Jadilah Lelaki Perkasa, Seperkasa Kuda Putih

Wednesday, December 2, 2009

Kolong Rahasia

Rumah berdempetan atau rumah petak, biasa diisi oleh keluarga kecil yang sederhana dan belum punya rumah. Di rumah berdempet lima itu, Masron menyewa untuk satu tahun. Dia memang seorang yang sedang mengikuti kursus interior design D-1 di kota itu. Selepas SMA dia tidak melanjutkan kuliah, karena kesulitan biaya. Untuk ada pamannya yang mengirimkannya untuk kursus itu. Usianya 19 tahun. Sementara di sisi rumahnya ada sebuah keluarga dengan dua anak. Anak tertua bernama Umi 12 tahun dan anak kedua bernama Tina 5 tahun. Umi tidur sendiri dengann kamar tersediri. Sedangkan Tina tidur bersama ayah dan ibunya di sebuah kamar yang lebih besar. Rumahitu terbuat dari dinding papan.




Ayah Umi bekerja sebagai supir taksi dan ibunya berjualan kecil-kecilan. Umi yang sudah kelas 6 SD itu, selalu berada di rumah sendiri. Karean sepi, dia suka datang bertandang ke tempat Masron. Umi memang anak sederhana, namun bersih. Buah dadanya baru saja muncul. Saat bermain itu, Umi suka naik ke pangkuan Masron dengan menjanya. Mungkin dia tak pernah mendapatkan kasih sayang, kiarena kesibukan kedua orangtuanya. Mulanya Masron biasa saja. Lama kelamaan Masron jadi nafsu juga. Itu ketika Umi naik kepangkuan Masron dan tubuh mereka berhadap-hadapan. Saat itu buah dada Umi merapat sekali ke dada Masron. Kemudian, memek Umi merapat persis di kemaluan Masron yang sedang memakai kain sarung tanpa celana dalam. Masron mengelus-elus rambut Umi dan memeluknya sembari mengecup pipi Umi. Umi nampaknya kesenangan mendapatkan kemanjaan dari Masron.
Perlahan Masron mengecup bibir Umi. Umi diam saja. Masron makin berani dan melumat bibir bagian bawah Umi dengan lembut. Dimintanya agar Umi menjulurkan lidahnya keluar dan diisap oleh Masron. Ada beberapa hari, mereka berciuman dan Masron mengajari Umi dengan tekun dan lembut, sampai Umi merasakan nikmatnya berciuman.

Masron kuliahnya sore hari, pukul 16.00 Wiab dan pulang antara pukul 20.00 sampai 21.00. Setiap pulang, Masron selalu membawa oleh-oleh pisang goreng tiga empat buah atau apa saja. Biasanya Umi dan adiknya sudah menungu Masron pulang kuliah, karean pasti membawa oleh-oleh. Kedua orangtua Umi sangat senang, atas kasih sayang yang dilakukan oleh Masrin kepad kedua putrinya itu. Setiap pulang sekolah pada pukul 12.00, Umi selalu saja bertandang ke rumah Masron seusai makan siang. Ada atau tidak ada ibunya, Umi sudah terbiasa bertandang ke rumah Masron. Siang itu, hari memang gerah. Masron hanya memakai kain sarung tanpa celana dalam dan singlet seperti biasa. Umu datang. Seperti kesepakatan, Umi juga datang hanya memakai rok dan baju kaos saja. Umi seperti biasa langsung naik ke pangkuan Masron. Kini justru Umi yang sudah ketagihan diciumi dan dijilati teteknya. Rasanya Masron ingin lebih jauh dari itu. Setelah menciu Umi dan menjilati teteknya dan mengecup-ngecup pentil tetek yang masih kecil itu, Masron mengajak Umi untuk cebok ke kamar mandi. Masron emncuci memek Umi dengan sabun sebersih-bersihnya. Setelah di lap pakai handuk, Umi digendongnya ke kamar. Pintu sudah terkunci rapat. Di bawah tempat tidur ada dinding yang lepas dari pakunya. Dinding itu bisa ditutup dan dibuka dengan cepat, hanya dilengketkan saja. Ternyata itulah rahasia dinding rumah itu yang terletak di bawah kolong tempat tidur. Jika ibu Umi datang dan mengetuk pintu, Umi langsung merangkak di bawah tempat tidur Masron, lalu menyeberang ke kamarnya di seberang dan keluar dari bawah kolong tempat tidurnya pula. Hanya mereka yang tahu rahasia itu.

Umi di bawa ke kamar dan ditelentangkan ke tempat tidur. Setelah menyingkap rok Umi, Masron langsung menjilati memek Umi. Di letakkannya kedua kaki Umi di bahunya. Masron berlutut di lantai, sedang pantat Umi berada di sisi tempat tidur. Umi enggeliat kegelian. Lama kelamaan Umi dapat menikmati jilatan Masron. Setelah memek Umi basah ooleh jilatan Masron, Masron menguakkan memek Umi lalu ditekankannya kontolnya ke bibir memek Umi.
"Tahan dikit ya. Sedikit sakit, tapi nanti lama-lama enak," kata Masron. Umi diam saja. Masron menekan kontolnya ke lubang memek Umi yang sempit itu. Umi menahan sakit. Masron yang sudah tak mampu menahan nafsunya menekan lebih kuat lagi, sampai Umi menjerit kesakitan. Masron mencabut kontolnya, takut di dengar tetangga bersebelahan dinding.
"Sakit Om..." kata Umi.




Masron mendimkannya dan membujuknya. Lalu kembali dijilatinya memek mungil itu. Lidahnya sudah menjulur agak jauh ke dalam. Kembali Umi mengelinjang kenikmatan. Setelah ludah Masron banyak me;eleh di lubang mungil itu, kembali dia memasukkan kontolnya ke lubang Umi. Perlahan dan kembali dia tekan kontolnya ke dalam lubang Umi. Kembali pula Umi menahan sakit. Kepala kontol Masron sudah memasuki lubang itu dan terasa ada suara derak du lubang itu. Darah pun terasa ada meleleh. Umi menangis menahan sakit, tapi tidak berteriak. Kembali Masron menarik kontolnya. Seprei Masron ada bercak darah dan Umi menangis meneteskan air mata. Kembali Masron emmbujuknya. Setelah mencucui memeknya, Umi pulang ke rumahnya melalui kolong rahasia itu setelah sama-sama berjanji, tidak menceritakan kejaidan itu.

Dua hari Umi tak datang bertandang ke rumah Masron. Masronb sangat berdegup, kalau-kalau kelakuannya ketahuan. Bisa mati dikeroyon orang kampung. Tapi ketika dia membawa oleh-oleh sepulang kuliah, Umi langsung menyerbunya dan naik kepangkuan Masron. Aman...pikir Masron. Saat di pangkuan Masron, masron bebrisik.
"Kamu tidak cerita kepada sia pun juga, kan?"
"Tidak" jawab Umi.
"bagus. Itu namanya anak pintar," kata Masron tersenyum.
Saat mereka asyik bercengkerama, ayah Umi datang tergopoh-gopoh. Katanya kakek Umi meningal dunia di kampubng dan mereka harus pergi ke kampung malam itu juga. Masron dimintai tolong untk menjaga Umi, karean Umi harus ujian semester menjelang ujian akhir. Tentu saja Masron bersedia. Malam itu Ayah dan ibu serta adik Umi pergi ke desa, melayat kakak umi yang meningal. Malam itu, Umi tidur bersama Masron. Begitu orangtua Umi pergi, langsung Masron masuk kamar dan menelanjangi Umi. Mereka tidur berdua di kamar. Seperti biasanya, Langsung saja Masron menjilati sekujur tubuh Umi. Mulai dari bibir, tetek dan sampai ke memek Umi. Umi semakin menikmati perlakukan itu, karean telah tiga bulan hampir setiap hari Masron memperlakukannya demikian. Ketika menjilati memek Umi, Masron melihat lubang itu sudah mengembang. Masron ingat, ketika Umi menjerit, kepala kontiolnya sudah menembus memek Umi. Memek umi terus dijilatinya sampai Umi menggelinjang kenikmatan dan meramas-ramas kepala Masron. Ketika Masron mau memasukkan kontolnya, Umi menolak.
"Jangan Om...sakit..." katanya.
"Sekarang pasti tidak sakit lagi. Kal;au pun sakit hanya sebentar..." bujuk Masron. Dia kuakkan kedua pahak Umi dan ditekankan kepala kontolnya memeuki lubang Umi. Kepala kontol itu sudah masuk. Perlahan Masron menekan dan menekan. Sesekali Umi mendesah kesakitan. Saat Umi merasa sakit, Masron menahan sebentar. Kemudin di tekanlagi. Lagi-lagi Umi mendesah kesakitan. Kontol Masron sudah masuk separoh. Dengan kontol yang masuk separoh Masron menarik cucuk kontolnya ke dalam lubang Umi. Ditarik satu senti, ditekan dua senti. Begitu seterusnya. Sampai hampir semua kontol Masron sudah berada di dalam lubang Umi. Masron menahan kontolnya setelah masuk ke dealam lubang Umi.
"Mash sakit, Umi?"
"Sedikit..." jawab Umi.
"Sebnentar lagi enak," kata Masron.
"Kapan?"
"Sebentar lagi. Tahan dikit ya...?" Umi menganguk.
Masronn mulai mengocok kontolnya di dalam lubang Umi. Tarik-cucuk, tarik-cucuk dan seterusnya. Umit sudah mulai kehilangan rasa sakit. Rasa sakit sudah berubah menjadi rasa nikmat.
"Enak sayang..." tanya Masron. Umi tersenyum. Masron semakin bernafsu dan mempercepat tarik-cucuk-nya ked alam lubang memek Umi. Umi mulai menggigit bibirnya bagian bawah. Semabri menarik-cucuk kontolnya, Masron juga mengisap perlahan-lahan pentil tetek Umi. Umi semakin nikmat.
"Enak...Om..." katanya.
"Kalau Umi mau pipis, nanti pipis saja, ya..." kata Masron.
"Umi memang sudah mau pipis..." kata Umi.
"Ya pipis saja.." kata Masron semabri mempercepat kocokannya, karean dia juga sudah mau sampai pada klimaksnya. Di peluknya Umi dan diciuminya leher Umi. Umi semakin nimkmat dan memeluk Masron kuat-kuat.




"Ooooommmm...Umi...mauuuu.....pi..."
Saat itu Masron semakin mempercepat kocokannya dan Masron sendiri melepaskan spermanya di dalam liang memek Umi. Crooootttt....croooottt....crooottt...
"Om...enaaaaakkkk Om... Lagi Ommmm..."
Apa daya, sperma sudah habis disemburkan. Dan Umi juga sudah terkulai lemas, karean sudah orgasme. Merekabep3erlyukan sepanjang malam sampai pagi hari terbangun kesiangan. Umi tak pergi sekolah karean terlambat. Berdua mereka mandi dan sarapan pagi.

Seusai sarapan pagi, Umi langsung naik ke pangkuan Masron.
"Om...kita seperti tadi malam lagi yuk...enaaakkk," kata Umi. Masron tersenyum. Dia kemasi sperinya yang ada bercak darah. Setelah mencuci dan menjemurnya, Masron pergi ke apotik membeli kondom. Seopulang dari apotik, Masron melihat Umi berjalan seperti mengangkang. Mungkin bekas sakit tadi malam.
"Masih sakit..." tanya Masron.
"Masih sakit om. Tapi Umi mau seperti itu lagi..." kata Umi. Mereka sepakat menjaga rahasia itu baik-baik. Masron menelanjangi Umi dan bedua mereka masuk ke kamar da Masron memakai kondom.
"Kok...disarungi/" tanya Umi.
"Biatr makin enak..." kata Masron berbohong. Umi diam saja dan mengangguk. Setelah bercumbu, dan Umi merasa nikmat, Masron memasukkan kontolnya ke liang Umi. Mengocoknya dan berpelukan. Umi mulai memberi respons. Umi mulai ikut mengelus-elus tubuh Masron. Sampai akhrinya mereka orgasme bersama.

Tiga hari lamanya ayah dan ibu Umi di desa. Saat itu, Umi menjerit karena sakit perut. Umi dibawa ke perawat yang ada di dekat rumah. Masron ketakutan setengah mati. Dia persiapkan kemasan paqkaiannya dalam ransel untuk lari, jika ada apa-apa dan rahasia terbongkar. Begitu pualbng dari rumah perawat ibu Umi bercerita kepada Masron, anaknya sudah dewasa. Sudah haid. Ah...betapa leganya hati Masron mendengarnya. Masron segera membeli pembalut di kedai dan disambut dengan rasa bahagia oleh ayah dan ibu Umi melihat rasa sayang Masron terhadap anak mereka.
Sejak itu, bukan hanya siang. Tengah malam, saat ayah Umi tidak pulang karean giliran membawa taksi malam hari dan ibu serta adiknya tertidur pulas, Umi memasuki kolong rahasia dan menindih tubuh Masron yang sedang tertidur pulas. Terkadang, Umi langsung membuka sarung Masron dan menjilati kontol Masron yang sedang tertidur pulas. Menjilati kontol itu, memang sudah diajarkan kepada Umi beberapa hari sebelumnya.

No comments:

Post a Comment

Sungguh Puaskah Istri Anda ?