Jadilah Lelaki Perkasa, Seperkasa Kuda Putih

Sunday, February 7, 2010

Gemulai Cinta 'Astari' Sang Penari.



Malam ini terlihat sangat indah…
Langit sangat cerah… tiada satupun awan hitam yang nampak…
Hujan yang biasanya turun selama seminggu ini…ikut absen pula hari ini…
Bulan seakan tersenyum menampakkan cahayanya…
Beberapa deretan Bintang pun bersinar seakan ikut menggoda…
Tapi hanya satu, yang menarik perhatian Aldy saat ini…
Sesosok “Dewi” yang sedang menari di atas panggung…
Di sebuah panggung terbuka di pelataran ‘Candi Prambanan’ yang Agung…
Di tengah tatapan kagum Ribuan pasang mata para Penonton…
Gerak tubuh gemulai sang penari mengikuti irama gamelan dan alat musik Jawa…
Mata Aldy terhanyut mengikuti gemulai tariannya yang mengalir begitu indah…
Ia menatap lekat wajah cantik ‘sang penari’ yang dibalut busana jawa yang anggun…
Sorot lampu dan cahaya temaram bulanpun menerpa tubuh molek sang penari…
Dimata Aldy, sosok sang penari itu bagaikan “Dewi Shinta” dalam kisah Ramayana…
Dan Nama sang “Dewi Shinta” itu…Astari…

Sesaat kemudian pikiran Aldy pun menerawang kembali ke masa 6 Bulan yang lalu…
Masa dimana semua kisah ini berawal…

Cinta Pada Pandangan Pertama.
Jogjakarta 6 Bulan yang lalu…
Saat itu di awal Bulan Mei…
Aldy mendapat tugas liputan khusus selama seminggu di Jogjakarta dari kantornya di Jakarta.
Tempat ia bekerja sebagai wartawan di sebuah Koran Nasional terkemuka.
Ia mendapat tugas membuat liputan tentang seluk beluk wisata budaya di Jogja, termasuk liputan khusus tentang sebuah sanggar tari bernama “Puspa Warna”, yang merupakan salah satu sanggar tari terkenal dan paling tua di Jogja, bahkan di Indonesia.

Aldy lahir dan besar di Jakarta. Masa kecilnya hingga sekarang dihabiskannya disana. Setelah lulus dari jurusan komunikasi sebuah Universitas Negeri terkemuka di Depok, sejak 4 tahun lalu dia mulai bekerja di perusahaan Koran ini hingga sekarang. Hobby menulis dan fotografi yang ditekuninya sejak SMA, yang menggugah minatnya untuk bekerja sebagai seorang Wartawan.
Secara Fisik, sosok Aldy lumayan menarik. Paras wajahnya lumayan cakep dan bersih, cocok berpadu dengan gaya rambutnya yang dipotong cepak ala tentara. Tinggi tubuhnya sekitar 170 cm, kulitnya agak agak sawo matang sedikit terbakar matahari.


Meskipun begitu sampai sekarang di usianya menginjak 26 tahun, Aldy masih aja menjomblo. Meskipun mengetahui ada beberapa cewek yang naksir dia, tapi selama ini Aldy selalu cuek2 aja dan tidak menanggapi respon cewek2 tersebut.
“Belum ada cewek yang bikin aku jatuh ‘cinta’ pada pandangan pertama”, begitu jawab Aldy, setiap kali teman2 atau keluarganya bertanya soal masalah itu.

Pagi itu Sehari setelah Aldy tiba di Jogja…
Dengan diantar Jonny, seorang koresponden kantor cabang Jogja, mereka mendatangi Sanggar Tari “Puspa Warna” yang terletak agak di pinggiran Jogja, di sebelah Barat ‘Monumen Jogja Kembali’, atau “Monjali” kalo orang Jogja menyebutnya.
Sanggar Tari itu terletak di Tanah cukup luas, dengan pendopo besar di tengah2 yang digunakan untuk latihan dan pagelaran tari. Dikelilingi beberapa bangunan yang merupakan tempat tinggal keluarga pemilik, dan bangunan lain terpisah, untuk tempat tinggal karyawan dan tempat tinggal beberapa murid Tari.


Pemilik Sanggar bernama Bapak Bambang Kusumoatmojo, seorang penari dan Penata Tari yang sangat terkenal, yang di usianya yang sudah menginjak 72 tahun, masih tetap aktif di sanggar. Sanggar Tari ini salah satu yang tertua di Jogja, bahkan di Indonesia. Mereka sering diundang menari ke berbagai Negara di Asia, Eropa, bahkan sampai ke AS dan Amerika latin pun pernah mereka jelajahi.
Setelah perkenalan dengan Pak Bambang dan keluarganya, sambil melakukan wawancara dan pemotretan, Aldy dan Jonny diajak berkeliling Sanggar dan melihat latihan tari, serta akan diperkenalkan dengan para anggota sanggar tari yang sedang ada disana.
Sesuai namanya “Puspa Warna”, sanggar tari ini menyimpan berbagai warna “Bunga” di dalamnya…sebagian besar penari yang wanita, adalah gadis2 muda yang molek dengan wajah khas jawanya, selain itu ada beberapa murid dari luar negeri seperti Australia, AS, dan Jepang yang sedang berguru tari di sanggar ini, mereka bagaikan “Bunga” berwarna warni…


Tapi dari semua “Bunga” yang ada disitu, ada satu yang istimewa, yang begitu menarik perhatian Aldy saat itu…
Seorang Penari yang saat itu sedang menari di tengah padepokan, seakan membius Aldy…
Gerakan tarinya begitu gemulai dan indah mengikuti alunan suara alat musik tradisional…
Lama sekali ia berdiri terpaku dan memandangi sosok itu seperti tak mau berkedip…
Kemudian diambilnya Kamera Digital dari dalam tasnya, dan mulai mengabadikan moment itu…
Ia begitu antusias mengambil foto sang Penari itu…setiap gerakannya bagai tak luput dari pandangannya…
Akhirnya untuk pertama kali dalam hidupnya Aldy pun merasakan yang namanya jatuh Cinta pada Pandangan Pertama…

Jantung Aldy pun berdetak tambah kencang, ketika akhirnya Pak Bambang memperkenalkannya pada sang penari yg telah selesai menari itu, untuk diwawancarai…Deg…Deg…Deg…
“Nak Aldy…kenalkan ini Astari, dia penari utama di sanggar tari ini, silahkan kalo mau wawancara, mau tanya2 tentang dia atau tentang sanggar tari ini…” kata Pak Bambang memperkenalkan Astari.
“Astari sudah saya anggap Anak saya sendiri, dan soal sejarah dan segala sesuatunya tentang sanggar tari ini dia tahu” lanjutnya.
“Oh ya…saya tinggal ke dalam sebentar ya…kalian mengobrol dan wawancara dulu aja berdua disini ya” kata Pak Bambang, lalu ia beranjak pergi meninggalkan mereka berdua.

“saya Astari…” begitu suara lembut sang penari sambil mengulurkan tangannya.
“…eh…Aldy…salam kenal” jawab Aldy agak gugup, sambil menjabat tangannya.
“Tariannya tadi begitu memukau saya…begitu anggun dan indah mempesona” lanjut Aldy kemudian berusaha membuka pembicaraan dengannya.
“wah…thanks ya…jadi GR nih...he he he, baru kali ini ada seseorang memuji tarian saya di perkenalan pertama…he he he” jawab Astari kemudian.
“Beneran kok…bener2 mempesona he he he” Aldy mulai cair dari rasa gugupnya.
“Mas Aldy mau wawancara Tari kan? Bagaimana kalo kita sambil duduk disitu tuh…biar lebih nyantai…”kata Astari, lalu mengajak Aldy ke arah tempat itu.
“Baik…baik…kalo ditemani secangkir teh manis dan pisang goreng lebih nyantai lagi nih…he he he” canda Aldy coba bersikap akrab.
“he he he…baik baik…tunggu ya…saya ambilkan sebentar ya mas” sahut Astari
“eh...nggak usah..nggak usah..thanks..Cuma bercanda tadi…he he..” jawab Aldy.
“Saya juga ndak beneran kok mas…pisangnya masih di pohon belum dipetik…he he he” canda Astari kemudian.

Ternyata Astari orang sangat ramah, terbuka, dan punya selera humor yang baik, sehingga tak terasa keduanyapun terlibat percakapan yang enak dan serasa bukan seperti wawancara saja. Seakan sedang mengobrol dengan seorang kawan yang telah kenal lama…

Saat itu di awal Bulan Mei…
Tanggal 6 Mei 2008 tepatnya…
Hari dan tanggal yang selalu Aldy ingat, sebagai hari pertama kalinya bertemu Astari…
Hari dimana pertama kalinya Aldy merasakan Cinta pada Pandangan Pertama…

Kencan Pertama.
Malam harinya setelah pertemuan itu…
Aldy benar benar tidak bisa melepaskan bayangan dan kenangan pertemuannya dengan Astari siang tadi.
Senyum dan wajah cantik Astari selalu membayang2 setiap kali ia hendak menutupkan matanya, sehingga membuatnya sulit tidur malam itu.
Secara Fisik sosok Astari, adalah sosok yang pastilah sangat menarik perhatian semua Cowok.

Di usianya yang memasuki 23 tahun, ia memiliki paras wajah Cantik khas gadis Jawa, dipadu dengan kulitnya yang sawo matang, dengan tinggi semampai. Dalam bayangannya bagaikan dewi2 yang cantik dalam kisah2 pewayangan.
Aldy tak hentinya mengingat2 gemulai tariannya yang indah itu, dan terutama sifat ramahnya dan selera humornya itu membuat aldy merasa nyaman waktu ngobrol dengannya.


Akhirnya Aldy memberanikan diri mengirim SMS ke Astari, dalam SMS nya itu ia berencana untuk mengajaknya bertemu lagi 5 hari lagi, pada hari Minggu malam, hari terakhir sebelum Aldy pulang ke Jakarta.
Dalam SMS itu Aldy bilang mau mengajaknya makan malam sebagai ucapan terimakasih karena Astari telah membantunya dalam wawancara tadi.
Lama Aldy menunggu jawaban SMS nya itu dengan berdebar debar…
Dan ketika akhirnya ada SMS balasan itu masuk dan selesai dibacanya,
ia berteriak keras sendirian di dalam kamar hotelnya, lalu ia meloncat2 di atas kasurnya seperti anak kecil yang kegirangan setelah dibelikan mainan baru…

Hari hari berikutnya diisi Aldy dan rekannya Jonny dengan keliling Jogja untuk liputan…
Keraton, museum, dan Pusat kerajinan perak di Kota Gede mereka datangi…sampai hampir semua tempat potensi wisata budaya di Jogja sudah mereka jelajahi…tiada yang lain selain kegiatan liputan…liputan…dan liputan.
Tapi meskipun tugasnya melelahkan, Aldy serasa bagaikan punya energi tiada habisnya.
Dan di sela sela tugasnya, Aldy selalu menyempatkan diri untuk berkirim SMS ke astari. Meskipun kadang Cuma sekedar say hello saja, tapi balasan balasan SMS dari Astari seakan menambah semangat Aldy menjelajahi tiap sudut kota Jogja.
Aldy sudah tak sabar rasanya menanti hari Minggu tiba…

Dengan naik sepeda motor pinjaman milik Jonny, sore itu Aldy menjemput Astari di tempat kostnya…
Astari tinggal di sebuah Kost yang letaknya tak jauh dari sanggar tarinya. Sudah 4 tahun lebih Astari tinggal disitu. Astari lahir dan dibesarkan di Solo, kota yang jaraknya 1 jam perjalanan dari Jogja. Kecintaannya pada tari sudah terjadi sejak kecil dimulai dengan berguru pada sebuah sanggar tari di Solo. Kemudian Bakat besarnya dalam menari itu dilihat oleh Pak Bambang Kusumoatmojo dalam sebuah pagelaran tari, sehingga mengajaknya bergabung di Sanggar tarinya. Kesempatan yang tidak disia siakan oleh Astari. Selulus SMA Astari pun bergabung dengan Sanggar Tari “Puspa Warna’ sambil ia menyelesaikan kuliah D3 nya di sebuah Universitas Swasta di Jogja. Lulus kuliah setahun yang lalu, Astari memutuskan untuk menjadi seorang penari profesional. Menari sudah menjadi pilihan hidupnya…

Dengan berboncengan sepeda motor mereka menjelajahi kota “sejuta” motor itu…
Tangan Astari mendekap erat pinggang Aldy, membuat Aldy sedikit salah tingkah ketika itu, dan membuat jantungnya berdegup lebih kencang.
Sepanjang perjalanan tak hentinya mereka mengobrol dan bercanda berdua terasa sangat akrab…
Setelah puas keliling Jogja dari malioboro sampai window shopping di ambarukmo plaza, perjalanan diakhiri dengan makam malam di sebuah Café bernuansa tradisional Jawa di daerah Jalan Kaliurang. Suasana Café yang sepi dan remang2 membikin suasana romantis diantara mereka berdua…
“wah benar2 menyenangkan ya ‘kencan’ kita malam ini ya” Aldi bicara.
“kencan? Ini kencan ya…aku kan tidak pernah bilang kita kencan lho” jawab Astari.
“Eh…Sorry, maksudku jalan2nya kok…bukan kencan…Cuma makan malam aja kok he he he.” Jawab aldy kemudian dengan gugup dan tersipu malu akan perkataannya tadi.
“Lho…kok mukanya jadi ‘merah’ semua gitu ya he he he…” goda Astari.
“Eh..siapa yang ‘merah’ mukanya? Memang dari lahir sudah begini..he he he.” jawab Aldy.
“ah gitu aja malu…ini memang ‘kencan’ kok he he he.” Kata Astari kemudian.
“ah…jangan godain aku terus dong…ntar aku kena serangan jantung lho…he he he”
“Ntar tak anterin ke Rumah Sakit deh kalo kena serangan jantung he3” canda Astari.
“Oh ya…sebelum pulang kita mampir Hotel sebentar ya, aku mau tunjukin foto2 kamu yang aku foto dulu, ntar kamu pilihin yang mana, ntar aku kirim ke kamu kalo sudah aku cetak.” Kata Aldy kemudian.
“Oke Bos…Siap komandan…he he he” Canda Astari.
“ah..ndak jadi deh kalo gitu…kalo digodain terus” Aldy pura pura merajuk.
“Lho…kok ndak jadi sih..aku kan pengen liat foto2 ku yg cantik ini” kata Astari memelas.
“he he he…kena lu…gue kerjain” lalu keduanyapun tertawa.

Satu jam Kemudian di dalam Kamar Hotel Aldy,
mereka sedang asyik melihat2 foto hasil jepretan Aldy dulu, mereka duduk berdampingan berdua di atas kasur, sambil memandangi satu persatu foto2 yang ditampilkan di layar ‘Laptop’ nya…
“ah…foto yang ini keren…aku mau yang ini” kata Astari menunjuk.
“oke Bos…yang mana lagi nih?” Tanya Aldy.
“maunya sih semuanya…abisnya semuanya cantik sih.” Jawab Astari.
“Ah narsis nih…narsisnya keluar nih…he he he…oke deh, ntar aku cetakin semua deh, aku cetak ukuran 20R semua nanti deh…he he he” canda Aldy.
“Beneran…aku mau ukuran 40R saja he3” sahud Astari dengan bercanda.
“Ntar takirim bersama tagihannya ya, 1 juta perlembar fotonya…”kata Aldy kemudian.
“Eh…justru aku yang harusnya dibayar sebagai model dong…ayo mana bayarannya…1 milyar lho biaya foto model top jogja ini he he he” jawab Astari.
“Kalo bayarnya pake barang boleh ndak, bukan duit…aku ada hadiah buat kamu nih”
kata Aldy kemudian. “Aku ambilin di dalam tasku ya…tapi kamu tutup mata dulu dong…”
“Hadiah apaan sih?...he he he pake rahasia segala” jawab Astari sambil menutup mata.
“Cepetan dong…Apaan sih hadiahnya?...main main ya…”
“Nggak kok…beneran nih ada di dalam tasku…tapi tutup mata dulu…surprise” jawab Aldy.

Ketika Astari sudah menutupkan kedua matanya,
Secara tiba tiba dan tidak disangka, Aldy mencium Bibir Astari…
Astaripun sangat terkejut…tapi ia diam saja… dan tidak bertindak apa apa…
Dia diam saja ketika Bibir Aldy tambah berani bermain di atas bibirnya.
Entah kenapa Astari seperti diam terpaku di atas kasur itu…
Tapi tak lama kemudian Astari pun seolah terbius dan mengikuti permainan bibir Aldy.
Keduanya berciuman cukup lama…kedua lidah merekapun mulai beradu…
Degap Jantung keduanya pun bertambah cepat seiring ciuman itu…

Sambil tetap berciuman, tangan Aldy mulai berani bergerak. Dibelainya rambut hitam Astari, dibelainya dengan lembut helai2 rambut yang wangi itu. Lalu tangannya bergerak ke bawah, tangannya meremas halus kedua buah dada Astari yang masih tersembunyi di balik bajunya.
Diselipkannya jari jarinya ke dalam BH Astari, tonjolan kedua puting susu Astari diraba2nya dengan penuh nafsu…Ciuman merekapun tambah bergelora…lidah keduanya tak hentinya saling berpagutan…



Aldy lalu melepaskan ciumannya, lalu dengan napas yang sudah mulai memburu,
kedua tangan Aldy dengan lihainya mulai melepas pakaian Astari satu persatu.
Bahkan seakan sudah tak sabar, BH dan CD nya yang berwarna Merah maroon pun, dengan cepat telah lepas dari tempatnya…
Aldy memandangi tubuh Astari yang polos dan mulus itu sejenak…mengaguminya…
Lalu Bibir dan lidahnyapun mulai beraksi kembali.
Kembali kedua bibir dan lidah bertemu, semakin lama semakin basah…
Lalu bibir Aldy turun ke bawah, diciumnya leher jenjang Astari dengan penuh Nafsu.
“Ah…Ah..Aldy” Astari mendesah lirih, birahinya semakin bangkit.
Ciuman Aldy pun turun ke bawah lagi, kali ini kedua dada Astari yang jadi sasarannya…

Lidahnya bermain main di kedua puting susu Astari, dipermainkannya dan dihisapnya kedua puting dadanya itu bergantian, dengan sebelah tangannya meremas lembut belahan dada yang satunya lagi. Dilakukannya hal itu bergantian…
Betul betul buah Dada yang sempurna, dengan ukuran yang tidak terlalu besar, tetapi masih sangat kencang dan berbentuk bulat sempurna, dengan putingnya yang imut tidak terlalu besar berwarna coklat kemerahan…
Kedua puting Astari mulai mengeras, berbarengan dengan desahan pelannya.
“Ah…ah..” Desah Astari kembali, sambil tangannya juga mulai berani bermain di tubuh Aldy yang masih mengenakan pakaian.
“sayang…lepas pa..pakaiannya dong..ah…” suara Astari lirih.
Dengan dibantu Astari, iapun melepaskan seluruh pakaiannya, dengan cepatnya tak ada lagi yang tersisa menempel di tubuh Aldy sekarang, ia pun benar benar polos.
Bibir dan lidah Aldy pun kembali bermain di kedua Susu Astari.
Dihisapnya kembali kedua puting dan kedua belahan dada yang indah itu.
Sambil Tangannya mulai berani bergerak ke bawah.
Jari jari tangan Aldy mulai meraba dan mengelus bulu2 halus di daerah terlarang Astari.

Hal ini membuat astari semakin bernafsu, napasnya semakin kencang memburu.
Dan ketika jari2 aldy mulai masuk ke Miss.V nya dia berteriak tertahan cukup keras…
“Aargh…ah…” Teriak Astari, ketika dua jari Aldy digerakkan masuk-keluar vaginanya.
Gerakan jari2 Aldy di dalam Miss.V nya, dan sentuhan lidahnya di kedua puting susunya, membuat nafsunya semakin bergejolak.
Aldy begitu pintarnya mempermainkan tempo gerakan jarinya ke dalam Miss.V nya, kadang pelan lalu berubah cepat, tiba tiba pelan lagi, begitu terus bergantian…
“Ah…Aargh..Ah” Astari berteriak cukup keras, ketika cairan bening mengalir keluar dari vaginannya, saat itu dia telah Orgasme yang pertama.

Aldy pun melepas jari2nya dari Miss.V Astari, dijilatnya tangannya itu, dirasakannya cairan dari Miss.V itu, lalu dia bergerak merebahkan dirinya di Tempat tidur.
Astari terdiam sejenak, lalu bangkit dari kasur, dan bergerak ke atas tubuh Aldy yang terlentang polos di atas kasur.
Bibirnya mencium kedua bibir Aldy, kedua lidah kembali beradu mesra…
Lalu bibirnya turun ke bawah, dihisapnya kedua puting dada Aldy yang bidang itu dengan nafsu.
“Mau di Oral ya sayang…?” Tanya Astari kemudian.
Aldy diam saja, ia hanya mengangguk pelan ketika lidah Astari sudah mulai turun ke bawah, ke arah Mr.P nya.

Dijilatinya batang kemaluan Aldy yang sudah mulai mengeras sempurna itu, bagaikan sedang menikmati Es krim rasa Coklat yang lezat.
Lalu pelan pelan dimasukkannya batangan itu ke dalam mulut mungilnya itu.
Astari menggerakkan mulutnya maju-mundur, sambil tangannya memegangi pangkal Mr.P nya.
Diulangnya terus gerakan itu dengan tempo yang diaturnya, kadang cepat, lalu melambat, dan berulang cepat…sampai Aldy mendesis pelan tanda keenakan…Ah..Ah…
Kemudian Astari merubah posisinya, dengan posisi masih di atas tubuh Aldy, tetapi berkebalikan, posisi “69” kalo para ahli kamasutra bilang.

Dalam posisi itu Astari kembali mempermainkan batang kemaluan Aldy dengan mulutnya, sementara itu Aldypun tak mau kalah…
Ia mengelus2 bulu2 halus disekitar Miss.V Astari, lalu mempermainkan klitorisnya dengan jari2 tangannya, sehingga Astari pun mendesah keenakan…
“…Ah…teruskan sayang…enak..terus…”Desah Astari.

Aldypun tambah agresif…lidahnya menyapu lembut klitorisnya, membuat tambah basah…dan Astaripun semakin mabuk kepayang, lalu berkata…
“Aldy…Ah…sayang…ah…cukup…ayo masukin sekarang!...Ah…ah.” Desah Astari.
Tak usah disuruh 2 kali pun, Aldy langsung bertindak…
Dibalikkannya tubuh Astari, sehingga ia sekarang dalam posisi terlentang di tempat tidur.
Lalu dengan posisi Aldy di atasnya, mulai dimasukkannya Mr.P nya ke dalam Miss.V Astari, pelan pelan awalnya…agak susah di awal…Sretss…lalu meski agak sempit…dipaksanya digerakkannya senjatanya itu maju-mundur dengan cepat…Srots..srots..srot…srotts…

Kemudian aldy sedikit merubah posisinya, lalu diangkatnya satu kaki Astari ke atas, lalu Mr.P nya pun kembali menghajar lubang vagina Astari dengan irama beraturan…
“…Ah…ah…ah…”Desahan Astari semakin kencang “Sayang…Rubah posisi dong…”
Aldy pun menghentikan aksinya sejenak…lalu ia merebahkan tubuhnya ke kasur…
Astari bangkit dan mulai menindih tubuh Aldy…Diciumnya sejenak bibir Aldy…
Lalu dengan posisi duduk di atas tubuhnya, posisi “Woman On Top”, lalu dipegangnya Mr.P nya Aldy dan dibimbingnya masuk ke lubang vaginanya…SLopss…

Lalu pelan pelan digerakannya tubuhnya naik-turun…sehingga Mr.P itu bergerak masuk-keluar Miss.V nya…lalu ia menambah kecepatan gerakannya secara bertahap…disertai desahannya yang semakin keras saja…
Aldy pun tidak diam saja, tangannya bergerilya diantara kedua dada Astari yang bergerak ikut naik-turun mengikuti gerakan tubuh Astari…

Diremas2 nya lembut kedua buah dadanya…lalu dia sedikit bangun dan lidahnyapun mulai menyentuh halus kedua puting susunya…sementara Astari masih saja menggerakan tubuhnya naik-turun…Slop..srots…srots…lalu digerakannya tubuhnya semakin cepat…
Tak berapa lama kemudian tiba2 dia berhenti dan berteriak keras tertahan...”Aaaargh…Ah…” Cairan bening kembali keluar dari vagina Astari, ternyata ia telah Orgasme kedua kalinya…

Lalu Astaripun bangkit dan melepaskan Mr.P Aldy dari cengkeraman Miss.V nya. Ia terlihat agak kelelahan dgn keringat deras mengucur…lalu ia merebahkan diri ke Kasur…

Aldy yang semakin bernafsu, seakan tak mau memberi waktu untuk Astari istirahat.
Dibalikkannya tubuh Astari yang kelihatan mulai kelelahan dan berkeringat deras...diarahkannya tubuh Astari ke posisi menungging…posisi “Doggy Style”…
Lalu tanpa basa basi dihajarnya Miss.V Astari, dibenamkannya batang kemaluannya dengan cepat ke dalamnya…Srotss…Srotss…Srotss…

Ditariknya sebelah kaki Astari ke belakang, dipegang dengan satu tangannya, sambil Mr.P nya tetap digerakkan keluar-masuk Miss.V nya.
Dengan napas yang semakin memburu dan keringat tambah deras…
Lalu dibalikkkannya secara halus tubuh Astari, sehingga terlentang di atas Kasur.
Lalu dengan posisi Aldy di atasnya, diceploskannya lagi Batangannya ke dalam vagina Astari, digerakkannya masuk-keluar dengan sangat cepat…Aldy pun mendesis pelan…”Ah..uh…uh…”

Sebaliknya Astari berteriak2 sangat keras mendesah desah tak karuan, seiiring dengan gerakan Mr.P Aldy yang semakin mengocok2 lubang vaginanya itu…
“Ah..ah..oh yes…ah..ah..yes…sayang…ah…uh..ah…”Desah Astari semakin cepat.
Gerakan Aldy bukannya mereda…ia tetap aja menghajar Miss.V nya dengan gerakan cepat…sampai tak berapa lama Aldy pun berteriak kecil tertahan…”Aaahrghh…ah…"
Bersamaan dengan itu Crottszzz…Crots…crotz…
dan menyemburlah cairan kental itu dari Mr.P Aldy.
Karena Aldy tidak sempat mengeluarkan Mr.P nya, cairan putih itupun mengalir deras di dalam lubang Vagina Astari…

Esok Paginya di Airport Adi Sucipto…
Hari kepulangan Aldy ke Jakarta…
Dipeluknya erat erat tubuh Astari sesaat sebelum Aldy berjalan menuju ke Pesawat…
Diciumnya Bibirnya sekali dengan mesra…”I love you…”ucapnya lirih di telinga…
Lalu tangan Aldy memberikan sebuah bingkisan dibungkus kertas kado kepada Astari…
“Bukalah setelah pesawat sudah take off” kata Aldy, sambil ia berjalan pelan menuju Pesawat.

Astari membuka isi bingkisan itu sesaat ketika pesawat sudah terbang menjauh…
Isinya sebuah Buku cerpen, judul yang tertulis di sampulnya ”Kencan Pertama”…
Dibukanya buku itu…di halaman pertama ada Tulisan Aldy dan sebuah Cincin perak yang dilekatkan dengan isolasi pada halaman itu…dibacanya tulisan itu…
“Astari…aku begitu mencintaimu…bahkan sejak pandangan pertama aku melihatmu…maukah kau terima cincin ini sebagai tanda engkau menjadi ‘Pacarku’?”
Demikian bunyi pesan singkat di halaman pertama buku itu…

Astari membaca ulang sekali lagi pesan itu…lalu…
Senyumnya pun mengembang dari bibirnya…
Lalu diambilnya cincin perak itu…
dan dipakainya di jari manis tangan kanannya…

Masa Pacaran yang Indah.
Pertemuan Singkat dan cinta pada pandangan pertama itupun berlanjut…
Meski Jarak memisahkan mereka…mereka memutuskan untuk menjalaninya.
Pacaran di era teknologi modern sekarang ini, tidak perlu harus bertemu setiap hari.
Telepon, HP, dan Internet seakan telah menghapus perbedaan jarak itu…
Meskipun begitu, Setiap sebulan sekali, Aldy selalu menyempatkan diri terbang ke Jogja.
Meskipun Cuma 2 malam di Jogja, tetapi selalu jadi hari dan malam yang Indah buat mereka…
Cara mereka melepas rindu dan mengungkapkan rasa cinta, sudah melebihi tindakan pasangan kekasih lainnya pada umumnya…

Tak terasa 5 Bulan telah berlalu sejak saat itu…
Saat itu di awal Bulan Oktober…
Hubungan keduanya semakin erat dan romantis, meski jarak memisahkan mereka.
Terutama Aldy, dia sudah sangat serius mengenai hubungannya dgn Astari.
Berulang kali Aldy selalu berkata akan segera melamar Astari.
Untuk itu pertama kali, Aldy ingin sekali mengenalkan Astari pada kedua Orang tua dan keluarganya di Jakarta.
Dan kesempatan itu datang awal bulan Oktober ini, saat Hari Raya Idul Fitri…
Astari mau ketika diajak Aldy merayakan Idul Fitri di rumahnya di Jakarta, sekalian ingin mengajaknya liburan bersama di sana…

Kedua Orang Tua Aldy sangat gembira, dan kelihatan senang sekali ketika bertemu Astari.
Mereka sangat senang dengan pribadi Astari yang ramah dan cepat akrab dengan orang lain, meskipun baru pertama bertemu.
Karena Aldy adalah anak Tunggal mereka satu satunya, dan mereka tidak pernah mempunyai anak cewek, maka secepat itu pula mereka sudah menyambut Astari layaknya anak mereka sendiri…
Mereka kelihatan sangat puas dan sreg dengan gadis pilihan Aldy…
Hari Raya Idul Fitri tahun ini pun terasa sangat berbeda dari tahun tahun sebelumnya dengan kehadirannya.
Astari pun diajak dan telah diperkenalkan dalam acara silahturami keluarga besar mereka…
Setelah itu, dua hari berikutnya di Jakarta, Aldy juga mengajak Astari keliling kota Jakarta…
Dari jalan2 ke berbagai mall sampai antre naek ‘halilintar’ di Dufan mereka jalani dgn gembira.

Dan di hari ke berikutnya pun, Aldy mengajak Astari Jalan jalan ke Bandung…
Meskipun Bandung macetnya minta ampun gara gara mobil plat B yang datang, tetap tak mengurangi kesenangan mereka untuk menjelajahi kota Bandung…
Setelah puas berkeliling Bandung sampai agak larut malam, mereka pun menginap di sebuah Hotel di Lembang…

“Ah…ah…Aldy…ah…uh…sayang…ah…ah…” Suara Desahan Astari cukup keras.
Aldy pun makin menggerakkan Mr.P nya masuk-keluar ke dalam lubang Miss.V nya dengan cepat. Nafas keduanya sudah semakin memburu, dan keringat sudah mengalir deras dari tubuh keduanya.
Dengan posisi tubuh Aldy di atas, ditekuknya kedua kaki astari ke atas, dipegangnya dengan tangannya, sambil ia terus menggenjotkan Batangnya ke dalam lubang Vagina Astari yang sudah mulai basah…Srots…Srot..Srot…

Tak lama kemudian ditariknya Mr.P nya itu, lalu Aldy bergeser ke samping dan tidur terlentang, sebagai isyarat kalo ia ingin rubah posisi Woman On Top…
Astari pun mengerti keinginan Aldy…Dia bergerak ke atas tubuh Aldy…
Lalu dihisap dan dijilatinya sebentar Batang kemaluan Aldy dengan nikmatnya…
Lalu dia mulai menindih tubuh Aldy, lalu tangannya mengarahkan Mr.P Aldy ke dalam Miss.V nya…Slops...digerakannya tubuhnya maju-mundur agar Miss.V nya merasakan sensasi gesekan dengan Mr.P milik Aldy…

Sambil dia memeluk dan menciumi bibir Aldy dengan sangat bernafsunya.
Lalu dengan posisi setengah jongkok, astari bergerak naik-turun dengan cepat, sehingga nafasnya semakin memburu kecapekan…
Gerakan buah dada nya yang bergoyang2, membuat Aldy tak tahan untuk meremas2 nya…
Astari pun makin mempercepat gerakannya.
“ah…ah…ah”Desahannya semakin keras saja
“Sayang…aku sudah nggak tahan…ah..aaah…”Astari berteriak tertahan. Ia telah Orgasme yang kedua kalinya.

Tetapi ternyata Mr.P Aldy masih belum mau menyerah…
“Aku agak capek hari ini sayang…aku Oral saja ya sampai keluar.” Kata Astari kemudian.
“Iya…ndak apa2…kamu kelihatan udah sangat capek” Jawab Aldy.
Astari pun dengan lembut mulai menjilati batang kemaluan Aldy. Dengan mata setengah terpejam, aldy pun menikmatinya. Sensasi greng dan dingin yang luar biasa ketika gerakan lidah dan mulut Astari mengulum Mr.P nya itu.

Astari pun dengan penuh kesabaran tetap mencoba memuaskan Aldy, tangannya pun bergerak mengelus2 bola2 kemaluan Aldy, dan meraba2 bulu2 kemaluannya, untuk membuat Aldy tambah terangsang lagi, sambil mulutnya masih terus melumat habis Mr.P nya itu…
“ah..ah…sayang, mau keluar nih…ah…” Aldy pun mendesah pelan keenakan.
Astaripun menarik keluar mulutnya, dan tangannya mulai digerakkan mengocok Mr.P Aldy dengan gerakan cepat…masih belum keluar juga, lalu dicobanya dengan menggunakan 2 tangan. Mr.P Aldy dijepit erat kedua tangannya…digerakkannya naik-turun semakin cepat…
Dan usahanya itu akhirnya berhasil tak lama kemudian…Crootzzz…Crotts…Crotsz…
Cairan kental putih itu pun keluar dari sarangnya…

Dan setelah itupun keduanya terlelap tidur berpelukan sampai pagi…
Diselimuti dinginnya malam Kota Lembang…

Pengakuan Astari.
Esok harinya Aldy mengajak mereka ke Gunung Tangkuban Perahu.
Keduanya berdiri di pinggir tebing, melihat ke kawah di bawahnya…

“sayang…kok kamu ngajak aku ke Tangkuban Perahu sih?” Tanya Astari kemudian.
“Lho..emangnya kenapa?..kan katanya kamu dulu pernah bilang pengen lihat” jawab Aldy.
“Itu kan dulu…apa kamu ndak takut mitos tentang gunung ini?” kata Astari kemudian.
“Mitos apaan? Emang ada tahkyul apaan?” Tanya Aldy.
“Itu lho…kata orang2 tua…kalo sepasang kekasih belum menikah, datang berdua di kawah Tangkuban Perahu, pasti nantinya akan putus dan ndak bakal married” jawab Astari.
“Ah…itu kan hanya mitos…aku sih ndak percaya hal gituan!” sahut Aldy.
“Aku sih sebenarnya sebelum sampai disini juga ndak percaya mitos itu…Cuma kok sekarang pas sampai disini jadi kepikiran sesuatu..” kata Astari.
“Kepikiran apaan sih?” Tanya Aldy.
“Aku sebenarnya mau ada yg hendak aku bicarakan sejak sampai di Jakarta dulu, tapi selalu kepikiran…dan seakan sulit untuk mengatakannya ke kamu…” Jawab Astari.
“Tentang apa sih…katakan saja” Aldy menyahut.
“Aku sebenarnya diantara sangat gembira tapi juga takut untuk mengatakannya ke kamu sayang…aku takut kamu akan meninggalkanku kalo aku ceritakan hal ini” Astari berkata.
“apaan sih…jangan bicara yang ndak2…katakan saja…apapun aku tak bakal meninggalkanmu…”Jawab Aldy kemudian.
Astari diam sejenak, air matanya mulai mengalir…
Lalu tiba2 dipeluknya Aldy saat itu, di tepi kawah Tangkupan perahu…
Dia memeluk Aldy sambil diam saja tanpa suara sedikitpun…
Lalu diapun berbisik pelan ke telinga Aldy…
“Sayang…aku Hamil…”



Aldy terdiam sesaat tanpa berkata apa apa…
Astari sudah sangat takut dengan reaksi Aldy atas berita itu…
Tiba tiba Aldy mencium pipi Astari sambil masih memeluknya, lalu berkata sambil tertawa.
“Sayang…ini berita gembira untukku…jangan menangis dong…kan malu dilihat banyak orang tuh…he he he…”
“kamu tidak marah? Dan tetap percaya padaku…?” kata Astari kemudian.
“Kenapa marah…ini justru kabar sangat menggembirakan untukku…dan aku sangat percaya kepadamu…itu anakmu adalah anakku juga” Jawab Aldy.
Astari terdiam sesaat, lalu menghapus air matanya, lalu berkata.
“Thanks…Ini benar2 anakmu kok...thanks sudah mau percaya padaku…”
“Aku akan menikahimu segera…” Kata Aldy kemudian, sambil mencium kening Astari.
Keduanya masih saja berpelukan di depan kawah tangkuban perahu, tak peduli ratusan pasang mata yang melihat mereka dengan mupeng…

Astari mengetahui dirinya hamil sehari sebelum dia ke Jakarta.
Awalnya dia pikir pusing2 kepala dan sakit mual2 biasa, lalu ia iseng iseng melakukan tes dengan alat tes kehamilan dan hasilnya positif.
Masih tak percaya diapun periksa ke Dokter dan hasilnya memang benar positif.
Astari sengaja menyimpan hal itu, dan takut mengatakannya segera ke Aldy, sampai ketika di atas kawah Tangkuban Perahu, ia baru berani mengungkapkannya…

Sekembalinya ke Jakarta Sore itu…
Orang Tua Aldy pertamanya kaget mendengar kabar itu, tapi mereka mau mengerti dan yakin akan pilihan anak mereka. Merekapun merestui niat Aldy untuk menikahi Astari segera.
Lalu diaturlah rencana kalo mereka akan melamar Astari ke orang tuanya di Solo beberapa minggu lagi.

Pada Akhir Oktober, tanggal 25 sampai 31, kebetulan di Solo ada 2 acara bertaraf internasional yaitu “Festival Musik Etnik” dan “Konferensi Kota Budaya sedunia”, dan Aldy secara kebetulan mendapat tugas liputan acara itu dari kantornya.

Bersamaan dengan acara itu di Jogjakarta, pada 1 November, Astari dan sanggar tarinya akan mengadakan pertunjukan “Pagelaran tari Akbar di Candi Prambanan”.
Jadi acara lamaran direncanakan tanggal 3 November.
Setelah pagelaran tari itu selesai, agar tidak mengganggu persiapan Astari dan latihan tarinya…



Seminggu Sebelum Acara itu.
Malam itu pukul 10 malam, di Solo tanggal 25 Oktober…
Seminggu sebelum “Pagelaran tari Akbar” di Candi Prambanan…
Seminggu lebih sebelum acara lamaran resmi ke orang tua Astari…

Aldy sedang ada di kamar Hotelnya saat itu…
Dia sedang membuka buka ‘laptop’ nya, dan mengedit laporan tentang acara Konferensi siang tadi dan liputan pembukaan festival musik etnik sore tadi…
Ketika kemudian ada yang mengetuk pintu kamarnya…Tok…tok…tok…

Terkejut Aldy kemudian, ternyata Astari yang berdiri dimuka pintu kamarnya…
“Lho…sayang…kok tiba2 datang malam2 lagi…katanya di SMS lagi latihan tadi?” Tanya Aldy kemudian. Lalu keduanya masuk kembali ke dalam kamar…
“Latihannya sudah selesai kok tadi jam 8…aku kangen sama kamu, pengen ketemu sayang” jawab Astari sambil ia lalu tiba tiba memeluk tubuh Aldy.
“Kok tiba2 sih…kan kalo kangen, aku yang bisa berangkat ke Jogja…”
“Ndak apa2…kan kamu tadi sibuk meliput acara dan bikin laporan…aku tadi bareng temenku, orang Solo juga, kebetulan dia tadi mau nganterin aku kesini sekalian dia pulang” jawab Astari.
“oke deh…he he he…aku juga kengen berat kok…kalo kebetulan banget kamu tiba2 muncul…he he he” canda Aldy sambil mulai menciumi rambut Astari.
“Ah…sebenarnya malam ini aku.....”kata Astari kemudian.

Tapi sebelum Astari sempat melanjutkan perkataannya itu,
Bibir Aldy sudah menciumnya bibirnya dengan cukup ganas.
Tak lama kemudian Astari pun terbawa suasana dan seakan lupa akan apa yang mau dibicarakannya malam malam begini datang dari Jogja ke Solo…

Astari pun menanggapi ciuman Aldy…kedua lidah mereka sudah saling berpagutan membuat basah…Tangan Astari mulai nakal bergerak ke bawah, diselipkannya ke dalam celana pendek Aldy yang ternyata tidak pakai Celana Dalam saat itu, dan ketika menemukan Mr.P nya, dipegang dan dielusnya lembut, lalu dikocoknya pelan2…membuat aldy semakin terangsang…
Tak berapa lama kemudian Aldy membopong tubuh Astari, diletakkannya di atas kasur, terlentang, lalu mulailah Aldy mempreteli satu persatu pakaian yang dikenakan Astari, dengan cepatnya Astari sudah polos tanpa sehelai benangpun…

“sayang…kamu benar2 cantik…apalagi kalo lagi begini nih…hi hi hi” Goda Aldy.
Sambil ia lalu mulai menciumi bibir Astari, lalu turun ke leher, lalu turun kembali ke arah kedua buah dadanya yang aduhai itu.
Dijilatinya dan diisapnya secara bergantian kedua puting Susu yang sudah menonjol agak keras itu…lalu coba digigitnya pelan…
“Ah…kok digigit sih…sakit ah” Astari mendesah pelan kemudian.
Aldy pun menghentikannya, dan mulai lagi dengan isapan dan jilatan halus kepada kedua puting susunya itu.

Lalu Ia berhenti sejenak, Aldy lalu melepaskan baju dan celananya sendiri, sehingga iapun dalam kondisi polos saat itu, sementara Astari masih terdiam terlentang di atas kasur…
Dan Aldy pun kembali beraksi…
Ia kembali mencoba membuat rangsangan buat Astari dengan menciumi leher dan puting dadanya lagi dengan nafas yang semakin memburu…
Lalu turun ke bawah, ke arah Miss.V nya, pertama2 dielus2nya dengan jari2nya daerah kemaluan Astari, Klitorisnya dirangsang dengan sentuhan halus ujung2 jari Aldy.

Lalu diarahkannya mulutnya kea rah Miss.V nya, dan lidahnya mulai menyapu klitoris dan area luar sekitar kemaluan astari sampai benar2 merah dan basah…
“ah…ah…” Astaripun mendesah pelan tanda ia sudah terangsang hebat.
Lalu Aldy bergerak ke kepala Astari, dan ia hendak menyodorkan Mr.P nya ke arah mulut Astari.
Sebelumnya, diusap usapkannya sebentar Mr.P nya itu ke dua puting susu Astari, sehingga menimbulkan sensasi rangsangan yang dashyat di ujung puting susu Astari…

Astari bereaksi cepat dan memegang Mr.P itu dengan tangan kanannya, lalu mulai memasukkan batang kemaluan itu ke dalam mulutnya…
Lalu dihisapnya dan digerakkannya mulutnya maju-mundur…menimbulkan rasa sensasi tersendiri di Mr.P Aldy. Itu dilakukannya berulang ulang, sambil lalu dijilatinya batangan Aldy dengan penuh gairah…
“aku masukin sekarang ya sayang…” bisik Aldy kemudian, dengan suara pelan.
Astari hanya mengangguk pelan, ketika kemudian Aldy mengarahkan Mr.P nya ke arah Lubang kenikmatan milik Astari itu…Slopps…

Lalu dengan posisi missionary, digerakkannya Mr.P nya mula mula dengan gerakan pelan, lalu secara teratur kemudian temponya ia percepat…
“ah…ah…ah…” Astari hanya mendesah pelan sambil matanya terpejam, ketika penetrasi Aldy itu semakin membombardir lubang Miss.V nya yang telah lumayan basah itu…
Tak berapa lama, aldy pun menghentikan serangannya.
“rubah posisi ya sayang…kamu di atas ya…” kata Aldy sambil ia mencium bibir Astari.
“…Sorry say, aku cape banget malem ini…”Jawab Astari kemudian.
“ oke…aku aja yang aktif malem ini ya… Tuan Putri diam aja menikmati hi hi hi” Goda Aldy kemudian.
Astari diam saja tidak menanggapi…ia cuma tersenyum simpul…



Lalu aldy pun meneruskan aksinya…
Diserangnya lagi Miss.V Astari dengan Rudal nya itu dengan posisi ia di atas, lalu dicobanya berganti posisi dengan agak memiringkan tubuhnya, dan tetap menggenjot cukup cepat Mr.P nya itu …Berbagai variasi posisi Aldy lakukan kemudian, tetap dengan Astari pasif saja terlentang di kasur…
…Slop…srot…srots…bunyi suara Mr.P Aldy yang menerobos lubang Miss.V cukup keras terdengar, mengalahkan suara desahan pelan Astari yg tak sekeras biasanya…
“ah…uh…ah…Aaah…”diakhiri desahan panjang Astari, tangannya mencengkeram erat sprei tempat tidur, tubuhnya menegang sebentar, ia pun telah Orgasme pertama…
Aldy tak begitu menyadari Astari telah Orgasme, tetap menggenjotkan Mr.P nya ke arah lubang vagina Astari dengan sangat cepat, karena ia sendiri sudah di ujung nafsunya…
“ah…ah…”desah Aldy, lalu ia buru buru mencabut batangannya, dipegangnya dengan tangan, dan diarahkannya ke arah kedua susu astari…dan Crotsss…crot…crotz…
Cairan kental itupun muncrat dari Mr.P Aldy, dan membanjiri permukaan Dada astari…
Astari yang sudah tampak sangat kelelahan, memegang batang itu, lalu mengulum dan menghisapnya, seakan membersihkan cairan tersisa di Mr.P Aldy…

Aldy pun mulai bangkit lagi gairahnya, dan siap untuk ronde kedua…
Sesaat diarahkannya Mr.P nya lagi kearah Miss.V Astari…
“Sayang…cukup ya malam ini…aku benar2 sangat cape dan tidak semangat hari ini…Sorry ya…” kata Astari kemudian tiba tiba…
“…Oh…oke…ndak apa2 kok…aku juga udah cape kok” Jawab Aldy menenangkan Astari.

“Thanks ya” kata Astari kemudian, lalu mencium bibir Aldy.
“hmm…aku tau kok…kamu pasti capek latihan terus untuk persiapan pagelaran tari itu…dan lagian kamu kan lagi hamil, jadi harus jaga kondisi…aku ndak mau terjadi sesuatu pada calon anak kita ini” jawab Aldy, lalu didekatkannya telinganya ke arah perut Astari, seolah ia bisa mendengar denyut jantung anaknya di dalam perut Astari. Lalu diciumnya perut Astari.
“Aku yakin anak kita akan secantik atau secakep Ibunya…he he he” katanya kemudian.
Astari hanya tersenyum simpul…lalu ia bangkit menuju kamar mandi…

Malam itu Astari menginap di kamar Hotel itu bersama Aldy…
Aldy pun tertidur pulas, sambil mendekap erat Astari…
Malam itu Aldy pun bermimpi Indah tentang pesta perkawinannya…juga bayangan tentang anaknya…lalu mimpi tentang mereka bertiga tinggal di sebuah rumah mungil yang cantik di lereng sebuah Gunung…mimpi yang seolah membuat Aldy tak mau bangun dari tidurnya…

Bunyi Alarm dari HandPhone nya lah yang membangunkannya jam 7 pagi esoknya…
Tetapi didapatinya ia sendiri di atas tempat tidur itu…
Dia tak menemukan Astari di sisinya…
Lalu dilihatnya ke Kamar mandi, yang ternyata juga kosong…
Kemudian matanya melihat sepucuk Amplop diletakkan di atas meja samping tempat tidurnya…
Diambilnya Amplop itu…dibukanya…
Selembar Surat dan sebuah Cincin Perak ada di dalamnya…
Cincin perak milik Astari, yang dulu diberi olehnya dulu…
Diambilnya Cincin itu, digenggam erat di tangannya…
Lalu dibukanya Surat itu…dan dibacanya…

Surat Astari.
Aldy pun mulai membaca isi Surat itu dengan perasaan setengah bingung, setengah terkejut, dengan pikiran yang semrawut dan kacau balau…
Jantungnya pun berdetak sangat cepat ketika ia mulai membaca kalimat pertama…

Dear Aldy…
Yang akan selalu kucintai sampai kapanpun…

Pertama tama Maafkan aku karena menulis surat ini padamu, aku tidak bisa mengungkapkan dengan kata kata langsung di hadapanmu, meskipun sudah berulang kali kucoba mengatakan langsung kepadamu, tetapi begitu melihat wajahmu yang begitu tulus, aku selalu mengurungkan niatku itu…sampai akhirnya kuberanikan diri menulis surat ini…

Sayangku…enam bulan yang telah kita lalui ini, adalah masa terindah dalam hidupku. Aku menemukan seorang Pria yang selama ini aku idam idamkan. Pria yang sangat Baik, Sabar, penuh perhatian dan Romantis terhadapku. Engkau telah memperlakukan aku bagaikan seorang Putri Raja. Engkau begitu Tulus mencintaiku, bahkan ketika tahu aku ‘hamil’ sekarangpun, engkau tidak berubah sedikitpun, bahkan tambah sayang dan berniat menikahiku secepatnya…Keluargamu pun telah menerima aku dengan sangat baik dan aku sangat menghargainya…semua itu semakin membuatku tak ingin dipisahkan darimu…

Aku sangat mencintaimu, dan sangat takut kehilanganmu sekarang…
Di hari hari menjelang hari lamaran ini, perasaan takut itu malah semakin menyerangku, aku semakin merasa bahwa aku bukanlah wanita yang pantas untuk kau nikahi…aku semakin merasa berdosa karena ada satu hal yang aku sembunyikan darimu sejak pertama bertemu dulu…

Aku ada satu rahasia yang selalu kututupi darimu, dari keluargamu, bahkan selama inipun aku tutupi dari semua orang yang aku kenal. Tapi dengan surat ini aku ingin menceritakannya padamu, karena aku tak mau selamanya menanggung akibat rahasia itu dan menciptakan kebohongan kebohongan baru…
maafkan aku sayang…aku telah tidak jujur kepadamu…

Aku sebenarnya telah mempunyai seorang Anak, Usianya sekarang 5 tahun.
Anak itu hasil hubungan intim dengan pacarku semasa SMA dulu, waktu usiaku baru menginjak 17 tahun. Setelah menghamiliku, dia kabur ke luar negeri dan disembunyikan oleh keluarganya. Dia tidak mau bertanggung jawab atas anak itu. Pada awalnya aku mau menggugurkan kandunganku, tetapi Orang Tua ku tidak setuju, karena itu sama saja membunuh nyawa seorang manusia. Akhirnya aku lahirkan anak itu dengan setengah hati. Setelah lahir pun aku tidak mau merawat anakku itu, aku memilih pindah sekolah ke Jogja. Anak itu dirawat oleh kakakku dan Orang Tuaku di Solo, dan selalu diperkenalkan sebagai anak kakakku yang memang sudah menikah lama. Selama ini aku jarang menengok dan seolah ingin membuang anak itu. Hal itu selalu aku tutupi dari semua orang yang aku kenal. Tak ada orang lain tau hal itu selain keluargaku.

Tapi hal itu berubah sejak masa pacaran denganmu. Ketulusan, Kebaikan, dan Kesabaran yang kau tunjukkan kepadaku selama masa pacaran, telah membuka mata dan pikiranku. Aku akhirnya sadar bahwa kita bisa Bahagia, apabila kita juga bisa membuat orang lain Bahagia. Selama ini memang aku berusaha membuat orang lain bahagia, tetapi kenapa untuk anak kandungku sendiri aku tidak bisa membuatnya bahagia…

Sejak itu aku mulai sering menjenguk Anak kandungku itu, meskipun aku masih belum bisa mengatakan bahwa akulah ibu kandungnya sebenarnya…aku masih tetap mengaku bibi nya. Sekarang aku begitu bahagia bila bertemu anakku itu, aku berniat mengajaknya tinggal denganku segera dan berterus terang padanya, bahwa aku ibu kandungnya…
Maafkan aku yang telah berbohong atas masalah itu…aku tak mau menanggung beban itu selama hidupku…aku harap kau mau mengerti. Aku hanya merasa aku bukan wanita yang pantas untuk Pria sebaik kamu…


Setelah membaca surat ini, kau boleh mencaciku, kau boleh mencampakkanku, dan mengenai rencana pernikahan mungkin sebaiknya dibatalkan saja.
Tapi hanya satu permintaanku…yaitu Ijinkan aku tetap mengandung dan melahirkan anak kita ini…aku tidak mau bila kau menghendaki aku melakukan aborsi…aku akan merawat dan membesarkan anak ini sendiri…dan aku akan merahasiakan identitas atau siapa ayah kandungnya kelak…Biarlah bila aku memandang anak itu kelak, aku seakan memandangmu…orang yang selalu aku cintai…

Terima Kasih telah mencintaiku sampai saat ini dengan Tulus…Tapi aku harap mulai sekarang kau mau melupakanku…Jangan hubungi aku lagi…kita ditakdirkan tidak bisa hidup bersama…aku hanyalah wanita yang akan selalu membuat aib dan beban buatmu dan keluargamu…aku yang selama ini telah membohongimu…aku merasa tak pantas kau jadikan istri…Jalanilah Hidupmu yang baru tanpaku…Kau pantas untuk hidup bahagia tanpa aku menjadi bebanmu…
Aku akan selalu mengingatmu di hati, dan biarkan calon anak kita ini sebagai hadiah perpisahanmu untukku…
I Love you Forever…

Astari.

Air mata Aldy menetes keluar…
Berbagai macam pikiran berkecamuk di pikirannya saat ini…
Dia terdiam tak tau harus berbuat apa…
Hanya air matanya yang bicara…
Lalu ia pun mulai berdoa…

Malam Pagelaran Tari.
Malam ini tanggal 1 November…
Malam dimana diadakan acara Pagelaran Tari Akbar di Candi Prambanan…

Aldy duduk di deretan paling belakang kursi penonton…
Tapi kemudian ia bangkit dan berjalan ke arah samping panggung…
Sambil berjalan mata Aldy terus memandang gemulai tarian Astari di atas panggung…
Lalu ia ikut bertepuk tangan, ketika ribuan penonton bersorak…
Pertunjukan tari telah selesai…

Astari terlhat anggun di panggung, ketika menerima ucapan selamat dari penonton…
Ia membungkukkan tubuhnya sebagai tanda hormat…
Ia menoleh sejenak ke samping panggung…
Dilihatnya Aldy berdiri seorang diri sedang memandangnya…
Astari diam terpaku di atas panggung…
Mata keduanya saling berpandangan…

Lalu Aldy berjalan mendekat naik ke atas panggung…
Tanpa sepatah katapun diucapkan, lalu dipeluknya tubuh Astari…
Air mata Astari pun mulai menetes…
Ia membalas pelukan itu dengan erat…
“Lihatlah siapa yang datang itu disana…” Kata Aldy kemudian.
Astari menoleh kearah yg ditunjuk Aldy di tepi panggung…

Dilihatnya Kedua Orang Tua Aldy berdiri disitu…dan disampingnya…
Dilihatnya Kedua Orang Tuanya juga ada disitu…
Disampingnya lagi berdiri kakak kandungnya dengan istrinya…dan…
Sesosok anak kecil berusia sekitar 5 tahun bersama mereka…
Mereka semua tersenyum dan melambaikan tangan ke arah Astari…
Air mata Astari mengalir bertambah deras…
“Aku ke rumah orang tuamu dan bertemu Bayu anakmu kemarin…”Kata Aldy kemudian.
“Aku yang mengajak mereka semua kemari…” lanjutnya
“Thanks you….”hanya itu yang diucapkan Astari di sela2 tangisnya.

Lalu Aldy tiba tiba memegang tangan Astari…
Kemudian disematkannya sebuah Cincin ‘Emas’ di jari manis Astari…
Lalu dia berbisik di telinga Astari sambil memeluk tubuhnya erat erat…
“Maukah engkau menikah denganku?”
Astari terdiam sesaat…
Lalu tanpa berkata apa apa dia mengangguk pelan…
Lalu ia pun memeluk tubuh Aldy semakin erat…
Seakan tak mau melepaskan Pria yang dicintainya itu selamanya…

Malam itu di atas panggung pertunjukan…
Di pelataran Candi Prambanan yang agung…
Disaksikan tatapan mata Sang Dewi Loro Jonggrang…
Di tengah senyum dan temaram cahaya Bulan…
Di tengah tatapan ratusan pasang mata penonton yang tersisa…
Di malam yang akan selalu mereka berdua ingat sampai kapanpun…
Di malam yang sangat Indah ini…
Akhirnya sang Dewi “Shinta” itu telah menemukan sang “Rama” nya…
........

END

Sumber :
DS Tomodachi

No comments:

Post a Comment

Sungguh Puaskah Istri Anda ?