan Tante Nita. Belum berlangsung lama permainan kami, Tante Nita menghentikan permainannya, tentu saja hal ini membuat saya keheranan. Lalu saya mulai berani menatapnya dan saya bertanya kepadanya, “Tante, bolehkah saya memegang payudara Tante.. ?" sambil sedikit tersenyum, Tante Nita berkata, “Terserah kamu sayang…" Lalu tangan saya mulai meraba payudara Tante, tetapi saya merabanya dari luar saja karena masih tertutup oleh baju dah BHya. Karena merasa kurang puas, maka saya bertanya lagi, “Tante, bolekah saya membuka baju tante..?" Dengan sedikit kesal, Tante Nita menjawab, “Kamu boleh melakukan semua yang ingin kamu lakukan, tubuh saya sekarang ini adalah milikmu sepenuhnya." Dengan terbata-bata saya menjawab, “Terima kasih Tante…" Lalu Tante Nita berkata lagi. "Panggil saya Nita saja, tidak usah lagi sebutkan Tantenya." Lalu saya menjawab, “Ya, Tante.. Eh, maksud saya Nita." Permainan terus berlanjut, saya mulai membuka kancing baju Tante Nita. Terlihatlah dua bukit kembar yang indah sekali. Mungkin ukurannya sekitar 36A. Lalu saya mulai meremas dan mencium payudara Tante Nita dan Tante Nita mulai merasakan kenikmatan dan mengeluarkan suara desahan. "Uuhhh… ahhh..," Saya mulai membuka ikatan BHnya dan menyemburlah payudaranya. Dengan liar bibir saya mulai menghisap payudara yang di sebelah kanan, sedangkan tangan saya meremas dengan keras payudaranya yang di sebelah kiri. Saya terus menghisap puting payudara Tante Nita kurang lebih 5 menit lamanya. Kemudian saya melepaskannya dan saya melihat putingnya sudah berwarna kemerah-merahan agak hitam. Kemudian Tante Nita mulai turun dan berjongkok di hadapan kemaluan saya. Dengan cepat dia menurunkan celana jeans saya sekaligus dengan celana dalam saya, lalu dia pun membuka mulutnya dan memasukkan kemaluan saya ke mulutnya. Hal ini membuat saya terkejut, kemudian Tante Nita mulai menghisap kemaluan saya dan memainkannya di dalam mulutnya yang membuat saya lupa diri. Tangan saya mulai menjambak rambut Tante Nita dan kaki saya mulai menjinjit karena saya merasakan kenikmatan yang hebat. Kurang lebih 10 menit kemudian, saya merasakan ada yang mendesak keluar seperti saat saya sedang melakukan masturbasi dan saya mulai mengerang, “Aduh, Nita.. Saya sampai nih, uh… uhhh.. uuhhh…” Dan Tante Nita mulai mempercepat permainannya dan akhirnya saya mengeluarkan cairan sperma saya di dalam mulutnya Tante Nita. Saya merasakan Tante Nita menghisap habis seluruh sperma saya dan menelannya. Dalam sisa-sisa kenikmatan, saya melihat Tante Nita bangkit dan mencium bibir saya, yang tentu saja saya balas dengan ciuman yang hangat dan liar. Hanya dalam hitungan beberapa detik, Tante Nita menekan kepala saya dan saya pun mengerti apa yang diinginkan Tante Nita. Saya mulai berjongkok dan Tante Nita berganti posisi dengan tubuhnya bersandar pada dinding rumah. Dengan perlahan saya menurunkan celanan Tante, lalu saya melihat CD warna biru langitnya Tante Nita dengan segunduk daging yang menonjol di antara kakinya, selain itu saya juga melihat CD-nya mulai basah oleh cairan kemaluannya. Tante Nita berkata kepada saya, “Endy, cepat donk.., Tante sudah nggak tahan nih …” Dengan tenang saya menjawab, “Iya Nita..,” dan saya mulai memeloroti CD-nya. Saya melihat rambut kemaluan Tante Nita yang sungguh subur tetapi terawat dengan rapih. Sejujurnya, saya sungguh tidak menyangka keindahan alat kelamin wanita ini berbeda dengan yang pernah saya lihat di film-film blue bahkan sangat berbeda. Dengan perlahan-lahan, saya mulai menyapu kemaluan Tante Nita dengan lidah saya. Sesudah rambut kemaluannya basah oleh air liur saya, saya mulai memasukkan lidah saya diantara kemaluannya dan saya menemukan sebuah bijian kecil. Dengan lidah saya, saya mulai menjilati biji tersebut, hal ini membuat Tante Nita mengerang keenakan. "Endy.., terus.., Tante merasa nikmat sekali, ah… ah… uhhh…" desahnya. Karena merasakan Tante Nita yang mulai terangsang, maka saya mempercepat jilatan saya pada bijian tersebut kurang lebih 5menit Tante Nita menjerit sambil memegang dan menjambak rambut saya. "Uhhh… Tante sampai nihhh... Ayo terus Ndyyy… ah... Eehmmm… nikmat sekali." Lalu saya melepaskan permainan lidah saya dan saya melanjutkan dengan tangan saya yang mulai mengosok dan mengocok kemaluan Tante Nita karena saya merasa jijik untuk menghisap air kemaluan wanita tetapi dengan cepat Tante menarik kepalaku dan mengarahkannya kembali ke kemaluannya. Karena ingin memuaskan Tante Nita, maka saya mulai memainkan lidah saya di kemaluan Tante Nita. Akhirnya Tante mengejang dan berteriak, “Ahh… ahhh… auuu.. Ehmmm… saya sampai, terus Ndyyy… uhh… ahhh… aahhh…" saya merasakan ada cairan yang keluar dari kemaluan Tante, maka saya menghisap seluruh cairan tersebut sampai kering dan kemudian saya menelannya. Karena melihat Tante Nita sedang merasakan sisa-sisa kenikmatannya maka saya bangkit dan mencium bibirnya, sedangkan tangan saya meremas payudaranya. Lalu Tante Nita membuka matanya dan tersenyum nakal sambil berkata, “Endy, kamu kurang ajar sekali, bahkan dengan mama kawan baikmu pun kamu berani berbuat begitu." Dengan terkejut saya berkata, "Tapi Tante, saya tidak bermaksud begitu, khan tante yang …” Belum selesai saya berkata Tante Nitamemotongnya dan berkata, "Saya tahu kamu tidak bermaksud begitu tapi kamu sudah melakukannya jadi ya.. Nggak apa-apa deh … tante suka dengan permainan kamu. Lain kali kamu harus melakukannya dengan Tante lagi, kalo tidak. Tante akan laporkan kamu sama yang lainnya!" Lalu saya tersenyum dan berkata, “Tante nakal sekali, saya sampai terkejut, tapi Tante jangan khawatir, lain kali saya akan melayani Tante lagi, saya janji." "Kamu harus ingat janji kamu yach… sekarang kita harus berpakaian kembali, lalu kamu kembali ke teman kamu … khan kamu mau barbeque khan..?" kata Tante Nita kemudian yang sempat membuatku terkejut seperti sadar kembali kalau kami sudah meninggalkan acara pesta. Dengan cepat saya mulai membetulkan pakaian saya dan merapikan rambut saya sambil bertanya kepada Tante Nita, "Tante.., kita sudah pergi berapa lama sih..? Kalo ketahuan gimana, Tante.. ?" Dengan tenang Tante menjawab, "Kamu jangan khawatir, Tante akan mengaturnya supaya aman." Lalu kami pun kembali ke rumah tante Nita yang baru meskipun dalan hatiku masih ada sedikit keraguan. Sesampainya disana, Tante berkata bahwa kami membongkar seluruh rumah untuk mencari kunci lemarinya sehingga memerlukan waktu setengah jam. Sambil bernafas lega, saya menoleh ke arah Tante Nita dan melihatnya tertawa, sungguh mengoda sekali. Beginilah awal kisahku dengan tante Nita yang merupakan mama dari kawan baikku. Di pesta barbeque bersama temanku, saya merasa sangat tidak tenang bahkan terasa ada yang ingin dikeluarkan. Akhirnya saya pun melakukan masturbasi di kamar mandi, tentu saja sambil menghayalkan Tante Nita. Dalam hati saya tentu saja sangat ingin untuk melakukannya dengan Tante nita, tetapi yah…
Hari ini sudah lewat 2 minggu sejak kejadian di malam pesta barbeque itu. Saya sendiri sudah tidak sabar dan frekuensi onani saya malah semakin meningkat, bahkan bisa tiga kali dalam satu hari. Tetapi siang harinya, ketika baru pulang dari sekolah, sesampai di rumah dan duduk dikursi sambil melepas sepatu, saya menggerutu, “Aduh, hari ini kok panas sekali…”Tetapi tiba-tiba saya mendengar pembantu saya berteriak, “Mas Endy ada telpon tuh..!" Lalu sambil malas-malasan saya bangkit dan mengambil telepon sambil menjawab, “Halo..?" "Ini Endy yach..?” tanya orang lawan bicara saya. Saya jawab, “Iya, disana siapa yach..?" "Kamu udah lupa yach ama saya..?” dengan logat memancing. Karena merasa dipermainkan, saya mulai emosi dan menjawab, "Disana siapa sich kalo nggak mau bilang lagi saya tutup teleponnya nih.. !" "Kok marah sich..? Nanti tante laporkan kamu lho dan nggak tante kasih kamu kenikmatan lagi. ” kata lawan bicara saya lagi. Mendengar kata-katanya yang terakhir tadi, saya jadi teringat dengan kejadian beberapa hari yang lalu dan saya langsung menjawab lagi, “Oh, ini Tante Nita yach..? Sori Tante gua lagi nggak mood nih … Tante sich main-main aja…" Lalu Tante Nita berkata “Nggak mood yach..? Jadi sama Tante juga nggak mood donk..? Tadinya Tante mo ajak kamu ke rumah Tante nih, abisnya lagi sepi nih.. Tapi nggak jadi deh.." dengan cepat saya memotong, "Bentar dulu Tante, kalo Tante sich gua jadi mood lagi nih, emang teman saya (maksudnya anak Tante Nita yang menjadi teman baik saya) nggak ada di rumah yach.. ?" "Kamu tenang aja deh.. Pokoknya dari sekarang (saat itu jam 12:30) sampe nanti sore jam 5 kita aman deh.., jadi datang nggak.. ?” tanya Tante Nita. Tentu saja saya menjawab, “Jadi donk Tante.., bentar lagi saya kesana Tante, Tante tunggu yach.. !" Setelah itu, saya segera menutup teleponnya seperti tidak ingin menyia-nyiakan waktu. Kemudian saya segera berlari ke kamar dan ganti baju, terus segera keluar rumah menuju rumah Tante Nita, karena dari rumahku ke rumah Tante Nita memerlukan waktu sekitar 15 menit jalan kaki. Karena ingin cepat tiba disana, maka saya naik angkot (angkutan umum perkotaan) saja. Sesampainya di rumah Tante Nita, saya segera memutar kebelakang karena lewat pintu samping rumah Tante Nita lebih aman dan sepi. Kemudian dengan perlahan saya mengetuk pintu dan terdengar Tante Nita menjawab. "Iya, bentar…” lalu Tante Nita membuka pintu dan mempersilakan saya masuk. Di depan saya, Tante Nita berpakaian kaos oblong dan celana pendek putih. Berpenampilan seperti itu tentu saja sama dengan menampakkan BH dan CD-nya yang berwarna hitam secara sengaja kepada saya. Dalam pikiran saya mungkin Tante Nita sengaja membuat saya terangsang, tetapi saya berusaha tetap tenang, yah.. stay cool deh pokoknya. Setelah itu, Tante Nita menyuruh saya mengikutinya dan saya pun berjalan. Tetapi begitu melihat pinggulnya yang bergoyang, saya tidak tahan lagi, segera saya menarik Tante Nita dan menciumnya. Tante Nita pun segera membalas ciumanku dan tangan saya segera bergerak untuk membuka bajunya. Bersamaan dengan itu, Tante Nita berkata, “Jangan di sini donk sayang..!" "Dimana Tante..?” tanya saya. "Di kamar Tante aja…” kata Tante Nita. Lalu saya pun segera menarik tangan Tante Nita dan berkata, "Jadi, tunggu apa lagi Tante..?" Setelah sampai di kamar Tante Nita, saya segera merebahkannya. Di mata saya, tante Nita tampak sangat anggun dan mengairahkan. Dengan tidak membuang waktu lagi, saya segera menciumnya dan ciuman saya di balas Tante Nita dengan hangat. Sementara itu tangan saya segera bergerak aktif untuk meremas buah dada Tante Nita. Tiba-tiba Tante Nita mendorongku dan dengan terkejut saya bangkit, tetapi kemudian Tante Nita segera menarikku dan naik di atas tubuhku sehingga posisi saya sekarang adalah Tante Nita diatas tubuh saya. Saya segera membuka baju Tante Nita sehingga tampaklah buah dadanya yang masih dibungkus oleh BH hitamnya. Saat itu Tante Nita menunduk sehingga sekarang buah dadanya tampak di depan mataku dengan sangat jelas. Untuk menghemat waktu dan karena memang saya juga sudah sangat terangsang, maka saya segera melumat payudara Tante Nita dan melepas BH hitamnya. "AaaAduh enak sekali, ahhh… uh.. Sssttt…” desahnya yang menandakan Tante Nita sudah terangsang. Karena sudah terangsang maka Tante Nita segera melepas baju dan celana saya, sehingga saya hanya tinggal memakai CD saja. Kemudian saya berguling kesamping sehingga posisi saya sekarang di atas Tante Nita, lalu saya segera merangkak turun dan melepas celananya sehingga tampaklah pemandangan didepan wajah saya sebuah surga kenikmatan yang masih terbungkus oleh kain hitam. Tanpa menunggu aba-aba darinya, saya langsung melepaskan CD-nya Tante Nita dan tampaklah kemaluan Tante Nita yang terawat dengan rapih.Sungguh sangat indah dan berbeda dengan yang pertama kali saya lihat dulu. Dengan perlahan saya menjilati permukaan vaginanya dan Tante Nita pun segera mengerang. "Aduh, nikmat sekali… sungguh.. Geli tapi… ahhh… uhhh… terus ndy…" segera saya menaikkan permainan saya sehingga tidak lama kemudian Tante Nita pun menjerit. "Aduh saya sampai Ndyyy... Segera keluar… ahhh…" lalu saya segera menghisap bijian di kemaluan Tante Nita sehingga saat cairan kemaluan Tante Nita keluar, segera saya hisap habis dan menelannya.Dalam sisa kenikmatannya, Tante Nita berkata, “Endy… biarkan Tante Nita istirahat yach..? Nanti Tante Nita baru melanjutkannya kembali. ”
Saya segera menjawab, “Iya tante…" Setelah beristirahat 15 menit, Tante Nita mulai bangkit dan segera melepas CD saya. Tampaklah kemaluan saya yang masih dalam posisi setengah tiang. Tante Nita segera memasukkannya ke dalam mulutnya dan menjilatinya. Didalam mulut Tante Nita, kemaluanku segera mengeras hingga dalam posisi yang siap tempur. Tante Nita sungguh sangat berpengalaman dalam menjilati kejantanan pria yang dengan cara menghisap dan kadang-kadang mengigitnya dengan perlahan. Hal ini membuatku sangat terangsang. Karena sudah tidak tahan lagi, maka saya segera menarik tubuh Tante Nita ke atas dan dan membalikkannya. "Tante Nita, saya sudah tidak tahan lagi, sekarang saya masukkan yach Tante.. ?” tanya saya yang sudah merasa sangat terangsang. Tante Nita menjawab, “Terserah kamu Ndyy.., tapi hati-hati yach soalnya punya tante udah lama nih nggak digunakan.." Dengan pelan dan hati-hati saya mengarahkan kepala kemaluan saya ke dalam lubang kemaluan Tante. Kepala kemaluan saya mulai menyentuh bibir kemaluan Tante Nita, lalu saya menekannya sehingga kepala kemaluan saya sudah terbenam ke dalamnya. Tante Nita segera menjerit, "Aduh… sakit sekali… pelan-pelan Ndy…”Tetapi saya sudah tidak perduli lagi, saya segera melanjutkan aksi saya dengan menekan kemaluaan saya lebih dalam lagi dan kepala kemaluan saya juga mulai terasa perih karena ini adalah pertama kali saya melakukan hubungan intim. Saya tetap menekan batang kemaluan saya sehingga tidak lama kemudian, seluruh kemaluan saya sudah terbenam dalam kemaluan Tante Nita. Tante Nita lalu mengerang, "Aduh sakit sekali… biarkan tetap di dalam Endy, aduh… ahhh.. Ehmmm… uh…" Setelah terdiam hampir 5 menit, saya segera mengoyang pinggul saya dengan naik turun secara berirama dan Tante Nita pun mengimbanginya dengan goyangan pinggulnya yang membuat saya merasa sangat keenakan.. Tante Nita tiba-tiba mengerang secara tidak jelas, “Aduh… sakit sekali, tapi enak sekali, terus ndy.. Saya sudah tidak memperdulikan Tante Nita dan hanya terus memacu kemaluan saya untuk mencapai kenikmatan.
Tidak lama kemudian, setelah 8 menit, saya mendengar Tante Nita menjerit kembali, “Aduh... Saya sampai Ndyyy… akan segera keluar nih…" Saya menjawabnya, “Sebentar lagi Nita, sebentar lagi… saya juga hampir sampai nih…" Tidak lama, Tante Nita tiba-tiba mengejang dan saya merasakan ada cairan hangat di dalam kemaluan Tante Nita dan Tante Nita mengerang lagi, “Aduh.. Aahhh… aku sampai Endy… nikmat sekali…" Tidak sampai disitu, selang beberapa detik, saya merasa juga ada yang mendesak keluar dari kemaluan saya dan akan segera meledak. Rupanya saya juga telah mencapai kenikmatan dunia dan saya menjerit, “Saya sampai Tante eh… ahhh… nikmat sekali" Lalu saya segera jatuh dan berbaring di samping tubuh Tante Nita sambil merasakan sisa kenikmatan yang telah kami capai berdua. Setelah beristirahat, kami melakukannya lagi 3 kali dalam tempo yang cepat. Tante Nita dan saya sama-sama mencapai puncak kenikmatan 3 kali. Setelah mandi dan pikiran kami sudah tidak terpengaruh nafsu lagi, Tante Nita berkata padaku, "Tante Nita minta maaf Endy.. tadi Tante Nita telah merenggut keperjakaan kamu … sungguh Tante Nita minta maaf.." tetapi saya segera berkata, "Tidak apa-apa Tante, saya rela kok menyerahkannya pada Tante, sungguh saya sangat menyukai permainan tadi. Tapi Tante Nita harus janji kalo Tante Nita lain kali harus memberikan kenikmatan yang sama lagi kepadaku..!" sambil tersenyum, Tante Nita berkata, “Iya… Tante sangat senang dengan permainan tadi, Tante janji, Tante bersedia melayani kamu lagi, tapi kamu juga harus membuat Tante merasa keenakan seperti tadi.." dan saya mengiyakannya. Hubungan kami hampir berlangsung selama 2 tahun, tetapi kami melakukannya dengan caracara yang tradisional. Saya maupun Tante Nita tidak menyukai gaya-gaya yang terlalu berani seperti gaya anjing maupun yang lainnya. Hubungan kami sekarang meskipun belum diputuskan berakhir, tetapi kami hampir tidak pernah berjumpa lagi, karena saya sudah melanjutkan kuliah di luar kota yang tentu saja dengan anaknya Tante Nita. Hubungan saya dengan Tante Nita sampai sekarang tetap menjadi rahasia kecil kami. Jikalau saya liburan dan pulang ke kampung halaman saya, Tante Nita selalu meminta bagiannya dan saya pun dengan senang hati melayaninya.

Wanita Berjilbab

Ouugghh…. akhirnya usai sudah kegiatan yang menjemukan selama 2 minggu di sini dan aku mau balik ke Jakarta untuk refresh neh. Oh iya namaku Andi umur 30 tahun sekarang aku bekerja di perusahaan swasta, ciri2 tubuhkan yahh untuk postur Indonesia udah cukup diperhitungkan neh, hehehehe.
Besok aku mo pulang ke Jakarta setelah mengikuti kegiatan dari Perusahaan di Kota ini di ujung Timur Indonesia neh. Aku mau naik kapal laut aja dech, karena selama ini kalau bepergian aku belum pernah naik kapal laut. Jadi akan aku coba aja dech walaupun itu di tempuh dengan lama perjalanan 1 minggu. Wahhh, pusing juga neh. Setelah membeli Tiket kapal laut kelas 1 aku langsung berkemas-kemas untuk persiapan besoknya berangkat. Tiba saat nya aku menuju pelabuhan. setelah segala macam proses pemeriksaan tiket dan bercampur aduk dengan para penumpang. Jadi akhirnya aku naik dan masuk ke kamarku yang kelas 1 dan tentunya kamar kelas 1 aku yang sendiri menempatinya. Langsung aku bergegas membersihkan diri (mandi neh..) setelah mandi diatas. Aku berjalan-jalan di Dek kapal sambil menunggu sebentar lagi kapal akan berangkat. wahhh, kalo selama 1 minggu diatas kapal tidak ada yang bisa bikin buat seger. Jadi tambah pusing neh. ujarku didalam hati. Setelah melihat-lihat sekeling kapal dan akhirnya aku berdiri di pinggiran kapal sambil melihat kebawah siapa tau aja ada yang bisa nemanin aku selama seminggu ini hehehhe.. Mataku tertuju pada seorang ibu muda berjilbab kira-kira berumur 27 tahunan bersama anaknya yang kira-kira 5 tahunan dan sebelahnya di antar seorang lelaki yang kemudian mencium kening ibu itu dan anaknya. Setelah itu mereka berdua naik ke kapal dan tak lama kemudian kapal berangkat meninggalkan pelabuhan dan lelaki itu melambaikan tangganya kepada ibu dan anaknya. Setelah kapal menjauh dari pelabuhan, hmmm aku mulai mendekati ibu muda itu dan mulai berkenalan "namaku Andi, aku tujuan Jakarta" ujarku. Ibu itu sekilas melihat aku dan senyumnya mengembang di bibirnya yang tipis. Tak lama kemudian dia berucap "namaku Lia,ini anakku dan tujuan juga ke Jakarta" ucapnya. Akhirnya kita saling ngobrol2 dan ternyata tadi adalah suaminya yang bekerja di kota ini dan Lia setiap 6 bulan sekali datang bersama anaknya untuk melepas rindu sama sang suami. walahh, kuat juga yach..kalo aku kagak nahannnn. (hehehe) besok pagi disaat waktu makan pagi aku melihat Lia bersama anaknya sedang menuju ruang makan, aku melihat dari delakang. Hhmmmm berisi juga neh pantatnya, padahal sudah di tutupi gaun yang menutupi sampai mata kaki neh, ujarku dalam hati. Langsung aku menemuinya dan kita makan bersama-sama 1 meja. Sambil aku ngelirik ke arahnya. Wow.. Sempat aku melihat bentuk payudaranya yang ditutupi oleh jilbab dan bajunya, lumayan mengkal neh. waduh jadi pikiran kotor neh. Lia, di kelas 1 juga yach”tanyaku…”tidak mas aku ambil di kelas 2 aja kok”jawabnya sambil senyumnya mengembang dari bibirnya yang tipis dan basah.. ”ooohhh kalo aku di kelas 1, abis sendirian aja sih…pengen tenang dan rileks aja”ucapku sekenanya.. Lia juga sendiri kok, dari tadi malam belum ada penumpang yang sekamar dengan lia, jadinya lia Cuma ditemani anakku aja neh ’sahutnya..oh gitu yach.. Brarti aku bisa dong main2 kekamarmu ”tanyaku. “ bisa aja kok, kita khan di satu gang..tadi malam mas khan sempat keluar aku melihat kok ”ujarnya…oh ya…aku mo cari rokok tuch semalam”sahutku lagi. Setelah selesai makan pagi, kita bersama-sama jalan di koridor kapal sambil bercerita dan diiringi guyonan kecil-kecil..karena di luar koridor..angin cukup kencang.. Maka saat aku berjalan disampingnya …hmmm aku mencium bau wangi yang sangat harum dan melihat putihnya leher ibu berjilbab ini.. Oh seandainya aku dapat menidurinya..”bisikku di dalam hati. Hari kedua belum terjadi apa2 diantara kami, namun setelah makan sore …iseng-iseng aku mengetuk pintu kamarnya“Lia, ani aku andi…boleh aku masuk,”tanyaku. Tak lama kemudian pintu terbuka dan muncul kepalanya yang ditutupi oleh jilbab seadanya dan menggunakan terusan daster.. Hmmm aku liat dia..tidak mengurangi kecantikan dan kemontokannya kok.. ”silahkan masuk mas,”ujarnya pelan…Maaf anakku baru aja tidur dan aku baru tidurin dia neh”sahutnya. Dikarenakan kita nggak mau mengganggu anaknya, so kita duduk di satu tempat tidur yang lain …sambil bercerita..aku memandangnya ohhhh... Semakin lama disini aku semakin tidak kuat menahan birahoku.. ”ujarku didalam hati. Saat kita sedang bercerita..dasternya tersingkap sampai dengan lututnya..uppss.spontan aku mengatakan”mulus sekali kakimu lia yah..pasti kamu rawat dengan baik dan secara sempurnya”ujarku sambil tanganku mengelus-elus betisnya …secara refleks..langsung dia menarik kakinya dari tanganku.. Sambil berujar... Aah mas Andi bisa-bisa aja nih ”senyumnya mengembang dari bibirnya yang tipis dan basah …namun aku tetap memegang betisnya dan bahkan menggeser kan tanganku keatas …ah Mas.. Jangan gitu ach…nggak enak eeh…”sahutnya…namun aku tak berkata-kata lagi..langsung aku sibakkan dasternya sampai ke pahanya …dan langsung kuciumi dan kujilati pahanya.. Sluuurrrppp..Ohhhhhh Mass jangan dong...”ujarnya…namun lia tidak menarik pahanya dari mulutku.. Tanganya malahan memegang kepalaku dan seolah-olah menekan – nekan.. Sluurrrppp…slururrpppp..ssshhhh…oh mas…jjaannn.. ngannn….”pekik lia pelan..namun aku tetap melanjutkan jilatanku sampai ke pangkal pahanya …dan secara cepat aku menarik celana dalam nya turun.. dan sluuurrrppp ku jilati memeknya yang penuh dengan bulu-bulu.. Oohhhh…mas andiii.. Oohhh…”desahnya..kujilati itilnya slururpp.sluruppp..shhhh…ohhh mass…aduuuhhh…ahhhh.. Jeritnya pelan…setelah sekitar 15menit aku bermain lidahku di memeknya..langsung aku memberhentikan kegiatanku dan kuangkat kepalaku keatas.. Kulihat Lia memejam matanya menahan kenikmatan yang baru dia rasakan..ohhh aku liat begitu indah pemandangan didepanku..Ibu muda, cantik dan berjilbab menggunakan daster setengah telanjang sedang menanti kontol neh …langsung ku hampiri bibirnya yang sedari kemarin aku inginkan... Sluuup..smmm…hmmm…kita langsung bersilat lidah..tak lupa tanganku menggerayangi payudaranya …ohhh…mas..pintar sekali kamu,…ohhhh..achhh.. ku turunin lidahku menuju payudaranya dan ku gigit2 kecil dari luar dasternya …ohh..mass.. Cepaattt…n anti anakku bangun”bisiknya pelan.. Langsung tanpa ada yang perintah, kubuka celana panjang dan sekalian celana dalamku.. Upps…besar sekali mas punyamu”sahutnya….silahkan lia.. apa yang kamu inginkan…”ujarku. Lia langsung menyodorkan mulutnya dan menghisap kontolku dengan mahirnya …ugghhhhff…Lia kamu ointar juga yach…sama suamimu juga sering beginian yach.. Hmrmmmrpp..nggak masss.. Jarang kok…setelah sekian menit..aku langsung memberhentikan isapannya pada kontolku dan langsung menaikkan dasternya tanpa melepas jilbabnya …dan Lia membuka kedua pahanya menanti kontolku memasuki dirinya.. Ayok mas..cepatan ohhggghh…pelan-pelan kutempelkan kontolku dipermukaan memeknya... Oufghhhh…baru aja kepala kontolku masuk…udah terasa eikmat…dooorong mas.. Enaeekkk mass…oughhhh.. Kudorong pelan-pelan masuk.. Dan bleeeeeeeeeesss..ughhf akhirnya masuk semua kontolku kedalam memeknya..kudiami beberapa saat..dan mulailah ku pompa kontolku di dalam nemeknya.. Srooopp..croopppp…slerrrppp.. Ohhh…enak sekali memekmu lia…..iiyyyyaa…kontolmu juga enak mass….oohhh…terusin mass…. Aku sengaja tidak membuka jilbab dan dasternya.. Takut kalo anaknya tiba-tiba bangun.. teruuusss mass…yang cepatt…ooohhh…sruuuppp.. Sreettt …croooppp..celllelellpp..bellss.. aku pompa terus memeknya sampai kira-kira setengah jam... kulihat Lia sudah mulai tanda-tanda mau keluar.. Oohhh mass…cepatannnn..lia udah mo keluar….sabarr yah..mas juga udah mau keluar yah …uggghh lia..kita sama-sama keluarin yah…ooohhhsllluuppp.. Oohhh…achh hh…akhirnya lia kelah keluar dan semenit kemudian menyusul aku menyemprotkan air mani ku ke memeknya..crootttt..corroooot.. crootttttt.. uuffhhhh.. mas banyak sekali air manimu neh.. Setelah kita tenang…langsung lia ke kamar mandi membersihkan air mani ku yang mulai meleleh di pahanya …aku menunggu dia keluar dari kamar mandi dan aku bilang minta maaf yah..bahwa aku kebawa nafsu sih.. dia bilang eggak apa2 kok…sama dengan dia juga…aku mohon izin untuk kembali ke kamarku dulu dikarenakan jam sudah menunjukan pukul 10 malam. Besok pagi disaat waktu makan pagi, aku mengetok kamarnya.. Lia…kita sarapan pagi yook”ujarku pelan..tak lama pintu terbuka dan lia telah siap dengan pakaian longdres panjang dan berjilbab …uugghhh cantiknya dia..dan menyilahkanku masuk.. anakku belum bangun neh”jawabnya..jadi gimana dong..kita tunggu bentaran aja yach”tanyanya..akhirnya kita ngobrol-ngobrol…ehh..udah sekitar setengah jam..anaknya belum bangun juga neh..tau-tau kita malahan saling pegang-pegangan tangan.. Lia kamu cantik sekali…”ujarku…ach mas ini..Lia biasa-biasa aja kok”ucapnya malu-malu.. Langsung ku susup lidahku ke mulutnya …hmmmmpppff.. Jangan ach mas…ntar anakku bangun lho" sahutnya..sebenntarr aja yach lia”ucapku memelas….hmmmm gimana yach“jawab lia… tanpa menunggu jawabannya.. Langsung kuciumi bibirnya yang merah dan basah itu.. Sluruurupp…hmmpfghh.. Oohhh. masshh…langsung ku mainkan lidahku di dalam mulutnya..cuupppss.. smshhsh.. Oohh… tanpa membuka jilbabnya…langsung kunaikkan longdress nya….kuturunin celana dalamnya….oohhh…udah basah juga neh…memeknya…ssss..ssss mas….oohhh…..cepat-cepat ku balikin dia…aku pengen gaya nungging…ohhh mas….kuangkat kakinya satu….dan mulai kutusukkan kontolku... ssss.. Oougghhh..blessss…sssss slreepp…mmrrpp oohhh mas.. Nikmat sekaliii…..liiaa…memekmu juga enaakakk….oougghhhaaa.. Ooohhh…y ang cepat mas…..kupompa kontolku.. Srooortkkk..sluururpp p…sreet.. Bellsss..ufg hhh…masss…enak sekali….hmmmm…iya …yyahh.. Oohhh..lia ayookk kita keluarin bersama-sama ….ooggghh. Mass…. aku mo keluarrrrr. Oogghhrrr…ahhhhh… langsung badannya lia jatuh ke tempat tidur sambil tetap menungging membelakangi aku …dan tanpa menunggu lagi kutusukkan kontolku lagi.. Bleessssssssss….oohhhh masss.. Enakkk….cepattttaaannn…iiiiiyya lia..ooohh mas hampir keluar neh ….oghhhsoohhhh. Liaa….siiapp p…croootttttt…croott…..crooott ughhh…tumpah ruah air maniku kedalam memeknya lagi …tak lama air maniku keluar.. So anaknya juga udah mulai bangun dan kita langsung bereskan diri …dan menuju ruang makan. Selama empat hari kita selalu bercinta, namun lia tidak pernah telanjang alias jilbab dan bajunya masih menempel di badan …dan aku pun tak bermasalahkan itu.. Yang penting memeknya yang ranum hhmmmm …hingga suatu malam hari ke enam dan rencananya besok kapal kita sudah nyampe di Jakarta …aku sedang santai sambil tiduran di dalam kamar hanya mengenakan celana pendek …tok…tok.. Kudengar ketukan pintu kamar aku,“siapa yah” tanyaku…ini lia mas”jawab suara diluar. Serta merta aku berdiri dan membuka pintu.. hmmm..kulihat lia hanya mengenakan daster panjang tanpa mengenakan jilbab.. Mhhhh..cantiknya dan putih sekali lehernya itu …semenit aku terpana di depan pintu…dan mas…boleh aku masuk”tanyanya…langsung aku tersentak kaget…oh iya..ya silahkan lia”sahutku..ada apa neh lia, malam2 kesini”tanyaku…ndak neh aku mo nanya aja ..besok khan kita udah nyampe Jakarta, trus mas langsung pulang yah" tanyanya. Jawabku. Iya sih.. Soalnya lusa udah masuk ngantor …terangku kepadanya. Ooooohh..ya udah deh lia langsung pulang ke kampung aja dech..jawabnya. setelah kita ngobrol panjang lebar..Lia pamitan mo kembali kekamarnya, dikarnakan jam udah menunjukan pukul 9 malam, namun disaat dia mo berdiri, ku pegang tangannya …dan kuciumi sambil ku jilati telapak tangannya sampai ke pangkal lengannya.. Oouuhhh mas…geli ahh…tanpa ku jawab…kujilati lehernya yang putih mulus itu.. Sluurrppp..slurppp…shhhh…sss ooohh mas…sluurrp.…kutelusuri lehernya yang jenjang…kadang kugigit-gigit kecil…oowhh.. Massss…ohhh..Lia aku ingin bersamamu malam ini”ujarku.. Dia diam sambil menundukkan kepalanya ….hmmmmm..tanpa tunggu jawabannya..langsung kugendong dan ku bawa ke tempat tidur.. Mulai kuciumi bibirnya yang ranum.. Rhmmmm..sluruppp….ssshhm.. Oohssss… lia sungguh enak bibirmu..hhmmsfh..ku buka perlahan-lahan dasternya.. Ooohhhh…ternyata lia tidal memakai Bh dan celana dalam... Sluruuurpp…slururpp…hmmmm…langsung ku jilati payudaranya yang putih mengkal… sluuruppp..ohhhssss.. Ma sssnnn…stertuuuusss.. Ucapnya terbata-bata. Kutelusuri lidahku ke memeknya yang rimbun…sluruuupp..kujilati itilnya…oohhhhsss….langsung kubalikan badanku tepat kontolku di mulutnya ….slruuup.. Oougfhhh…hmmmsssllii pp.. Kontolku langsung diisapnya.. Sambil tak lupa kuhisap juga memeknya yang ranum ini... Oohhh mas….aku udah nggak tahan….tuussuuukk mas….saabbarrr…lia…aku ingin malam ini berkesan sekali’ujarku….oohhsusss…kujilati terus sampai terasa banyak lendir yang keluar dari memeknya lia.. Massssssss….langsung ku ubah posisiku…dan siap-siap kutusukkan kontolku ini.. Slleeeeerrpp.. Blesssshh..oohhhhh..crororlkkk.. Crorokk..crokk..ohh mas..enak sekali … kuangkat kakinya yang satu sambil terus kupompa kontolku... Mmsmshhggoouuhhh…..mass.. Teruskan masss….ennaakkk.. Sroorkkk..coro rkk…setelah setengah jam..saat-saat aku mo keluar..langsung ku minta lia untuk berbalik dan kutusukan kontolku lewat belakang (gaya doggy)…oougghhhh…enak sekali memek mu lia.’’sahutku…blesss.. Blesss…ma ss…enakk.. ku pompa kontolku secara cepat….dan akhirnya…lia kita keluarin sama-sama yah…iiiiiyyya mass.. Ohhhuuu…sssss..hhhh massss.. Maaaaaaaaahhhh..kuteriak agak keras …dan akhirnya air pejuku muntah juga kedalam memeknya …oh mas enak sekali.. Lia lemas neh”sahutnya…setelah beberapa menit..lia mohon pamit kembali ke kamarnya karena sudah tinggalin anaknya 3 jam tuh..akhirnya aku juga tidur. Keesokan harinya…kita berdua terlambat bangun pagi.. dan aku pikir lebih baik bersiap-siap aja untuk beberapa jam akan sandar di pelabuhan tanjung priok …saat aku lagi berbenah-benah..kudengar ketokan dipintu dan suaranya lia terdengar dari luar sana, Mas..udah siap-siapan yah..tanyanya. iya neh..sambil ku lirik dia membawa anaknya…ayo masuk dulu..”jawabku..Lia udah siapin barang-barangnya yah ”tanyaku…ya udah lah mas, maka itu kita kesini mo memastikan, siapa tau mas masih belum bangun …gara-gara semalam”bisiknya ditelingaku….hhmmm lia…kamu itu makin menggemaskan aja”sambil ku colek pantatnya.. Wow…kelihatannya dia nggak pake celana dalam neh.”ucapku dalam hati…aku jadi pengen buktiin neh…tapi bagaimana yach…? Soalnya dia bersama anaknya neh…dan sebentar lagi kira-kira 2 jam an udah mo nyampe di pelabuhan neh... Waaahhh..aku jadi tambah panas dingin neh …kulihat lia menghempaskan pantatnya ditempat tidurku …anaknya juga disebelahnya…Lia kamu kok tambah cantik yah, memakai jilbab dan terusan (longdress) itu ”ujarku.. ahh mas ini pasti kalo ngebilang itu ada maunya yach ”selidiknya sambil senyum.. Langsung ku jawab "tau aja ”sahutku. Sambil kubereskan pakaianku dan kumasukin kedalam tas, ku lihat anaknya udah mulai rewel neh …ndak tau kenapa yah..kali aja udah mulai ngantuk atau udah tau yah mamanya mo pikiran ngeres “ mama..ari kembali ke kamar dulu yach…”Tanya anaknya..mo ngapain ri…”anya mamanya, mo bobo bentaran aja…ngantuk neh…ohh ya udah…kalo gitu, ntar lagi mama nyusul…khan tinggal sejam lagi kita nyampe.. Ari bobo dulu yah ntar mama bangunin ”sahut mamanya..langsung serta merta ari pamit ke kamarnya dan kututup pintu kamarku …..tanpa menunggu lama lagi…kuangkat longdress nya…oohhhh.. mass mo ngapain “pekik lia.. Hmmmmppp…betul yang kuduga..lia tidak pake celana dalam …pasti udah mo ngerasain kontolku lagi yah…langsung kujilati saja memeknya.. Sluuurppr..sluurprp…o ughhs.. Mmmmmss..masss …achhh.. Mass…setelah sekian menit langsung ku angkat kakinya satu di atas tempat tidur dan kutusukan kontolku ke memeknya …blessssss….srelllpp…. Slleeeeeppp…bleessss... ooouughhh.. Massssss….nikkmmaa ttt….sssss.. Cloopp.cl op..karena waktu yang terbatas …aku semakin cepat memompa memeknya.croooppp..cloppp..bunyi paha kita beradu …sluruurup.. pelssslsss..ss sshh..masss aku aungguh tidak bisa melupakanmu …ooohhh..liiaaa.. Mme mekmu sungguh legiiit... Slreeepp..sloopp..cepa tan mas.. Langsung ku pompa lebih cepat lagi dan akhirnya.. Oooooohhhh…aaaaaaaahh hh lia…siaapp aku mo keluar.. Uuggghhh…croooot.crooto tt. Croooot…pejuku keluar langsung mengisi rahimnya lagi…dan ooohhh mas…sungguh nikmat kontol dan air manimu itu "sahut lia..langsung tak lama pengumuman dari ABK bahwa setengah jam lagi kapal akan bersandar di Pelabuhan tanjung priok …serta merta kita berdua bergegas merapikan kembali pakaian dan lia kembali kekamarnya dan aku langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri lagi..sebelum aku mandi ku bilang sama dia "pake celana dalam mu yah, soalnya nanti bisa diliat orang dan takutnya nanti aku minta lagi neh ”ujarku…dibalasnya lia dengan memegang kontolku. Hmmmmm…kontol yang nikmat”ujarnya. Kapal sudah berlabuh dipelabuhan dan kita berdua sudah tiba di dermaga dan saatnya kita berpisah..masing-masing dari kita memberikan alamat rumah dan berharap di lain waktu kita bisa bertemu lagi …lambaian tanganku menyertai kepergian lia dan anaknya ke kampungnya …Oh lia…engkau memang birahi yang tak pernah padam…walaupun tubuhmu tertutup jilbab dan gaun panjang …namun kamu tidak bisa mempungkiri hatimu. Demikian cerita seks kali ini, untuk foto lengkap klik gambar berikut…

Gangbang Bareng Tante Girang

Berenang adalah salah satu olahraga rekreasi favoritku selama aku kuliah di Bandung. Tapi pada masa itu sebagai mahasiswa yang masih mengandalkan kiriman orang tua, aku harus berhemat dan tidak bisa sering-sering berenang. Paling-paling aku hanya berenang 2 atau 3 kali dalam sebulan. Kadang aku berenang bersama teman-teman kampus, tapi lebih sering berenang sendiri karena tidak banyak teman-temanku yang mau meluangkan waktu untuk berenang secara rutin. Aku sering berenang di daerah Setiabudi, di sana ada kolam air hangatnya sehingga aku bisa berenang sampai malam tanpa takut kedinginan oleh udara malam kota Bandung. Hari Jumat itu aku seperti biasa berenang sendiri. Setelah melakukan gaya bebas bolak-balik beberapa kali aku beristirahat sambil tetap berendam di tepi kolam. Hari itu agak sepi, paling hanya 15 orang saja yang ada di kolam renang. Langit sudah mulai gelap dan lampu-lampu di sekitar kolam renang sudah mulai dinyalakan. Tapi aku masih ingin berlama-lama menikmati kolam renang, maklum besok hari Sabtu tidak ada kegiatan kuliah. Tidak berapa lama kulihat seorang wanita berrambut ikal yang berumur sekitar 40-an masuk ke area kolam renang. Meskipun sudah tidak muda lagi badannya terlihat sangat terawat dan sexy. Payudaranya tampak agak menggantung tapi masih cukup kencang dan menurutku tidak kalah dengan wanita-wanita yang lebih muda. Kulitnya putih dan wajahnya juga masih campak cantik…ah.. rasanya aku kenal wanita itu… Kalau tidak salah dia Tante Anis, teman klub aerobik Tante Nita bekas ibu kosku di Dago yang pernah kuceritakan kisahnya beberapa waktu yang lalu. Pantas saja tubuhnya sexy. Setelah meletakkan barang-barang bawaannya wanita itu mulai menceburkan diri ke kolam renang, tepat di seberangku. Lalu perlahan ia mulai berenang mengelilingi kolam renang. Saat ia berenang di depanku, kuberanikan memanggil namanya, “Tante Anis…” Wanita itu berhenti dan berbalik menatapku. "Hey… Doni ya… sama siapa berenang?" tanya Tante Anis sambil mencubit lenganku. "Biasa tante… sendirian aja, tante sama siapa?" "Oh, sama Dewi teman kantor tante… tapi kayaknya dia masih di kamar ganti tuh…soalnya tadi tasnya ketinggalan di mobil. Nah itu dia baru datang, tante kenalin yaaa." Tampak seorang wanita, terlihat masih muda dan lumayan manis mungkin umurnya sekitar 25-an, berjalan ke arah kolam renang. Rambutnya lurus melewati bahu, tubuhnya terkesan atletis dengan buah dada montok berisi seperti Pamela Anderson di film serial TV “Bay Watch" Tante Anis lalu naik ke pinggir kolam dan bergegas menghampiri wanita tersebut. Tak lama kemudian kedua wanita itu kembali masuk ke kolam renang. "Wi.. ini kenalin… Doni, Don… ini kenalin..Dewi, teman kantor tante, ” Sambil mengulurkan tangannya Dewi tersenyum dan menyebutkan namanya, senyumnya manis sekali. Akupun menyebutkan namaku sambil menikmati kehalusan tangannya. Setelah berbasa-basi sebentar Dewi berpamitan untuk berenang beberapa keliling, lalu aku dan Tante Anis mengikutinya. Sebenarnya aku sudah cukup lelah setelah berenang sebelumnya, tapi kebersamaan dengan Tante Anis dan Dewi kayaknya sayang kalau dilewatkan begitu saja hanya karena rasa capai yang tidak seberapa. Setelah berenang beberapa keliling kamipun akhirnya berhenti. "Doni.. kok udah lama tante eggak pernah lihat kamu jemput Tante Nita lagi ?" "Lho… saya khan sudah nggak
kos di tempat Tante Nita…" "Tapi tante dengar kamu masih suka ketemu dengan Tante Nita, iya khan.. ?” Tante Anis mulai menggodaku dengan senyumnya yang nakal. Aku tidak menjawab, hanya tertawa
ringan. "Tante Nita suka cerita tentang kamu lho…hmm.. bikin kita-kita penasaran deh,” Tante Anis menggoda lagi, kini tangannya pencubit perutku. "Aduh… sakit tante…,” kataku pura-pura kesakitan. Dewi yang tidak tahu arah pembicaraan kami tampak agak bingung. Tante Anis merapatkan badannya ke sampingku dan melingkarkan tangannya di pinggangku. "Dewi, kamu kenal dengan Nita teman aerobikku khan..? Doni ini dulu kos di tempat Nita dan semenjak itu si Nita bisa jadi betah banget di rumah kalau Doni lagi nggak kuliah, nggak tau ngapain aja dia dengan si Doni ini,” Tante Anis tertawa genit sambil melirikku. Dewi hanya tersenyum-senyum saja memandangku. "Ah… ati-ati Teh Anis.. Mahasiswa sekarang memang nakal-nakal.!" udara malam makin dingin, tapi suasana kami justru mulai menghangat. Aku merasa kegenitan Tante Anis sedang menantikan tanggapanku. Aku mulai memberanikan diri memegang dan meremas-remas pantat Tante Anis dengan
lembut. Jantungku berdegup-degup menanti reaksi Tante Anis … syukurlah dia diam saja dan membiarkan tanganku terus beraksi. Hanya aku dan Tante Anis yang tahu persis apa yang kami lakukan. Suasana kolam renang tidak begitu terang dan kami berendam sebatas leher sehingga apapun yang diperbuat tangan-tangan kami di bawah air tidak akan terlihat siapapun. Meskipun demikian Dewi kelihatannya mengerti apa yang terjadi, tapi dia pura-pura tidak tahu dan dengan sengaja berenang menjauhi kami. Melihat kegenitannya mendapat tanggapanku dan tidak ada lagi orang lain di dekat kami, Tante Anis semakin berani. Tangannya mulai dengan sengaja menyentuh penisku yang mulai menegang. Melihat aku tidak menolak perlakuannya Tante Anis mulai berani meremas-remas penisku sehingga membuatnya mengeras. Tante Anis tersenyum nakal.

"Oh, ini rupanya yang bikin Tante Nita lupa sama suaminya." Aku tidak mau ketinggalan,kuraba dan kuremas-remas kedua buah dada Tante Anis sehingga membuatnya memekik perlahan. Kami saling meraba dan berpandang-pandangan penuh nafsu. Perlahan-lahan kuarahkan tangan kananku ke selangkangan Tante Anis dan kurasakan gundukan yang lembut dan hangat di antara kedua pahanya. Mulut Tante Anis sedikit terbuka, nafasnya mulai terasa berat dan matanya mulai sayu, tampaknya dia mulai terangsang. "Ssstop Doni… jangan disini.. Kita ke hotel aja… mau?” kata Tante Anis setengah berbisik dengan nafas mulai berat menahan birahi. Aku mengangguk setuju. "Tapi Dewi gimana tante… masak ditinggal?" "Tenang aja, itu urusan tante.. Kamu naik dulu… tante mau bicara sama Dewi." Aku bergegas naik dan mengambil handuk serta sabun untuk mandi. Saat aku kembali kekolam renang tampak Dewi daN Tante Anis sudah duduk di kursi sambil mengenakan handuk. "Doni, keberatan nggak kalau Dewi ikutan acara kita?” tanya Tante Anis sambil mengedipkan sebelah mata kepadaku. "Terserah Dewi aja, Doni sih nggak keberatan tante…” kataku. "Iiih… emangnya acara apaan sih…? "tanya Dewi, entah dia cuma pura-pura atau memang tidak tahu aku tidak peduli, yang jelas malam ini aku akan menikmati tubuh Tante Anis yang sexy. Belum terbayang bagiku bagaimana kalau nanti Dewi ikut bergabung, aku belum pernah ML dengan lebih dari satu wanita sekaligus. Kutitipkan motorku di kantor Satpam, kebetulan karena sudah sering berenang di situ aku jadi kenal dengan mereka. Kami bertiga lalu meluncur pergi ke arah Lembang dengan mobil Tante Anis. Tidak berapa lama kemudian kami sampai di Lembang dan Tante Anis lalu mengajak kami untuk makan malam di sebuah rumah makan. Setelah selesai makan Tante Anis membeli beberapa kaleng bir,
softdrink dan makanan kecil, "Untuk bekal sampai pagi cukup enggak…” tanya Tante Anis sambil tersenyum nakal. Aku mengangguk setuju sementara Dewi masih pura-pura tidak tahu apa yang terjadi. Akhirnya kami meluncur ke sebuah hotel kecil yang cukup bagus di sekitar Lembang, lokasinya enak dan aman untuk berselingkuh karena mobil bisa langsung parkir di garasi yang tersedia di sebelah kamar. Mungkin hotel itu sejak semula sudah dirancang untuk tempat perselingkuhan, entahlah.. "Eh.. seperti yang aku bilang tadi…. kalau kalian mau ML aku nggak ikutan yaa… aku cuma nunggu kalian di mobil aja." "Aduh Dewi… kami nggak tega ninggalin kamu di mobil. Kita bakalan di sini sampai pagi lho, ikutan aja deh ke kamar. Kalau nggak mau ikutan kami ML juga nggak apa-apa, that ’s your choice honey… kamu bisa nunggu di ruang tamu sambil minum bir. Atau kalau perlu bisa kami pesankan “extra-bed”. Gimana..?” tanya Tante Anis. Dewi akhirnya mengangguk setuju. " OK aku di ruang tamunya aja,, tapi kalian jangan ribut ya….
Nanti aku nggak bisa tidur." Aku pikir Dewi ini cuma pura-pura saja tidak mau ikut ML, kalau dia benar-benar tidak mau ikutan kenapa dia tadi tidak minta diantar pulang saja. Itu jauh lebih baik dari pada tidur di mobil ataupun di kamar sementara kami asyik bercinta sampai pagi. Aku rasa Dewi ini sebenarnya mau tapi malu karena baru kenal denganku beberapa jam yang lalu, jadi kupikir bagus juga kalau aku sengaja memancing-mancing dan mengambil inisiatif supaya dia mau ikut. Setidaknya dengaa cara itu dia tidak harus merasa malu kalau “terpaksa” ikut bergabung. Hmm… kalau Dewi mau ikutan, ini bakal menjadi pengalaman pertamaku ML dengan dua wanita sekaligus. Kamar hotel yang dipesan Tante Anis cukup besar, sebenarnya hanya satu ruangan tapi antara tempat tidur dan ruang tamu dipisahkan oleh tirai pembatas. Dengan kondisi seperti itu apapun yang terjadi di tempat tidur pasti akan terdengar di ruang tamu. Dewi merebahkan dirinya di kursi sofa. "Selamat ML yaa… aku mau disini aja menikmati bir dan tidur nyenyak." Sampai di kamar Tante Anis mematikan lampu kamar dan hanya menyisakan lampu tidur yang nyalanya remang-remang saja sementara aku langsung merebahkan diri di tempat tidur. Tante Anis lalu mengikuti dan berbaring di sebelahku. Tanpa menunggu komando aku langsung memeluk dan mencumbu Tante Anis, bibir kami saling memagut dan lidah kami saling melilit penuh nafsu. Tangan-tangan kamipun mulai saling meraba dan meremas daerah sensitif masing-masing. Kuselipkan tanganku ke balik bajunya, oh … rupanya Tante Anis sudah tidak mengenakan BH lagi sehingga tanganku dengan mudah langsung meremas payudaranya. Sementara itu tangan Tante Anis dengan ganas berusaha masuk ke celana dalamku untuk meremas penisku yang sudah menegang sejak tadi. Setelah beberapa saat kami bergumul dan saling meremas dengan panas, aku mulai melepaskan t-shirt dan celans jeansku sementara Tante Anis juga mulai melepas pakaiannya satu per satu. Akhirnya kami berdua berbaring di atas tempat tidur tanpa sehelai busanapun. "Tante Anis… tante sexy sekali…" kataku memuji sambil meraba payudara dan putingnya. Sengaja aku berbicara tanpa berbisik supaya Dewi bisa ikut mendengar. "Ah… kamu bisa aja,” tampak wajah Tante Anis memerah, mungkin merasa bangga mendapat pujian dari anak muda. Tante Anis juga tampaknya mengerti maksudku sehingga diapun tidak berusaha mengecilkan suaranya. "Tante, Doni mau menikmati tubuh Tante Anis malam ini sepuas-puasnya … lampunya Doni nyalain aja yaa…" "Iihh… tante malu ah… khan udah nggak muda lagi…" "Tapi tante masih sexy banget lho… swear deh…. Doni betul-betul terangsang.." "Terserah Doni kalau gitu.. Emangnya Doni mau liat apa sih kok pake nyalain lampu segala…" "Doni mau menikmati tubuh Tante Anis yang sexy ini sampai puas, Doni mau menikmati buah dada tante yang indah, Doni mau menikmati seluruh bagian vagina tante yang tertutup bulu-bulu lebat itu, Doni mau liat klitoris tante, Doni pengen liat semua bagian dalam memek Tante. Boleh khan …?” kataku merayu sambil menyalakan lampu kamar. "Tentu boleh aja sayang…. Malam ini tante jadi milik kamu. Doni boleh liat apapun yang Doni mau, boleh pegang apapun.. Pokoknya boleh ngapain aja.. Sesuka kamu sayang….. Tapi sebaliknya Doni juga jadi milik tante malam ini yaa …. Sekarang tante mau pegang dan isep pisangnya Doni …gimana?” tanya Tante Anis sambil mendorongku ke tempat tidur. Mulailah Tante Anis menjilati dan mengulum penisku. Rupanya Tante Anis cukup ahli dalam ber-oral, diremasnya buah pelirku sementara penisku dimasukkan ke dalam mulutnya untuk dihisap. "Hmm dasar anak muda, kenisnya keras banget kalau berdiri … tante udah lama nggak ngerasain penis yang keras seperti ini. Tante nggak sabar pengen ngerasain ini di dalam punya tante ….” kata Tante Anis sambil terus menjilati kepala penisku. Dimasukkannya kembali penisku ke dalam mulutnya dan sesekali lidahnya menjilati lubang penisku, wow … rasanya membuat tubuhku bergetar menahan nikmat. "Oohh… tante… enak banget tante….mmhh… isep terus tante…,” aku sengaja mengekspresikan setiap rasa nikmat yang kurasakan dengan harapan supaya Dewi terpancing untuk ikut bergabung. Aku memutar posisiku sedikit supaya tanganku bisa meraba dan meremas payudara Tante Anis sementara dia tetap mengulum penisku. Dengan lembut kuremas payudaranya dan kupilin-pilin pentilnya. Ini membuat Tante Anis makin bernafsu dan bersemangat mengulum penisku. "Mmhh….mmhh…..” Tante Anis mulai mendesah-desah menahan nikmat. Seranganku kulanjutkan lagi, kali ini tanganku mulai mengarah ke vaginanya. Kurasakan bulu-bulu kemaluannya yang lebat agak basah oleh lendir yang licin. Jari tanganku mulai menyibak bulu bulu jembut memek Tante Anis dan masuk ke dalam belahan bibir vaginanya. Akhirnya dengan perlahan kumasukkan jari tengahku ke dalam lubangnya yang basah oleh lendir. Kugosok-gosokkan jariku dengan lembut ke dalam dinding-dinding vagina Tante Anis sementara ibu jariku mempermainkan klitorisnya sehingga Tante Anis menggelinjang keenakan. "Ah… Doni…. mhh…. masukin sekarang sayang… tante udah kepengen ngerasain penis Doni di dalam vagina tante, ” katanya sambil melepaskan penisku dari mulutnya. Tante Anis lalu merebahkan dirinya di tempat tidur sambil membuka kedua pahanya untuk mempersilahkan penisku masuk. Tapi aku tidak ingin langsung memainkan partai puncak, aku harus menyimpan tenaga karena bukan tidak mungkin akan ada partai tambahan dengan Dewi. "Sabar dulu ya tante… Doni pengen banget jilat vagina tante …Doni nggak tahan liat agina tante terbuka seperti itu.. Boleh….?” “Terserah Doni sayaang…. tante udah kepengen banget sampai puncak….” Pantat tante Anis kuganjal dengan bantal sehingga aku tidak perlu terlalu membungkuk untuk menikmati vaginanya. Perlahan kubuka bibir vaginanya yang sedikit menggelambir dengan kedua jempolku, terlihat bagian dalam vagina Tante Anis begitu merah dan merangsang. Lubangnya masih terlihat lumayan sempit meskipun sudah punya dua anak, sementara klitorisnya tampak menyembul bulat di bagian atas bibir vaginanya. Tidak tahan melihat pemandangan yang begitu membangkitkan birahi akhirnya aku membenamkan lidahku ke dalam liang vaginanya. Dengan penuh nafsu kujilati seluruh bagian vagina Tante Anis, mulai dari itil bibir vagina, hingga lubang vaginanya tidak luput dari sapuan lidahku yang ganas. Tante Anis meremas rambutku dan terus mendesah menahan nikmat. "Oohh… oohh… mmhh… Doni… mmhh… adduhh….” Suara Tante Anis makin membuatku bersemangat, aku terus menjilati seluruh bagian vaginanya seperti seorang bocah sedang menikmati es krim coklat yang begitu nikmat. Jari-jariku mulai ikut ambil bagian untuk masuk ke dalam liang vagina Tante Anis, sementara itu bibirku mengulum klitorisnya dan lidahku terus menjilati serta mempermainkannya dengan penuh nafsu. "Aaahh… Donii… tante nggak tahan Don…. adduuh…" desahannya makin tak terkendali dan tangannya mulai meremas rambutku dengan keras sementara itu otot-otot kedua kakinya mulai menegang. Tampaknya tidak berapa lama lagi Tante Anis akan mengalami orgasme. Sementara itu samar-samar kulihat bayangan di ruang tamu mulai bergerak, ah … rupanya Dewi mulai terpancing untuk melihat apa yang kami lakukan di atas tempat tidur. "Doni… Doni… mmhh… tante nggak tahan lagi… tante udah mau keluar…. mmhh…. ahh.. Aahh…,” akhirnya seluruh tubuh Tante Anis menegang selama beberapa saat dan kemudian terkulai lemas. Kulitnya yang putih tampak berubah agak memerah, Tante Anis mengalami orgasmenya yang pertama malam itu. Dia tergolek lemas dengan mata terpejam dan mulut terbuka sementara itu vaginanya yang merah seperti daging mentah tampak masih berdenyut-denyut mengeluarkan sisa-sisa kenikmatan. Tante Anis perlahan-lahan mulai pulih kesadarannya setelah beberapa saat terbuai oleh kenikmatan orgasme. "Doni… enak sekali orgasmenya… mmhh… tante sampe lemes…. rasanya belum apa-apa tulang-tulang tante rontok semua …." Aku hanya tersenyum. “Gimana tante… udah siap lagi….," tanyaku menggoda. "Bentar lagi ya Don… badan tante masih lemes…. dan lagi rasa enaknya masih belum hilang…." sementara itu kulihat Dewi sudah berdiri di samping tirai pembatas ruangan, ikut menikmati apa yang kami lakukan. "Dewi, kalau mau gabung kesini aja… nggak apa-apa kok,” kataku memancing-mancing. "Iih… enggak ah, aku cuma pengen ngeliat kalian ML aja kok, soalnya suaranya seru banget sih … sampe Dewi nggak bisa tidur." "Iya Dewi… sini aja lah…, ngapain kamu berdiri di situ… duduk aja di dekat tempat tidur biar bisa liat lebih jelas kalau emang mau liat kita ML, ” Tante Anis ikut menimpali. Dewi kelihatan masih malu-malu, aku lalu berdiri menghampirinya dan menariknya ke sisi tempat tidur. "Tapi kalian nggak apa-apa kalau Dewi ikutan ngeliat di sini…?" tanyanya sambil duduk di kursi. "Ah nggak apa-apa Wi, malah kami lebih senang lagi kalau kamu juga mau ikutan ML dengan kami, iya khan Don… ikutan ajalah sekalian, aku nggak akan bilang sama suamimu asal kamu juga nggak cerita ke suamiku, ” kata Tante Anis sambil melirikku dan aku mengangguk mengiyakan. Wajah Dewi tampak merah, “Ah.. Dewi cuma mau liat kalian aja dulu….” Betul dugaanku, sebenarnya Dewi mau ikut bergabung hanya saja ia masih malu-malu. Yang dibutuhkannya cuma sebuah alasan yang pas. Sementara itu Tante Anis tampaknya sudah pulih sepenuhnya, tangannya mulai meraih penisku dan menuntunnya ke arah liang hangat di selangkangannya. "Ayo sayang… kita lanjutin lagi… sekarang punya kamu harus dimasukkin ke sini ya …tante dari tadi pengen ngerasain punya kamu …” Aku hanya tersenyum, sementara itu aku mulai menjilati payudara Tante Anis dan mempermainkan putingnya diantara kedua bibirku. Tubuh Tante Anis mulai menggeliat-geliat kembali. "Ah… Doni… tante jadi konak lagi… punya kamu masukin ya… sekarang sayang… sekarang... Tante udah kepengen banget ngerasain penismu yang keras ini …” Tante Anis terus merengek-rengek meminta aku memasukkan penis ke memeknya sementara itu tangannya terus meremas-remas penisku sehingga membuatnya makin mengeras. Akhirnya perlahan-lahan kubuka paha Tante Anis sehingga bibir memeknya membelah dan menampakkan liangnya yang bisa mengundang nafsu birahi setiap lelaki. Dengan perlahan-lahan kutuntun penisku menuju lubang memek Tante Anis yang sudah siap menanti sejak tadi, dan … blesss.. dengan sekali sentakan ringan kontolku masuk ke dalam vaginanya. “Aahh…” teriak Tante Anis sambil menaikkan pinggulnya untuk menyambut kontolku. Rupanya Tante Anis sudah sangat terangsang dan bernafsu sehingga sekalipun dia berada di posisi bawah justru jia yang lebih aktif menggerak-gerakkan pinggulnya. Aku tidak mau kalah ganas dengan tante berumur 40-an ini, kugerakkan pinggulku turun naik dengan sentakan-sentakan yang kuat sehingga penisku terasa masuk ke dalam dengan mantap. "Aduhh.. Doni… penismu sampai ke ujung… enak banget….mmhh… terus sayang.. Tusuk yang kuat sayang… tante suka…. mmhh… mmhh…. mmhh.. Mmhh …mmhh ..” Tante Anis terus mendesah berulang-ulang seirama dengan tusukan kontolku. Suara kecipak beradunya penisku dengan memek Tante Anis dan suara derit ranjang yang bergoyang menyertai desah persetubuhan kami yang ganas. Aku rasa dengan cara seperti ini Tante Anis tidak akan bertahan lama. Beberapa saat kemudian Tante Anis minta ganti posisi, dia ingin berada di atas. Akhirnya aka berbaring pasrah sementara Tante Anis memposisikan dirinya berjongkok di atasku. Tangannya meraih penisku dan membimbingnya menuju liang vaginanya yang basah kuyup oleh lendirnya sendiri. Begitu penisku masuk, Tante Anis lalu mulai menggerak-gerakkan pinggulnya dengan ganas. Gerakannnya makin lama makin cepat dan desahannya makin keras, “Mhh… mmhh.. mmhh…" Aku belum pernah merasakan goyangan pinggul seorang wanita seganas Tante Anis. Saking keras dan semangatnya goyangan Tante Anis, beberapa kali penisku sempat terlepas dari cengkeraman vaginanya tapi Tante Anis dengan sigap memasukkan kembali. Dan akhirnya tidak sampai tiga menit Tante Anis di posisi atas iapun mulai mengalami orgasme yang kedua kali… "Aduh… tante mau keluar lagi sayang… aduuh… mmhh mhh… mmhh… aahh!” Tante Anis menjerit keras berbarengan dengan orgasmenya yang kedua. Kedua tangannya mencengkeram erat dadaku dan kepalanya mendongak ke atas sementara itu vaginanya menelan habis penisku sampai aku bisa merasakan ujungnya.Baru kali ini kurasakan orgasme seorang wanita yang begitu ganas dan intens. Seganas-ganasnya Tante Nita, rasanya masih kalah ganas dibandingkan Tante Anis. Tidak berapa lama kemudian Tante Anis terkulai lemas di dadaku. Aku melirik ke arah Dewi, kulihat dia mulai terangsang hebat melihat “live-show” di depan matanya.. Duduknya serba gelisah dan tangannya meremas-remas ujung bajunya. Aku sendiri sebenarnya belum orgasme, tapi rasanya juga tidak lama lagi. Permainan liar Tante Anis mau tidak mau membuatku makin dekat menuju puncak orgasme juga. Kalau aku sekarang mengajak Dewi untuk ML pasti aku tidak akan sanggup pertahan lama, jadi kuputuskan untuk menyelesaikan ronde pertamaku dengan Tante Anis saja. Setelah Tante Anis mulai pulih dari orgasmenya, aku balikkan tubuhnya sehingga dia kembali dalam posisi terlentang. Tanpa basa-basi langsung aku menancapkan penisku ke dalam vaginanya. "Doni… tante masih lemes.. Ssabar sayang…. sebentar lagi.. Mmmmhh… mmhh…” Tante Anis mencoba mendorongku. Tapi tenaganya tidak cukup kuat, lagi pula hanya berselang beberapa detik kemudian tampaknya Tante Anis sudah mulai terangsang lagi. Apalagi setelah telinga dan lehernya kujilati dengan lidahku. Maklum kaum wanita dalam hal persetubuhan sebenarnya jauh lebih hebat dari pria, mereka bisa mengalami orgasme berkali-kali dalam waktu yang singkat kalau mendapatkan rangsangan yang tepat. Aku terus menusukkan penisku berulang-ulang ke dalam vagina Tante Anis. "Doni… kamu nakal sekali.. Mmmmhh… mmhh …. dasar anak muda….. mmhh… adduuhhh ssssaaayang… nanti tante bisa keluar lagi…. mmhh… Doni… aduuhh.. Mmmmhh… tante jadi konak lagi.. Aaaahh… kamu ganas sekali…." kurasakan pinggul Tante Anis yang semula diam pasrah kini mulai mengikuti gerakan pinggulku. Setiap kali aku menusukkan penisku, pinggul Tante Anis menyentak ke atas sehingga penisku masuk semakin dalam. Gerakannya yang kembali ganas membuat petahananku hampir jebol. Perlahan-lahan kuatur posisiku agar bisa menusukkan penis sedalam-dalamnya. "Tante… udah mau keluar belum…..?" "Mmhh… iya sayang…. tante udah mau keluar lagi…. mmhh.. Mmhh…" "Sekarang kita barengan ya.. Doni juga udah mau keluar…" "Hmmhh……. keluarin aja sayang… keluarin semuanya di dalam…. tante siap menampung…. tante udah nggak tahan sayaang.. … tusuk tante yang kuat……. mmhh…. uuh.. Rasanya penis kamu makin besar ….. dorong yang kuat sayang….. iya… seperti itu sayang… iya… masukin yang dalam…mmhh… adduuh… tante keluar lagi…. aahh…aagh….!" "Tante… mmhh… aduuh… Doni udah nggak tahan lagii….. aahh.. ahh..aagghh…!!” Akhirnya sebuah semburan sperma yang dahsyat ke dalam vagina Tante Anis menyertai kenikmatan orgasmeku. Sementara itu tubuh Tante Anis juga kembali menegang dan berkedut-kedut menahan nikmat orgasmenya yang ketiga malam itu. Tidak lama kemudian tubuh kami saling berpelukan dengan lemas, kami tidak bergerak ataupun berkata-kata untuk beberapa saat karena rasa nikmat orgasme yang bersamaan tadi seolah meluluhkan semua kekuatan dan keinginan kami selama beberapa saat. Aku dan Tante Anis hanya ingin diam berpelukkan dan saling menikmati hangatnya tubuh masing-masing, sementara penisku yang terasa makin melemah masih tertancap didalam vagina Tante Anis…. Tidak berapa lama kemudian aku membaringkan tubuhku di samping Tante Anis. Penisku tergolek lemah kelelahan, basah kuyup oleh campuran lendir vagina Tante Anis dan spermaku sendiri. Sementara itu dari celah vagina Tante Anis lelehan sisa spermaku yang berwarna putih kental tampak mengalir keluar bercampur dengan lendir Tante Anis. Aku yakin spermaku banyak sekali yang masuk ke vaginanya karena sudah hampir dua minggu aku belum mengeluarkannya. Tante Anis memiringkan badannya dan mengelus-elus penisku. "Gila kamu Doni….. belum-belum tante udah keluar tiga kali.. Kayaknya tante nggak bakalan kuat nih kalau ML sampai pagi.." "Ah nggak apa-apa tante… khan ada Dewi, dia bisa gantiin tante kalau tante udah capek … iya nggak,” kami tertawa cekikikan melirik Dewi yang dari tadi tampak duduk gelisah menahan gejolak nafsu. " Iya Dewi, ayo kamu ikutan sini dong… bantuin aku ngerjain Doni… aku nggak bakalan kuat kalau sendiri,” kata Tante Anis ikut memanaskan suasana.. "Ah… kayaknya aku nggak perlu bantuin Teh Anis…, tuh liat… Doni punya udah lemes.. Kelihatannya dia juga udah bakal nggak kuat lagi main dengan Dewi ….,” kata Dewi yang mulai menanggapi ajakan kami dengan setengah menantang.
"Tapi kalau punyaku bisa berdiri lagi Dewi mau ikutan nggak…?" pancingku. "Boleh aja… tapi buktiin dong kalau Doni punya masih sanggup berdiri lagi seperti tadi, ” kata Dewi. Tampaknya Dewi sudah mendapatkan alasan yang pas untuk ikut bergabung. "Ok… aku akan buktikan kalau sebentar lagi punyaku akan bangun dan keras seperti tadi tapi syaratnya harus Dewi yang bangunin yaa …” kataku tersenyum. "Iya… tapi dibersihin dulu dong.. Dewi nggak mau bekas Teh Anis … he… he.. he…” Aku lalu bangkit ke kamar mandi untuk membersihkan penisku dari sisa-sisa cairan hasil persetubuhan dengan Tante Anis. Saat keluar dari kamar mandi tampak Dewi sudah duduk di tepi tempat tidur. Sementara itu Tante Anis gantian duduk tanpa busana di kursi sambil menenggak sekaleng bir hitam dan menghisap rokok.
“ Ayo sini anak muda…. kita buktikan apa kamu masih sanggup bertempur lagi …” kata Dewi sambil tersenyum nakal. Setelah mendapat alasan yang pas, Dewi yang sebelumnya tampak malu-malu mulai menampakkan nafsu sex yang tidak kalah dengan Tante Anis. Aku lalu membaringkan tubuhku di tempat tidur. Tanpa banyak basa-basi lagi Dewi langsung mengelus-elus penisku yang masih terkulai lemas akibat kelelahan setelah bertempur hebat dengan Tante Anis. Diremas-remasnya biji pelerku dan kemudian Dewi mulai menjilat-jilat batang penisku. Aku mulai merasakan kenikmatan lidah Dewi dan remasan lembut tangannya, akibatnya penisku perlahan-lahan mulai menunjukkan tanda kehidupan. Dewi mulai memasukkan penisku ke dalam mulutnya, dikulumnya kepala penisku dan dikocok-kocoknya batang penisku dengan tangannya. Tentu saja tidak berapa lama kemudian penisku mengeras kembali. Merasakan penisku kembali membesar dan mengeras, Dewi semakin bernafsu menghisap dan menjilatinya. Perlahan-lahan kulepaskan mulutnya dari penisku. "Nah, sudah terbukti bisa bangun lagi khan… sekarang giliran Dewi memenuhi janji untuk ikut bergabung.. Gimana?” Dewi cuma tersenyum sambil dengan sukarela melepaskan pakaiannya satu persatu dan berbaring di sisiku. Karena sejak awal aku sudah tertarik dengan payudara Dewi yang montok seperti punya pamela Anderson, aku langsung meremas payudaranya dengan lembut dan mempermainkan putingnya dengan lidahku. Dewi yang sebenarnya dari tadi sudah terangsang mulai mendesah-desah keenakan. Berbeda dengan Tante Anis, meskipun sudah 3 tahun menikah Dewi belum memiliki anak jadi puting susunya masih mungil dan berwarna terang seperti puting susu gadis perawan. Setelah puas menjilati dan meremas buah dadanya, aku mulai menjelajahi bagian bawah. Perlahan-lahan kujilati bagian perut Dewi dan kemudian akhirnya sampai ke daerah "Segitiga Bermuda”. Bulu kemaluan Dewi tidak selebat tante Anis sehingga belahan vaginanya sudah tampak jelas tanpa harus menyibakkan bulu-bulunya. Setelah puas menjilati daerah lipatan paha dan daerah bagian atas bulu vagina Dewi, aku membuka bibir vaginanya dan terlihatlah liang vagina yang berwarna merah muda dan sangat indah. Ingin rasanya segera membenamkan penisku ke dalamnya. Mungkin karena belum memiliki anak, kedua bibir vaginanya masih tampak kencang dan tidak menggelambir seperti punya Tante Anis. Secara refleks jari-jari tanganku langsung masuk menggerayangi lubang vaginanya dan membuatnya melenguh keras, “Oohh……." langsung lidahku menjilati bibir vagina dan klitorisnya dengan lembut. Setiap kali lidahku menjilati klitorisnya, pinggul dewi bergerak maju seolah tidak menginginkan lidahku terlepas dari klitorisnya. Setelah kurasa cukup, akhirnya kulepaskan lidahku dari bagian vaginanya dan aku mulai membuka kedua pahanya. Aku benar-benar sudah tidak sabar ingin segera serasakan kenikmatan vagina seorang Dewi. Dengan lembut kubelai lembut rambutnya, dari matanya kulihat Dewipun sudah tidak sabar ingin menerima penisku. Tapi dia bukan Tante Anis yang secara espresif dan terang-terangan mengumbar nafsunya dengan ganas. Dewi hanya menatapku penuh harap sambil nafasnya berdesah-desah tak teratur. Kuposisikan diriku diantara kedua pahanya, lalu perlahan-lahan kubuka bibir vaginanya dan kuarahkan penisku ke liang vagina yang tampak masih sempit. Kuletakkan kepala penisku tepat di depan lubang vaginanya. Lalu dengan lembut tapi pasti kugerakkan pinggulku ke depan sehingga penisku masuk ke dalam vaginanya. Gila ….nih cewek… vaginanya masih sempit sekali, benar-benar seperti seorang perawan. Untung saja Dewi sudah cukup terangsang sehingga penisku tidak begitu kesulitan menembus liang vaginanya yang sempit dan basah. Dewi tampak menggigit bibir bawahnya dan tangannya meremas pinggangku. Aku sempat berpikir mungkin Dewi merasa kesakitan akibat perbuatanku, gerakanku kuhentikan sejenak. "Sakit sayang…?” tanyaku. Dewi menggeleng perlahan. "Enak sayang….?” kataku lagi. Dewi hanya mengangguk sambil tersenyum. Sedikit demi sedikit kupercepat gerakanku, vagina Dewi terasa makin basah dan gerakan penisku terasa mulai lancar. Setelah merasakan persetubuhan yang ganas dengan Tante Anis, persetubuhan dengan Dewi terasa begitu lembut dan indah. Kontras sekali bedanya, namun kedua-duanya sama-sama memiliki kenikmatannya yang khas sehingga sulit untuk mengatakan mana yang lebih enak. Kubelai rambut Dewi dan kucumbu bibirnya dengan hangat, kami sungguh menikmati persetubuhan yang indah ini. Sesekali aku melepaskan diri dan meminta Dewi untuk bergantian di posisi atas. Diapun melakukannya dengan lembut namun penuh energi, digerak-gerakkannya pinggulnya maju mundur dengan berirama dan penuh tenaga sementara aku meremas-remas buah dadanya yang indah. Aku rasakan dinding-dinding vaginanya begitu kuat mencengkeram penisku sehingga membuatku makin terangsang. Sementara itu gerakan pinggul Dewi makin cepat dan desahannya makin kuat serta tidak beraturan. Dewi mulai sulit mengontrol gerakannya sendiri.. "Oohh… mmhh….mmhh… uuhh.." tampaknya Dewi mulai dekat menuju orgasme. "Ahh… Doni… mmhh… Dewi di bawah aja ya… Dewi takut keluar duluan….." "Nggak apa-apa sayang, keluarin aja…" "Enggak ah… Dewi mau keluar barengan sama Doni….” Akhirnya Dewi kembali berbaring disebelahku. Aku langsung mengambil posisi diantara selangkangan Dewi dan kembali membenamkan penisku ke dalam vaginanya. Di posisi ina tampaknya Dewi lebih bisa mengatur nafsunya sehingga desahannya kembali teratur seirama dorongan penisku. Kami kembali bercumbu dengan hangat sambil tanganku meremas-remas buah dadanya dan pinggulku turun-naik sehingga kedua tubuh kamipun mulai dibasahi oleh peluh. Sekarang giliranku mulai merasakan dorongan kenikmatan orgasme mulai menjalari seluruh tubuhku. Rasanya tidak lama lagi pertahananku akan bobol. Gerakanku makin kuat dan Dewi juga merasakannya sehingga diapun mulai agak mengganas. Aku mulai melepaskan bibirku dari bibirnya dan mulai mengatur posisi agar bisa menancapkan penisku dengan maksimal ke dalam vagina Dewi. Rasanya tidak lama lagi kami berdua akan sampai ke puncak kenikmatan.. "Dewi… aku udah mau keluar sayaang…. mmh…. sshh… sshh.. Mmhh…” aku mencoba sekuat tenaga mengontrol orgasmeku agar bisa bertahan sedikit lagi. "Dewi juga mau keluar sayang.. Adduhh… kontol kamu tambah besar… Dewi nggak tahan lagi.. Mmhh… aaah……mmhh.." gerakan kami berdua makin cepat dan makin ganas, akhirnya.. "Aahh…. Donii….. mmhh…. aahh.. Dewi nggak tahan lagi sayang.. Aahh… aahh…!" "Dewiii…. aduuh….. Doni keluaar………… aahh…!” Tubuh kami menggelinjang dan bergetar hebat dalam sebuah orgasme bersama yang indah, akhirnya kami berpelukan lemas. Setelah beberapa saat kami berpelukan, aku kembali mencumbu Dewi dengan lembut. Kemudian aku merebahkan diriku di sampingnya, kami diam dan saling berpandangan. "Wow… keren…. hebat….” tiba-tiba kudengar Tante Anis bertepuk tangan memberi "applaus” untuk persetubuhan kami yang cukup lama dan menggairahkan. Kami berdua cuma tersenyum saja, sudah terlalu lelah untuk berkomentar. Mungkin lebih dari setengah jam aku dan Dewi saling bergumul sebelum akhirnya kami tenggelam dalam kenikmatan orgasme. Tampak Dewi tergolek kelelahan disampingku, dia hanya sebentar menoleh tersenyum penuh arti ke Tante Anis lalu kembali memejamkan matanya. Sementara itu sisa-sisa spermaku tampak mulai menetes dari celah vagina Dewi meskipun tidak sebanyak Tante Anis. Akupun hanya bisa terbaring lemas, penisku tampak tak berdaya. Tiba-tiba aku merasa sangat haus dan lapar. Aku bangkit lalu mengambil sekaleng bir dan menyantap sebungkus roti untuk mengembalikan tenagaku yang nyaris terkuras habis oleh dua wanita bersuami ini. "Nanti kalau sudah siap, giliran Tante lagi ya… melihat kalian ML Tante jadi kepengen lagi lho… loni masih kuat khan…?" "Ok tante,…. Doni masih kuat jok… liat nih… sebentar juga bangun lagi…” kataku menanggapi tantangan Tante Anis. Kutunjukkan pada Tante Anis penisku yang perlahan-lahan mulai agak membesar. Melihat aku mulai segar lagi Tante Anis merebahkan aku ketempat tidur di samping Dewi yang masih tergolek kelelahan. Tanpa merasa perlu membersihkan penisku dari sisa-sisa persetubuhanku dengan Dewi, Tante Anis langsung mengulum dan mengkocok-kocok penisku hingga perlahan-lahan kembali mengeras dengan sempurna. Begitu melihat penisku kembali berdiri sempurna langsung Tante Anis mengambil posisi jongkok dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Seperti sebelumnya, dengan ganas Tante Anis menggerak-gerakkan pinggulnya sambil mulutnya terus berdesah-desah merasakan nikmat. Dewi yang terbaring disampingku lalu membuka mata dan menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan kami, "Ah.. keterlaluan deh Teh Anis ini, si Doni belum sempat istirahat udah diembat lagi …. nggak kasian sama anak orang…” Tante Anis cuma tertawa kecil dan meneruskan goyangan mautnya. Tak berapa lama kemudian Tante Anis melepaskan penisku dari memeknya dan meminta aku untuk berganti posisi, dia ingin ditusuk dari arah belakang. "Doni… tante kepengen kamu masukin dari belakang ya…?" Tante Anis lalu mengambil posisi menungging di sebelah Dewi sambil tangannya meraba-raba payudara Dewi sambil sesekali lidahnya menjilati putingnya. Sementara itu aku langsung memasukkan penisku lagi kedalam memek Tante Anis yang sudah merah merekah dari belakang. Merasakan apa yang dilakukan Tante Anis pada mulanya Dewi tampak risih, mungkin dia belum pernah dengan sesama wanita, tapi lama kelamaan dia membiarkan Tante Anis melakukan aksinya bahkan tampaknya Dewi mulai menikmati ulah tangan dan lidah tante Anis. Aku juga tidak tinggal diam, sambil penisku keluar masuk di memek yang indah milik Tante Anis tanganku mulai meraba meki Dewi sehingga membuatnya makin terangsang. Kemudian Dewi membuka kedua pahanya lebih lebar agar jari-jari tanganku lebih leluasa masuk ke dalam memeknya. Sementara itu pinggul Tante Anis mulai bergerak tak teratur dan desahannya makin keras. "Aaah… mmhh… mmhh… mmhh….” Aku tahu sebentar lagi Tante Anis akan mencapai orgasmenya yang keempat. Kupercepat gerakanku dan Tante Anispun makin tak terkontrol. "Donii…. aahh…. tusuk yang kuat sayaang…. iya… yang kuat sayang… teruss… teruss… tusuk yang dalam…. tusuk sampai ujung sayang… aahh… tante keluar lagii……… aaghh…” Tante Anis mengejang keras dan menyentakkan pantatnya kearahku sehingga penisku masuk makin dalam. Kutarik paha Tante Anis ke arahku dengan maksud supaya dia makin merasakan kenikmatan orgasmenya. Setelah beberapa saat akhirnya Tante Anis terkulai lemas dan kontolkupun terlepas dari memeknya. Melihat kontolku yang besar masih berdiri tegang, Dewi langsung mengerti apa yang harus dilakukannya. Dia mengambil alih posisi Tante Anis dengan menungging di depanku. Dengan perlahan kubuka belahan memek Dewi dan kumasukkan penisku kedalamnya. Dewipun mendesah menahan nikmat saat penisku meluncur ke dalam vaginanya yang hangat dan basah. Sementara penisku di dalam vaginanya, kedua tanganku mulai meraba-raba buah dadanya yang indah. Dewi tampak sangat menikmatinya sehingga pinggulnya mulai bergerak-gerak. Setelah beberapa menit berlalu, Dewi tampak mulai kelelahan dengan posisi “doggy-style”. Dewi memintaku untuk melepaskan penis dan diapun kembali menelentangkan dirinya pasrah dengan kedua pahanya terbuka lebar-lebar seolah mengundangku untuk segera membenamkan kontolku kembali. Dan akupun menanggapi undangannya dengan senang hati. Tanpa banyak basa-basi langsung kumasukkan penisku ke dalam liang vagina Dewi yang belum sempat dibersihkan dari lendir sisa-sisa persetubuhan kami sebelumnya. Dewi sendiri sekarang sudah mulai berani mengungkapkan gejolak nafsunya terang-terangan, dia mulai berani menggerakkan pinggulnya dengan ganas dan mendesah-desah dengan kuat. Rasanya Dewi yang sekarang tidak kalah ganas dengan Tante Anis. Ini sungguh kejutan bagiku, aku tidak siap menghadapi keganasan Dewi yang nyaris tiba-tiba. Hal itu membuat aku nyaris kehilangan kontrol dan hampir mencapai orgasme. Tapi aku tidak ingin mengalaminya sendiri, aku ingin Dewi juga bisa merasakannya padahal saat itu kurasakan kondisi Dewi masih stabil dan belum mendekati orgasme. Sekuat tenaga aku berusaha mengontrol nafasku untuk menghambat datangnya orgasme. Tapi rasanya tidak banyak membantu, goyangan Dewi yang ganas membuat orgasmeku terasa makin mendekat. Akhirnya kuputuskan untuk meremas buah dada dan mempermainkan klitorisnya supaya Dewi juga cepat terangsang. Ternyata cara ini efektif, dalam waktu singkat gerakan pinggul Dewi menjadi makin kuat dan mulai tidak beraturan, desahan dan lenguhannya juga semakin keras. Aku tahu Dewi juga sudah kehilangan kontrol dan mulai mendekati puncak orgasme… "Dewi sudah mau keluar ya…….?" tanyaku. "Hhmm… iya sayang… adduhh.. Sebentar lagi Dewi keluar… barengan ya sayang….sepertinya kontol Doni juga udah makin besar … mmhh… enak banget…. Memek Dewi terasa penuh… mmhh…. aahh….. entot aku honey…. Lebih keras lagii… aahh… ahh….” Begitu kurasakan Dewi hampir mencapai orgasme langsung kupercepat gerakanku, kulepaskan tanganku dari klitoris dan buah dadanya sambil mencari posisi yang nyaman untuk melakukan tusukan akhir yang dalam dan nikmat. Dan akhirnya.. "Dewi…. aku nggak tahan lagi.. Keluarin bareng sekarang yukk ……" "Iya sayang…. Dewi juga… aahh… adduhh…. tusuk yang kuat sayang… fuck me…… yess aahh…uuhh… Dewi keluar lagi….aahh…… aagh…!!" "Oohh…. Dewi…. mmhh Doni juga keluaarr…… aagh…!” Akhirnya kami kembali orgasme bersamaan. Orgasme kali ini sungguh-sungguh menguras energiku, aku tidak tahu apakah aku masih sanggup kalau Tante Anis minta lagi. Tapi kulihat Tante Anis juga sudah kelelahan setelah empat kali orgasme hebat yang dialaminya sehingga kami akhirnya memutuskan untuk beristirahat saja. Kami bertiga tidur saling bepelukan tanpa busana dan hanya ditutupi selimut. Pagi itu aku terbangun, sayup-sayup kudengar suara adzan subuh. Tapi aku merasakan ada sesuatu yang aneh. Ah … ternyata Tante Anis sudah bangun lebih dulu dan dia sedang asyik mengulum penisku. "Aduh… tante… pagi-pagi udah sarapan pisang…” kataku sambil tertawa. "Hmm.. sorry ya Don,… tante tadi bangun duluan terus tante nggak tahan liat penis kamu. Tante langsung ngebayangin kayaknya enak banget kalau subuh-subuh gini ML lagi dengan Doni … nggak apa-apa khan…?" kulihat penisku sudah berdirI tegak akibat ulah Tante Anis. Tampaknya Tante Anis sudah sangat bernafsu, nafasnya memburu tak teratur dan pandangan matanya menunjukkan dirinya sedang berada pada puncak birahinya. Sementara itu Dewi tampak masih tergeletak pulas disampingku. "Doni sayang… tante pengen ngerasain penis kamu lagi yaa… soalnya sebentar lagi khan kita pisah … jadi sekarang tante pengen ML lagi dengan Doni.. Mau khan…?" "Masukin aja tante… Doni juga suka ML dengan tante ….pokoknya hari ini Doni mau ML sampai kita bener-bener udah nggak kuat lagi …. tante mau khan?" "Hm…. dengan senang hati sayang….. ssttt… jangan keras-keras nanti si Dewi bangun. Kasihan dia masih kecapaian semalam gara-gara ML dengan kamu. ” Ah… kali ini aku akan memberikan sesuatu yang lain untuk Tante Anis. Aku akan membuatnya mengalami orgasme berkali-kali tanpa sempat istirahat. Aku rasa ini tidak terlau sulit karena tampaknya Tante Anis tipe wanita yang sangat sensitif dan mudah mengalami orgasme. Lagi pula karena semalam aku sudah tiga kali orgasme, aku yakin bisa bertahan lebih lama lagi sekarang. Kubiarkan Tante Anis menaiki diriku dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Seperti biasa dia mulai menaik-turunkan pinggulnya sehingga penisku meluncur keluar-masuk memeknya. Dengan sengaja kusentakkan pinggulku untuk menandingi gerakannya sehingga membuatnya makin terangsang. Benar saja tidak sampai lima menit Tante Anis mulai kehilangan kontrol dan melenguh kuat, ia mengalami orgasmenya yang kelima. "Aahh… Doni…. tante keluar… mmhh… adduuhh… aahh… aahh. aghh…!" aku tidak memberi Tante Anis kesempatan beristirahat. Setelah tubuhnya melemas aku langsung membaringkan Tante Anis dan membuka pahanya, tanpa basa-basi aku langsung menancapkan penisku ke dalam vaginanya. Dan kali ini aku menusukkan kontolku dengan kuat dan cepat. Benar saja, Tante Anis tampak kaget dan tidak siap dengan serangan tiba-tiba ini. Tidak sampai tiga menit kemudian tubuhnya mulai bergetar hebat. "Adduhh… Doni… tante jadi pengen keluar lagi…. aahh.. ahh… aahh…” Kurasakan badan Tante Anis mengejang dan kemudian lemas, ini orgasmenya yang keenam. Sementara itu penisku masih keras dan besar di dalam vaginanya. Tanpa memberinya kesempatan istirahat aku kembali menggerak-gerakkan penisku dengan kuat dan ganas. Tante Anis yang belum sempat istirahat untuk memulihkan tenaganya, kembali tergetar oleh rangsangan orgasme yang ketujuh. "Donni….. kamu nakal…. nanti tante bisa keluar lagi… aduuhh. Mhh… aahh… mmhh…. Doni…. Tante mau keluar lagii…. Aduuhh… aahh….. dorong yang teras sayang… iya… tusuk yang dalam sayang… iya gitu… terus.. Terus…. jangan berhenti… aahh.. ahh… enak sekali sayang.. mhh… tante keluar lagiii.. ahh” Kembali aku tidak memberinya kesempatan istirahat, kali ini kuangkat kedua kakinya dan pantatnya kuganjal dengan bantal sehingga penisku masuk semakin dalam hingga menyentuh ujung vaginanya. Kutusukkan penisku ke dalam memek Tante Anis berulang-ulang dengan cepat dan kuat. Hanya berselang satu atau dua menit dari orgasme sebelumnya kembali tubuh Tante Anis bergetar hebat untuk mengalami orgasmenya yang ke delapan. "Aahh… Donnii…. uughh… masukin yang dalam sayang… masukin sampai ujung…. aahh… enak banget….. aaahh… gimana nih…. tante bisa keluar lagi… mmhh…. aahh… aduuhh… tante keluar lagi sayang… aahh.. ahh…..” kali ini tubuhnya menggelinjang cukup lama, pinggulnya berkedut-kedut tidak beraturan, matanya terpejam rapat-rapat dan giginya terkatup menahan kenikmatan yang luar biasa …. Begitu selesai orgasme yang ke delapan, kembali aku meneruskan tusukan penisku. Kali ini tante Anis sudah mulai merasa tidak kuat lagi, matanya memelas memintaku untuk berhenti. "Udah dong sayang… tante capek banget…. memek tante mulai perih sayang jangan cepet-cepet dong … sakit… udah sayang… tante istirahat dulu. Sebentar aja… nanti kita lanjutin lagi… kasih kesempatan tante istirahat dulu sayang…” katanya sambil mencoba menahanku. Tapi aku tidak peduli, memang gerakanku kuperlambat supaya Tante Anis tidak merasa sakit tapi aku tetap menusukkan penisku ke dalam vaginanya. Aku sendiri sekarang mulai terangsang berat melihat pandangan sayu tanpa daya seorang wanita yang haus kenikmatan seperti Tante Anis. Setelah beberapa saat tampaknya Tante Anis mulai kehilangan rasa sakitnya dan berubah menjadi rasa nikmat kembali, dia mulai menggerak-gerakkan pinggulnya mengikuti gerakanku. Sekarang aku ubah sedikit posisiku, hanya kaki kiri Tante Anis yang kuangkat sementara kaki kanannya tergeletak di kasur dan kaki kiriku kuletakkan diatas paha kanannya. Kelihatan Tante Anis menikmati sekali posisi ini, dia mulai bergairah lagi dan gerakan pinggulnya mengganas kembali. Tak lama kemudian iapun mengalami orgasmenya yang kesembilan … “Ahh…oohh.. Doni….kamu pinter banget sih.. Aahh… anak nakal…. tusuk tante yang kuat sayang… aahh.. Aahh… tante keluar lagi…. aahh.. Aahh aahh..!,” teriakannya kali begitu keras dan panjang sehingga Dewi yang tertidur kelelahan akhirnya terbangun juga. Aku menekan penisku dalam-dalam di vagina Tante Anis sambil menunggunya kembali siap. "Udah sayang… tante udah capek… tante nggak kuat lagi sayang…. udah ya sayang.. Vagina tante udah bebas.. Please… tante udah nggak sanggup lagi…" "Hmm… Doni masih pengen terus tante… soalnya sebentar lagi kita pisah… Doni mau menikmati tubuh Tante Anis hari ini sampai sepuas-puasnya …” kataku sambil memulai lagi tusukan kontolku. "Ayo dong sayang.. udah dulu… kapan-kapan kita khan bisa ketemu lagi…. tante janji deh…. tapi sekarang udah dulu tante capek banget… tenaga tante udah abis.." "Yang ini terakhir tante… Doni juga udah mau keluar kok.. Boleh yaa…” kataku sambil mengecup bibirnya. Tante Anis terdiam dan berusaha menikmati permainan penisku yang terus mengganas nyaris tanpa henti. Sementara itu aku sudah merasakan diriku mulai mendekati orgasme juga, penisku terasa membesar dan memenuhi vagina Tante Anis. Tampaknya Tante Anis juga merasakan hal yang sama, iapun segera terangsang berat serta mulai mendesah-desah untuk orgasmenya yang kesepuluh. "Ahh… Doni…. keluarin punya kamu sekarang sayaang… tusuk memek tante yang kuat… tante juga udah mau keluar sekarang.. Aaaahhh..!!” “Ayo tante kita barengan… ini yang terakhir.. Aahh Doni keluarr… aaggh…!" "Aahh…… mmhh… tante juga keluar lagii….. adduhh maakk.. Enak bangeett…… aaghh…!" Akhirnya kali itu persetubuhan kami benar-benar terhenti dan kamipun berpelukan lemas. Kukecup bibir Tante Anis dan perlahan-lahan kulepaskan penisku dari dalam vaginanya. Kulihat vagina tante Anis sudah sangat merah dan Tante Anis sendiri masih memejamkan matanya kehabisan energi. Hanya sedikit saja sisa lelehan spermaku yang keluar dari vagina Tante Anis, rupanya aku sudah mulai kehabisan cadangan sperma.Tiba-tiba keheningan kami dipecahkan oleh suara Dewi, "Hey… kalian ML kok nggak ngajak-ngajak Dewi sih.. Emangnya kalian kira aku nggak pengen yaa …." "Sudah berapa lama sih kalian main… kok kayaknya seru banget… Anis sampai basah penuh keringat gitu…,” lanjut Dewi lagi. Tante Anis hanya menoleh sejenak lalu memberi kode dengan jarinya bahwa ia mengalami 6 kali orgasme pagi itu. "Enam kali…?? Ah gila juga. Bener-bener teteh maniak ML.. Dewi baru tau….” kata Dewi melotot memandangi Tante Anis seolah tidak percaya. "Swear… enggak juga Wi…. aku baru kali ini kok ML segila ini, gak tau nih siapa yang gila, si Doni apa gue..” kata Tante Anis membela diri sambil masih terengah-engah kelelahan. "Dewi juga pengen dong sayang…. nggak usah enam kali kayak Teh Anis tapi Dewi pengen ML lagi pagi ini sebelum kita pisah … ya sayang….. please… aku pengen dapet kenang-kenangan yang spesial dari kamu. Ok, honey …..” Tapi tampaknya Dewi menyadari kondisiku yang masih lelah kehabisan tenaga. "Kalau Doni masih cape, pakai tangan atau lidah juga gak masalah kok ….. dari tadi aku liat Teh Anis ML dengan kamu kok kayaknya seru banget, Dewi jadi konak kepengen ngerasain juga. Please honey … jilatin punyaku seperti kemarin malam…. Dewi suka kok… jilatin terus sampai Dewi puas… pokoknya jangan berhenti sebelum aku puaas yaaa …… please honey… jilati memeku…. please…” Dewi yang beberapa jam sebelumnya masih malu-malu dan pura-pura tidak mau ikutan kini terlihat mulai berani merayuku dengan genit, di bukanya pahanya dan kedua tangannya menarik bibir vaginanya ke samping sehingga lubang vaginanya yang mungil tampak jelas. Mau tidak mau akupun kembali merangsang dan mulai melupakan kelelahanku. Aku ingin membuat Dewi mengalami orgasme Berkali-kali tanpa istirahat seperti Tante Anis. Karena penisku masih lemas, kali ini aku memulainya dengan lidahku dulu. Kubaringkan Dewi di atas ranjang dan pantatnya kualasi dengan dua buah bantal supaya lidahku bisa menjangkau vaginanya dengan mudah. "Nah… gitu sayang… jilatin vagina Dewi… hmmh… enak banget…. Dewi belum pernah orgasme pakai oral… sekarang Dewi pengen ngerasain… ayo sayang… bikin aku terbang melayang ke bulan…. c’mon coney… lick my pussy…. mmhh.. Yesss… I like it… yess… make me cum honey…” Kujilati bibir dan liang vaginanya lalu kupermainkan klitoris Dewi dengan bibir dan lidahku sementara itu jari-jari tanganku masuk ke dalam liang vaginanya. Tampaknya Dewi sangat menikmati ini, pinggulnya bergoyang-goyang perlahan serta suaranya mendesah-desah sexy sekali. Setelah beberapa menit akhirnya kuputuskan untuk meningkatkan rangsangan dengan jalan menghisap klitorisnya dengan kuat dan menjilatinya dengan cepat sehingga tubuh Dewi mulai bergetar tak beraturan. Sementara itu jari-jariku terus masuk semakin dalam sampai menyentuh g-spotnya. Ini membuat Dewi menjadi makin tak mampu mengontrol dirinya lagi, pinggulnya bergetar keras hingga akhirnya dia mengalami orgasmenya yang ketiga. "Mmhh Doni… adduhh… Dewi nggak tahan lagi adduuhh.. Terus isep yang kuat… c’mon honey…. mmhh… yess…. I’m cumming…. I’m cumming… aduh enak bangeett…. aahh. Oohh…. oohh…!!” tubuh Dewi mengejang keras, giginya terkatup rapat, matanya terpejam dan tangannya mencengkeram kasur dengan kuat. Tapi aku tidak menghentikan permainanku, klitoris dan g-spotnya terus aku rangsang sampai akhirnya setelah hampir semenit berlalu tubuh Dewi yang menggelinjang mulai terkulai lemas kehabisan tenaga. Aku ingin Dewi merasakan orgasme yang terus-menerus tanpa henti seperti Tante Anis. Dewi masih tergolek lemas di tengah tempat tidur, sementara itu penisku sudah mulai menegang kembali setelah mendapatkan cukup waktu beristirahat. Dewi yang belum sadar akan apa yang terjadi tiba-tiba kaget karena aku memasukkan penis ke dalam vaginanya yang masih berdenyut-denyut akibat orgasmenya yang terakhir. "Aduhh… Doni sayang… kamu ganas banget sih…. Dewi masih capek nih…. istirahat dulu yaa… please honey…” Aku tersenyum dan menggelengkan kepala perlahan sambil terua menancapkan penisku ke dalam vaginanya. Akhirnya tidak berapa lama kemudian Dewi mulai terangsang juga, dia mulai menikmati sodokan penisku dan mulai menggerak-gerakkan pinggulnya dengan ganas. Setelah beberapa menit berlalu akhirnya pertahanan Dewi mulai bobol. Ia mulai kehilangan kendali dan tubuhnya bergetar-getar merasakan orgasmenya yang ke-empat. "Donni….. mmhh… gimana nih.. Dewi bisa keluar lagi sayang.. Aduhh… aahh… keluar lagi deh.. Aahh….. mmhh…. aahh…!” kedua tangan Dewi mencengkeram punggungku sementara itu kakinya menjepit kuat pinggulku. Aku membiarkan penisku tertancap dalam-dalam di vagina Dewi dan membiarkan dia menikmati orgasmenya. Begitu cengkeraman Dewi mulai melunak aku mulai lagi melanjutkan goyangan penisku di dalam vaginanya. Dewi tampaknya kaget setengah mati dan benar-benar tidak siap mendapat serangan beruntun ini. "Doni… udah dulu dong sayaang… Dewi masih capek. Dewi lemes banget sayang… please…. gimme a break, honey….” Tapi sama seperti dengan Tante Anis sebelumnya, aku tidak ambil peduli. Aku terus menusukkan penisku ke dalam vaginanya, makin lama makin cepat … sampai akhirnya Dewi mulai terangsang lagi untuk yang kesekian kalinya dan kembali ikut bergerak aktif. Doni… gantian ya… Dewi pengen di atas….” Aku lalu merebahkan diriku dan membiarikan Dewi menaiki tubuhku sambil membenamkan penisku ke dalam vaginanya. Kali ini Dewi benar-benar sudah belajar banyak dari Tante Anis, gerakannya mulai ganas dan liar. Desahan-desahan kenikmatannya benar-benar membangkitkan nafsu. Akhirnya Dewi mulai mengalami puncak kenikmatan orgasmenya yang kelima, gerakannya makin liar terutama saat membenamkan penisku ke dalam vaginanya dan desahannya berubah menjadi jerit kenikmatan. "Donii…. aahh… Dewi udah nggak tahan…uuhh… mmhh.. Dewi keluar lagi…. mmhh.. Yess…. I’m cumming… aahh. Aahh……!!” Akhirnya pinggul Dewi menghujam keras ke bawah membuat penisku terbenam sampai ke ujung vaginanya berbarengan dengan rasa nikmat luar biasa yang menjalari tubuhnya. Dan Dewipun terkulai lemas di atas tubuhku. Kelihatan Dewi sudah begitu lemas setelah orgasmenya yang kelima, tapi sudah kepalang tanggung. Aku sudah terangsang berat dan belum orgasme. Kubaringkan Dewi yang masih memejamkan mata, lalu perlahan-lahan kubuka pahanya dan kuarahkan penisku ke liang kenikmatannya. “Aduh… jangan sayang… uuh… sakit sayang.. Vagina Dewi udah mulai ngilu…. Berhenti dulu yaaa… istirahat sebentar aja… nanti boleh lagi…" Dewi mencoba menolakku, tapi tubuhnya yang sudah lemah tidak kuasa menahan masuknya penisku ke dalam vaginanya. Akhirnya ia tergolek pasrah di bawah berat tubuhku yang menindihnya. Aku tidak ingin menyakiti Dewi, sebaliknya aku ingin memberinya kenikmatan. Maka aku menggerak-gerakkan pinggulku dengan hati-hati supaya penisku bergerak dengan lembut di dalam vaginanya yang sudah over-sensitif. Kalau Dewi terlihat kesakitan aku berhenti sebentar, setelah itu aku lanjutkan lagi dengan gerakan yang lembut. Sesekali kucumbu bibirnya, lalu kujilati leher dan telinganya agar nafsunya bangkit kembali sehingga akhirnya perlahan tapi pasti libido Dewi mulai naik kembali. Ia mulai bisa merasakan kenikmatan yang diberikan penisku. Matanya mulai terpejam merasakan nikmat dan dari mulutnya yang mungil kembali keluar desahan-desahannya yang khas dan sexy. Beberapa saat kemudian tampaknya Dewi benar-benar sudah pulih, rasa sakitnya sudah tergantikan sepenuhnya dengan rasa nikmat.Ia mulai menggerakkan pinggulnya dengan ganas sehingga akupun harus mempercepat tusukan penisku untuk mengimbanginya. Aku merasakan Dewi sebentar lagi akan mencapai orgasme, dan begitu juga aku. "Doni sayang… Dewi mau keluar lagi….. adduhh… adduhh… enak banget… mmhh… c’mon honey.. Fuck me harder…. yess…. aahh.. Masukin yang dalam sayang.. Adduuh… mmhh…. adduhh.. Dewi keluar lagii…. mhh… aahh.. I’m cumming…. aahh!" "Ayo Dewi…. kita barengan yaA Sayang……. mmhh… aahh…!! "Akhirnya aku menumpahkan sisa persediaan spermaku yang terakhir ke dalam vagina Dewi, sementara tubuh Dewi menggelinjang hebat menahan nikmat orgasmenya yang keenam. Kali ini aku benar-benar sudah kehabisan tenaga, seandainya Tante Anis masih mau ML rasanya aku akan menyerah saja. Untunglah kami bertiga sudah benar-benar kelelahan sehingga tidak ada satupun dari kami yang berani meminta lagi. Tanpa sadar hari sudah terang dan waktu menunjukkan jam 7pagi, setelah beristirahat sejenak kamipun akhirnya mandi bersama dan bersiap-siap meninggalkan hotel. Diperjalanan pulang masing-masing kami mulai berkomentar tentang perasaan nikmat yang kami alami. "Doni… kamu keterlaluan, tante sampai lemes dan kaki tante sampai sekarang masih gemeteran. Veggie tante juga rasanya masih kebas … belum pernah tante orgasme sampai sepuluh kali seperti kemarin, kayaknya jatah ML sebulan habis dalam semalem deh." "Iya nih… Dewi juga sampai teler banget, tega banget sih kamu sayang … kayak besok kita nggak bisa ketemu lagi aja….! But anyway thanks ya… Dewi belum pernah ML senikmat ini… I feel great…. kapan-kapan Dewi mau ikutan lagi yaa…" "Aduh… Tante Anis dan Dewi juga nggak kira-kira ganasnya, Doni sendiri juga sudah kehabisan tenaga. Untung aja tante nggak minta nambah lagi, ML yang terakhir dengan Dewi tadi bikin Doni bener-bener udah nggak kuat lagi. Tapi ngomong-ngomong kapan kita bisa ketemu lagi tante. Terus terang ini pengalaman Doni yang pertama ML dengan dua cewek cantik sekaligus dan Doni kayaknya ketagihan pengen lagi.. Doni nggak bisa lupain pengalaman ini." "Itu gampang diatur. ini kartu nama tante, Dewi juga kerja dikantor yang sama. Nanti kapan-kapan kalau Doni pengen ketemu tinggal telpon aja, bisa kita atur waktunya. Yang jelas tante eggak mau ketemu sendirian dengan Doni, paling tidak tante akan ajak Dewi atau tambah cewek lain biar gantian Doni yang kita habisin sampe nggak bisa bangun …ha…ha…ha…" "Atau kalau tante mau ketemu tante bisa dateng ke kolam renang hari Jumat, Doni rutin berenang di sana setiap hari Jumat ….” kataku memberi alternatif. Setelah mengantarkan aku ke kolam renang untuk mengambil motor kamipun berpisah. Tante Anis sempat berusaha menyelipkan beberapa lembar uang seratus-ribuan kekantongku tapi aku menolaknya dengan halus. Aku tidak ingin mengganti petualangan yang bebas dan menyenangkan ini menjadi suatu profesi yang bisa mengganggu kuliah dan masa depanku. Setelah kejadian itu kami sempat beberapa kali mengadakan pertemuan dan mengulangi pesta seks, kadang di Ciater, kadang di Puncak, atau di Lembang lagi. Sekali waktu Tante Anis pernah mengajak seorang temannya lagi dan itu benar-benar membuatku kehabisan tenaga karena harus mengalami orgasme sampai delapan kali dalam semalam untuk melayani tiga orang wanita yang haus akan kenikmatan syahwat. Sayang sekali petualangan gila ini Terpaksa harus berakhir setelah Tante Anis dan Dewi terlibat perselisihan akibat urusan kantor. Meskipun demikian pengalamanku bersama mereka masih terus kuingat sampai sekarang dan sering menjadi fantasi seksualku saat aku bercinta dengan istriku.
Sungguh Puaskah Istri Anda ?