Jadilah Lelaki Perkasa, Seperkasa Kuda Putih

Sunday, May 2, 2010

MISTERI SUSTER ASTI ( eps 2 : bayangan kematian )


Dua hari sudah nadia terbaring tak sadarkan diri karena penyakit misterius dan dari sekian banyak dokter yang dipanggil untuk memeriksanya , tak ada seorangpun yang bisa memastikan apa yang terjadi dengan gadis itu. Apalagi nyonya donatius tak mengizinkan anaknya dirawat di rumah sakit sebelum jelas benar apa penyakitnya , ia khawatir jika dibawa ke rumah sakit tanpa kejelasan apa penyakitnya , akan terjadi salah perawatan atau mal praktek.
Dan begitulah , kehidupan di rumah mewah itu tetap berjalan seperti biasa seolah tak ada apa apa , nyonya donatius tetap
sibuk dengan bisnisnya , sementara nadia dipercayakan kepada kedua pembantu rumah tangganya , isah dan aceng.

Hari itu cuaca sepertinya kurang bersahabat , dari siang , sepanjang sore , hingga menjelang malam ,hujan terus menerus turun. Kadang hanya rintik rintik kecil , kadang juga deras.
Aceng mendengus kesal sambil menatap derasnya hujan dari balik jendela , suasana di luar begitu muram , gelap dan sepi.
Beberapa saat yang lalu ia mendapat telepon dari nyonya donatius , majikannya itu tak akan pulang malam ini karena harus menjamu relasi bisnis dari korea . Sementara isah tadi pagi harus pulang ke kampungnya karena terjadi bencana tanah longsor disana dan nasib keluarganya belum diketahui.
Kekesalan aceng bukan hanya karena harus menjaga rumah sendirian , hal itu sudah biasa baginya. Ia kesal pada majikannya yang kurang memberi perhatian pada anaknya sendiri. Sepuluh tahun aceng bekerja pada keluarga donatius , dan selama itu pula ia melihat nadia begitu dimanjakan dengan segala kemewahan , apapun yang dimaui nadia pasti terpenuhi , buku , boneka , handphone , mobil dan tentu saja uang. Apapun bisa nadia dapatkan dengan mudah , kecuali perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya sendiri.

DONG..!!! DONG..!!! dentang jam dinding mengagetkan aceng yang sedang melamun ,

" kampret..!!! bikin kaget aja..!!!" aceng melirik ke arah jam dinding , rupanya sudah pukul delapan malam. "huuh...dingin dingin kayak gini minum kopi sambil nonton film bokep asyik kayanya ..hehehe...mumpung ga ada siapa siapa di rumah."

Aceng pun segera pergi ke dapur untuk membuat kopi , namun saat melewati ruang tengah langkahnya terhenti , tiba tiba saja sebuah pikiran nakal melintas di benaknya. Dipandanginya pintu kamar tidur nadia di lantai dua.
Malam ini hujan turun , suasana sepi dan hanya ada mereka berdua di rumah sebesar ini plus satu hal lagi , nadia kini sedang terbaring tak sadarkan diri karena sakitnya , bukankah ini sebuah kesempatan emas..??
Aceng melirik ke kiri dan kanan seolah khawatir tiba tiba muncul seseorang yang memergokinya , tapi lalu aceng yakin tak ada siapapun disini.
Isah pulang kampung , tuan donatius masih di swiss sedang berobat , nyonya donatius dipastikan tak akan pulang , dan arman , setahu aceng , kekasih nadia ini sedang menjaga kakeknya di rumah sakit dan tak akan datang malam ini.
Senyum nakal pun merekah di wajah aceng , saat ia merasa situasinya aman untuk sedikit bermain main dengan nadia. Dengan langkah gugup dan jantung berdebar debar , aceng naik ke lantai dua untuk menuju kamar tidur nadia.
Saat pintu kamar dibuka , tanpa sadar aceng bersiul kagum . Bak putri salju dalam dongeng , nadia yang terbaring di tempat tidurnya masih terlihat sangat cantik.

"wiihh..bener nih kata orang tua dulu , perempuan itu kelihatan leih cantik kalo lagi tidur " , gumam aceng sambil bergerak mendekati nadia.

"non ..non nadia ,bangun non",� aceng mengguncang guncang bahu nadia

Tak ada reaksi apa apa.

"non,,,,non nadia" ,� aceng kembali mengguncang bahu nadia , namun gadis itu tetap tak bereaksi.

"non nadia...bangun non... ada den arman datang"�

Melihat tetap tak ada reaksi , aceng menghentikan usahanya membangunkan nadia , meski begitu tangannya masih tetap memegang bahu gadis itu. Lalu dengan gerakan tangan seolah tak sengaja , aceng menurunkan tali baju tidur nadia dari bahu sampai lengan dan bersiap siap seandainya tiba tiba nadia terbangun , namun ternyata nadia tetap tertidur.
Ia pun pindah ke sisi sebelahnya , melakukan hal yang sama , mencoba membangunkan nadia , dan ketika tak ada reaksi , dengan gerakan "tak sengaja"� tali baju tidur yang lain ia turunkan.

Kini aceng dengan leluasa mengelus elus bahu nadia yang terbuka , sekaligus tetap waspada seandainya tiba tiba anak majikannya ini terbangun.
Nadia tetap tak sadarkan diri , hal ini membuat tangan aceng berani merayap turun makin ke bawah , ke leher lalu turun ke dada . Nafas aceng pun kian memburu saat ia berhasil menggenggam buah dada nadia.

"anjrriitt..!! mantep nih.."� gumam aceng sambil meremas remas buah dada nadia.

Yakin nadia tak akan terbangun , aceng dengan kasar menyingkap selimut yang menutupi tubuh nadia , lalu dengan tak sabar menurunkan baju tidurnya hingga mata kaki.
Perasaan aceng kian tak menentu menyaksikan pemandangan indah di hadapannya. Tubuh mulus seorang gadis muda yang cantik terbaring dengan polosnya hanya tertutupi oleh celana dalam saja, Dua bukit kembarnya menjulang sempurna , seolah menanti untuk dijamah.

Aceng mencium bibir mungil nadia sambil tangannya tak lepas menggenggam buah dada padat gadis itu.
Lidahnya merayapi seluruh wajah cantik gadis itu , terus berlanjut menelusuri leher yang jenjang , dan semakin turun menyusuri lekuk demi lekuk tubuh indah nadia.
Diraupnya bulatan dada nadia sebelah kiri dan disedotnya dengan rakus , sementara buah dada kanan tetap digenggamnya. Puas dengan yang sebelah kiri , ia berganti meraup yang kanan begitu seterusnya. Aceng dengan garang memainkan buah dada nadia.
Celana dalam nadia akhirnya diturrunkan juga oleh aceng , sehingga kini sempurnalah keindahan tubuh nadia yang telanjang bulat tersaji dihadapannya.
Tatapan aceng begitu nanar saking takjubnya , seumur hidup baru sekarang ini menyaksikan tubuh mulus yang begitu sempurna. Perempuan perempuan yang sejauh ini aceng tiduri kelasnya masih seputaran pembantu rumah tangga atau pelacur kelas kambing , yang levelnya jelas jauh dibawah nadia , seorang anak orang kaya yang pastinya sangat memperhatikan perawatan tubuh.

"non nadia cantik banget...apalagi pas lagi telanjang kayak gini...beruntung banget den arman" , gumam aceng ," beruntung banget gue..hehehehe.."

Aceng kini melepas pakaiannya sendiri satu persatu hingga kini ia pun sama sama telanjang, Penisnya yang sedari tadi berontak ,kini menjulang bebas menuntut pelampiasan.
Aceng menelusuri wajah cantik nadia dengan penisnya , sentuhan dan gesekan antara kulit halus wajah nadia dan penis aceng memberikan sensasi luar biasa yang tak pernah terbayangkan oleh pria itu sebelumnya. Tubuhnya bergetar dan merinding saking nikmatnya.
aceng berlama lama menyentuhkan penisnya di bibir mungil nadia , meski tak ada reaksi apapun dari gadis itu , namun dalam fantasinya aceng membayangkan jika nadia sedang menciumi kejantanannya.
Tak puas rasanya jika hanya menikmati bibirnya saja , aceng berusaha membuka mulut nadia lebar lebar dan penisnya ia benamkan disana.

"aaaaahhh...", aceng mendesah panjang penuh kenikmatan saat kehangatan yang basah melingkupi penisnya. Awalnya ia mencoba menggerakan penisnya , namun karena sering bersentuhan dengan gigi , akhirnya ia hanya diam membenamkan penisnya dan mencoba meresapi kehangatan mulut nadia.
Kembali ia berfantasi , nadia sedang mengulum dan menyedot penisnya dengan binal.
Beberapa menit kemudian , aceng mencabut penisnya dari mulut nadia dan beralih ke belahan payudara gadis itu. Dijepitkannya penisnya diantara kedua bulatan empuk dada nadia , ia lalu bergerak maju mundur sambil menatap wajah cantik anak majikannya yang masih tertidur dengan damai.

Ia tak bisa lagi berlama lama menikmati jepitan payudara nadia , karena nafsunya sudah kian melonjak tak terkendali.
Aceng pun berlanjut ke "terminal utama"� alias vagina nadia yang terlihat begitu bersih.
Dipukul pukulkannya penisnya pada vagina itu , lalu digesek gesekan di bibir vagina nadia.

"mmm..baru gini doing udah nikmat banget"�

Aceng tahu jika nadia sudah tidak perawan lagi , jadi ia merasa aman melakukan semua ini . Dulu ia pernah mengintip nadia dan arman sedang bersetubuh di kamar ini . Sayang Cuma sebentar karena isah tiba tiba muncul dan menegurnya untuk tidak ikut campur urusan majikannya.

"nyobain dikit yah neng"� kata aceng sambil memposisikan penisnya tepat di lubang kenikmatan gadis itu, siap untuk lepas landas.

Tiba tiba terdengar suara musik mengalun dari ruang depan , aceng sontak melompat karena terkejut.
Ini suara bel pintu !!! ada yang datang...!!!!

Dengan panik , aceng bergegas mengenakan pakaiannya kembali lalu segera berlari keluar kamar menuju pintu depan.
Saat pintu dibuka , disana sudah berdiri seorang wanita cantik berpakaian putih perawat. Rambutnya terlihat basah , begitu juga baju putihnya sedikit basah , karena memang hujan masih turun meski rintik rintik.

"selamat malam..apa betul ini rumah nyonya donatius..??" , Tanya gadis itu

"eh..betul mbak..tapi nyonya kebetulan sedang gak ada tuh ,mbak siapa ya..??"�

"oohh..saya suster asti , saya disuruh nyonya donatius untuk memeriksa anaknya , kalo ga salah..nadia , betul..??"�

Aceng teringat sewaktu di telepon tadi , nyonya donatius memang bilang akan ada orang dari rumah sakit yang akan memeriksa keadaan nadia.

"oya..betul mbak..betul ,silakan masuk, "� kata aceng dengan sopan meski matanya terarah pada gundukan gunung kembar di balik baju suster asti

"terima kasih ..."

Saat suster asti melintas , tercium bau harum yang begitu membius aceng dan merangsang kembali birahinya

"maaf ..kamar yang sakit dimana ya..?? ,� Tanya suster asti membuyarkan lamunan aceng.

"ooh anu..lantai dua kamar paling ujung mbak.."�

"terima kasih " ,� suster asti tersenyum lalu langsung menuju lantai dua.

Saat hendak mengikuti suster asti , tiba tiba ia merasa ada yang janggal . Kenapa suster asti tadi sudah ada di pintu depan , padahal pintu pagar terkunci. Aceng melongok keluar dan melihat pintu pagar ternyata sedikit terbuka. Dengan penuh keheranan ia bergegas menuju pintu pagar untuk menguncinya , ia yakin betul sudah menguncinya tadi.

"apa gue lupa kali ya..??? tapi ah..gak mungkin...."

Aceng yakin betul ia sudah mengunci pagar , soalnya ketika itu kebetulan ada seorang tukang nasi goreng yang lewat terburu buru mencari tempat berteduh dari hujan , sialnya ia malah terantuk batu , sehingga terjatuh dan gerobaknya terguling . Bekas bekas tergulingnya nasi goreng itupun masih berserakan di jalan , belum dibersihkan.
Masih dengan kebingungan , aceng mengunci kembali gerbang , namun ia merasa masih ada hal lain yang mengganjal di hatinya.

"celaka..!!! mati gue....!!!"

Aceng secepat kilat berlari memasuki rumah , ia baru teringat jika tadi meninggalkan nadia masih dalam keadaan telanjang bulat. Ia tak sempat membereskan kembali pakaian gadis itu , sementara suster asti sedang menuju kesana.
Dan ternyata nadia pun masih telanjang bulat saat aceng tiba di kamar , suster asti berdiri di pinggir ranjang dan menatap aceng dengan pandangan yang menusuk tajam.

"kenapa..dia..tak berpakaian..??"� Tanya suster asti dengan nada dingin dan lambat.

"ehh..anu tadi..itu..mhh..itu..."�

"apa yang telah kamu lakukan, ??"�, Tanya suster asti dingin kali ini sambil bergerak mendekati aceng.

Pria itu gelagapan dan tak mampu berkata apa apa , bukan hanya karena ia baru saja kepergok melakukan pelecehan seksual terhadap anak majikannya , tapi juga tatapan mata suster asti yang begitu menakutkan., wajah cantiknya berubah menjadi pucat mengerikan . Aceng bergidik ngeri , bulu kuduknya berdiri.

"dasar lelaki bejad..!!!"�, suster asti setengah berteriak. Sambil terus bergerak mendekati aceng.

Tiba tiba sebuah tambang plastic telah membelit dan menjerat leher aceng , sehingga ia sulit bernafas. Dengan panic aceng berusaha melepaskan jeratan itu , namun justru tambang itu membelit lehernya kian erat

"aghhk..hkkk...ehkkk....hkk...!!"�

Suster asti mendekati aceng yang berguling guling di lantai , berusaha dengan sia sia melepaskan jeratan di lehernya.

"kalian lelaki mesum ..harus mati..!!!"� suster asti mengucap dingin , lalu mencengkram leher aceng dan mengangkat tubuhnya dengan satu tangan . Aceng semakin kuat meronta , kakinya berusaha menendang nendang tubuh asti , namun tak ada pengaruh apa apa , ia seperti menendang tembok.

Masih dengan satu tangan , asti mengangkat aceng keluar kamar dan membawanya ke pinggiran pagar pembatas lantai dua.
Jarak antara lantai dua dan lantai bawah cukup tinggi , jika terjatuh dari sana minimal akan mengalami patah tulang yang parah. Karena itulah mata aceng melotot karena panic dan ketakutan saat tangan yang mencengkram lehernya sudah terjulur melewati pagar pembatas , jika dilepaskan sudah pasti tubuh aceng akan terjerembab dengan kerasnya ke lantai bawah.
Aceng menggeleng gelengkan kepalanya , tatapa matanya memohon pengampunan pada suster asti , ia tak bisa bicara karena lehernya tercekik dengan kuat.
Suster asti hanya tersenyum dingin , lalu melepaskan cekikannya. Tubuh aceng langsung meluncur jatuh ke lantai bawah. Namun belum juga mencapai dasar , tubuh aceng tersentak dengan kuat , tambang plastic yang masih membelit di lehernya menahan ia jatuh , ujung tali lainnya sudah terbelit di pagar pembatas.
Tubuh aceng kini tergantung diantara lantai dua dan lantai bawah , tubuhnya kelojotan , kakinya menendang nendang dengan liar , tali yang mencekik lehernya membuat nafasnya makin tersengal sengal .
Lama kelamaan rontaan aceng semakin melemah , seiring habisnya tenaga dan nafasnya , hingga akhirnya aceng terdiam dan sama sekali tak bergerak
Ia telah tewas tergantung dengan tambang plastic yang melingkari lehernya , matanya melotot , dan lidahnya terjulur keluar.
Suster asti yang menyaksikan proses tewasnya aceng dari lantai dua , tertawa dengan mengerikan , lalu ia berbalik berjalan masuk ke kamar tidur nadia.


PADA MALAM YANG SAMA


Parjono dengan kosong memandangi butir butir air hujan yang terjatuh ke tanah , sendirian ia terjebak di pangkalan ojeg tempatnya biasa mangkal. Ia memang bekerja sampingan sebagai tukang ojeg jika tak ada proyek menjadi kuli bangunan. Teman teman sesama pengojeg sudah sejak sore tadi pulang ke rumah masing masing karena hujan.
Tadinya jono pun berharap setidaknya ada satu dua penumpang, namun hujan yang kian deras membuat jalanan sepi, orang orang pun malas untuk keluar rumah. Sempat juga tadi jono berniat pulang , tapi hujan malah turun makin deras dan ia malas kalau harus berbasah basah menembus hujan.

Parjono membaringkan diri di kursi panjang yang terbuat dari bambu , matanya terpejam , pikirannya melayang pada kematian bento. Ia juga membaca berita di Koran yang memuat tentang kematian bento serta isu adanya penampakan suster ngesot bernama asti.

"apa mungkin ya, bento dibunuh arwah suster itu..??"� gumam jono sendiri.

Parjono memang sempat kaget saat mendengar suster asti bunuh diri , bukan hanya dirinya tapi tiga temannya yang lain pun sama , kaget dan khawatir.
Mereka khawtir kematian asti akan menguak kasus pemerkosaan yang mereka lakukan. Namun saat itu bento terlihat tenang dan santai saja , dan meyakinkan temannya yang lain justru dengan tewasnya suster asti maka mereka akan aman.
Mereka sempat merasa aman dan melanjutkan kehidupan masing masing , namun kematian bento mau tak mau mulai mengusik ketenangan mereka berempat , apalagi ada nama asti yang disebut sebut disana.

********************


"jangan jangan itu emang setannya suster itu.."� kata udin saat mereka berkumpul setelah penguburan bento.

"bisa jadi sih " , timpal abdul , " kalo menurut elu gimana to.???"�

Masto hanya menggelengkan kepala dan mengangkat bahu, ia sendiri tak tahu harus memepercayai isu itu atau tidak.

"kalo elu jon..? "� abdul beralih pada jono.

"ya..gue sih yakin ga yakin , bro.."�

"maksud elu...??"

"gini deh ..selain mikir setan kita juga harus mikir pake logika ,"� parjono berhenti sejenak untuk menyeruput kopi , "bento itu preman , musuhnya elu pada tahu kayak gimana , bisa aja kan dia dibunuh sama musuhnya..??"

Semua mengangguk membenarkan perkataan parjono, sebagai preman kambuhan pastinya banyak yang punya dendam sama dia.

"trus..soal suster ngesot asti , gimana tuh jon..???" Tanya abdul lagi

"nah..pikir lagi deh sama elu semua , disanakan warung minum ya kan..?? nah bisa aja si bento mabok ,
terus ngoceh soal asti "

"maksud elu , isu suster ngesot sengaja disebar buat nutupin pembunuhan sebenarnya...???"�

"persis..!!!"

Masto , udin dan abdul rupanya setuju dengan teori yang dipaparkan parjono . memang benar bisa saja saat itu bento terlalu banyak minum ,mabuk dan keceplosan omongan soal suster asti , dan hal itu dimanfaatkan orang yang dendam padanya untuk menutupi aksi pembunuhannya.

********************


"bang, mau ga narik bang..???"�

Suara merdu seorang perempuan membuyarkan lamunan parjono.
Ia sontak bangun dari pembaringannya untuk melihat siapa yang bicara , ternyata yang datang memang seorang gadis cantik .
Gadis itu menggigil kedinginan , baju blouse ketatnya telah basah karena hujan dan membuatnya menjadi transparan memberikan siluet dua gundukan di indah di dadanya , ditambah satu kancing paling atas yang terbuka memberi sedikit intipan apa yang ada dibaliknya. Roknya yang sedikit di atas lutut menambah nilai sexy gadis itu.

Parjono memandanginya dari ujung rambut sampai ujung kaki, lalu pandangannya kembali dan terus menatap siluet buah dada yang masih tertup bra , namun cukup menggetarkan birahi siapapun yang melihatnya. Penis jono pun mulai menegang

"bang , mau ga narik...???"� Tanya gadis itu lagi tak sabar sambil menyilangkan kedua tangannya menutupi dada , entah karena kedinginan atau sadar jika buah dadanya menjadi tontonan gratis parjono.

"hujan gini neng , emang mau kemana sih..???"� Tanya parjono , tatapannya kini beralih manatap paha mulus yang sedikit mengintip dari balik rok pendek.

"aduuh....saya kemaleman nih bang , saya harus segera pulang ada masalah penting soalnya....." ,� Nada gadis itu terdengar panic dan gelisah , tangan kirinya menyilang menutupi dadanya , sementara tangan kanan berusaha menutupi rok pendeknya , sesekali ia tarik tarik ujung roknya ke bawah seakan hal tersebut bisa membuatnya roknya lebih panjang untuk menutupi pahanya.
Sadar jika gadis dihadapannya risih dipandangi terus , parjono mulai berusaha bersikap normal dengan memandangi wajah sang gadis . Diam diam parjono sendiri mulai merasa tak nyaman karena penisnya mulai bereaksi dan salah posisi.

"masih hujan kayak gini neng , nanti aja sebentar lagi.."� kata parjono sambil melihat keluar

"aduuhh,,tolong deh bang ,saya bayar dobel deh...."� Gadis itu memohon

"gimana yah..????"�

"tiga kali lipat......gimana..????"�

"emang mau kemana sih neng.. .?????"�

"ke jalan besar di depan kompleks permata indah , disitu ada pangkalan taksi kan..??"�

Parjono berpikir sejenak , kebetulan sekali , jalan menuju komplek permata indah cukup sepi , dan melewati sebuah lahan kosong dan yang terpenting jalur tersebut melewati sebuah rumah kosong tempat biasanya parjono dan teman teman berkumpul untuk sekedar minum minum atau main judi. Sebuah pikiran jahat melintas di benaknya.

"ayo bang..kok diem...???....mau apa enggak..????" gadis itu mendesak dengan tak sabar.

"tiga kali lipet , ya non..???"� parjono memastikan

"iya...ongkosnya saya bayar tiga kali lipat...."�

"tapi basah basahan doong neng , soalnya abang ga punya payung atau jas hujan...."�

Gadis itu terlihat bimbang sejenak sebelum akhirnya menjawab , " gak apa apa deh bang ..yang penting cepet nyampe.."

"ayo deh .."� kata jono akhirnya , ia segera mengambil helm dan menyiapkan motor.

Setelah motornya menyala , parjono mempersilahkan gadis itu untuk naik.
Sang gadis naik ke motor dan duduk menyamping , tangannya masih menyilang di dada.

"neng..pegangan dong ..nanti jatuh..."�

Gadis itu menurunkan tangan kirinya dan berpegangan pada besi di belakang motor.

"aduuh neng..sekarang ini hujan , udah malem , gelap pula , eneng pegangannya ke abang dong , nanti jatuh...."�

Sang gadis ragu sejenak , namun akhirnya melingkarkan tangannya juga ke perut jono.

"yang kuat ya neng..!!!

Pegangan gadis itu pun kiat erat saat motor parjono mulai bergerak menembus gelapnya malam dan derasnya hujan, dan karena tak terlindungi apapun , tubuh mereka jelas basah kuyup.
Sepanjang jalan parjono berusaha berbasa basi dengan penumpangnya , namun karena kurang mendapat tanggapan akhirnya ia pun diam.
Motor parjono kini melaju melewati lahan kosong yang lumayan gelap , hanya terlihat beberapa rumah yang letaknya satu sama lain cukup berjauhan.
Tepat ketika melintas di depan sebuah rumah , motor parjono mendadak mati.

"aduuh bang..kenapa berhenti disini..????"� kata gadis itu terdengar panic

"ga tau nih neng..mendadak mesinnya mati.."� jawab jono.

Gadis itu lantas turun dari motor dan berdiri di tengah hujan seperti orang yang kebingungan. Parjono terlihat mengutaik atik motor sambil sesekali menstarter , namun tetap saja tak hidup.
Sang gadis kelihatan mulai gelisah dan bimbang , kakinya menghentak hentak tanah yang basah karena tak sabar.

"neng, sebaiknya berteduh aja dulu di rumah itu " parjono menunjuk rumah didekatnya

Gadis itu menatap rumah yang ditunjuk parjono dengan enggan, " emang rumah siapa bang..????"�

"rumah kosong neng , disitu aja dulu biar gak basah kehujanan.."

Gadis itu kembali menatap rumah itu dengan ragu , lalu menatap cahaya di ujung jalan yang sudah terlihat meski masih agak jauh.

"ga usah deh ,biar saya jalan kaki saja..."�

Jono terkejut dengan keputusan penumpangnya,

"masih jauh neng , hujan lagi , udah disitu aja dulu" , kata jono sambil kembali menunjuk rumah kosong didekatnya.

"biarin deh bang , saya buru buru soalnya " , kata gadis itu sambil mencari dompet di tasnya , " jadi ongkosnya berapa bang..???"

Saat gadis itu sedang mengambil dompet , parjono dengan cepat mencabut pisau yang tersembunyi di balik bajunya ,lalu dengan cepat menyergap gadis itu dari belakang , pisaunya ia tempelkan di leher sang gadis.
Sementara tangan kanan menempelkan pisau di leher sang gadis , tangan kirinya merangkul di dada gadis itu sambil mencaplok buah dadanya lalu meremasnya keras.

"diam nona cantik ,...sebaiknya jangan melawan,,,!!! " ancam parjono

"bang..apa apaan sih.....lepasin dong..tolooong....!!! tolong...!!!!"

Gadis itu meronta ronta sambil berteriak minta tolong, namun karena tempat itu sepi apalagi saat hujan deras seperti ini ditambah pisau yang menempel di lehernya sedikit melukainya, akhirnya ia pun terdiam.

"jangan ngelawan....atau mampuss..!!!"� ancam parjono , "ngerti..???!!"�

"ii..iya bang...jangan sakiti saya bang..ampun bang..."

"bagus ..sekarang ayo jalan..!!!"�

Parjono membawa gadis cantik itu ke arah rumah kosong , pisaunya masih menempel di leher sang gadis , sementara tangan kirinya tak lepas meremas buah dadanya.
Remasan di dada gadis itu baru dilepas saat sampai di depan pintu , parjono merogoh sakunya dan menyerahkan pada sang gadis.

"ayo ..buka pintunya, cepat..!!!" perintah jono

Dengan gemetar gadis itu membuka pintu rumah , setelah pintu terbuka tubuhnya didorong dengan kasar untuk masuk oleh parjono.
Rumah itu tak terlalu banyak isinya , setidaknya di ruang depan hanya ada sebuah televisi 14 inchi lengkap dengan dvd player , didepannya digelar dua buah kasur gulung yang agak lusuh , diatas kasur itu berserakan vcd dan dvd porno.
Di sudut lain terdapat lemari yang cukup besar , lalu meja yang cukup besar pula dengan empat kursi , satu di tiap sisinya , diatasnya tergeletak begitu saja kartu remi , kartu gapleh , dan beberapa biji catur , sementara itu botol minuman bekas bir dan minuman keras lainnya berserakan di banyak tempat.

"duduk..!!" perintah parjono pada sang gadis , sambil menunjuk ke salah satu kursi.
Gadis itu dengan pasrah duduk di kursi yang ditunjuk , ia lalu memandangi sekeliling ruangan yang terlihat kumuh dan jarang dibersihkan , sementara jono sibuk mencari sesuatu di laci lemari ,ia pun terlihat senang saat menemukan apa yang dicarinya. Beberapa utas tali.

"sini tangan kamu...!!!" � kata jono sambil menarik kedua tangan gadis itu ke belakang kursi lalu mengikatnya.

"aduhh..sakit bang..!! " protes gadis itu saat tangannya diikat kebelakang kursi.
Parjono pun tak ketinggalan mengikat juga kedua kaki gadis itu pada kaki kursi dengan posisi agak mengangkang.
Setelah yakin ikatannya cukup kuat , parjono pergi ke luar rumah dan kembali beberapa saat kemudian sambil menuntun motornya , tas sang gadis yang terjatuh diluar pun tak lupa ia ambil.
Sebenarnya motornya dari tadi tidak mengalami gangguan apa apa , mogoknya tadi hanya siasat untuk membawa gadis cantik penumpangnya ke rumah ini.
Setelah menyimpan motor , ia mengambil dua botor bir dari dalam lemari , membukanya sebuah dan meletakaknnya di meja, kemudian ia menarik kursi dan duduk dihadapan gadis cantik yang akan menjadi korbannya.

"bang....saya mohon lepaskan saya .....abang boleh ambil semua uang yang ada di dompet , ATM juga sekalian....tapi saya mohon lepaskan saya bang.." gadis itu memohon saat melihat tasnya ada di tangan parjono.

Parjono memeriksa isi tas itu , dan langsung mencari dompet gadis dihadapannya.
Ketika dompet itu dibuka , parjono menedapatkan beberapa lembar uang ratusan ribu dan lima puluh ribuan , kartu ATM dan kartu kredit dari beberapa bank , KTP , SIM , dan kartu mahasiswa. Jadi rupanya ia adalah seorang mahasiswi.

"wieetss.....tajir juga nona cantik kita ini ya..nona..emmm..nadia..."� kata jono sambil membaca nama yang tertera di kartu mahasiswa dan kartu kredit.

"ambil semua bang....tapi saya mohon....saya mau pulang bang...."�

Jono meletakkan dompet itu di meja sambil berkata , " santai aja non nadia , masih hujan tuh diluar.."�

Parjono menatap nadia dengan kilau mata penuh nafsu , baju gadis itu masih transparan karena basah , rok pendeknya sudah agak tersingkap menampilkan paha mulus yang menggetarkan hati.

"oo..iya jadi keingetan baju abang basah nih neng.."�kata parjono sambil melepaskan pakaiannya satu persatu tanpa canggung di hadapan nadia , "maaf ya neng , daripada masuk angin "

Nadia memalingkan wajahnya saat parjono sudah telanjang bulat dihadapannya.

"loo..kok neng nadia melengos kaya gitu..????"

Nadia diam tak menanggapi

"ooooo..abang tau nih ....neng nadia kedinginan juga ya, abang Bantu bukain deh bajunya...."�

"ti..tidak..bang..jangan..jangan " ,� jawab nadia dengan spontan, namun jono sudah bergerak melepas satu persatu kancing blousenya.

"jangan..bang..ambil aja uangnya.....tapi jangan perkosa saya bang " , � kata nadia dengan nada memelas

Parjono tak mengindahkan permohonan nadia . Setelah seluruh kancing bajunya terbuka , parjono meraih kaitan Bh di balik punggung nadia dan melepaskannya.

"wuiiihhh.....tau gak non ....udah lama abang ngimpiin toked buled kayak gini.."� kata jono sambil menyentuh dengan kagum buah dada nadia yang sudah tak tertutup apapun.
Jari jari jono dengan liarnya mempermainkan putting susu nadia , membuat buah dada itu kian mengeras dan karena dalam keadaan terikat , reaksi yang bisa dilakukan nadia hanyalah memejamkan mata sambil menggigit bibirnya , mencoba menahan gejolak yang muncul dalam dada.
Namun akhirnya desahan nadia lepas juga , saat payudaranya dilumat dan dikenyot dieslingi gigitan gigitan ringan.
Parjono bisa merasakan juga jika perlahan birahi nadia mulai terangsang , ia pun lalu menggelitik putting susu gadis itu menggunakan lidahnya.
Lidahnya menyentil nyentil puting susu nadia

“uuhh..ssshh...aahhh.geeliii...”

birahi nadia kini benar benar terangkat naik , tubuhnya pun bergetar karenanya. Satu satunya tanda perlawanan adalah air mata yang mengalir membasahi pipi. Jari jemari parjono mulai menyingkap rok pendek nadia , paha mulus gadis itu membuatnya menelan ludah .
Dielusnya dengan lembut paha itu , dan nadia pun sempat bergidik saat tangan kasar itu menyentuh kulit halus pahanya.
Parjono kemudian menjilati paha nadia dengan santainya, terus hingga ke pangkal paha

“mmm....memiaw non nadia harum banget , beda emang kalo anak orang kaya sih ya...” ujar parjono sambil mengendus endus keharuman vagina yang masih terlindungi celana dalam.
Dan saat itu juga celana dalam nadia ia peloroti , diciuminya lagi paha nadia diselingi jilatan jilatan nakal , sampai terus merambat ke kemaluan gadis itu.

“ooohhh.....aawhhhhh...ahhhsss....” nadia hanya mendesah , birahinya yang terus naik membuat dirinya menjadi pasrah dan membiarkan dirinya di ombang ambing oleh rangsangan parjono.
Kini jono bangkit dan mencium bibir nadia , sementara jarinya terus menggelitiki vagina gadis itu.
Tubuh nadia menggeliat geliat mendapatkan rangsangan seperti itu , pangkal pahanya terasa geli saat bagian sensitfnya disentuh jari jari kasar parjono , hal itu membuat nadia merespon ciuman di bibirnya dengan panas , lidah mereka saling menjilat , saling berpagut dan beradu. Seandainya saat itu ikatan nadia di lepas sekalipun , gadis itu sudah tak akan berhasrat lagi untuk melarikan diri karena telah terbuai gelombang birahi. Dan jono menyadari dan merasakan hal itu , pengalaman meniduri banyak perempuan membuatnya tahu jika nadia sudah pasrah dan menyerah , karena itu ia tak ragu untuk melepas ikatan gadis itu.
Dan memang , saat ikatannya dilepas ,nadia hanya pasrah saja menunggu apa yang akan dilakukan parjono selanjutnya.
Setelah melepas apa yang masih menempel di tubuh nadia , parjono membawa tubuh telanjang itu ke kasur gulungyang tergelar di lantai , ia bereskan sejenak vcd porno yang berserakan di atasnya , kemudian barulah ia berbaring disana.

“ayo neng nadia , naik kesini ..” perintah parjono .

Nadia dengan patuh naik ke atas tubuh parjono lalu menggenggam penis pria itu.

“ayo jangan ragu neng , tancepin aja..” kata parjono dengan tak sabar.

Nadia memandang dengan tatapan kosong pada parjono , sebelum akhirnya ia menurunkan badannya perlahan , dan penis itu pun melesak masuk ke dalam vaginanya.

“ajiiiiipp...!!!” gumam parjono saat vagina nadia dan penisnya mulai bergesekan.

Tubuh nadia mulai bergerak naik turun di atas tubuh parjono , payudaranya terguncang guncang dengan begitu menggemaskan seiring dengan gerakan naik turun pemiliknya.
lama kelamaan parjono tak tahan juga untuk tak meremas buah dada itu , nadia pun mendesah tak karuan saat secara bersamaan mendapat rangsangan di dua daerah sensitifnya.
Beberapa menit kemudian keduanya mencapai orgasme , sperma jono menyembur dengan derasnya , sementara nadia terlihat kelelahan dan ambruk di atas tubuh parjono.

“he.he..he... enak ya non , ngent*t sama abang..”

nadia hanya mendongak sesaat sambil menatap dengan sayu , lalu merebahkan lagi kepalanya di dada parjono. Smentara nadia terbaring di atas tubuhnya , parjono menggunakan kesempatan itu untuk mengelus elus punggung nadia , dan elusan itu semakin turun dan berubah menjadi remasan saat tiba di bongkahan padat pantat nadia.

“bentaran neng ah , abang mau ambil minum dulu “ kata jono sambil menurunkan tubuh nadia , lalu bangkit menuju meja untuk mengambil bir. Nadia hanya berbaring saja , masih dengan tatapan yang begitu sayu dan wajah tanpa ekspresi.
Parjono kembali menghampiri sambil menenggak sebotol bir ,

“ minum non nadia ,..?” jono menyodorkan botol bir pada nadia.

Gadis itu hanya menggeleng lemah , .tanpa sepatah katapun terucap.

“ayo..minum , nanti kita mulai ronde kedua hehehe...”

Nadia terpekik kecil terkejut , saat tiba tiba sekujur tubuhnya diguyur bir oleh parjono.

“he..he..he...kesukaan gue nih , bir campur susu murni, ..he...he...he....”

jono lalu dengan rakusnya mencaplok dan mengulum buah dada nadia yang telah basah oleh bir , bergantian kiri dan kanan dengan nikmatnya ia menilati dan menyedot tumpahan bir di puting susu nadia.
Kali ini tak ada reaksi apapun dari nadia , ia tetap terdiam kaku , wajahnya tanpa ekspresi , tatapan matanya benar benar kosong , tak ada desahan ataupun erangan apalagi protes.
Awalnya parjono yang masih asik menikmati bir campur “susu murni” tak menyadari jika nadia
terbujur kaku layaknya orang mati , ia baru mulai merasa aneh saat tiba tiba suhu tubuh nadia terasa semakin dingin, ia bagai sedang menyentuh es balok.

“non nadia...kok badannya jadi dingin gini ya...??” kata jono sambil mengangkat wajah.

Dan parjono pun terhenyak mundur saat melihat ekspresi pada wajah nadia , tak ada lagi wajah cantik yang mengundang birahi , kini yang ada hanyalah wajah pucat mengerikan , tatapannya yang sayu berubah menjadi sorot mata berwarna merah yang menyeramkan.
Nadia berdiri mendekati parjono yang masih terkejut. Pria itu perlahan beringsut mundur , dan dengan gerakan cepat berbalik menuju meja untuk mengambil pisaunya disana.
Dengan pisau di tangan kini ia berdiri menghadap nadia dengan sikap siaga.

“siapa elu...!!!! kesurupan setan mana loo..!!!!” teriak jono memberanikan diri atau lebih tepatnya menutupi rasa takutnya.

“kesurupan suster ngesot bang..hi.hih.hihi..” jawab nadia sambil tertawa dengan mengerikan

parjono terlihat begitu shock mendengar jawaban itu , hampir saja pisau ditangannya terlepas jatuh.

“kk..kamu...kamu...jangan jangan.....”

“siapa saya bang...hi..hi..hi..hi....”

“kkamu..kamu....ss..ssuster ..asti..?”

langkah nadia terhenti , wajahnya mengekspresikan kemarahan menjadikannya lebih menyeramkan.

“ya..!!! aku asti....perempuan yang kalian perkosa di kamar mayat..!!!!”

ternyata berita di koran itu benar pikir parjono ,ia bimbang sesaat tak tahu apa yang harus dilakukan , sementara nadia yang kerasukan arwah asti semakin mendekat.
Akhirnya dengan segenap keberaniannya parjono bergerak menerjang nadia.

“hiaaaaa!!! mampus loo setan...!!!! “

parjono menusukan pisaunya ke perut nadia . Darah segar langsung muncrat keluar dari luka tusukan itu , namun anehnya nadia tetap berdiri tegak ditempatnya, tanpa terlihat kesakitan atau jatuh.
Parjono yang makin panik melihat serangannya tak berarti apa apa secara naluriah mengambil botol bir di atas meja dan dengan sekuat tenaga mengahntamkannya ke kepala nadia.
darah mengalir dari kepala nadia akibat hantaman botol , namun ia tetap tak bergeming .justru sosoknya kini malah kian menyeramkan dengan perut dan kepala yang berlumuran darah .
keberanian parjono pun kian surut dan mulai menghilang , dengan panik ia menoleh ke kiri dan kanan mencari sesuatu yang mungkin bisa digunakan sebagai senjata.

“setan..!!! pergi...!!! pergi loo...!!!!” teriak parjono sambil melempar sebuah kursi.

Kursi kayu itu hancur berantakan saat menghantam nadia , namun gadis itu tetap berjalan mendekat.
Parjono terus beringsut mundur sambil melempar barang apa saja yang ia temukan , namun tak satupun yang dapat membuat nadia roboh. Hingga akhirnya ia pun terpojok ke dinding , tak ada tempat lagi untuk mundur.

“tidak....!!! jangan...jangan bunuh saya...!!!ampuunn..!!! ampuunnn....!!!! “ parjono memohon.

Respon nadia hanya tertawa cekikikan , kuku tangannya memanjang dan terlihat sangat tajam. Dengan satu gerakan cepat kuku kuku tajam itu menyabet leher parjono

“aaakhhh..!!!” jerit jono kesakitan sambil memegang lehernya yang berlumuran darah. Belum sempat ia mengambil nafas , satu sabetan lagi telah merobek perutnya hingga issinya terburai keluar, kontan saja tubuhnya langsung ambruk ke lantai , lalu tubuhnya kejang dan kelojotan meregang nyawa seperti ayam yang baru disembelih, dan beberapa detik kemudian ia pun tewas menyusul temannya bento.

Nadia tertawa melihat parjono telah tewas , ia lalu mengambil tas dan dompet miliknya juga pakaiannya , dan tanpa mengenakannya lagi , nadia keluar dari rumah itu menembus tirai air hujan yang masih turun dengan derasnya , lalu berjalan dan menghilang di kegelapan malam.

******* *************


Di kota besar seperti bandung atau jakarta , orang bisa dengan mudahnya kehilangan nyawa, hampir setiap hari selalu saja ada berita tentang orang yang mati secara mengenaskan , baik itu karena kecelakaan , pembunuhan atau bencana alam. Karena itulah orang orang tidak terlalu menganggap istimewa saat surat kabar memuat berita tentang dua kematian yang mengenaskan dalam satu malam.

Kematian aceng sedikit menjadi perhatian karena menyangkut nama konglomerat albert donatius. Hasil penyelidikan polisi untuk sementara menyimpulkan bahwa aceng mati bunuh diri. Hal ini berdasarkan kondisi TKP yang bersih , rumah dalam keadaan terkunci dan tak ada tanda tanda orang lain masuk , sementara itu nadia yang terbaring sakit dipastikan tak pernah terbangun atau sadarkan diri , kesimpulan ini diperkuat oleh hasil diagnosa dokter.
Satu hal yang masih mengganjal bagi pihak kepolisian adalah tidak ditemukannya surat wasiat atau pesan terakhir apapun yang biasanya dibuat oleh pelaku bunuh diri sebelum mengakhiri hidupnya, bahkan orang orang disekitar aceng dan yang dekat dengannya menyatakan aceng tidak pernah punya masalah serius atau setidaknya bercerita punya masalah.

Kematian kedua sama sekali tidak menarik perhatian publik. Matinya seorang tukang ojeg bernama parjono dianggap hal yang biasa terjadi , meski tewasnya dibunuh secara sadis. Tapi polisi jelas berpendapat lain , bahkan lebih serius menyelidiki kasus ini. Fakta bahwa parjono dan bento adalah saling mengenal ditambah mereka tewas dengan kondisi yang hampir mirip , setidaknya mengundang kecurigaan pihak kepolisian. Mereka meyakini jika kedua orang ini tewas dibunuh oleh pelaku yang sama yang masih misterius , bahkan mungkin dengan alasan dan motif yang sama pula.

Beberapa saksi dan orang orang yang dicurigai punya keterkaitan dengan kasus ini sudah dipanggil polisi untuk dimintai keterangan , namun hasilnya nihil , para penyidik masih menemui jalan buntu.
Abdul , masto dan udin adalah yang termasuk dipanggil oleh pihak kepolisian. Mereka awalnya sempat cemas , khawatir polisi telah mengetahui peristiwa pemerkosaan yang lalu.
Namun ternyata polisi hanya menanyakan kegiatan mereka beberapa hari ke belakang , kapan kontak terakhir dengan para korban dan kemungkinan ada pihak pihak tertentu yang dendam pada korban. Tak ada sedikitpun disinggung soal pemerkosaan ataupun nama suster asti.

“gue yakin banget sekarang , pasti bento sama jono dibunuh sama setannya si asti...” kata abdul sepulang dari kantor polisi.

“kok elu bisa yakin gitu sih..?” tanya udin meski dalam hati iapun mulai yakin soal suster asti ini.

“iya dul , bisa aja kan yang bunuh mereka orang orangnya si codet..” timpal masto menyebut salah satu musuh besar bento di dunia hitam.

“enggak men , gue hafal banget cara kerja si codet . Lagipula elu berdua denger sendiri kan , polisi sendiri kebingungan , mereka anggap kasus ini terlalu janggal untuk sebuah pembunuhan..”

masto dan udin langsung terdiam . Memang tadi ia mendengar bahwa pihak kepolisian juga menganggap kasus ini terlalu aneh, terutama pada kematian bento di lokalisasi.
Bagaimana mungkin seorang pembunuh bisa menyelinap masuk , membunuh bento dan kembali menyelinap keluar tanpa diketahui siapapun. Dengan kondisi mayat yang perutnya robek dan bermandikan darah seharusnya si pembunuh akan kesulitan menyembunyikan senjata yang digunakan , dan juga pastinya tubuhnya akan juga terciprat darah korban. Padahal saat itu lokalisasi sedang ramai pengunjung.

“terus...menurut elu , apa kita juga bakalan dikejar juga , dul..??”

“iya lah din....setan itu pasti bakal ngejar semua orang yang merkosa dia waktu itu , ya..termasuk kita juga lah....”

masto spontan melirik ke kiri dan kanan khawatir tiba tiba suster asti muncul disebelahnya, “ mampus gue...” gumamnya kemudian

“enggak deh..gue ga mau mati gara gara setan.....kita harus cari jalan keluarnya..!!! “ udin terlihat makin gelisah

“gue udah mikir itu juga din , elu tau kan kalo gue pernah belajar ilmu kebatinan ,” kata abdul “ nah ..guru gue itu orang sakti , dia pasti bisa nolongin kita..!!”

“orang sakti..??maksud elu..dukun..paranormal gitu...??”

“bener banget....kita harus cepet temuin dia sebelum nyawa kita....kheeek..!!!” jawab abdul sambil memberi gestur leher terpotong dengan tangannya.

Kedua temannya hanya mengangguk setuju saja , bagi mereka saat ini apapun akan mereka lakukan asal bisa lolos dari teror arwah penasaran suster asti

******* *************

Mitha duduk bersimpuh di atas sebuah dipan kayu beralaskan karpet berwarna merah yang sudah lusuh. Di usianya yang ke -17 , raut dan gurat kecantikannya semakin jelas terbentuk , dan tidak sembarang cantik karena ada sedikit nuansa jepang di wajahnya yang cute.
Hal tersebut tidaklah mengherankan , kerana ibu kandung mitha memang asli orang jepang , sementara ayah mitha adalah seorang diplomat yang dulu pernah bertugas di negeri sakura.
Darah campuran indo-jepang membuat mitha sejak kecil selalu menjadi pusat perhatian , karena selalu menjadi yang tercantik diantara teman temannya bahkan di setiap tempatnya bersekolah.
Biasanya laki laki yang terangsang jika melihat anak-anak atau pedhopilia , adalah orang orang yang mengalami gangguan kejiwaan setidaknya perilaku sex nya menyimpang . Tapi untuk kasus mitha , bahkan lelaki normal sekalipun yang tak mempunyai penyimpangan apa apa , kejantannanya akan bereaksi saat melihat mitha ketika masih SD atau SMP , dimana kecantikannya dan lekuk tubuhnya mulai terbentuk indah.
Bisa dibayangkan bagaimana cantiknya mitha saat ini , saat ia telah menjadi gadis remaja , saat dimana keindahan seorang wanita sedang ranum ranumnya siap untuk dipetik bahkan dinikmati. Bagi sebagian orang wajah mitha yang ke jepang jepangan dengan rambut pendeknya yang serasi dengan bentuk wajah , mengingatkan mereka pada pemain film bokep jepang yang rata rata wajahnya cantik ,cute and innocent.

Mitha bersimpuh diatas karpet lusuh , dengan seragam putih abu abu masih melekat di tubuhnya. Matanya terlihat berkaca kaca , wajah cantiknya menyiratkan kegundahan , tubuh moleknya sesekali bergidik.
Di belakang mitha duduk seorang pria tua , mulutnya komat kamit seperti sedang membaca mantera ,dan yang lebih mengejutkan , lelaki tua itu tak mengenakan pakaian sama sekali alias telanjang bulat.

Dia adalah pak mamat , seorang penjaga sekolah yang juga punya kemampuan sebagai dukun atau paranormal , dan dengan kemampuannya itulah ia dapat dengan mudah memperdayai para siswi cantik atau guru perempuan di sekolah ini untuk ia tiduri.
Salah satu siswi yang pernah menjadi korban pak mamat adalah seorang siswi pindahan dari jakarta bernama voni ( cerita selengkapnya tentang vonny bisa dibaca di HANTU BANGKU KOSONG ).

sambil komat kamit , tangan pak mamat menyelusup masuk ke balik seragam putih mitha dan mengelus elus punggung mulus gadis itu. Rupanya hal inilah yang membuat matanya berkaca kaca dengan ekspresi gundah. Selama ini tak ada seorang lelaki pun yang pernah menyentuh tubuhnya bahkan pacarnya sendiripun belum.
Justru sekarang orang yang pertama menyentuh dirinya adalah seorang penjaga sekolah , sama sekali bukan orang yang diharapkan mitha.

Pak mamat begitu leluasanya mengelus punggung mitha tanpa ada perlawanan sama sekali , bahkan saat ia melepaskan kaitan BH di punggung mitha , reaksi gadis itu hanyalah memejamkan mata kuat kuat sambil mengigit bibir , mati matian rupanya ia berusaha menahan tangisnya , meski setetes air mata sempat jatuh dari sudut matanya.

Setelah melepas kaitan BH , pak mamat kemudian memijat bahu mitha dengan lembut sambil berbisik di telinga gadis itu , “ coba untuk rilex non mitha.....”

lama kelamaan mitha memang akhirnya merasa rileks saat bahunya dipijat. Melihat hal itu , tangan tua pak mamat dengan cekatan membuka kancing seragam gadis itu satu persatu, setelah terbuka semua nya, pak mamat dengan mudahnya menyingkirkan BH yang kaitannya sudah ia lepas sebelumnya.

“wwuiiihh....” pak mamat menggumam kagum bercampur puas saat menyentuh buah dada yang menonjol dengan indahnya secara langsung , dari belakang ia meremas remas bukit kembar itu , terasa empuk dan kenyal , putingnya ia pilin pilin.

“aduhhh.ashhh....eehhh....” mitha mulai mendesis. Ini kali pertama buah dadanya disentuh lelaki , perasaan antara malu dan nikmat bercampur jadi satu.

“dibuka ya neng seragamnya ..” kata pak mamat sambil melepas seragam mitha , kini mitha bertelanjang dada , hanya tinggal mengenakan rok abu abu dan kaus kaki putih saja.

Pak mamat kembali menggerayangi dua bukit kembar yang menjadi impian banyak pria. Sambil meremas remas , pak mamat menciumi tengkuk , pundak dan leher mitha.

“ooohhh..pak....ahhhh...”mitha kembali mendesah merasakan sensasi geli dan nikmat.

Puas dengan aksinya , pak mamat menyuruh mitha untuk berbalik dan duduk menghadap dirinya.
Saat duduk berhadapan , mitha menundukan kepalanya karena risih , tangannya menyilang menutupi dadanya.

“aaahh..ayolah non mitha..jangan ditutupi seperti itu...” kata pak mamat sambil menyingkirkan tangan yang menutupi buah dada mitha.
Pak mamat memandang dengan kagum keindahan tubuh gadis itu , wajah cutenya memang benar benar ,mengundang fantasi nakal. Ia lalu mengangkat kepala mitha dan berusaha mencium bibirnya.
Mitha sempat memalingkan muka saat bibirnya hendak dicium , namun lama kelamaan perlawanannya luluh juga. Bibir pak mamat berhasil melumat bibir cantik mitha, lidahnya menari nari di dalam mulut gadis itu.

Ciuman pak mamat tak hanya sebatas bibir , tapi juga dagu , leher dan belakang telinga, cumbuan demi cumbuan akhirnya membuat mitha rileks dan berusaha menikmatinya saja. Apalagi saat buah dadanya sudah dicaplok dengan rakusnya oleh pak mamat , kuluman dan permainan lidah pak mamat kian membuainya.

“aahh..pak...ahh..sshhh..ahh...”

:sslrp..cpp..cpp...slrp...” suara hisapan dan jilatan pak mamat pada payudara mitha terdengar dengan jelas.

Cukup lama pak mamat menikmati buah dada ranum itu , sehingga meninggalkan bekas merah dan basah pada kulit mulus mitha.
Pak mamat kemudian meraih tangan mitha , dan menggengamkannya ke penisnya yang meski sudah tua namun masih dapat menegang dengan maksimal.

“dikocok..kocok.neng...” perintah pak mamat sambil memberi instruksi cara mengocok penis yang baik dan benar.

Awalnya mitha terlihat canggung, jangankan menyentuh , melihat langsung kemaluan pria saja baru sekarang.
Meski pun akhirnya ia mulai terbiasa , namun sambil mengocok ngocok penis pak mamat dengan tangannya , ia memalingkan wajahnya enggan untuk melihat karena masih merasa risih.
Saat penisnya dikocok jari jari lentik mitha , kesempatan itu digunakan pak mamat untuk mengelus elus kulit lengan mitha yang begitu bersih , mulus dan halus terawat.

“wuuiih....kulit non mitha emang luar biasa mulus , halus , cakep , bikin bapak tambah terangsang nih..”

perasaan malu dan terhina yang sempat hilang , kini muncul lagi di diri mitha mendengar pujian itu. Tak pernah sekalipun dalam benaknya jika gadis baik baik seperti dirinya harus menjadi pemuas nafsu seorang lelaki tua penjaga sekolah , hanya agar masalah yang menimpanya saat ini cepat selesai.
Tak puas rasanya jika hanya merasakan tangannya saja , pak mamat meraih kepala mitha dan menyuruhnya untuk mengulum batang kemaluannya.

“ayo non...sekarang pake mulut....”

“nggak pak...nggak mau...” kali ini mitha berontak

“kenapa non....bukannya non mitha pengen urusannya cepat selesai kan..??” pak mamat terlihat kesal, “nah ..makanya ayo kulum..”

“nggak pak..!!! saya mohon...jangan...” mitha tetap berontak , kali ini tangisnya tak tertahankan lagi.

Raut wajah pak mamat kian menampakkan kekesalan , “non mitha...inget kan..non mitha sudah setuju dengan syarat yang bapak ajukan...non mitha sendiri yang bilang syarat apapun akan dipenuhi , ya kan..??”

“pak...saya mohon pak..!!! saya memang akan memenuhi semuanya , saya rela bapak tiduri ..saya bahkan rela..harus....harus..kehilangan milik saya yang paling berharga pak, “ kata mitha di sela sela tangisnya , “ tapi saya mohon jangan menambah beban penderitaan saya dengan hal ini pak..”

meski belum pernah melakukan , mitha paham betul apa itu oral sex. Dan baginya hal tersebut adalah sangat menjijikan , bagaimana mungkin ada dengan entengnya menjilati bahkan memasukan kemaluan ke dalam mulut. Sampai kapanpun ia tak akan pernah mau melakukan hal tersebut bahkan pada suaminya sendiri kelak.

Pak mamat terlihat kecewa , pikirannya sedang menimbang nimbang , rasanya percuma saja memaksa gadis ini , padahal sudah sejak lama pak mamat mengimpikan kenikmatan jilatan dan kuluman bibir mitha pada penisnya, tapi sekarang....

“ya sudahlah kalo gak mau..!!! sekarang buka roknya sama celana dalamnya sekalian , terus berbaring disana.” kata pak mamat akhirnya mengalah.
Kali ini mitha melakukannya dengan patuh , seragam abu abunya plus celana dalam ia lepas lalu kemudian berbaring pasrah, ia hanya tinggal mengenakan kaus kaki putih saja.

Mitha kini pasrah saat pak mamat sudah berlutu diantara kedua pahanya.

“sakit sedikit tahan aja ya non...” kata pak mamat sambil mulai mendorong masuk penisnya kedalam vagina mitha.

“aahh..periihh..”pertama kali kewanitaannya ditembus rasanya sangat menyiksa mitha , tubuhnya menggeliat hebat , keringat mulai membasahi tubuhnya.
Pak mamat terus menusukan penisnya mencoba menyeruak sempitnya vagina mitha .

“aduuhh...aaahhh..ahhh...” setiap dorongan dari pak mamat, membuat mitha menggeliat , hingga dadanya membusung terangkat.
Pak mamat yang masih kesal karena mitha menolak melakukan oral sex , kini tanpa ampun lagi menekan penisnya sedalam mungkin.

“aaaahww..aaa..aaa....”

dorongan terakhir berhasil merenggut kesucian mitha , kali ini air matanya mengalir tak terbendung lagi.
Pak mamat menikmati sejenak jepitan vagina mitha yang masih fresh , baru beberapa saat kemudian ia mulai memompa tubuh molek mitha , gerakannya keras dan liar sebagai pelampiasan kekesalanya tadi.

“aahh..ahhh..periih...periihh...” mitha merintih menahan sakit , tangannya mencakar cakar karpet merah yang menjadi alas, tubuhnya mengejang , penis itu terasa merobek robek vaginanya.
Pak mamat terlihat senang melihat reaksi mitha seperti , ia malah semakin intens dan keras menghantam kewanitaan mitha.

“aduhh..aahhh.periihh....mamii...mammii..peri ih mamii...”

kepala mitha bergerak ke kiri dan kanan , tubuhnya menggeliat tak karuan berusaha sebisa mungkin mengurangi rasa sakit yang menyiksanya.
Genjotan pak mamat yang semakin kasar membuat tubuh mitha terguncang guncang dengan keras. Buah dada gadis itu terus ia genggam dan remas , bukan hanya buah dada , paha dan pantat gadis itupun terus ia gerayangi. Kepuasan tersirat di wajah pak mamat , ia bagaikan sedang menindih seorang pemain film bokep jepang , ia pun semakin semangat menggesek dinding vagina gadis itu dengan batang kejantanannya.

Sekian lama kewanitaannya dihantam akhirnya mitha mengerang panjang saat untuk pertama kalinya mengalami orgasme , dan tak berapa lama kemudian pak mamat menyusul. Sperma yang hangat dan kental menyembur kuat membasahi vagina mitha.
Mitha pun terkapar lemah di dipan , hilang sudah kesucian dirinya , air matanya mengalir , nafasnya terengah engah , membuat buah dadanya bergerak naik turun.

Pak mamat turun dari atas tubuh mitha , ia lantas mengambil secarik kain putih, dilapnya bercak bercak darah perawan mitha , kemudian kain itu dimasukan ke dalam sebuah tempat pembakaran dupa dan dibakar.
Asap merah muncul dari reaksi pembakaran tersebut , dihembuskannya asap itu pada sekujur tubuh mitha yang masih berbaring lemah di dipan .

“udah beres non....mahluk halus itu gak bakalan gangguin non mitha lagi...” kata pak mamat sambil mengenakan pakaiannya kembali.

“bapak nggak bohong kan..??” tanya mitha tak bersemangat

“percaya deh neng....kalo bohong ..bapak rela dituduh melakukan pemerkosaan sama neng mitha..” pak mamat berusaha meyakinkan.

“memang bapak memperkosa saya kok...” gumamnya pelan nyaris tak terdengar. Dengan gontai ia memungut seragamnya dan memakainya kembali. “ Saya bisa pulang sekarang pak..???”

“iya..iya silakan...hati hati di jalan ya non...” jawab pak mamat dengan nada penuh kepuasan
mitha melangkah keluar dengan terseok seok karena selangkangannya terasa sakit ( KISAH MITHA SELENGKAPNYA AKAN DICERITAKAN KHUSUS TERSENDIRI...coming soon )

pak mamat melongok keluar memastikan mitha benar benar telah pergi , setelah dirasa aman ia lalu berkata , “ sudah...kalian boleh keluar sekarang....”

dari ruang dalam keluarlah masto , abdul dan udin . Muka mereka bertiga masih terlihat takjub , karena selama adegan panas antara mitha dan pak mamat ,mereka intip dari dalam.
Namun akibat mengintip itu kepala mereka jadi pusing tak karuan menahan nafsu , baru melihat mitha dengan wajah indo jepang saja sudah membuat mereka horny , ditambah lagi saat ia ditindih , dan kehilangan keperawanan di depan mata mereka.
Masto dan udin yang awalnya merasa aneh kenapa orang seperti pak mamat malahan menjadi penjaga sekolah , kini mulai paham.
Mereka bertiga sebenarnya sudah datang sedari tadi dan menceritakan semua permasalahannya , abdul pun dengan tanpa ragu menceritakan tentang pemerkosaan yang mereka lakukan terhadap suster asti pada pak mamat , karena ia tahu guru kebatinannya ini satu”visi dan misi “ dengan dirinya. Ketika sedang membicarakan tentang kemungkinan arwah suster asti yang menuntut balas , tiba tiba mitha datang . Dan untuk sementara urusan mereka ditunda dulu.

“jadi bagaimana ki sewu..?” abdul memanggil pak mamat dengan sebutan ki sewu , nama yang ia ketahui saat dirinya belajar ilmu kebatinan pada pak mamat.

“hmmm....memang benar ...arwah suster itu sedang mengejar orang orang yang memperkosanya dulu” jawab pak mamat.

“lalu kami harus bagaimana ki , kami tak mau mati , apalagi gara gara setan..!!!” kata udin dengan hati kian gelisah.

“kunci dari semua ini ada di gadis bernama nadia, anak konglomerat albert donatius...” kata pak mamat.

“nadia...kenapa..?? apa hubungannya dengan semua ini..??” abdul bertanya dengan keheranan , begitu juga kedua temannya yang merasa tak pernah punya urusan dengan nadia , kenal pun tidak.

pak mamat kemudian menyuruh mereka duduk lebih dekat , lalu ia mulai menceritakan sesuatu yang sepertinya cukup mengejutkan ketiga orang itu. Masto , udin dan abdul saling berpandangan bingung , mereka masih berusaha mencerna pada apa yang baru saja diceritakan pak mamat.

“nah.....sekarang yang harus kita lakukan adalah menculik gadis yang bernama nadia ini , dan kita bawa ke desa watu ireng , dengan begitu kalian kelak akan terbebas dari kejaran setan itu , dan yang terpenting lagi , arwah suster asti harus dimusnahkan..” kata pak mamat

“baik , ki. Kami siap melakukannya..” kata abdul

“iya ki...apapun akan kami lakukan asal setan itu pergi selamanya.” timpal udin.

“ya..ya...ya....tapi sebelum itu , ada yang harus aku lakukan untuk mempermudah semuanya...” kata pak mamat , lalu membakar dupa , mulutnya komat kamit membaca mantera , awalnya perlahan lalu makin keras dan kuat , tangannya menengadah ke langit.
Efek dari mantera tersebut membuat seluruh ruangan berguncang keras bagai terkena gempa , benda benda berjatuhan , bahkan masto , udin dan abdul tak bisa duduk dengan stabil akibat guncangan ini.
Guncangan itu terjadi kurang lebih lima menit sampai akhirnya perlahan lahan mulai berhenti dan suasana kembali normal, namun ruangan itu sudah berantakan seakan habis terkena ledakan bom.

Tepat setelah suasana kembali tenang , tiba tiba terdengar pintu depan diketuk.

“dul , buka pintunya...tamu kita sudah datang rupanya” perintah pak mamat

abdul yang posisinya dekat dengan pintu langsung bergegas membukakan pintu , sementara masto dan udin , kelihatan harap harap cemas melihat siapa yang datang , siapa tahu jika yang datang adalah perempuan cantik seperti tadi , mereka boleh mencicipi sedikit.

Abdul membuka pintu dan langsung berteriak dan melompat mundur,

“waaa.aaaaa.....sss..ss.....ttt..ppp..” bicaranya tak karuan membuat heran kedua temannya.

“dul kenapa luu..siapa tamunya...??” tanya masto penasaran.

Belum juga abdul menjawab , tamu yang dimaksud telah melompat masuk , dan sontak udin dan masto pun berteriak kaget bercampur ketakutan , wajahnya pucat pasi. Hanya pak mamat yang terlihat tenang tenang saja.
Tamu yang datang ternyata bukanlah perempuan cantik seperti yang diharapkan udin , tetapi dua sosok pocong dengan kain kafan lusuh , dan wajahnya yang hancur sangat mengerikan.

“tenang..semuanya jangan takut...” pak mamat berusaha menenangkan , “ini teman kalian yang akan membantu kita..”

ketiganya memandang pak mamat dengan tatapan heran ,

“ini adalah bento dan parjono , “ pak mamat menjawab keheranan mereka , “ aku telah membangkitkan mereka dari kuburnya”.

END OF PART 2

No comments:

Post a Comment

Sungguh Puaskah Istri Anda ?