Valentine’s Day, atau di Indonesia sering disebut sebagai Hari Kasih Sayang, diperingati setiap tanggal 14 Februari. Pada hari ini, semua pasangan kekasih saling menyatakan cintanya, yang umumnya digambarkan melalui kartu ucapan, bunga, permen atau coklat. Ungkapan cinta tersebut biasanya disimbolkan dengan lambang-lambang yang sudah banyak dikenal pula, seperti bentuk-bentuk hati, atau gambar sebuah Cupido bersayap, dengan warna pink yang mendominasi penggunaan warnanya.
Tanggal 14 Februari
Tanggal 14 Februari dipilih sebagai hari perayaan Valentine’s Day erat berkaitan dengan mitos tentang cinta dan kesuburan, yang sudah ada sejak zaman dahulu kala. Dalam sistem penanggalan yang ada di Athena kuno, periode antara pertengahan Januari hingga pertengahan Februari adalah bulan Gamelion. Bulan ini dipersembahkan secara khusus kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera, sehingga dapat dikatakan pula sebagai bulan yang penuh cinta.
Pada zaman Romawi kuno, ada sebuah perayaan juga, yang bernama Lupercalia. Perayaan ini diperingati setiap tanggal 15 Februari, yang dipersembahkan kepada Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Sebagai bagian dari ritual penyucian, para pendeta Lupercus mempersembahkan korban kambing kepada sang dewa, dan setelah minum anggur, mereka akan berlari-lari di jalan-jalan kota Roma, sambil telanjang. Dengan membawa potongan-potongan kulit domba, mereka berlari-lari sambil menyentuh siapa saja yang mereka jumpai. Kaum wanita, terutama wanita-wanita muda, biasanya secara sukarela minta untuk disentuh, karena percaya bahwa dengan cara itu mereka akan dikaruniai kesuburan dan bisa melahirkan dengan mudah.
Paus Gelasius I (492-496) kemudian melarang pelaksanaan perayaan Lupercalia ini. Namun, banyak juga sejarawan yang berpendapat bahwa perayaan Lupercalia ini sebenarnya tidak dilarang, hanya dipindah waktunya, mulai menjadi tanggal 14 Februari, dan terakhir menjadi tanggal 2 Februari. Meskipun demikian, pada tahun 496, Paus Gelasius menetapkan Hari Raya untuk memperingati Santo Valentinus, untuk menggantikan Hari Raya Lupercalia juga, yang jatuh pada tanggal 14 Februari.
Siapakah Santo Valentinus?
Ada dua orang Valentinus yang perayaannya diperingati pada tanggal 14 Februari. Valentinus yang pertama adalah Valentinus dari Roma (Valentine of Rome), yaitu seorang pastor di Roma yang meninggal sebagai martir pada tahun 269 M, dan dimakamkan di Via Flaminia. Berdasarkan biografi yang ditulis oleh Robert Sabuda, pastor ini juga merupakan seorang dokter yang mau menyembuhkan siapapun pasiennya, sekalipun mereka tidak mampu membayar. Cerita yang paling menarik dari Valentinus ini adalah tentang sebuah keajaiban yang terjadi di saat dia berhasil menyembuhkan seorang gadis yang buta, meskipun penyakitnya itu sangat sulit disembuhkan.
Valentinus yang kedua adalah Valentinus dari Terni (Valentine of Terni). Valentinus ini merupakan seorang bishop dari Interamna (modern Terni). Valentinus dibunuh setelah terjadinya perebutan kekuasaan oleh Bangsa Aurelian, dan dimakamkan di Via Flaminia, tetapi di lokasi yang berbeda dengan Valentinus dari Roma.
Namun, Santo Valentinus yang jauh lebih tepat untuk dikaitkan dengan Hari Kasih Sayang, yang bahkan sering dianggap sebagai pelindung para pasangan yang sedang mencinta, adalah Valentinus dari Alexandria (100 – 153). Valentinus adalah seorang calon uskup Roma pada tahun 143, yang merupakan seorang pengajar ilmu gnostisisme. Menurut Stephan A. Hoeller, seorang pakar, “Selain sakramen permandian, penguatan, ekaristi, imamat, dan perminyakan, aliran gnosis yang diajarkan oleh Valentinus juga menekankan dua sakramen yang agung dan misterius, yaitu ‘penebusan dosa’ (apolytrosis) dan ‘tempat pelaminan’.” Bagi Valentinus, tempat tidur pelaminan memiliki tempat yang utama dalam versi Cinta Kasih Kristianinya, yang penekanannya jauh berbeda dengan konsep Cinta Kasih dalam agama Kristen yang umum.
Tradisi Merayakan Valentine’s Day
Berdasarkan catatan yang ada, Hari Raya Santo Valentinus dihubungkan dengan cinta antara sepasang kekasih baru terjadi pada abad ke-14. Hal ini dipengaruhi juga oleh adanya kepercayaan bahwa tanggal 14 Februari adalah hari dimana burung-burung mencari pasangan untuk kawin. Kepercayan tersebut dapat dilihat pada karya Geoffrey Chaucer, yang berjudul Parlement of Foules (“Percakapan Burung-Burung”), yang ditulis pada tahun 1382, untuk menghormati pertunangan antara King Richard dengan Anne dari Bohemia. Dalam karyanya tersebut, Chaucer mengatakan
For this was on Seynt Volantynys day (“Bahwa inilah yang dikirim pada Hari Santo Valentinus”)
Whan euery bryd comyth there to chese [chose] his make [mate] (“Saat semua burung datang ke sana untuk memilih pasangannya”)
Pada zaman ini, sudah menjadi kebiasaan kebiasaan untuk bertukar catatan pada Hari Valentine, di antara sepasang kekasih, dan memanggil pasangan mereka “Valentine-ku” (My Valentine). Di dalam koleksi pernaskahan British Library di London, terdapat sebuah kartu Valentine yang berasal dari abad ke-14. Ada juga sebuah puisi Valentine yang masih bisa diselamatkan, yang ditulis oleh Charles, Duke of Orleans, untuk istrinya, pada tahun 1415. Puisi ini ditulis pada masa peristirahatannya di Tower of London, setelah kekalahannya pada Pertempuran Agincourt.
Ada kemungkinan juga bahwa banyak legenda yang mengkaitkan antara tanggal 14 dengan wafatnya St. Valentinus sebagai martir, lahir dari zaman ini. Beberapa legenda di antaranya, seperti :
Sore hari sebelum Santo Valentinus akan gugur sebagai martir, ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil kepada sipir penjaranya. Di situ dituliskan, “Dari Valentinusmu” (From your Valentine).
- Di saat Kaisar Claudius II melarang serdadu Romawi untuk menikah, secara diam-diam , Santo Valentinus membantu menikahkan mereka
Tradisi merayakan Valentine’s Day di Britania Raya ini, kemudian diadopsi juga di AmerikaSerikat. Kartu Valentine pertama, yang diproduksi secara masal, dicetak setelah tahun 1847 oleh Esther A. Howland (1828-1904) dari Worcester, Massachusetts. Ayahnya memiliki sebuah toko buku dan toko peralatan kantor yang besar, dan ia terinspirasi untuk menerbitkan sebuah kartu Valentine setelah menerima sebuah Kartu Valentine dari Inggris.
Di negara lain, juga terjadi tradisi untuk merayakan Hari Kasih Sayang ini. Dengan semangat yang sama, untuk mengekspresikan kasih saying antara laki-laki dan perempuan, ada juga Negara yang mempunyai tanggal tersendiri seperti Hari Valentine. Kebiasaan saling berkirim kartu juga diperluas, ada yang dengan saling memberikan permen atau cokelat, bertukar hadiah, berdansa bersama, dan sebagainya.
Di Jepang, pada Hari Valentine, para wanita selalu memberikan permen cokelat kepada pria yang mereka senangi. Khususnya para wanita yang bekerja di kantor, kebiasaan memberikan cokelat ini sudah menjadi satu kewajiban, sehingga dikenal istilah giri-choko, yang berasal dari kata giri, yang berarti kewajiban, dan choko, kependekan dari chokorēto, yang berarti cokelat. Bagi pasangan yang sudah saling mencintai, atau sudah mempunyai hubungan yang kuat (strong relationship), coklat yang diberikan dikenal dengan nama honmei-choko.
Satu bulan kemudian, atau tanggal 14 Maret, ada hari yang dinamakan “Hari Putih” (White Day). Pada hari ini, pria yang sudah mendapat coklat pada Hari Valentine, diharapkan memberikan sesuatu kembali kepada yang memberikannya. Namun, para pria biasanya hanya memberikan hadiah kepada yang telah menjadi kekasihnya saja. Awalnya, hadiah yang diberikan biasanya berupa cokelat putih (white chocolate) atau marshmallow, sehingga disebut White Day, namun pada perkembangannya, para pria sering memaknainya secara berbeda, sehingga hadiah yang diberikan pun biasanya berupa lingerie.
Di Korea, selain Hari Valentine, ada juga hari yang disebut sebagai “Hari Hitam” (Black Day), yang diperingati setiap tanggal 14 April. Pada hari ini, para pria yang tidak menerima apapun pada Hari Valentine, berkumpul bersama untuk menyantap Jajangmyun (bakmi yang disajikan dengan black sauce). Di Korea Selatan, ada juga Pepero Day, yang dirayakan setiap tanggal 14 November. Sama seperti Hari Valentine, pada hari ini, para pasangan muda juga saling bertukar hadiah-hadiah yang romantis.Pada kebudayaan Bangsa Yahudi, ada satu perayaan yang dinamakan “Festival Cinta” (hag haahava), yang dirayakan setiap tanggal 15 bulan Av-Tu B’av, atau sekitar akhir Bulan Agustus. Pada awalnya, pada perayaan ini, para gadis mengenakan daun berwarna putih dan menari di sebuah taman, sementara para pria menyaksikannya. Di zaman modern, hari ini biasanya digunakan untuk menyatakan cinta, mengajak menikah, atau saling bertukar hadiah, seperti kartu atau bunga.
Di Finlandia, Valentine’s Day disebut juga dengan nama “Ystävänpäivä”, yang berarti Hari Teman (Friend’s Day). Sesuai dengan namanya, pada hari ini, teman-teman lebih diutamakan untuk diingat, daripada seseorang yang dicintai. Di Slovenia, ada sebuah ungkapan yang mengatakan, “Santo Valentinus membawa kunci kepada akar-akar, sehingga pada tanggal 14 Februari, tumbuh-tumbuhan dan bunga mulai tumbuh.” Oleh karenanya, Valentine’s Day sendiri dirayakan dengan mulai bekerja di kebun atau lapangan pekerjaan yang lainnya, sedangkan hari yang dihubungkan dengan cinta adalah “Hari Santo Gregorius” (St. Gregory’s Day), yang dirayakan setiap tanggal 12 Maret.
Di Norwegia, Valentine’s Day dikenal dengan nama “Valentinsdagen”, yang dirayakan tidak telalu besar-besaran, hanya kebiasaan seperti bertukar kartu ucapan atau hadiah masih berlangsung juga. Di daerah utara Inggris, ada satu tokoh yang dikenal dengan nama “Jack” Valentine, yang pada hari ini, selalu mengetuk pintu depan setiap rumah, dan meninggalkan permen atau hadiah untuk anak-anak. Meskipun hadiah yang ditinggalkannya menarik, banyak anak-anak takut dengan tokoh misterius ini.
Di Indonesia, kebiasaan bertukar kartu ucapan atau saling memberikan hadiah juga ada. Selain itu, melewatkan waktu hanya berdua pada hari ini, juga sudah sering dilakukan. Bisa dengan berjalan-jalan di tempat-tempat yang disenangi, mendengar musik atau radio hanya berdua, makan siang di tempat-tempat yang romantis, atau melewatkan malam dengan sebuah candle light dinner. Dengan demikian, satu hari yang istimewa ini dapat memberikan kesan yang berarti bagi hubungan antara sepasang kekasih.
No comments:
Post a Comment