Rasanya kesal sekali, kerja keras dan performance ku tak dianggep sama sekali.
Hanya karena kulitku lebih gelap dibanding Franky, maka dia yang dapat promosi.
Sudah jamak memang di lingkungan bisnis sini untuk berpraktek seperti itu.
Dan setelah lama menabahkan diri dan berusaha unjuk gigi, Maka kali ini aku tak tahan lagi ......
Dalam kemarahan, aku bertindak dengan gelap mata....
Aku berjalan keluar dari ruangan direksi sambil menendang pot bunga di depan meja Meychan, Sekretaris si Bos, sampai hancur berkeping.
Sapaan cik Lena, manager Marketing pun tak kuhiraukan.
Ku masukkan semua barang pribadiku dalam kardus dan kupanggil Parjo, si office boy untuk memasukkannya dalam mobilku.
Setelah ruangan bersih dari barang pribadiku, Aku membuka Outlook email untuk yang terakhir, kubuat surat pengunduran diri, dan ku -CC ke semua bos dan karyawan, resign letter itu kutulis singkat dengan bahasa sedikit kasar.
Lalu aku beranjak melangkah tegas menuju meja Aling, karyawan tercantik di kantorku, dan bahkan tercantik diseluruh gedung ini.
Aku berjalan sambil menghujamkan tatapan elangku pada Aling. Kusunggingkan senyum seribu arti, dan gemulai singa jantan mendekatinya..
Aling, yang hari itu seperti biasa memakai rok mini hitam, memamerkan putih mulus dan jenjang tungkainya, tampak memandangku agak grogi.
Meski aku dapat merasa Aling punya perasaan khusus padaku, tapi aku juga bisa mengerti mengapa ia menahan diri, dan selalu amat sangat menjaga jarak dan sikap terhadapku. Semua kawan, kolega dan bos selalu mengingatkannya untuk hati2 dalam menjalin hubungan. Artinya tentu saja tidak boleh mikir untuk memulai sesuatu dengan pria berkulit coklat seperti aku. Semua hal ini kuketahui dari Parjo, dimana sebagai office boy, dia punya akses ke semua ruang dan orang, mendengarkan obrolan mereka.
Aling adalah gadis yang amat cantik.. Kalau aku produser film, pasti gak pakai mikir untuk mengorbitkannya jadi artis, sekaligus menjadikan Aling gula-gula malam ku. Filmnya pasti laku super keras. Dan iklan pasti laris dibintanginya... Wajah Aling lebih cakep dari Sandra Dewi, Body gak kalah seksi lawan Aura Kasih, Dada lebih bulet dan mantep dibanding Magdalena, Goyangan pinggulnya saat berjalan lebih lembut dan menawan dibanding gemulai Luna Maya...
Semua yang terbaik yang dapat diimpikan lelaki ada dimiliki Aling. Senyumnya pun menawan ramah, dan matanya teduh penuh gairah dan tirusnya kedewasaan... Suaranya lembut kenes pelat menggemaskan.. Meski sedikit hanya lewat basa basi sapa yang terbatas, Aling dan aku dapat saling mengenal dan saling memahami isi hati. Dan aku memahami usahanya menjaga jarak kami. Meski perasaan simpatinya padaku juga mampu kutangkap dengan jelas..
Langkahku kuhentikan mendadak di samping mejanya. Aling menengadah dan menatap wajahku. Tiada senyum di wajahnya, matanya segera menyiratkan pemahaman atas kemarahanku. Dari gosip yang beredar dia tahu apa yang mungkin terjadi padaku hari ini. Dan dia tahu banget kalo aku marah. Dan hatinya paham siapa diriku, dan kegilaan yang mungkin kulakukan...
Aku mengulurkan tangan kananku, sambil tangan kiriku bergerak menggapai menyalakan VCD bermusik Tango dibelakangnya keras2. Jemari lentik Aling menerima uluran tanganku, dan dengan sentakan yang elegan aku menariknya ke pelukanku. Lalu kubimbing dia berdansa tango yang anggun dan bergairah mengelilingi ruangan melewati orang2 sekantor...
Mendengar musik yang keras dan kami yang bergerak dalam dekapan erat, semua orang berdiri dan memandang kami. Mereka semua tertegun menikmati pesona tarian yang kami mainkan di antara meja2 kerja... Mungkin karena kami menarikannya penuh perasaan, saling goda, saling rayu lewat gerak tubuh kami. Aling melayani dan sepenuh perasaan mengimbangi gerakanku. Mngkin dia merasa ini saat terakhir sekantor berdekatan denganku. Pinggulnya, dadanya, lengannya, jemarinya, matanya, ekspresinya, semua bersama - sama dengan indah menari meladeni ku.
Aku menunjukkan kemarahan dalam gerakanku, dan keinginanku pergi membawanya. Dan Aling meladeniku dengan rayuan, cumbuan, godaan, bujukan... Gerakannya menawan seperti merak, godaannya datang dan pergi seperti jinak-jinak merpati. Kegagahan dan kelincahan kakiku diimbanginya dengan keanggunan, kelembutan dan kecantikan yang luar biasa...
Meski apa yang kami lakukan tidak lumrah, tetapi tak seorangpun bergerak. Semua terdiam menikmati dan terpana.... Mereka mengikuti dahsyatnya gairah yang menguar dari tarian tango dan tema yang kami jalin, aku bergerak liar, menarik kedua kerahnya terbuka... Sebenarnya aku tak sengaja, tetapi seluruh kancing bajunya jadi runtuh oleh sentakanku.. Dan Aling tampak tak peduli, dalam penghayatannya menenangkan dan membujukku lewat tarian, ia malah merenggut dan melemparkan bajunya entah kemana.... Dan gerakan lincah tango yang dimainkan kaki jenjang Aling sudah dari tadi membuat roknya yang teramat mini terlipat naik...
Jadinya Aling menari hampir telanjang, G Stringnya beberapa kali menampakkan diri, dan sekali sentuh dalam keberingasan gerak tariku, stringnya pun putus dan terjatuh, Aling terus berputar dan memnggodaku, saat kami berpelukan, erat ia memegang bajuku, dan waktu kulempar menjauh ia menarik seluruh bajuku hingga robek, menyisakan kaus CK ketat yang kupakai...
Dari sekedar menari, adrenalin ku ikut terus mendesak naik, Ah gila.. batinku mengingatkan berhenti, tetapi melihat ekspresi kesungguhan Aling, dan gerakannya yang begitu indah, serta keadaan senyap mereka yang menonton tarian kami, dan keindahan Aling yang terpapar hanya sedikit sekali tertutup, maka aku putuskan maju mulai memainkan gerakan hot tango.. Yang panas, membakar dan bergairah.....
Aling terus dengan gemulai melayaniku... Beberapa kali kami menempelkan selangkangan kami, dan saling menggoda dengan gerakan maju mundur yang artistik... Aling tidak peduli meski pada akhirnya ia sudah tidak memakai apa2 lagi tinggal rok mini yang menyempit.. Kemulusannya dimaksimalkannya untuk merayuku... Rambut tebal mek* nya yang kadang tertutup kain rok yang bergerak disapukannya ke pahaku, telapakku, dan saat ia melompat tinggi, aku menangkapnya dengan dadaku, dan membawa mek* nya yang basah tercampur keringat ke bibirku... Dan dalam waktu yang singkat, sambil mengangkatnya berputar, aku sempat menjilatkan lidahku mempermainkan klitori* nya... Tunggu dulu, ini bukan keringat... Ha... Alin rupanya sudah amat bergairah... Ia terangsang dengan tarian dan cumbuan yang kami lakukan... pantas dia sudah tidak peduli ketelanjangannya yang ditonton bukan hanya olehku tetapi juga semua yang saat itu masih terpana, beberapa bahkan sampai melongo membuka mulut....
Aku sendiri tinggal memakai celana kain dan kaus dalam ketat yang menonjolkan otot2 ku... Saat musik memuncak menuju klimaksnya, aku dan Aling berpelukan sambil berputar2 cepat, memusingkan siapapun yang melihatnya. Kakiku kokoh menggendong Aling dan mengatur gerak putar kami sambil memegang Aling erat2... Aling memeluk aku dengan satu tangannya, dan entah tangan Aling yang satu lagi berada dimana....
Saat putaran kami sampai di tengah ruangan, dan kecepatannya agak berkurang, aku merasa ada yang aneh ............
Konto* ku yang dari tadi berdiri, rasanya hangat dan nikmat.. Aku merasa ada kelembutan yang menghimpit dede ku itu... Tanpa melihat kebawah, dan hanya memperhatikan ekspresi Aling, aku tahu, rupanya ia membuka zipper ku dan memasukkannya ke dalam mek*nya yang merah tertutup rambut lebat..... Sambil kakinya menggelendot, merangkulku erat...
Aku menghentikan gerakan tari kami, dan dalam tempo falcetto yang mengesankan, aku menidurkannya di meja.. Dan seperti slow motion, aku menghujamkan konto* coklat ku ke mek* nya... Aku melakukannya sepenuh perasaan yang kurasa hari itu beraduk jadi satu... Dan Aling menikmatinya dengan segenap ekspresi nikmat yang dapat ditunjukkannya....
Semua orang tetap terdiam... Semakin tertegun dengan kegilaan yang kami lakukan.. Entah, mungkin Aling lah yang bikin para cowok diam, gak mau meninggalkan pandangan terindah ini... Tapi tetap aja aku, Si tengil berkulit coklat, yang mampu mengimbangi gairah Aling dan menikmati sedotan mek*nya siang ini...
Setelah puas dengan posisi man on top, Aling berbalik dengan anggun dan menawan, dan dalam ketegasan dan keindahan gerak yang tetap, kami lanjutkan intercourse kami dengan doggy style.... Hingga tiba saatnya kami sama2 tak tahan dengan kenikmatan yang kami mainkan dengan padu.... Aku berteriak parau, "Argh, argh, argh, ah, Ling-moy... argh.. !!!" dan Aling menyahutiku dengan teriakan melengking " Auch, ouch, ahkh, Mas.... Akhhhhh....!" dan akhirnya bersama sama kami meneriakkan lengking kepuasan terdahsyat..... Sungguh teramat memuaskan dan nikmat..
Kami mencapai puncak bersama-sama dalam ledakan gairah penuh kepuasan yang dengan indah kami susun pelan-pelan lewat tarian artistik kami...
Dan hanya dengan menutup kembali zipperku menyimpan si dede pada istananya, aku berbalik tegas, bergerak meninggalkan kantor dengan langkah pasti, dadaku tegap terbusung dan senyum penuh kemenangan tersungging di bibirku.. Meninggalkan orang - orang yang masih juga tertegun terpana, beberapa malahan sampai ngeces, ngiler ....
Good bye Aling, Good bye suck rotten office, Good bye my anger......
No comments:
Post a Comment