Jadilah Lelaki Perkasa, Seperkasa Kuda Putih

Wednesday, December 2, 2009

Bersetubuh dengan Nenek

Nek Wiwa, begitu aku selalu memanggilnya. Dia adalah ibu dari emakku. Umurnya sudah 49 tahun. Ketika kejadian itu, aku berusia 16 tahun. Emak-ku menikah dalam usia 19 tahun. kku adalah anak tunggal dari nenekku. Sejak kakekku meninggal dunia empat bulan lalu akibat lalu lintas, aku tinggal bersama nenek-ku untuk memaninya. Sebagai cucu tertuanya, aku sangat dimanja. Sedikit saja aku sakit, aku langsung dipijati. Bahkan kalau aku tidur, nenek suka nembang, menyenandungkan lagu-lagu tradisi yang merdu dan indah.






Malamnya aku tidur bersama nenekku. Kami biasa tidur bersama dan aku selalu dielus sampai aku tertidur. Tapi malam ini, entah kenapa aku menjadi terangsang. Mungkin setelah nonton BF di tempat teman ssore tadi. Saat aku memeluk nenek, aku merapatkan tubuhku padanya. Di pahanya tersenggol oleh penisku. Penisku langsung tegang, sebab adegan dalam BF masih terbayang di mataku. Nonton BF adalah kali pertama buatku. Perlahan kutundih paha nenek dengan pahaku. Walau sudah tua, nenek masih padat tubuhnya. Maklum dia seorang petani dan pekerja keras. Ah...terasa penisku semakin keras. Nenekpun memiringkan tubuhnya dan menindih kakiku dengan kakinya yang lain hingga kakiku berada di antara kedua kakinya. Saat dia mengelus-elus kepalaku, aku berpura-pura mendengkur. Lalu tanganku turun meraba buritnya dari balik dasternya. Wooowwww...nenek tidak memakai celana dalamnya. Sama seperti di atas, dia tidak memakai bra. Saat aku meraba buritnya, nenek mengecup keningku dengan lembut.
"Wah...anak lanang..." katanya penuh kasih sayang. Perlahan tanganku merayap dan kini sudah berada di paha nenek. AKui sudah meraba celoah buritnya.
"Heeehhh...ngelindur," kata nenekku perlahan. Aku mau tertawa, karena nenekku mengira aku sedang mengigau dalam tidurku yang pulas. Nenek menghentikan sapuannya pada kepalaku. Kini nenek sudah terbaring terlentang. Seiring dengan itu,tanganku sudah berada di bawahperutnya dan terkena jembutnya. Perlahan kuraba jembut itu dan nenek tampaknya diam. Dengan semakin berani, aku mengelus-elus jembut nenekku, sembari terus sesekali mengeluarkan suara dengkuranku yang teratur. Saat nenek mau mengangkat tanganku, aku mengeluarkan kata-kata:" Nina sayang..."
"La...nak lanang...nak lanang. Pacarmu namanya Nina...ya...?" kata nenek perlahan. Aku sengaja memanggil nama Nina teman sekelasku yang cantik kaya bidadari, karea aku memang naksir padanya.
Tanganku terus menelusup ke lubang pagina nenek dan mempermainkan jariku di sana. Nenek menjepitkan tanganku dengan kedua pahanya. Kini jariku sudah berada didalam lubang nenek dan menyentuh sesuatu benda kecil. Aku merasakan nenek menggelinjang dan mengeluarkan suara desissan. Perlahan, nenek merenggangkan jepitannya pada tanganku. Aku semakin leluasa mempermainkan jariku di lubang nenek. Aku merasa lubang itu semakin licin dan basah. Nenek pun selallu mengeluarkan suara desisan. Dengan tak sabar, aku menaiki tubuh nenek. Dengan kedua kakiku kukangkangkan paha nenek. Dengan cepat kupelorotkan celaa pendekku bersama ceklana dalamku sekalian. Kuraba lubang nenek da kutuntun penisku memasuki lubang nenek. Bleeesss, penisku begitu cepat memasuki lubang itu.
"Woooaaaaaalllllaaaaahhh..." nenek menggumam. Aku mulai memompa penisku ke dalam lubang nenek. Setelah beberapa kali aku memompa luibang nenek dengan penisku, aku merasakan nenek mulai merespons-ku. Nenek sudah ikut menggerak-gerakkan tubuhnya dari bawah. Nenek mendesis. Aku semakin semangat memberikan pompa penisku ke dalam lubangnya yang semakin basah, licin dan hangat. Sambil memompa nenek, aku membayangkan sedang menyetubuhi Nina gadis cantik sekelasku yang aku sudah jatuh cinta padanya.
"Nina...ninnnnaaaa...." kataku di telinga nenek.



"Ayo goyang terus Nina sayang...." kataku. nenek justru mengikuti perintahku. Nenek mengoyang tubuhnya dari bawah dengan cepat. Kini nenek sudah menjepitkan kedua kakinya di pinggangku. AKu terus memompanya, sampai aku mencengkerang rambutnya. Nenek membalas memelukku dengan kuat. Aku sudah tak kuasa menahan gejolak dari dalam tubuhku. Kami saling berangkulan erat sekali. Lalu...crrooootttt....crooot...crooottt...spermaku keluar dengan deras. Saat itu nenek pun bercericau :" ohhhh...sssstttt....aaahhhh...." dan aku pun merasakan ada cairan panas membasahi penisku.
Nenek mulai melemaskan kedua kakinya dari jepitannya pada pinggangku. Penisku pun mengecil dan lepas dari lubang pagina nenek. Perlahan, aku di tolaknya ke sampingnya. Aku pun terus berpura-pura tidur. Nenek melap penisku dengan dasternya dan memakaikan celanaku dengan rapi, lalu dia ke kamar mandi. AKu mendengar suara air menceboki paginanya.
Setelah nenek kembali ke kamar , dia menyelimuti tubuhku dengan kasih sayang, lalu dia tidur di sisiku.
Pagi-pagi, nenek membangunkanku untuk mandi, karean aku harus sekolah. Aku segera mandi ke kamar mandi dan berpakaian sekolah. Sebelum ke sekolah, aku sarapan dulu dengan nenek. Waktu makan nenek tersenyum dan berkata:" Kamu sudah dewasa cah lanang, tak boleh tidur bersama nenek lagi, ya" katanya. Aku diam dan menundukkan kepala karean malu.
"Kamu baru beberapa bulan tinggal sama nenek, sudah punya pacar. Namanya Nina, ya" tanya nenek. Aku merasa tersudut. Mungkin nenek menyindirku. Kuberanikan diri menjawab.
"Kok nenek tahu pacarku Nina, nek?"



"Tadi malam kamu tidur mengigau, panggil-panggil nama Nina," katanya. AKu tersenyum dan Nenek juga tersenyum sembari membelai tengkukku.
Selesai makan, aku jengambil tas sekolahku. Saat mau pergi sekolah aku menyalami nenekkku dan mengatakan kepadanya:" Nanti malam kita ulangi lagi ya Nina sayang..." kataku tersenyumj.
"Eh...berarti tadi malam kamu tidak mengigau ya," kata nenek malu. Aku diam saja dan pergi ke sekolah.

No comments:

Post a Comment

Sungguh Puaskah Istri Anda ?