Jadilah Lelaki Perkasa, Seperkasa Kuda Putih

Saturday, October 31, 2009

Sensasi Inah dan Mbak Asti...

Chapter 3 : POSISI DOGIE STYLE



“Gimana rasanya mbak?” tanya Anton beberapa saat kemudian setelah Inah terlihat telah dapat mengatur nafasnya.

“Masss… tadi itu rasanya seperti apa ya…? tanya Inah kebingungan disela nafas yang masih tersengal.

“Sssst… sudah tak usah diungkapkan… pokoknya dirasain aja ya…” jawab Anton menenangkan Inah.

Beberapa saat kemudian Inah telah normal kembali pernafasannya dan bangkit duduk di samping Anton. “Kok mas gak jijik sih nyiumin pepekku” tanya Inah yang membahasakan kemaluannya dengan pepek.
Anton tidak menjawab, malah dia bertanya pada Inah “Inah bener… belum pernah merasakan seperti tadi ya?”

“Bener mas, soalnya suami Inah itu Peltu” jawab Inah.
“Peltu??? emangnya suami Inah itu aparat?” goda Anton.
“Bukan… nempel metu…” jawab Inah tersipu.
“Ha… ha… ha…” tawa renyah Anton.

Inah sudah tidak malu-malu lagi, perlahan tangan kanannya meraih senjata Anton yang masih tegak berdiri, “Mas… punyanya kok panjang begini ya” tanya Inah sembari mengelus senjata Anton. Anton tersenyum, diberinya ruang untuk Inah dapat sepenuhnya menikmati senjata Anton.

Kemudian perlahan dan agak ragu, Inah mendekati senjata Anton ke wajahnya, matanya melirik Anton seakan meminta persetujuan Anton, Anton tersenyum dan mengangguk. Dengan tidak buru-buru, dimasukkannya kepala senjata Anton ke dalam mulut Inah, Anton terpejam merasakan sensasi bibir Inah sembari mengelus rambut wanita itu, luar biasa… katanya tidak mempunyai pengalaman, tetapi dalam urusan sedot-menyedot… rupanya Inah juga jagonya, bathin Anton, mungkin ini yang dinamakan bakat alam, tanpa dipelajari sudah berjalan secara naluri.

Anton masih bermain dengan pikirannya, sementara Inah mengulum senjatanya. Sosok Inah di mata Anton seolah tidak bedanya dengan cewek-cewek kencannya, tetapi Inah mempunyai nilai plus. Di samping Inah hanya seorang tukang jamu, tetapi dalam merawat tubuh tidaklah kalah dengan cewek kuliahan, Kulit Inah putih bersih dengan bulu-bulu halus di sekujut tubuhnya, ketiak yang tidak dicukur tetapi rapi memberi kesan tidak jorok, sementara bulu kemaluan yang lebat sampai ke belakang. Anton terhenyak melihat Inah terbangun dari kulumannya di senjata Anton.

“Kenapa mbak?” tanya Aton,
“Pegel mas mulutku, habis gede banget sih senjatanya” senyum Inah malu-malu. “Oke, sekarang mbak tiduran, aku masukin ya senjataku ke pepek embak” kata Anton. Tanpa perlu menjawab, Inah merebahkan tubuhnya memasang posisi, kemudian Anton mulai menusukkan senjatanya kedalam kenikmatan Inah.

“Auuu… pelan-pelan ya masss… masukinnya… maklum dah lama gak di pake?” meringis Inah merasakan moncong senjata Anton memasuki lubang pepeknya. Setelah di rasa cukup masuk dan menyesuaikan di dalam lobang kenikmatan Inah, mulailah Anton memaju-mundurkan senjatanya.

“Ssshhh… enaaak masss… terusss… yang dalammm masss…”erang Inah keenakan. Anton mulai berkeringat, walau udara di kamar sebetulnya cukup dingin, mungkin karena jamu yang diminum tadi sudah bereaksi.

“Gila nih lobangnya mbak… adikku kamu jepit pake apa sih mbak” kata Anton disela aktifitasnya memaju mundurkan senjatanya,
“Ah… mas Anton ini lho.. sempet-sempetnya bercanda… enggak kok mas… barangku enggak ada alatnya… cuman bisa njepit aja” bangga Inah.
“Ini yang dinamakan orang ‘Empot Ayam’ ramuan Madura… khan ada jamunya juga mbak” kata Anton.
“Iya mas… aku rajin minum juga… cuman gak tau namanya apa… soalnya itu jamu warisan nenekku yang memang masih ada keturunan Madura…” jawab Inah sembari merasakan sensasi kembali.
“Accchhh… masss… aku moo pippiisss lagiii… aahhh…” untuk kedua kalinya Inah melenguh panjang, pertanda telah sampai orgasme nya yang kedua. Dijepitnya pinggang Anton… dipeluknya dada Anton, seolah mau melumat tubuh kurus Anton,
Anton sedikit meringis merasakan jepitan kaki Inah dan pelukan tangan Inah di tubuhnya, tetapi Anton mengerti akan kenikmatan Inah, maka dibiarkannya wanita itu menjepit tubuhnya.

Setelah beberapa saat Anton memberi waktu untuk Inah mengembalikan nafas liarnya, ia berinisiatif untuk merubah gaya, disuruhnya Inah untuk nungging membelakanginya, Anton melakukan dogy style. Inipun sensasi lain yang dirasakan Inah, baru dengan Anton ini ia merasakan indahnya persetubuhan.
Anton pun merasakan sensasi lain dari jepitan lubang Inah, dengan posisi ini, lubang kemaluan Inah semakin dirasakan sempit, sedikit mengalami kesulitan bagi Anton untuk memaju-mundurkan senjatanya, walau lubang Inah sudah sedemikian basahnya akibat orgasme Inah tadi. Tangan Anton memegang pinggul Inah, sedangkan Inah memeluk bantal sembari mengerang kenikmatan,

“Tusuk yang dalammm… masss… ssshhh…."
Akhirnya Anton memacu semakin cepat dengan tujuan untuk mencapai puncak kenikmatan bersamaan, kali ini.
“Masss… pippiiisss… lagi nihhh akuuu…” desak Inah,
“Sabar sayang… mas juga mau keluar nihhh… ayuuukkk… aaahhh… Naaahhh” lenguh Anton. demikian juga Inah yang semakin liar memeluk serta menggigit sarung Aton,
“Aaacchh… emmmhhh… enghhh… masss…”

Keduanya terkapar di kasur dengan deru nafas yang saling berlomba, Inah memeluk Anton, Anton membelai rambut lurus Inah. Mereka saling mendekap, berpagutan, disela deru nafas mereka berdua, hujan deras di luar. Tetapi di dalam kamar telah terjadi kehangatan yang dahsyat.

“Mbak, gimana rasannya dengan gaya kayak barusan tadi?” tanya Anton memulai pembicaraan.
“Sungguh mas, baru kali ini saya merasakannya dan ternyata luar biasa, seperti pengen mengulang terus dan terus” jawab lugu Inah.
“ha… ha… ha… kayak iklan aja nih…” gelak Anton.
“Kalo mas Anton udah berapa cewek yang mas Anton puasin?” selidik Inah sembari memainkan puting susu Anton,
“Hemm… berapa ya…” jawab Anton seolah berpikir, “tau ah… saking banyaknya”.
“Dasar laki-laki buaya” geram Inah sembari mencubit dada Anton.
“Trus… kebanyakan cewek-cewek itu juga puas mas…?” tanya Inah sedikit cemburu,
“Seperti jawabanmu bila kamu di tanya sama orang, pasti jawabannya… Luar Biasaaa…” jawab Anton geli sembari mencubit mesra hidung Inah.

“Mas Anton gak punya cewek yang diseriusin ya?” kejar Inah lagi,
“Mana ada yang bisa serius dengan aku… kebanyakan cewek yang deket sama aku juga paling-paling minta dipuasin nafsunya” elak Anton.
“Nakal ya mas Anton ini…” gemes Inah sembari mencubit senjata Anton.
“Ha… ha… ha… memang itu yang mereka inginkan.. kebanyakan mereka nggak kangen sama aku,,, tetapi kangen sama burungku… ha.. ha… ha… canda Anton sambil terkekeh renyah. “tapi suatu saat nanti… pasti lah aku cari pendamping yang setia… mungkin seperti kamu mbak… selain manis, putih, pintar memijit dan piawai dibidang jepit-menjepit…” aku Anton sembari memeluk dan mengelitik payudara Inah.

“Gombal…” jawab Inah sembari berusaha melepaskan diri dari dekapan kelitikan Anton yang sengaja menyenggol payudaranya...



Next Chapter : SENSASI BIBIR BAK MANDI

No comments:

Post a Comment

Sungguh Puaskah Istri Anda ?