Ayahku bekerja pada sebuah perusahaan pertambangan milik Negara, ayahku orangnya santun dan rajin, Cuma ada satu cacatnya ayah, dia hobi minum, sering kalo malam sepulang kantor ia minum-minum samapi tidak sadarkan diri sehingga harus di gotong ketempat tidur. Tapi biarpun begitu dia sangat baik pada ibuku dan aku bias merasakan bahwa ayah menghormati dan mencintai ibuku.
Kakak saya, Erik, selalu dalam kesulitan baik di dalam dan luar sekolah, ibu dan ayah melakukan semua yang mereka bias untuk menolong kakakku ini tapi kayaknya ngga ada efek. Sedangkan kakakku Ratna orangnya pendiam. Kalo aku yang paling cerewet di keluarga.
Aku selalu berusaha membantu ibu pada setiap kesempatan, dan ibu selalu mencariku untuk dimintai bantuan. Dengan cara ini membuat ku dekat dengannya. Aku selalu meluangkan waktu untuk ngobrol dengannya, ini bias membantu ibu untuk mengatasi kebosanan harinya.
Ayah pergi bekerja di pagi hari dan pulang larut malam dan ketika ia akan pulang ia akan melanjutkannya dengan minum-minum, hal ini membuat ibu merasa diabaikan.
Bagiku bahwa dalam pernikahan orrang tua ku sudah tidak ada bunga-bunga asmaranya lagi walaupun aku tau mereka tetap saling mencintai
Aku, bekerja paruh waktu setelah sekolah Dalam rangka menambah uang jajanku; ini membuatku punya sedikit waktu untuk bersosialisasi.
Setelah anggota keluarga lainnya sudah tidur, ibu dan aku akan duduk di meja dapur untuk ngobrol2. Aku tahu ibu sangat menikmati saat-saat kita ngobrol berdua.. Tahun-tahun berlalu, aku dan ibu menjadi sangat dekat. Dia akan sering memelukku dan berkata bahwa aku cahaya dalam hidupnya. Saya sangat dewasa untuk anak seusiaku .
Ketika aku berumur enam belas tahun aku mulai melihat ibu dalam cara yang berbeda. Aku melihat ibuku itu sangat seksi sekali .
Dia punya rambut hitam panjang, Dan bahkan setelah melahirkan tiga anak-anak dia tetap terlihat sexy, dengan ukuran dada 36.
Seberapa dekatkah aku dengan ibu? kita sangat dekat, kita tidak sungkan lagi berbicara hal-hal yang pribadi dan rahasia. Aku bercerita tentang aku dan teman-teman wanita ku, apakah aku suka atau tidak suka, dan dia berbicara tentang masa lalunya sebelum ia menikah dengan ayah.. Dia tidak pernah menyesali perkawinan karena menghasilkan beberapa hal penting dalam hidupnya, yaitu suami dan anak-anaknya.
Aku mulai berusaha untuk mendapatkan pelukan dan ciuman ibu. Aku mulai menuai hasil dari segala pujian ku ke ibu, dimana ia akan bersemu merah.bila aku mulai memujinya atau memberikan ia bunga dengan disertai catatan betapa aku saying padanya.
Aku mulai rutin membawanya ke bioskop film dan makan malam pada akhir pekan.
Di bioskop memegang tangannya, lalu aku mulai meletakkan lenganku di bahunya di mana dia akan
bersandar dan menyandarkan kepalanya di pundakku. Aku tahu dia selalu menunggu-nunggu untuk akhir pekan bersamaku dan ia
selalu mencoba untuk memilih film dengan baik sebelumnya. Setelah nonton film kita akan menuju pantai untuk menikmati malam. Kami
bicara tertawa dan mengolok-olok satu sama lain. "Mad", katanya suatu hari, "ibu pikir kamu harus kencan dengan gadis
seumuran kamu, ibu tidak ingin memonopoli kamu ". "Bu" kataku. "Mada Cuma pengan sama kencan sama ibu,. Mada udah coba untuk pergi dengan gadis-gadis lain tapi selalu memikirkan ibu ".
Ibu menarik kepalanya ke belakang menatapku heran dan kemudian diam.
"Ibu apa yang Mada bilang salah?".
"Ibu pikir kita sebaiknya pulang" katanya …..
Aku mengutuk diri, menyesali apa yang aku katakan, tapi tahu bahwa itu keluar dari hati, dan tak mungkin aku tarik kembali.
"Bu," kataku, "Mada minta maaf kalau Mada menyinggung Ibu,. Jangan marah sama Mada karena mengatakan Mada cinta Ibu dan Mada akan
melakukan apa saja untuk membuat Ibu bahagia ". Keheningan itu berlangsung selama beberapa waktu dan kemudian dia menatapku sedih. "Mada itu bukan salah kamu tapi salah ibu. Tidak seharusnya kita pergi kencan seperti ini, walaupun ibu kesepian "
"Bu," aku berkata "Mada berharap itu tidak terjadi..aku benar-benar sayang ibu".
"Sayang…. ini hal yang tidak boleh terjadi antara seorang ibu dan anak ".
"Bu," jawabku dengan putus asa, "apa yang telah terjadi tidak bisa ditarik kembali tapi mada akan buktikan apa yang mada katakan ". Ibu terdiam lama lalu menangis. Aku menariknya ke dadaku dan memeluknya. "Mad" bisiknya. "Ibu pikir kita harus pulang"
Ibu menjadi lebih dingin kepadaku setelah itu. Meskipun aku memohon , tapi, dia tidak membiarkan saya membawanya keluar pada akhir pekan, ibu bilang aku harus mencari kencan yang seumuran dengan ku. Aku bisa melihat bahwa hal ini menyakitinya sama seperti yang aku rasakan.
Hari berlalu Ibu tampak semakin murung. Hal ini berlangsung selama sebulan.
Ayah melihat perubahan ini dan bertanya mengapa ibu tidak pergi ke bioskop dengan ku lagi. Ibu menggeleng dan berkata mengapa bukan ayah mengajaknya ibu keluar.
"Kamu tahu Sayang, Aku bekerja keras dan Minggu adalah satu-satunya hari libur. Aku lebih memilih untuk tinggal dan bersantai di rumah, "jawabnya. Dia mabuk seperti biasanya. Lalu percecokkan pun terjadi yang berakhir dengan Ibu keluar ke kamar tidur dan membanting pintu.
Pada hara Selasa, ketika ayah, kakak dan adik saya berada di luar rumah aku mengajak ibu keluar lagi. Yang mengejutkan dia diam-diam menganggukan kepalanya tanda setuju. Aku lalu memeluknya dan dia meletakkan kepalanya di bahuku. Aku memeluknya erat-erat menunjukkan kepadanya bahwa dengan persetujuan-nya hubungan kami telah berubah. Aku dengan sangat lembut membelai punggungnya. Dia terus menyandarkan kepalanya dibahuku. Aku menatap matanya dan berkata dengan tenang. "Ibu aku mencintaimu dan aku tidak bisa mengubahnya". Aku membungkuk mencium pipinya, lehernya, dan kemudian dengan berani mengecup bibirnya. Ibu tidak menolaknya. Saya sangat gembira bahwa akhirnya, tampaknya ia menanggapi perasaanku.
Bungaku kini diterima dengan ciuman hangat di pipi.
Ketika kami hanya berdua, kami berpelukan kembali tapi tangan dengan lembut membelainya.
Pada hari-hari berikutnya sebelum kita kencan, aku melihat perubahan pada dirinya. Kutanya kenapa, ibu menjawab bahwa ia
Senang akan nonton film denganku . Kakakku Ratna tersenyum padaku berkata bahwa aku telah berhasil mengajak ibu keluar.
Aku mengatakan padanya bahwa ibu memang perlu istirahat.
Malam itu ibu tampak mempesona dalam gaun ketat. Payudara dan pantatnya terlihat semok sekali. Aku terpana melihatnya Ia tampak sangat muda. Aku menerima banyak tatapan iri dari laki-laki lain. Kamu menonton film drama yang romantis malam itu Seperti biasa aku merangkul
ibuku sementara ia menyandarkan kepalanya di pundakku. Setelah film seperti biasa kami pergi ke pantai.
Ibu menatap mataku dan berkata, "Mas, terima kasih untuk kesabaranmu dan terima kasih untuk malam yang indah ini ".
Aku memandang ibu dan berkata, "Ibu tampak seksi sekali malam ini".
Ibu bersemu merah dan tertawa "Mada kamu sepertinya sedang merayu ibu".
Aku memandangnya dan berkata, "yah…memang".
Ibu menarik kepalanya ke belakang dan menjawab, " Mada, aku ini ibu kamu dan selain itu ibu sangat mencintai ayahmu ".
" apakah ibu benar-benar mencintainya? Mada lihat ayah telah mengabaikan ibu dan Mada tau ibu sangat tidak bahagia. Beri Mada kesempatan, Mada dapat membuat ibu bahagia! "
Dia menjawab pelan setelah jeda panjang, "Mada mungkin kita harus pulang sebelum salah satu dari kita melakukan sesuatu yang kita dapat sangat menyesali seumur hidup kita ".
Aku menjawab. "Bu.. mada minta maaf tapi ibu begitu cantik, ibu membuat mada mengatakan dan melakukan hal-hal yang ngga bisa Mada kontrol. Sering kali Mada berharap ibu bukan ibuku mungkin itu akan lebih mudah buat Mada ".
Aku bisa melihat bahwa ibu merasa senang mendengar pujian itu. Aku yakin ayah tidak pernah melakukan hal itu.
Ibu membelai pipiku, "Ohh… sayang …. Apakah menurut mada ibu benar-benar cantik? "
Aku tersenyum dan menjawab "Ya …ibu cantik dan seksi sekali. Tiba-tiba Aku membungkuk dan menciumnya.
Ibu tidak menolaknya tetapi tetap pasif dan kaku dalam pelukanku.
Aku terus menciumnya dengan bergairah. Tiba-tiba ibu meresponnya dengan memberikan tekanan yang sama terhadap bibirku. Aku ciumi seluruh wajahnya dan pipinya, matanya, hidungnya dan kembali ke bibirnya. Aku mengecupnya lembut dan mencoba memasukkan lidahku dan ia membuka bibirnya. Tiba-tiba ibuku berkata, "Mada sudah malam ibu kira kita harus pulang ".
Ketika kami kembali ibu menyandarkan kepalanya ke pundakku. Aku bisa melihat senyum di sudut mulutnya. Setengah jalan ke rumah aku berhenti di sebuah jalan kecil, ibu terkejut. Aku memarkir mobil untuk berhenti, dan menarik ibu ke arahku, dan mulai menciumnya.
Dengan lembut kuletakkan tanganku di payudaranya, ibulu tampak menegang, lalu melepaskan ciumannya dan berbisik, "Mada, kita tidak boleh melakukan ini ". Tapi aku memotong protesnya lebih lanjut dengan mengecup kembali bibirnya. Aku terus membelai payudaranya.
Payudaranya terasa padat di dalam tanganku. Aku tahu ibu menikmatnya karena ia mulai mengerang dan semakin ganas menciumku.
Tiba-tiba ia menarik kembali dan berkata, "Mada kita harus pulang".
"Baik bu". Ketika kami tiba, rumah sepi. Semua orang sudah pergi tidur. Aku tahu ayah akan cepat tertidur karena mabuk. Ketika kita masuk
rumah ibu dan saya mulai lagi berciuman di ruang tamu. Mula-mula ia protes mengatakan bahwa seseorang bisa melihatnya.
Aku menjawab pelan, "Ibu Mada mencintai ibu seperti Mada belum pernah mencintai siapa pun sebelumnya. Mada hanya ingin mencium ibu sepanjang waktu. Mada tidak dapat menahannya. Lagi pula semua orang sudah tertidur lelap ".
"So Sweet….. Mada, ibu juga cinta kamu! Tapi ibu wanita yang sudah menikah dan bagaimanapun kekurangan ayahmu ibu masih mencintai dia!" "Ibu", aku berbisik, "Yang kita lakukan adalah penciutan Mada tidak melihat ada salahnya itu? " "Tapi, Sayang seseorang bisa bangun dan melihat yang kita lakukan". Tiba-tiba aku punya ide. "Ibu, bagaimana kalau pergi ke kamarku. Kita dapat mengunci pintu. Ayah…. Mada yakin sudah mabuk dan tidak akan mencari ibu ". Ibu diam selama beberapa detik. Aku terkejut ketika dia mengangguk setuju.
Ibu menjawab, "Pergilah ke kamar dan tunggu ibu, ibu periksa ayahmu dulu". Di kamar, aku berjalan mondar-mandir penuh gelisah. Tiba-tiba pintu kamarku terbuka dan ibu melangkah masuk la menutup pintu dan menguncinya. Dia mendekatiku dan berkata, "Ayah tidur…. mabuk seperti biasa".
"Sayang, ibu pikir kita tidak boleh melakukan ini, ini bisa kendali", bisiknya." Ibu tidak pernah mengkhianati ayah ". "Mada tahu" Aku jawab "Tapi ibu, Mada tidak akan pernah menyakiti Ibu. Mada sangat mencintaimu ibu ".
"Oh… Mada" kata ibu malu-malu dan mencium pipiku. Aku mulai bermesraan dengan ibu di tempat tidurku dan mulai menciumnya dengan bernafsu Tanganku sekarang menggrayangi seluruh tubuhnya, membelai payudara satu dan pantatnya.
Aku lepas kancing di bagian depan bajunya. Ibu menjadi kaku dalam pelukanku selama beberapa detik, tapi kemudian ia bisa lebih santai. Aku dengan cepat membuka kancing dan melepas bajunya secepat mungkin takut dia akan berubah pikiran setiap saat.
Sementara aku terus menciumnya. Aku meraih ke belakang dan melepas BH-nya. Lagi ibu protes dan berbisik lemah, "jangan Mada ".
Aku memotong protesnya dengan menciumnya lagi. Tiba-tiba Payudara telah terbuka. Aku menjadi bernafsu dan mulai meremasnya Payudaranya terasa lembut dan seksi. Aku membungkuk dan menghisap putingnya dalam mulutku dan mulai menjilati dan mengisap.
Ibu mengerang dalam nafsu. Puting terasa menegang. ”Ibu…Mada cinta pada ibu, MAda tidak bisa menahan diri. Mada tahu Mada harusnya merasa bersalah tapi aku tidak peduli "
Aku terus menciuminya Ibu mendesah. Aku mencapai pusarnya dengan lidahku dan mulai mencium dan menjilati. Aku mulai membelai kakinya ke atas dan ke bawah, sambil mencium pusarnya. Perlahan-lahan tanganku bergerak lebih jauh dan lebih jauh di bawah roknya. Pahanya merasa
padat dan lembut. Ibu menegang saat tanganku mencapai bagian selangkangannya. Aku mengulurkan tangan dan mencari bibirnya dan dengan lembut memaksa mereka terbuka dengan lidahku. Ibu mengerang di dalam mulutku. Dia membuka pahanya. Aku menggelengkan kepala tak percaya. Ibu, wanita impianku, wanita yang sama yang telah melahirkanku dan saudara-saudaraku, wanita yang telah melahirkan ku membiarkan bercinta dengannya. Aku mengelus-elus melalui celana dalamnya. Ibu mengerang dalam kenikmatan. Aku bisa merasakan untuk vaginanya mulai basah melalui celana dalamnya. Aku menarik tanganku keluar dari roknya, dengan cepat membuka ritsleting roknyadan menariknya ke bawah. aku berdiri, melepaskan pakaianku secepat mungkin. Penis saya keras seperti batang besi. Aku menuju bawah tubuh ibu sampai mulutku menempel ke celana dalamnya. Hanya terpisah celana dalam, vaginanya dari mulutku. Aku menarik napas dalam-dalam menghirup aroma memabukkan dirinya. Aku melihat rambut kemaluannya mencuat di sisi celana dalamnya.
Aku mulai menjilati selangkangan lewat celana dalamnya. Aku mulai menikmati cairan vaginanya nya yang merembes melalui
celana dalamnya. Aku meraih dan mengaitkan jari saya di pinggang celana dalamnya dan mulai menarik mereka. Tiba-tiba ibu tersentak.
"Oh, Sayang, tidak, kita tidak boleh" katanya. "Mada anak Ibu dan Kita tidak boleh melakukan ini. Lagi pula Ibu tidak mau menghianati ayah. "
"Ibu, Mada mencintai Ibu. Ibu adalah wanita paling cantik di dunia. Mada tahu itu tidak biasa bagi seorang ibu dan anak untuk melakukan hubungan seksual. Tapi Mada percaya bahwa wajar untuk bercinta dengan seseorang yang dicintai." "Tapi Mada…, bagaimana jika orang laintahu."
"Ibu tidak ada orang perlu mengetahui hal ini" "Tapi Mada…" Aku menciumnya sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya.
Aku mencium rambutnya, matanya, dan sekali lagi bibir nya seksi. Ibu pasrah dalam pelukanku. Kitamulai berciuman kembali dengan lebih bergairah. Lidah kami berduel satu sama lain. Aku mengulurkan tangan dan menarik celana dalamnya. Kali ini ia tidak menolak. Aku menariknya dan melemparkannya ke lantai.
Secara naluri dia menutupi vaginanya dengan tangan Aku dengan lembut menarik tangannya. Aku menatap gairah kemaluannya.
Ibu mengulurkan tangan meraih kepalaku dan mulai menciumku saat aku dengan lembut membelai vaginanya. Jari tengah kumasukkan ke
vaginanya. Pernah dalam mimpiku aku bermimpi bahwa suatu hari Ibu akan membiarkan aku menarik celana dalamnya ke bawah dan membelai kewanitaannya. Vaginanya sangat basah, aku kemudian mulai mencium dan menjilatinya.
Sementara Ibu mengerang dalam kenikmatan. Aku kemudian menarik vaginanya terbuka. Aku menghirup bau femininnya. Aku menatap dinding bagian dalam vaginanya. Aku menjilatnya. Aku menjilat dinding sekitarnya menikmati vaginanya yang sangat basah. Aku jilati juga clitorisnya dan Ibu menjerit dalam kenikmatan.
Aku meletakkan sebuah jari di vaginanya dan mulai mengerakkannya keluar masuk. Napasnya semakin memburu. Aku terus merangsang clitorisnya untuk waktu yang lama. Ibu menjadi sangat basah. Jemariku basah kuyup dengan cairannya. Tiba-tiba ibu menegang dan mengerang pada waktu yang sama. Kemudian tubuhnya bergetar terus ketika aku menjilat clitorisnya dengan cepat. Aku tahu dia baru saja mencapai klimaks. Dia cepat-cepat menarik saya ke atas dirinya.
"Sayang, Itu enak sekali". Dia berbisik malu-malu. "Ibu tidak pernah orgasme seenak ini. "Ibu seksi dan cantik sekali. akhirnya mimpiku untuk bercinta dengan ibu menjadi kenyataan. " "mada benar-benar berpikir Ibu cantik sayang?." “ ya"
Ibu mengulurkan tangan dan menarik saya untuk bibirku dan kemudian memaksa mulutku terbuka dengan lidahnya. Pada saat yang sama ia
mengulurkan tangan dan meraih penis saya dan mulai untuk menggosok ke atas kebawah vaginanya yang sangat basah. Dia menjadi menggelinjang. "Bu" bisikku. "Mada cinta Ibu". Dia membentangkan kedua kaki lebar dalam diam dan meletakkan penisku di lubang vagina nya. Aku menatap dalam-dalam matanya saat ia mulai menarik pinggangku ke dia. Penisku termasuk besar untuk seusiaku . vaginanya perlahan membuka seperti kelopak bunga. Pinggang Ibu didorong ke arah pinggangku dan panis saya meluncur ke dalam vagina kedasarnya . Vagina Ibu
sangat ketat bagi seseorang yang melahirkan tiga anak. Aku bisa merasakan otot-ototnya mencengkeram. Aku kemudian menggerakkan penisku keluar masuk. Saya kemudian mulai menyetubuhi ibu dengan sangat bergairah. Tubuhnya bergoyang dalam irama persetubuhan kami. Penisku
segera basah dengan cairan pelumas. Kami bergerak seolah-olah kita dibuat untuk bercinta satu sama lain.. Aku bisa merasakan ujung penisku menghantam mulut rahimnya. Ibu mulai bernapas berat dan berat. Setelah selama sekitar lima belas menit Ibu
tiba-tiba menjadi tegang dan mencengkeram pantatku. Aku bisa merasakan mulai vaginanya mulai kontraksi dan pada saat yang sama aku pun mengeluarkan spermaku di rahimnya. Aku merasakan spermaku banyak sekali samapi tumpah keluar dari vaginanya.
Kami lalu berciuman satu sama lain. Aku mulai bergairah dan penisku mulai kembali keras di vaginanya. Aku perlahan mulai
maju-mundur di vaginanya. Kali ini kami bersetubuh dengan lambat dan lembut, berlangsung lebih lama. Ibu dan aku orgasme pada saat yang sama .
"Mada sayang" katanya setelah persetubuhan romantis "Kontol kamu besar juga ya, Ibu tidak pernah merasakan seenak ini dengan ayahmu. Ibu tidak ingat kapan Ibu orgasme terakhir Kali dengan Ayah. "Aku tersenyum bangga. Persetubuhan pertama saya dengan ibu sudah lebih baik daripada apa pun yang ayah telah mampu berikan bertahun-tahun mereka menikah.
"Oh ibu, itu hanya karena Mada sangat mencintai ibu" "Oh Sayang ini orgasme terbaik sejauh ini" katanya.
"Mada, Sayang" Ibu berbisik. "Ibu harus pergi kembali ke kamar. Ibu ngga mau yang lain jadi curiga. Kami berciuman untuk beberapa waktu. Ibu lalu bangkit membersihkan dirinya. "Ibu… bisa mada simpan celana dalam ibu" Aku bertanya dengan berbisik. Ibu diam.
"Sebuah souvenir? " tanya ibu nakal.
"Ya," jawabku. "Hanya jika kamu menyembunyikannya". Ibu meletakkan celana dalamnya kembali dan ia menyelinap keluar dari kamar ku. Aku melihat penisku mengkilap dengan cairan persetubuhan kami.
Hal terakhir yang saya ingat adalah aku tertidur dengan celana dalam ibu di pipiku.
No comments:
Post a Comment