Pagi itu, aku baru saja terbangun dari tidurku, saat kulihat, jam sudah menunjukkan pukul 06:00. " Celaka nih, aku bisa dimarahi habis - habisan pada saat tiba di airport nanti (aku disuruh bosku untuk mewakilinya meeting dengan dewan direksi di luar kota, namun aku terlebih dahulu akan menemuinya di airport). " pikirku. Segera aku membereskan pakaianku yang akan kubawa untuk beberapa hari beserta perlengkapannya, lalu mandi dan berpakaian, setelah itu, aku naik mobilku lalu berangkat ke airport secepatnya.
Dugaanku tepat, begitu sampai di airport, bosku langsung menelponku dan berkata akan menemui aku di gate yang akan aku lalui untuk naik ke pesawatku. Akupun melihat jamku, " huff, masih tersisa beberapa menit sebelum seluruh penumpang masuk pesawat." bergegas aku lari ke gateku, setelah semua pemeriksaan beres, aku langsung menemui bosku. Dan begitu bertatap muka dengannya, langsung aku disemprotnya habis - habisan. Setelah semua urusan dengan bosku beres, dan setelah ada panggilan untuk segera menaiki pesawat, aku langsung bergegas masuk ke dalam pesawat.
" Ups, aku lupa memberitahu tante bahwa aku gak akan ada di rumah untuk beberapa hari. " pikirku dalam hati. Segera, aku menelpon tanteku dan dia berpesan agar aku menjaga diriku.
Beberapa hari kemudian, aku tiba kembali di kota X. Aku bergegas pulang ke rumah, ingin mandi dan istirahat, dan mungkin mengobrol dengan tanteku soal penerbanganku kemarin. Betapa kagetnya aku, ketika aku sampai dirumah melihat tanteku sedang dalam kondisi mabuk berat. Mungkin masih teringat dengan suaminya yang tewas. Segera aku letakkan tas dan koperku, lalu aku menggendongnya ke kamarku yang berada di lantai 1 (kamar tanteku ada di lantai 2). " Biarlah tante tidur di kamarku, aku tidur di sofa ruang tamu saja. " " kebetulan masih ada laporan yang harus aku kerjakan untuk diserahkan besok ke bos. " Aq pun segera membereskan barang - barangku, mandi, makan, lalu membuat laporan kerja.

Tak lama kemudian aq pun merasa ngantuk, lalu aq membaringkan tubuhku di sofa di ruang tamu, tempat aq biasa mengobrol dengan tanteku bila aq pulang kerja atau akan berangkat kerja. Ketika aq hendak menutup mataku, aku merasakan ada seseorang yang mengawasi aku dari dekat. " Peduli amat ah, gue udah ngantuk, besok musti ke kantor lagi. " pikirku. Tak lama aq pun terlelap dengan nyenyaknya.
Ketika aq bangun, tanteku sedang menyiapkan sarapan. " Pagi hen, gimana tidurmu?. " katanya padaku. " Enak tante... kebetulan saya juga udah kecapean, jadi ya enak tidurnya. " kataku. " Ya udah, gih mandi sono, bentar lagi kan kamu harus ke kantor, tante juga musti ketemu klien, sekalian kamu anter tante ya." katanya. " Baiklah tante. " kataku. Aqpun bergegas mandi, lalu berpakaian dan sarapan, sambil menunggu tante bersiap2.
* Sekedar info, tanteku ini memiliki wajah yang cantik, Buah dadanya yang cukup besar, 34 B membuat semua orang yang melihatnya tergoda, umurnya pun masih tergolong muda, 32 tahun. Seumuran dengan pamanku yang juga suaminya yang tewas karena kecelakaan. Sebetulnya setelah kecelakaan itu, banyak pria2 yang ingin menjalin hubungan dengan tanteku, bahkan menikahinya, namun semuanya selalu ditolaknya. *
" Ting... Tong... " bel berbunyi. Aq bergegas ke pintu. Ternyata tukang koran langganan kami mengirimkan koran dan tagihannya. Setelah aku membayarnya, aqpun melanjutkan sarapan ku sambil membaca koran. Tak lama tanteku keluar dengan pakaian kantornya. Aku sendiri terpesona melihat tanteku yang begitu cantik dalam setelan pakaian kantornya. Kemudian tante duduk dan menikmati sarapannya sambil mengobrol denganku.
Setelah semuanya beres, kami bersama2 berangkat ke kantor. Di mobil, tante bertanya, " kamu hari ini pulang jam berapa , hen? " . " Biasa jam 5 tante... memang kenapa?." kataku. " nggak, cuman tanya, kamu bisa jemput tante gak? mobil tante kemaren masuk bengkel, kata montirnya sih mungkin sekitar seminggu di bengkelnya. Kebetulan tante udah keluar 10 menit sebelum jam 5. " tanyanya. " Bisa tante, mungkin saya akan sedikit telat, tante tahu lah situasi jalan di kota ini, kalo pas bubaran kantor, jadi saya bakal ambil jalan muter, supaya gak macet, gimana? " tanyaku. Sambil tersenyum, tanteku menjawab " gpp hen ". Aq pun berhenti di depan sebuah kantor, tanteku keluar, dan langsung berkata, " byeee, jangan lupa janjimu ya ". Aq hanya bisa mengangguk sambil tersenyum. Bergegas aku ke kantor.
Ketika aq sudah memakirkan mobilku di basement, aq pun melangkah memasuki kantorku. Aq menaruh tasku di meja di ruangan ku, lalu, memeriksa bahwa semuanya baik - baik saja. Aq bergegas ke ruangan Pak Budi, bosku. Di depan ruangannya, aq bertanya kepada sekretarisnya untuk meyakinkan kalau pak budi ada. " Ada, bapak sudah datang " katanya. " Sebentar ya, saya beritahu bapak dulu, pak hendri tunggu aja dulu disana. " katanya.
" Bos minta jangan di ganggu dulu, dia sedang ada tamu... " katanya. " oke, trims mbak. " kataku. Aq penasaran, tamu seperti apa sih yang datang pada saat kantor baru setengah buka. Aku bergegas keluar. Kebetulan, aku lewat ke bagian belakang ruangannya. Kebetulan pula, dinding belakang ruangan si bos baru aja selesai perbaiki. Aq pun mengintip lewat lubang yang mengarah ke ruangan bosku. Aq mendengar bosku sedang berbicara dengan seorang wanita. Kira2 seperti ini kata2nya... " Mas, aq mau kamu bertanggung jawab atas kehamilanku ini. " bosku sepertinya ingin lepas dari tanggung jawabnya. " Gugurkan saja kata bosku... saya biayai, kamu butuh berapa ?"
” Saya tidak butuh uang, nikahi saya sekarang juga… “ katanya. “ Nikah? Lalu istriku mau dikemanakan? “ kata bosku. “ Saya tidak peduli, yang jelas, kita sudah melakukannya, dan harus ada yang bertanggung jawab, saya tidak pernah melakukannya dengan orang lain selain mas…”. Aku merasa bersalah telah mendengarkan pembicaraan orang tanpa ijin, namun mau bagaimana lagi, masih ada tugas yang harus aku kerjakan dan mungkin dengan adanya tamuku ini, aku bisa bebas dari omelan si boss… segera ku ketuk pintu ruangan bosss.. dari dalam ada yang berkata… “ masuk “. “ Eh kamu Hendri, mau menyerahkan laporan ya… simpan saja disini, nanti saya periksa. “ katanya.” Kamu kalo masih ada kerjaan, kerjakan saja, kalau tidak, kamu boleh pulang. “ katanya sambil menghela napas… Aku tak memperdulikan wanita itu. Aku langsung balik kanan sambil berkata “ Baik boss, saya permisi dulu. “
Setelah dapat izin dari bos, aku langsung masuk ke ruanganku, dan HP ku berbunyi pertanda adanya pesan (SMS), ketika kubuka, itu dari tanteku, dia memintaku untuk datang sejam lagi ke sebuah hotel di pusat kota, ada yang mau dibicarakan… Tak lama, akupun sudah berada di parkiran hotel tersebut. Aku mencari tempat untuk memarkirkan mobilku. Begitu mendapat tempat, langsung aku menelpon tanteku, “ Tante, ada dimana? “ tanyaku. “ Tante ada di lantai 7, kamar 702 “ katanya lagi. Maka, aku melangkah masuk ke lobby, lalu ke lift untuk menuju ke kamar tanteku.
“ Tante, ini hendri… “ kataku. “ Sebentar… “ katanya. Tak lama tante membuka pintu. Aku masuk ke kamar itu. “ Ada apa tante? “ kataku. “ Kamu sudah makan? Nih tante beliin makanan nasi padang buat kamu. Kita bicarakan sambil makan saja ya.” Katanya, sambil mempersiapkan piring dan peralatan makan untuk 2 orang. Tak lama kemudian, kami makan, dan ketika makan, tante mengatakan hal yang ingin dikatakannya. “ Hendri… mungkin ini terdengar gila, namun ini yang sebenarnya, tante sudah lama suka sama kamu… mungkin sejak pamanmu meninggal. “ katanya. “ Tante… sebenernya… sejak hendri tinggal di rumah tante dan paman, bahkan setelah paman gak ada, hendri suka membayangkan yang nggak2 soal tante, tapi hendri berusaha berpikir positif, bahwa hal itu gak mungkin terjadi karena tante adalah istri om. “ kataku. “ Tante, mungkin bukan cuman tante yang punya pikiran kaya gitu, tapi hendri juga, udah suka sama tante sejak lama. “ kataku. Tante Cuma tersenyum mendengar kata – kataku. Namun aku tahu, bahwa tante merasa bahagia, karena aku juga mencintai tanteku. “ Trims Hen, tante bahagia… “ katanya.
Setelah itu, aku dan tante berciuman dengan panasnya. Tangan tante membuka risleting celanaku, dan membuka CD ku, lalu mengarahkan p**** ke mulutnya, dengan semangatnya, tante mengocok dan mengulum kepala p****ku secara beraturan, bahkan mengisep2nya… “ Mmmm… hmm… slurp… slurp… “ begitu bunyi yang ditimbulkan dari mulutnya… “ Gimana hen? Kamu suka tante perlakukan seperti ini? “ katanya sambil terus mengocok p**** ku dengan tangannya. “ Ah… mmm… suka… tante… “ kataku lagi. Tante makin buas melakukan isepan, kocokan dan kuluman ke kepala p****ku. Aku merasa sudah tidak mampu bertahan lagi menikmati kenikmatan yang diberikan oleh tanteku, karena aku merasa akan meledakkan sesuatu. Tante mengulum kembali dan mengisap p****ku. “ Sudah mau keluar sayang? “ katanya. “ Ukh… ugh… sssshhhh… tan…te… ah… udah gak kuat nih “ kataku. “ tahan sebentar sayang, tante pengen merasakan peju mu di dalam mulut tante “ katanya lagi.
“ Tante… sayang… hendri… sudah gak tahan “ kataku. “ Aaaaahhhh… ukhh….” Dengan segera “ Cret…cret…cret… “ aku keluarkan di dalam mulut tanteku sampai ledakan terakhir. Tante terlihat kaget saat aku menembakkan cairan pejuku dimulutnya, namun dengan segera tante menelan semuanya dan kembali membersihkan p****ku dengan mulutnya. “ Hendri sayang, peju kamu banyak banget, enak lagi… “ katanya. Aku masih terengah2. Maklum ini kali pertamaku bermain cinta dengan wanita, sebelumnya aku hanya mampu o**** saja, sambil membayangnkan tanteku ini. “ Sekarang giliran kamu “ katanya.
Aku mengarahkan lidah dan mulutku untuk menjilati dan menghisap veggienya. Permainanku ini membuat badannya bergetar keenakan sambil mendesah. “ Mmmhh… aaahhh… “ secara terus menerus. Kadang – kadang sambil melakukan itu, aku memandang matanya dan diapun merespons dengan sebaliknya… “ Ukh… uhhhh…. Hendri… tante udah gak tahan… “ katanya. Aku teruskan permainanku dan hal itu membuat tante makin tidak bisa menahannya “ ah… hendri… sayang… udah donk… tante udah… gak bisa nahan nih… “ katanya. “ keluarin aja tante… gak usah di tahan. “ kataku. “ hendri… sayang… aaaaahhhh… tante keluaaaaarrr… “ dan tiba – tiba “ sssrrrr... sssrrr… “ cairan kenikmatan tanteku keluar. Aku langsung menelannya sampai habis… “ hendri sayang… enak banget… hah… hah… “ katanya. Nafas tanteku terdengar berat sekali.

Tak lama kemudian, kami berdua tertidur dengan badan yang penuh keringat. Tante tidur disebelahku, kepalanya berada diatas dadaku, dan aku membelainya dengan hangat, tak lama kemudian, setelah tante tertidur, akupun tertidur. Setelah tertidur kurang lebih sekitar dua jam, tante meminta aku melanjutkan pertempuran tadi. Akupun terbangun, tante tiba tiba naek ke badanku dan sekali lagi mengulum p****, mengocok, serta menghisapnya, akupun jadi terbawa nafsu, ditambah aku melihat tubuh tanteku yang aduhai, tugu monasku jadi bangkit kembali, tantepun senang, kami berciuman sambil tante terus mengocok dan mengulum penisku.
Akupun penasaran, ingin mencoba tubuh tanteku yang cantik ini. " Tante, udah gak tahan nih. " kataku. " Ok. Tante ngerti, ayo kita lakukan, sayang." katanya. " beres, tante " kataku lagi. Aku kemudian mengangkat tubuh tanteku hingga kami saling berhadapan, tante kemudian menciumku, akupun merespons sambil aku meremas - remas dan menjilat kedua buah dadanya, tante merasa keenakan, dia meracau... " aaaahhhh... aaaahhhh... yeesss... terusin sayang... nikmat sekali remasanmu... aaaahhh... hmmmm... "
Tak lama, setelah aku cubit nipplenya, dan aku menjilat nipplenya dengan lidah dan meremas buah dadanya dengan tanganku, hingga nipplenya memanjang dan mengeras, tiba - tiba tante berteriak "aaaaahhhhhhh... ada yang mau keluar sayang... nikmatin ya... aaaahhhhmmmm... " katanya. Tak lama, keluarlah cairan putih dari nipplenya. akupun menikmatinya. “ hmmm… nikmat tante… ASI tante memang enak…” kataku. “ trimss sayang… “ katanya. Karena aku dan tante sama - sama tidak tahan, akupun menggendongnya keranjang layaknya pengantin pria menggendong pengantin wanita sambil menciumnya. Lalu, tanteku yang sudah tak tahan itu, membimbing tugu monasku masuk ke dalam lubang buayanya... tante lalu mendesah " aaaahhhh.... sssttt... uuuuhhhh... tekan sayang, jangan tanggung – tanggung… “ katanya. “ oke tante… ugh… “ kataku dan blesss batang monasku masuk ke dalam lubang buayanya. “ aaaaaaahhhh… sssssttttt… “ katanya ketika aku memasukan cairan monasku. “ wah… tante… masih peret ya… “ kataku. Tiba – tiba aku melihat, darah muncul dari lubang buayanya. “ waduh, masih perawan nih tante… “ kataku. “ tante… sakit ya… kalo sakit, saya berhenti… “ kataku lagi. “ jangan sayang, terusin aja, terus sodok, tante udah mau… kkkkyyyaaaa…. “ katanya lagi. Aku terus memompa tugu monasku di dalam lubang buayanya.
Tak lama tante menjerit, “ uuuggghhh… sayang… tante sudah tidak kuat… “ katanya. “ sabar tante, saya pelanin ya tusukannya… “ kataku lagi. “ bbbboooollleeehhh…. “ katanya, sambil terus meracau. Akupun menahan dorongan tugu monasku padanya agar menjadi pelan. Tante terus meracau sambil meremas susunya sendiri sehingga kembali keluar ASInya. “ aaaahhh… ah… ah…. Uhhh… yes… yes… aaaaaahhhh… “ katanya. Akupun langsung meminum kembali asi itu. “ tante… saya mau rasain asi tante… boleh? “ kataku. “ silahkan… semuanya milik kamu… tante milik kamu… aaaaahhhhh…” katanya. Kenikmatan yang kurasakan sudah sampai di ubun – ubun, hingga aku terus mempercepat pompaanku sambil terus menikmati asinya dan menghisap kembali nipplenya agar asinya terus keluar. “ ah? Hhaaahhh… haaaahhh… “ katanya lagi. ‘ tante… saya sudah mau keluar, saya tidak bisa menahan lagi… “ kataku. “ sama – sama sayang, tante juga udah gak kuat… keluarin di dalem aja… tante pengen bayi kamu… “ katanya. Aku sudah mau meledak di dalam lubang buaya miliknya… kata – kata tante sudah tidak aku dengarkan. Ketika aku sadar, aku tahu, bahwa tante sedang dalam masa subur, jadi bila aku muncrat di dalam rahimnya, maka akan dibuahi. Tapi, apa peduliku, aku mencintai tanteku, bila nantinya aku harus menikahinya, aku akan menikahinya. “ tante… saya keluarin di luar saja ya… “ sahutku. “ jangan… “ katanya. “ keluarin di dalam saja ‘ katanya. Aku mau berontak, mau mencegah agar aku jangan sampai muncrat di dalam rahimnya, tapi aku tak bisa apa2, karena tanteku mencengkeram aku kuat – kuat.
“ aaaaahhhh… tante… keluar… “ kataku. “ sama… aaaaahhhhh… tante keluar juga… “ katanya. “ cret… cret… cret… cret… “ akhirnya penantian panjangku berakhir. Tante berteriak “ aaaaaahhhhhhhhhh….. “ katanya, menandakan bahwa akhirnya dia juga keluar. “ oooohhhh… so hot… your sperm is so hot… hah… haahhh… “ katanya lagi. “ tante… maaf saya keluar di dalam… tanpa pake pengaman… hah… hah… “ kataku lagi. “ tidak apa – apa sayang, tante malah seneng, kalo memang harus mengandung bayimu, apapun yang terjadi, akan tante kandung... “ katanya sambil tersenyum. Akupun tersenyum, sambil berkata dalam pikiranku “ iya kalo jadi, kalo nggak sih justru lebih asik… “. “ tante… tante masih perawan?... bukannya tante udah menikah sama paman?... “ kataku lagi. “ iya, tante memang sudah nikah dengan pamanmu, namun, belum juga masuk ke dalam lobang tante, sudah keluar dan tertidur… “ katanya lagi. “ dan seterusnya juga kaya gitu khoq… tante jadi gak puas nih “ katanya. Akupun bertanya, “ kalo tadi, puas gak tante… “ kataku. “ puas banget sayang, kamu udah berapa kali maen kaya ginian?... “ katanya lagi. “ belum tante, tante wanita pertama yang mengambil keperjakaan saya “ kataku. Setelah mengobrol, kamipun tertidur, dan kamipun melakukannya beberapa ronde baik di kamar mandi, di tempat duduk, sambil berdiri, dan terakhir diranjang, sampai spermaku rasanya hampir habis, barulah kami berhenti. Dan lagi sampai dua hari berikutnya. Akupun meminta cuti kepada bosku dengan alasan sakit, untuk lebih meyakinkan, tante membantuku.
Setelah kejadian itu, tante melakukan test kehamilan, dan hasilnya positif, untuk lebih meyakinkan, aku mengantarnya ke dokter dan dokter menyatakan hasil yang sama.
2 bulan kemudian, aku menikahi tanteku tersayang dengan terlebih dahulu terjadi pertentangan dalam keluargaku. Orang tuaku akhirnya pasrah dan mengijinkanku menikahinya. Kami berencana melanjutkan bulan madu kami setelah bayi kami lahir. Beberapa bulan kemudian, bayi kami lahir dengan sehat, dia berjenis kelamin pria. Setelah bayi kami lahir, kami melanjutkan bulan madu kami di US (dapet kompensasi dari boss nich… ) dan kami terus melakukannya sebagai bukti kasih sayang kami. Hingga saat ini, ketika aku dikantor, aku selalu teringat akan anak dan istriku. Dan aku berusaha untuk tidak akan mengecewakan mereka, hal ini pun diikuti dengan promosi hingga menjadi direksi di kantorku dalam jangka waktu 2 tahun. Hingga saat ini, kami sudah memiliki 2 orang anak, pria dan wanita yang menjadi sumber motivasiku… END
No comments:
Post a Comment